Kolaborasi untuk Kudus Apik dan Resik, Olah Sampah Alam Lestari

Kolaborasi untuk Kudus Apik dan Resik, Olah Sampah Alam Lestari

Revli menyebut, Kudus ASIK dapat menjadi motor penggerak dalam mendorong kesadaran warga, yang mana program ini sejalan dengan rancangan grand design pengelolaan sampah berkelanjutan di Kudus.

“Saya mengapresiasi upaya BLDF yang terus menunjukkan komitmen luar biasa dalam menciptakan perubahan nyata sekaligus memberdayakan masyarakat Kudus,” imbuh Revlisianto.

Sementara itu, Isman Ridhwansah sebagai influencer Kudus ASIK menilai bahwa masyarakat Kudus saat ini sudah semakin sadar akan pentingnya memilah dan mengelola sampah.

Karena itu, konten-konten edukasi mengenai pengelolaan sampah melalui media sosial harus dirancang secara kreatif. Hal ini akan memudahkan masyarakat dalam memahami isu tersebut.

Diskusi kali ini juga dihadiri oleh Deputy Program Manager Bakti Lingkungan Djarum Foundation, Redi J. Prasetyo. Dalam acara ini merupakan sesi yang mengedepankan pencapaian para mitra sekaligus pemberian apresiasi atas komitmen mereka dalam memilah sampah di Kabupaten Kudus.

“Kami berharap mitra yang terlibat akan terus bertambah, sehingga timbulan sampah organik di Kabupaten Kudus bisa terolah dengan baik,” terang Redi.

Dalam kegiatan kali ini, juga sebagai rangkaian peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2025. Pihak BLDF mengadakan diskusi bertema “Kudus ASIK menuju Kudus Ciamik” dan juga diisi lokakarya mitra bank sampah.

Agenda lokakarya tersebut untuk meningkatkan kapasitas mereka, dalam menciptakan solusi inovatif dan menghasilkan produk kreatif bernilai dari limbah yang dapat didaur ulang yang difasilitasi Ikbal Alexander, pendiri Kertabumi Recycling Center.

Untuk diketahui, Bakti Lingkungan Djarum Foundation memulai inisiasi penghijauan di Kota Kudus sejak tahun 1979. Hingga saat ini, Bakti Lingkungan Djarum Foundation melalui program Djarum Trees for Life telah menanam lebih dari 2 juta pohon yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.

Selain itu, BLDF melakukan penanaman pohon trembesi di sepanjang pantai utara (Pantura) Pulau Jawa, Pulau Lombok, Trans Jawa serta jalur Trans Sumatera.

Pihak BLDF juga melakukan konservasi Mangrove, konservasi lereng Gunung Muria dan Perbukitan Patiayam, penanaman di situs-situs bersejarah Indonesia serta lahan-lahan kritis.

(Arief Pramono)