Klaim Sukses Tembus Pertahanan Udara Israel, Komandan IRGC: Iran Siap untuk Perang Apa Pun
TRIBUNNEWS.COM – Militer Iran menyatakan tidak akan tunduk pada tekanan negara asing dan siap menanggapi segala bentuk agresi.
Hal itu diungkapkan Mayor Jenderal Hossein Salami, kepala panglima Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).
Berbicara dalam sebuah pertemuan dengan komandan senior IRGC pada Sabtu (5/4/2025), Salami mengatakan kalau Iran “sama sekali tidak khawatir tentang perang. Kami tidak akan memulai perang tetapi siap untuk perang apa pun.”
Ia menambahkan bahwa Iran telah mengembangkan strategi untuk mengatasi musuh mana pun dan untuk menangkal operasi psikologis dan serangan militer langsung.
“Namun, kami tidak akan mengambil satu langkah pun untuk menghadapi musuh,” tegas Salami.
Komandan IRGC Hossein Salami. (Masrawy)
Klaim Mampu Tembus Pertahanan Udara Israel
Salami mengklaim kalau serangan Israel terhadap konsulat Teheran di Suriah pada bulan April 2024, yang menewaskan beberapa perwira militer senior Iran, menandai dimulainya “konfrontasi global” di Timur Tengah.
Menurut Salami, saat itu serangan balasan Iran yang melibatkan ratusan rudal dan pesawat nirawak berhasil mengatasi apa yang disebutnya sebagai “wilayah udara paling dijaga ketat dalam sejarah.”
“Rudal kami menembus ilusi keamanan mereka,” kata jenderal itu, merujuk pada gaung Israel yang mengatakan kalau sistem pertahanan udara Tel Aviv tak bisa ditembus..
Namun, Yerusalem mengatakan pada saat itu bahwa serangan itu hanya mengakibatkan kerusakan kecil pada beberapa instalasi militernya.
Salami mencatat bahwa Israel masih rentan terhadap kemampuan militer Iran.
“Kami telah memperoleh pengetahuan dan formula untuk mengatasi musuh ini dan telah memasukkannya ke dalam semua elemen persenjataan dan peralatan kami,” katanya.
Komentar sang jenderal muncul saat konflik di Gaza terus berkecamuk dan di tengah berlanjutnya pertikaian antara AS dan Iran.
Pada akhir Maret, Menteri Luar Negeri Marco Rubio memperingatkan bahwa Washington dapat “mengambil tindakan” untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.
“Kami memiliki kemampuan untuk melakukan itu dan melangkah lebih jauh, bahkan mungkin mengancam rezim tersebut,” katanya.
Gambar yang diambil pada 10 November 2019 menunjukkan bendera Iran di PLTN Bushehr Iran, selama upacara resmi untuk memulai pekerjaan pada reaktor kedua di fasilitas tersebut. (Atta Kenare/AFP)
Trump Ancam Bom Iran
Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat serta Israel telah meningkat, dengan Presiden AS Donald Trump minggu lalu mengancam Iran dengan “pemboman yang belum pernah terlihat sebelumnya” dan sanksi tambahan jika Teheran gagal mencapai kesepakatan dengan Washington mengenai program nuklirnya.
AS mendesak Iran untuk memperbarui perundingan mengenai pemulihan kesepakatan nuklir 2015 yang secara sepihak ditarik Washington tiga tahun kemudian.
Trump mengklaim dalam pemerintahan pertamanya bahwa hal itu tidak banyak menghalangi Teheran untuk mendapatkan senjata nuklir.
Trump, yang telah membuktikan dirinya sebagai pendukung setia Israel sejak menjabat, memperingatkan bahwa jika “Iran tidak menyetujui perundingan yang ditawarkan, negaranya akan melancarkan serangan udara yang belum pernah terlihat sebelumnya.”
Ancaman terbaru Trump – yang lebih eksplisit dan keras daripada pernyataan sebelumnya – muncul setelah ia mengirim surat ke Iran, yang isinya belum diungkapkan, yang menawarkan negosiasi mengenai program nuklir negara itu.
Adapun Iran, mereka mengklaim bahwa program nuklirnya tidak mengancam pihak mana pun karena program tersebut ditujukan untuk menghasilkan listrik dan bukan untuk mengembangkan senjata nuklir.
(oln/rt/*)