Kisah Syofia, Pustakawan BI Bangka Belitung Kawal Literasi Keuangan Lewat Program Namu Regional 21 September 2025

Kisah Syofia, Pustakawan BI Bangka Belitung Kawal Literasi Keuangan Lewat Program Namu
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        21 September 2025

Kisah Syofia, Pustakawan BI Bangka Belitung Kawal Literasi Keuangan Lewat Program Namu
Tim Redaksi
PANGKALPINANG, KOMPAS.com –
Di balik dinding kaca sebuah gedung modern di pusat perkantoran Pangkalpinang, terdapat sebuah oase literasi yang sunyi namun hidup.
Inilah Perpustakaan Bank Indonesia (BI) Kepulauan Bangka Belitung, sebuah ruang di mana Syofia Arianditha (32) setiap hari menjadi ‘nadi’-nya.
Dengan desain futuristik, pendingin udara yang sejuk, dan koneksi WiFi gratis, perpustakaan ini jauh dari kesan kaku.
Rak-rak buku tertata rapi, memamerkan lebih dari 3.000 judul karya penulis dalam dan luar negeri.
Di sudut ruangan, sebuah kursi pijat elektrik siap memanjakan pengunjung, sementara di sisi lain, ruang bermain anak memastikan para orangtua bisa tenang menggali referensi.
Bagi Syofia, yang telah mengabdikan diri sebagai pustakawan di sini sejak 2021, pustaka yang buka untuk umum pukul 8.00-16.00 WIB ini, bukan sekadar ruang kerja. Ini adalah ladang ilmu yang ia rawat dengan sepenuh hati.
“Perpustakaan ini dikelola sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perpustakaan pusat Bank Indonesia, dalam meningkatkan kualitas dan kompetisi sumber daya manusia berbasis pengetahuan dengan ketersediaan ragam koleksi cetak maupun digital,” kata Syofia kepada Kompas.com, Minggu (21/9/2025).
Selain menjadi pustakawan, dia juga mengawal program Nampel Seru atau Namu (bertamu) setiap hari Rabu.
Program Nampel ini menjadi kegiatan rutin yang diresmikan pada 2024 oleh Penjabat (Pj) Gubernur Sugito dan Kepala BI Bangka Belitung Rommy S Tamawiwy.
“Dalam Nampel Seru ini pengunjung bisa memanfaatkan fasilitas pustaka sembari kami sosialisasi uang rupiah, kebanksentralan, sistem pembayaran dan perlindungan konsumen,” ujar Syofia.
Syofia menuturkan, program Nampel Seru menyasar pengunjung dari lembaga atau sekolah termasuk taman kanak-kanak (TK).
“Rombongan yang berjumlah 20 orang akan kami layani langsung di pustaka, kalau jumlahnya lebih banyak, ada ruangan aula yang bisa difungsikan,” ujar Syofia yang merupakan lulusan S1 Ilmu Perpustakaan dan Sains Informasi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung.
Menurut Syofia, bekerja sebagai pustakawati lebih banyak sukanya ketimbang duka.
Baginya, pustaka merupakan ladang ilmu yang selalu dikunjungi oleh orang-orang yang ingin belajar menjadi lebih baik.
“Memang aku dulunya kuliah di bidang pustaka, jadi sudah menjiwai. Lebih banyak sukanya karena kita berkecimpung dengan banyak referensi,” tutur ibu dua anak itu.
Ia pun berharap pustaka membawa manfaat lebih luas pada masyarakat salah satunya dalam program Nampel Seru.
Syofia mengatakan, pustaka hadir sebagai sumber informasi sekaligus referensi yang bisa dipertanggungjawabkan.
“Dalam era digital saat ini, pustaka menjadi pondasi ilmu pengetahuan yang tervalidasi saat jagat media sosial sulit menghindar dari serbuan berita bohong atau hoaks,” ucap Syofia.
Untuk bisa mengakses pustaka, pengunjung cukup membawa KTP atau kartu pelajar.
Sementara pada hari libur, layanan pustaka bisa diakses secara online melalui aplikasi iBI Library yang menyediakan buku digital (e-book).
“Secara umum koleksi kita memang bertema ekonomi, tapi ada juga buku ilmu pengetahuan alam, kedokteran, komik, majalah Bobo, fiksi dan surat kabar,” beber Syofia.
Syofia mengungkapkan, fasilitas pustaka sebenarnya sudah ada sejak gedung baru BI Bangka Belitung ditempati pada 2018.
Namun karena adanya pandemi Covid-19, pustaka mulai dibuka untuk umum tiga tahun kemudian.
“Saat pertama dibuka, masih social distancing (jaga jarak) karena masih suasana covid,” ujar Syofia.
Kini pustaka sudah bisa diakses secara lebih leluasa.
Lokasinya yang strategis di pusat perkantoran pemerintahan provinsi, membuat pustaka ini mudah dijangkau dan para pegawai pun bisa memanfaatkan waktu istirahat mereka untuk menyalurkan hobi baca dengan mudah.
Meskipun menempati ruang yang terbatas, pustaka BI Bangka Belitung sudah dilengkapi free Wifi, pendingin udara hingga kursi pijat elektrik.
Pengunjung juga bisa mendapatkan pemandangan yang lebih luas karena pustaka berada pada sisi depan gedung yang berdinding kaca.
Salah satu sumber referensi yang bisa ditemukan di pustaka ini adalah buku berjudul : Analisis Laporan Keuangan Perspektif Warren Buffet.
Buku setebal 83 halaman yang ditulis Francis Hutabarat ini menukil berbagai pandangan dari konglemarat asal Amerika tersebut, di antaranya mengupas Warren Buffet dan Keuangan, Warren Buffet dan Capital Expenditures.
Pada bab Warren Buffet dan Equity Bond misalnya, penulis mengisahkan Warren Buffet yang mengisi ceramah di Columbia University pada akhir 1980-an.
Di sana Warren menjelaskan tentang perusahaan dengan keunggulan kompetitif yang tahan lama, menunjukan kekuatan dan prediktabilitas yang begitu besar dalam pertumbuhan pendapatan.
Sehingga pertumbuhan mengubah saham mereka menjadi semacam obligasi ekuitas, dengan pembayaran kupon atau bunga yang terus meningkat.
Obligasi bagi Warren Buffet adalah saham/ekuitas perusahaan, dan pembayaran kupon/bunga bagi Warren Buffet adalah laba sebelum pajak perusahaan.
Buku lainnya yang patut dibaca yakni buku berjudul Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia yang diterbitkan Salemba Empat setebal lebih dari 1.000 halaman yang disertai tabel bunga dan contoh laporan keuangan.
Salah satu pengunjung bernama Duhaa dari Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Bangka Belitung, megatakan, keberadaan pustaka BI Bangka Belitung sangat bermanfaat dalam literasi ilmu pengetahuan dan semangat baca.
Pustaka tersebut juga membantu mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi mereka.
“Suasana nyaman, semoga ditambah koleksi metodologi penelitian,” ucap Duhaa.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.