Kisah Siswa SD Tangerang Berangkat Jam 4 Pagi Naik KRL ke Sekolahnya di Jakarta Timur
Penulis
TANGERANG, KOMPAS.com –
Perjalanan seorang siswa SD yang harus berangkat sejak pukul 04.00 WIB dari Tangerang menuju sekolahnya di Duren Sawit menarik perhatian publik setelah videonya viral.
Rutinitas panjang menggunakan KRL seorang diri itu memperlihatkan bagaimana ia tetap berupaya mempertahankan sekolah lamanya meski jarak rumah berubah jauh.
Kondisi ini sekaligus memunculkan kekhawatiran pihak sekolah terkait kesehatan serta keselamatannya.
Setelah berbagai pertimbangan, anak tersebut akhirnya bersedia tinggal sementara di rumah temannya agar perjalanan hariannya tidak lagi terlalu berat.
Video pertama mengenai perjalanan anak itu diunggah akun @
Jabodetabek24info
.
Dalam rekaman terlihat siswa berseragam SD menaiki KRL dari Tangerang menuju Stasiun Klender pada waktu subuh untuk berangkat sekolah. Perjalanan jauh yang ia tempuh setiap hari memicu perhatian publik.
Kepala Satuan Pelaksana (Kasatlak) Pendidikan Duren Sawit, Farida Farhah, mengonfirmasi peristiwa tersebut.
“Orangtuanya kan tetap berada di Tangerang ya, ibunya tetap berada di Tangerang sementara dia tinggal sama temannya di situ. Penilaian anak-anak ya, dia kehilangan ibunya, tidak sehari-hari dengan ibunya gitu,” ujar Farida saat dihubungi
Kompas.com
, Sabtu (22/11/2025).
Anak tersebut awalnya tinggal dekat sekolah, namun setelah ibunya yang seorang orangtua tunggal pindah ke Tangerang karena pekerjaan, ia tetap melanjutkan sekolah di tempat lama.
“Orangtuanya memang dulu tinggal dekat sekolah. Setelah pindah, anaknya tetap bersekolah di sana. Itu yang disampaikan pihak sekolah kepada kami,” kata Farida.
Baik sang anak maupun ibunya sempat menolak pindah sekolah.
“Orangtuanya juga sudah disarankan untuk pindah, tapi tidak mau juga orangtuanya untuk pindah. Sama dengan anaknya, karena merasa sudah nyaman dan tidak berkeberatan terkait dengan keberangkatan anak tersebut dari pagi,” jelas Farida.
Farida menambahkan, perjalanan yang panjang itu ternyata tidak menjadi keluhan bagi anak tersebut.
“Anaknya merasa sudah nyaman dan tidak keberatan terkait dengan keberangkatan anak tersebut dari pagi dengan perjalanan yang segitu panjangnya. Anaknya merasa juga enjoy juga gitu kan,” ungkapnya.
Meski awalnya menolak tawaran untuk tinggal dekat sekolah karena enggan berpisah dari ibunya, sang anak akhirnya bersedia menerima solusi sementara ini.
Sekolah bersama keluarga teman sang anak terus melakukan pendekatan hingga ia setuju.
“Saat ini dia sudah mau. Senin besok dia sudah berada di Duren Sawit, di wilayah Klender, bersama temannya laki-laki, di rumah temannya laki-laki, diurus oleh orangtua temannya,” kata Farida.
Keputusan ini diambil untuk menjaga kesehatan dan keselamatannya, mengingat ia harus berangkat sejak subuh tanpa alat komunikasi pribadi.
“Kalau dari sana itu dilepas sama ibunya sendiri, dia menitipkan sama penjaga di stasiun kereta. Jadi masuk sampai JakLingko aman, terus turunnya juga aman,” tambah Farida.
“Perlu kami jaga juga nih anak begitu. Jangan sampai juga ada apa-apa di jalan,” lanjutnya.
Rencana untuk memindahkan sang anak ke sekolah yang lebih dekat baru dapat diproses setelah pembagian rapor semester pada pertengahan Desember 2025.
Hingga proses tersebut berjalan, ia akan tetap tinggal di rumah temannya di Duren Sawit.
(Reporter: Omarali Dharmakrisna Soedirman | Editor: Larissa Huda)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kisah Siswa SD Tangerang Berangkat Jam 4 Pagi Naik KRL ke Sekolahnya di Jakarta Timur Megapolitan 23 November 2025
/data/photo/2025/11/22/6921bc3462d83.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)