Kisah Ridwan, Perawat Sapi Kurban di Semarang dengan Pijat dan Jamu Tradisional Regional 30 Mei 2025

Kisah Ridwan, Perawat Sapi Kurban di Semarang dengan Pijat dan Jamu Tradisional 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        30 Mei 2025

Kisah Ridwan, Perawat Sapi Kurban di Semarang dengan Pijat dan Jamu Tradisional
Tim Redaksi
SEMARANG, KOMPAS.com –
Di balik megahnya perayaan Idul Adha, ada sosok-sosok yang bekerja dalam senyap, memastikan hewan-hewan kurban agar tetap sehat dan siap untuk disembelih.
Salah satunya adalah
Muhammad Ridwan
, warga Kota Semarang yang sudah puluhan tahun berpengalaman merawat hewan kurban dengan cara yang istimewa.
Setiap hari, Ridwan harus memijat dan membuat jamu untuk hewan-hewan kurban di Kandang Penggemukan Sapi “Berkah Beef” milik Masjid Agung Kauman Semarang yang terletak di Komplek Pasar Induk MAJT MAS, Jalan Pelabuhan Ratu, Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang.
Ia memijat beberapa bagian tertentu, seperti punggung, leher, pengkol, hingga ekor belakang.
“Dulu saya dikasih ilmu dari bos-bos saya. Kalau ada sapi kurang sehat, dipijat-pijat biar bisa sehat dan prima lagi. Itu berguna biar sapi lebih rileks,” ucap Ridwan kepada
KOMPAS.com,
Jumat (30/5/2025).
Ridwan menyebut, sapi-sapi itu akan dipijat sebanyak satu hingga tiga kali, tergantung kondisi kesehatan sapi.
Biasanya, satu ekor sapi dipijat sekitar 25 menit. “Karena saya sudah tahu karakteristik sapi-sapi di sini, mana yang keras dan mana yang kalem. Jadi tidak pernah diseruduk atau ditendang,” ujarnya.
Uniknya, setelah dipijat, sapi-sapi di Kandang Penggemukan Sapi “Berkah Beef” lantas diberi
jamu tradisional
hasil olahan tangan Ridwan.
Jamu tersebut diperoleh dari campuran kunyit, jeruk, jahe, dan gula merah yang direbus dan disaring.
“Itu khasiatnya biar sapi lebih sehat, punya tenaga, dan bisa tetap segar sampai hari penyembelihan,” ucap Ridwan.
Lebih jelas, Ridwan mengatakan bahwa sapi-sapi yang dia rawat itu menghasilkan peningkatan kesehatan yang cukup signifikan.
Karena seluruh perawatannya sudah sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure), mulai dari kebersihan, pemberian makan tepat waktu, vitamin, hingga tambahan pijat dan jamu.
“Tentunya kita punya harapan atau target. Saya berusaha satu sapi bisa naik mencapai 1,5 kilogram. Karena ada sapi yang susah makan, ada yang gampang, rata-rata 1 kilogram,” pungkas Ridwan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.