Ruth sangat syok dan terpukul ketika pertama kali mendapatkan kabar bahwa rumah dan keluarganya hilang, diduga terseret banjir. Dia mengetahui informasi keluarganya hilang dari om-nya. Saat itu om-nya tersebut mengontak dia dan membuat status di WhatsApp (WA) terkait peristiwa banjir tersebut.
Saat itu Ruth meyakini keluarganya baik-baik saja, karena sebelumnya juga terjadi banjir dan keluarganya aman.
“Saya nggak bertanya karena sebelumnya juga pernah banjir di rumah, tetapi biasanya terlewatin. Esok paginya Om saya menanyakan kepada saya ini bagaimana, kenapa papa mamanya kok nggak ada kabar? Saya pikir mungkin karena banjir di rumah listriknya korslet,” katanya.
Setelah tak bisa dihubungi, pada Rabu (10/9) pagi, om-nya tersebut mendatangi rumah korban dan mendapati rumah sudah hanyut, lalu memberitahukan kepada Ruth.
Ruth juga ke Polres Badung untuk mendapat informasi tentang keberadaan keluarganya.
“Setelah tak bisa dihubungi om saya langsung datang ke rumah sini dan dia menelpon saya bahwa rumahnya sudah rubuh. Setelah itu saya langsung ke Polres Badung. Di sana dijelaskan rumah sudah rubuh dan ternyata orang tua saya tidak ada,” katanya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5347038/original/040996500_1757658207-1000917380.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)