Kisah Para Mahasisiwi Unpad, Tinggalkan Kuliah demi Jadi Relawan SAR Banjir Agam Regional 8 Desember 2025

Kisah Para Mahasisiwi Unpad, Tinggalkan Kuliah demi Jadi Relawan SAR Banjir Agam
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        8 Desember 2025

Kisah Para Mahasisiwi Unpad, Tinggalkan Kuliah demi Jadi Relawan SAR Banjir Agam
Tim Redaksi
AGAM, KOMPAS.com
– Bersama belasan relawan lainnya, Sesilia Rosanta (20) menginjakkan kakinya di lumpur yang dalam.
Ia memperhatikan kayu-kayu yang letaknya tak beraturan.
Penciuman dipasang baik-baik. Siapa tahu ada indikasi temuan mayat.
“Kemarin
full
jalur darat pencarian. Itu berlumpur banget, banyak gelondongan kayu, banyak cari di reruntuhan rumah, jadi banyak dibantu oleh ekskavator,” ujar perempuan yang akrab disapa Oca itu saat ditemui di Posko Tim SAR Gabungan di Salareh Aia, Palembayan, Agam, Sumatera Barat, pada Senin (8/12/2025).
Oca adalah salah satu relawan tim SAR untuk mencari korban hilang akibat
banjir bandang
yang terjadi pada Kamis (27/11/2025) sore.
Sebelum turun mencari korban hilang, Oca juga bertugas sebagai tim survei ke daerah-daerah terdampak dan penyalur bantuan.
Berstatus mahasiswa, Oca berangkat bersama belasan mahasiswa lainnya dari Jawa Barat naik mobil elf dan ambulans yang difasilitasi oleh pihak kampus.
Semuanya merupakan mahasiswa Universitas Padjajaran (Unpad).
“Saya berangkat yang pertama pasti untuk misi
kemanusiaan
dan representasi dari Unpad untuk membantu saudara-saudara kita di Sumatera,” tambah Oca.
Oca bersama tim
mahasiswa Unpad
lainnya menyusuri jalur darat menuju Palembayan, Agam, selama tiga hari lamanya.
Palembayan adalah wilayah yang terdampak banjir bandang dan menewaskan lebih dari 100 orang serta puluhan orang lainnya hilang.
Oca yang juga anggota organisasi pencinta alam SAR Unpad ingin mengaplikasikan dan belajar tentang penanganan bencana dan pencarian orang hilang.
Ia datang dan bergabung ke dalam tim SAR Gabungan di Posko Basarnas di Koto Alam, Salareh Aia Timur.
Oca kemudian masuk ke dalam salah satu dari lima tim SAR gabungan bersama Basarnas dan unsur-unsur lainnya.
“Saya sebagai anggota SAR Unpad, kegiatan ini jadi pembelajaran langsung dari lapangan, tempat belajar untuk melihat penanganan SAR. Di sini banyak
expert
, jadi bisa lihat langsung dari ahlinya,” kata perempuan yang berkuliah di jurusan Hubungan Internasional tersebut.
Kegiatan menjadi
relawan SAR
merupakan panggilan jiwa.
Oca dan belasan relawan mahasiswa Unpad pun meninggalkan kegiatan kuliah untuk turun langsung ke lapangan.
Mereka datang dari berbagai latar belakang organisasi mahasiswa di Unpad.
Semua satu misi, yaitu kemanusiaan.
“Ini saya lagi masa-masa UAS. Kami tim relawan dari mahasiswa yang berpartisipasi dapat dispensasi dari rektorat. Dispensasi tidak masuk kuliah dari tanggal 1 sampai 13 Desember,” kata Oca.
Ia meninggalkan tujuh mata kuliah yang diambilnya pada semester ini.
Namun, ia tetap bertanggung jawab pada urusan studinya.
“Di sini sempat
laptopan
dan
ngerjain
tugas dan proyek kuliah. Itu saya tetap bawa laptop untuk
ngerjain
tugas. Aku sih jujur enggak takut ketinggalan ya karena sudah dicicil di awal semester. Sebelum pergi sudah selesaikan beberapa tugas,” tuturnya.
Sebagai mahasiswi, Oca tak sendiri.
Ada rekannya yang lain, yaitu Azizah Nadhirah Zahra alias Jeje (19), Lutfiatun Nisa (23), dan Syahla Hanifah (22).
Mereka meninggalkan perkuliahan demi tugas kemanusiaan.
Apa yang dipelajari dan dilakukannya sebagai relawan SAR menambah pengalaman, relasi, dan tentu nilai-nilai solidaritas.
Jeje misalnya.
Ia mendapatkan pengalaman terkesan selama bertugas sebagai relawan SAR sejak Jumat (5/12/2025).
Ia tak menyangka bisa pergi ke Sumatera Barat dengan menempuh perjalanan darat.
“Kalau perjalanan ini
full
di mobil ke luar Jawa selama tiga hari ini baru pertama. Karena anak perempuan sendiri, awalnya enggak
diizinin
. Saya
jelasin
ke orangtua, kegiatan ini didukung kampus, akhirnya
diizinin
,” kata Jeje.
Oca juga punya pengalaman yang tak terlupakan.
Saat itu, ia bertugas melakukan penilaian ke lapangan sebelum menyalurkan bantuan kepada korban banjir bandang.
“Pengalaman pas
assesment
itu paling terasa
heart warming
dan akhirnya kasih bantuan ke posko donasi. Waktu itu kami sempat ada kegiatan
trauma healing
,” kata Oca.
Ia pun mendapat pengetahuan manajemen SAR seperti pembagian sumber daya manusia, komunikasi tim, dan manajemen operasi dari komandan tim SAR secara langsung.
“Jadi, enggak rugi saya
ninggalin
kuliah karena dapat
insight-insight
soal pencarian korban,” kata Oca.
Syahla, merupakan salah satu anggota tim relawan SAR dari Unpad lainnya yang juga terjun ke lapangan.
Berbadan agak mungil, ia turut menyusuri medan pencarian lewat sungai dan jalur-jalur berlumpur serta mendekat ke bangunan-bangunan roboh untuk mengecek dugaan temuan korban hilang.
Apa yang dilakukan oleh Syahla adalah aktivitas yang masih dianggap sebagian orang hanya untuk laki-laki.
Medan pencarian yang sulit dan perlu tenaga ekstra menjadi alasan yang sering disebut.
Namun, Syahla, Oca, dan Jeje bisa mematahkan anggapan tersebut.
SAR juga bisa untuk para perempuan.
“Apa yang dilakukan laki-laki kan bisa dilakukan oleh perempuan. Kami juga bisa berkontribusi dan punya persiapan pengetahuan, perlengkapan, dan berkoordinasi dengan posko utama,” kata Syahla.
Syahla bangga bisa bergabung dengan tim SAR di relawan di Palembayan.
Ia bisa berkontribusi dalam pencarian dan bisa belajar dari anggota tim SAR lain di lapangan.
Koordinator Operasi SAR Posko Gabungan Tanjung Alam, Likopa, mengapresiasi kehadiran para mahasiswi dari Unpad tersebut.
Mereka menjadi motivasi bagi seluruh tim karena kepedulian dari kaum muda terhadap bencana.
“Ini menambah personel kekuatan dan teman-teman yang terlibat operasi SAR pada hari ke-11 sehingga bisa kita atur jadwal
rolling
(pertukaran) anggota untuk istirahat,” kata Likopa di posko, Senin sore.
“Mereka sudah siap ditempatkan di mana saja karena sudah bawa peralatan
safety
untuk
rafting
maupun di darat. Saya acungi jempol,” tambah Likopa.
Menurutnya, banyak relawan dari mahasiswa dan mahasiswi yang terlibat dalam operasi SAR.
Likopa mengatakan, Basarnas juga turut aktif untuk melatih mahasiswa untuk menjadi potensi SAR yang siap bertugas dalam operasi bencana.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.