TRIBUNJATENG.COM – Kisah nyata satu dusun tak menggunakan hak pilihnya atau golput di Pilkada 2024.
Ratusan warga itu berdomisili di Dusun Begantung, Desa Darit, Kecamatan Manyuke, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat (Kalbar).
Terungkap alasan mereka kompak tidak datang ke tempat pemungutan suara (TPS) sebagai bentuk protes pada Rabu (27/11/2024).
Bahkan warga juga tidak ada yang mau menjadi Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Landak, Lisantu mengatakan, pihaknya telah menyediakan TPS di wilayah tersebut namun tidak ada yang datang mencoblos.
“Kami menghormati keputusan namun yang pasti TPS telah kami siapkan, petugasnya ada,” kata Lisanto kepada wartawan, Selasa (3/12/2024).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, warga tidak menggunakan hak pilihnya karena kecewa dusunnya belum teraliri listrik.
Sebab pada Januari 2024 lalu, sebelum pelaksanaan Pemilu, warga sempat melakukan aksi demonstrasi di Kantor Camat Menyuke dan menuntut pemasangan listrik dan mengancam golput.
Lisanto menyebut, wilayah tersebut memiliki 1 TPS dengan jumlah pemilih 238 orang, terdiri dari 135 laki-laki dan 103 perempuan.
“Berdasarkan data model C hasil KWK pemilihan bulati dan wakil bupati serta gubernur dan wakil gubernur, di TPS 008 tidak ada satupun warga yang menggunakan hak pilihnya,” ujar Lisanto.
Dalam pelaksanaan pemilihan, ucap Lisanto, KPU merekrut petugas KPPS dari luar dusun.
“Karena memang mereka sudah menyampaikan bahwa petugas pun mereka mempersilakan merekrut dari luar dusun,” ungkap Lisanto.
Lisanto menjelaskan, berdasarkan tahapan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya sosialisasi, termasuk turun ke dusun agar masyarakat menggunakan hak pilihnya.
“Sudah turun ke dusun, bersama kepolisian, tokoh masyarakat, sudah upaya di situ,” ucap Lisanto. (*)