Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Kisah Miris Warga Pedalaman Mamuju Tandu Pasien Sejauh 28 Km ke Puskesmas

Kisah Miris Warga Pedalaman Mamuju Tandu Pasien Sejauh 28 Km ke Puskesmas

Mamuju, Beritasatu.com – Nasib warga di Desa Salumakki, Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat sungguh memprihatinkan. Akibat akses jalan rusak parah, mereka harus menandu orang sakit hingga 28 kilometer (km) untuk sampai ke Puskesmas Karataun agar bisa dirawat.

Warga Salumakki membawa pasien bernama Juanda (36) dengan tandu sambil berjalan kaki melewati jalan rusak yang tidak bisa dilewati mobil. Demi menyelamatkan nyawa saudara yang lagi kritis, mereka rela menghabiskan waktu 10 jam menandu Juanda ke Puskesmas Karataun.

Sudah puluhan tahun jalan dari Desa Salumakki menuju pusat Kecamatan Kalumpang rusak berat. Jalan tidak dapat dilalui mobil. Hanya sepeda motor yang bisa melintasinya, itu pun harus ekstra hati-hati. Saat musim hujan, kondisi jalan berkubang, sama sekali tidak dapat dilalui kendaraan.

Pasien Juanda ditandu sejauh 28 km menuju fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan. Warga bergantian menandunya menggunakan bambu yang dirakit sedemikan rupa agar pasien dapat dievakuasi.

Warga harus berjuang keras jalan kaki sambil membawa pasien, melewati hutan belantara, naik turun gunung, dan menyeberang beberapa sungai agar sampai di puskesmas. Jalanan yang mereka lintasi sama sekali tidak beraspal. Kondisinya hanya tanah yang kiri kanannya penuh semak belukar.

Usai tiba di puskesma, Juanda yang menderita muntah darah langsung menjalani perawatan intensif. Untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut, pasien tersebut harus dirujuk ke Rumah Sakit Mitra Manakarra Mamuju.

Kepala Desa Salumakki Sopater Y Masinda mengatakan, warganya terpaksa menandu orang sakit sampai 28 km ke puskesmas lantaran kondisi jalan  sangat rusak dan tidak dapat dilalui ambulans.

“Jadi warga kami atas nama Juanda berumur 36 tahun ditandu oleh warga karena memang kondisinya memang sangat kritis. Sebelum saya ke Mamuju, saya sempat menjenguknya dan dia muntah darah,” kata Sopater kepada wartawan.

“Memang satu-satunya cara yang kami lakukan jika ada masyarakat kami yang kritis dengan cara ditandu, karena akses jalan desa kami belum bisa dilalui oleh kendaraan roda empat, termasuk ambulans masuk,” tambah dia.

Menurutnya, puluhan warga terlibat dalam menandu Juanda ke puskesmas sejauh 28 kilometer. Mereka membawanya secara bergantian.

“Kami menandu selama satu hari full, karena kami berangkat pukul 06.00 Wita dan tiba di puskesmas sekitar pukul 15.00 Wita,” ujar Sopater.

Ia menjelaskan, jalan menuju ke Desa Salumakki sudah lama tidak diperhatikan oleh pemerintah, sehingga setiap ada warga yang sakit maupun ingin melahirkan, warga terpaksa menandunya ke Puskesmas.

“Sejak terbentuknya desa itu, kondisi jalannya tidak pernah diperbaiki. Warga selalu kami tandu jika ada yang sakit. Hanya ada pustu (puskesmas pembantu) di desa kami,” jelasnya.

Warga Salumakki sangat berharap pemerintah memperbaiki jalan desa mereka. Hal ini penting dilakukan agar warga lebih mudah mengakses sarana kesehatan, pendidikan, dan mobilitas ekonomi bagi warga pedalaman Mamuju tersebut.

“Kami mewakili seluruh masyarakat, agar pemerintah yang punya peranan di situ mulai dari pemerintah daerah, provinsi dan pusat agar dapat memperhatikan kami, karena kami juga rindu akan kemerdekaan dalam hal akses jalan. Penduduk desa kami ada 1.592 jiwa. Ada tiga desa yang terisolasi yaitu Desa Masa, Sidang dan Salumakking,” harapnya agar tidak ada lagi warga yang menandu pasien sejauh 28 km.