Kisah di Balik 2 Wanita Kakak Adik di Kediri yang Ditemukan Tewas di Rumahnya Surabaya 6 Januari 2025

Kisah di Balik 2 Wanita Kakak Adik di Kediri yang Ditemukan Tewas di Rumahnya
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        6 Januari 2025

Kisah di Balik 2 Wanita Kakak Adik di Kediri yang Ditemukan Tewas di Rumahnya
Tim Redaksi
KEDIRI, KOMPAS.com 
– Temuan jenazah dua perempuan kakak adik di Desa Rembang Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten
Kediri
, Jawa Timur, masih menjadi perbincangan hangat masyarakat.
Jenazah Femala Purwiko Sari (45) dan adiknya, Yuyen Febriana Sari (44), ditemukan di dalam kamar rumah oleh seorang pencari rumput yang curiga dengan bau yang cukup menyengat pada Minggu (6/1/2025).
Bau itu berasal dari proses pembusukan dari jasad yang diduga meninggal sejak lima hari sebelumnya.
Kedua korban selama ini hidup di rumah peninggalan orangtuanya itu. Mereka diduga mengalami depresi yang dipicu oleh permasalahan keluarga maupun meninggalnya kedua orangtuanya beberapa tahun lalu.
Yuyun, sepupu korban mengatakan, kedua korban selama ini tidak bekerja dan tidak berumah tangga. Semua kebutuhannya bergantung pada uluran tangan keluarga lainnya.
“(Karena kondisinya itu) kebutuhan uang disuplai oleh Pak Lek (paman) dan keluarga dekat lainnya,” ujar Yuyun saat ditemui di lokasi kejadian, Minggu.
Pihak keluarga yang lain, menurutnya, juga kerap mengunjungi kediaman korban. Baik untuk sekadar mengantar makanan maupun mengirim peralatan rumah tangga yang dibutuhkan.
Bahkan, pihak keluarga juga sudah berupaya mengatasi depresi itu dengan mengobatkannya, agar gangguan mental tersebut tidak semakin parah.
Salah satu pengobatan itu dengan mengirim keduanya ke sebuah panti rehabilitasi milik seorang kreator konten yang cukup terkenal di Lamongan, Jawa Timur.
“Sepulang dari Lamongan itu, kondisinya membaik. Bahkan sempat datang takziah ke rumah kami,” ujar kerabat lain yang enggan disebut namanya.
Namun, kondisi yang membaik itu tak berlangsung lama diduga karena kurangnya bersosialisasi saat berada di rumah.
Kerabat tersebut juga mengungkap kehidupan korban sebelum depresi. Keduanya menjalani hidup normal dan mengenyam bangku pendidikan.
Kedua korban cukup terpelajar bahkan bisa menyelesaikan pendidikan yang cukup tinggi, yaitu bergelar sarjana.
“Mereka lulusan ITS dan Unair,” ujar kerabat tersebut.
Bahkan, salah satu korban, menurut kerabat perempuan itu, pernah juga mendapatkan panggilan pekerjaan di bidang pajak di Jakarta.
“Tapi panggilan itu tidak diambilnya. Orangnya (kedua korban) pintar-pintar,” ucapnya.
Polisi memastikan tidak menemukan tanda bekas penganiayaan pada jasad perempuan kakak adik yang ditemukan tewas membusuk di rumahnya di Desa Rembang, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Temuan oleh tim Inafis saat pemeriksaan di tempat lokasi kejadian itu nantinya akan dipadukan dengan hasil visum luar dari rumah sakit.
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Ngadiluwih Ajun Komisaris Polisi (AKP) Agung Saefudin mengatakan, visum luar itu berlangsung di RS Bhayangkara Kota Kediri.
“Visum sudah selesai. Tapi saya belum dapat laporan hasilnya,” ujar AKP Agung Saefudin pada
Kompas.com
, Minggu (6/1/2025) malam.
Sebelumnya diberitakan, warga Desa Rembang, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur dikejutkan dengan penemuan dua jenazah perempuan, Minggu (5/1/2025).
Penemuan bermula dari kecurigaan seorang pencari rumput yang mencium aroma busuk dari dalam rumah korban.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.