Kisah Adit Simpan Rindu buat Sang Ibu dari Sudut Panti Asuhan… Megapolitan 29 Juli 2025

Kisah Adit Simpan Rindu buat Sang Ibu dari Sudut Panti Asuhan…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juli 2025

Kisah Adit Simpan Rindu buat Sang Ibu dari Sudut Panti Asuhan…
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Rasa rindu yang mendalam kepada sang ibunda sering kali menghantui Adit (12), bocah yang tinggal di
Panti Asuhan
Kuntum Teratai, Kampung Melayu Kecil III, Bukit Duri,
Jakarta
Selatan.
Keterbatasan ekonomi keluarga memaksa Adit ikut neneknya yang bekerja sebagai pengasuh di Panti Asuhan Kuntum Teratai.
Dengan tinggal di panti, kebutuhan hidup dan sekolah Adit bisa terjamin dibandingkan ketika ia tinggal di kampung halamannya di Brebes, Jawa Tengah. 
Di sisi lain, Adit mau tinggal di panti karena ingin mengejar cita-citanya sebagai seorang tentara.
Namun, tinggal di
panti asuhan
membuat Adit jarang bertemu dengan ibunya yang tinggal di Brebes. Dalam setahun, ia hanya satu kali pulang ke Brebes ketika Lebaran. 
“Kadang aja sih Lebaran kalau pulang kampung ke Brebes. Aku sama kakak, sama nenek, karena nenek kerja di sini,” ucap Adit saat diwawancarai
Kompas.com
di lokasi, Selasa (29/7/2025).
Jika sedang berjauhan dengan sang ibu, Adit hanya bisa menyimpan rasa rindunya di sudut-sudut panti asuhan.
Setiap kali merasa rindu, Adit membayangkangkan wajah sang ibunda sambil mengirimkan sebait doa.
“Kadang-kadang kangen, karena ketemu satu tahun sekali. Paling cuma mengingat wajahnya, doain,” jelas Adit.
Meski sering rindu, Adit mengaku jarang sekali berkomunikasi melalui ponsel dengan ibunya.
Pasalnya, ia hanya bisa mencuri-curi waktu menggunakan ponsel ketika sekolah. Di luar itu, ponsel Adit harus dikumpulkan kembali ke pihak panti.
Menjalani kehidupan di panti asuhan awalnya tidak mudah untuk Adit. Ia pertama kali datang ke panti tahun 2019. 
Dalam perjalanannya, Adit pernah sangat ingin pulang ke Berebes untuk kembali ke pelukan sang ibu. Namun, sang nenek tak mau melepas Adit begitu saja.
Nenek Adit khawatir, kehidupan sehari-hari dan sekolah cucunya terbengkalai jika tak tinggal di panti.
“Pernah sekali (ingin pulang), tapi enggak jadi karena dinasihatin sama nenek mending di sini diurusin sama Bu Nina, dikasih makan, sekolah, kalau di sana kan enggak tahu,” ucap Adit.
Enam tahun berlalu, Adit semakin menikmati kehidupan di panti asuhan bersama teman-temannya. Ia juga terus tekun belajar agar cita-citanya menjadi tentara bisa terwujud.
Adit sadar, tidak mudah untuk meraih cita-citanya. Ia pun berusaha agar tidak selalu menyusahkan Nina selaku ibu panti dalam mengejar mimpinya.
“Penginnya dibantu jadi tentara tapi takut biayanya mahal dan nyusahin Bu Nina,” kata dia.
Adit berharap, ke depan ada jalan tak terduga yang mengantarkannya untuk menggapai cita-cita. Sebab, Adit ingin sekali membanggakan ibunya di kampung halaman.
“Penginnya banggain orangtua,” kata dia. 
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.