Kibarkan Kembali Merah Putih di Kramomongga Fakfak, Warga Gelar Ritual Adat sebagai Tanda Pulih
Tim Redaksi
MANOKWARI, KOMPAS.com –
Bendera Merah Putih akan kembali berkibar di Distrik Kramomongga, Kabupaten Fakfak, Papua Barat dalam upacara peringatan HUT ke-80 RI.
Bagi warga setempat, pengibaran bendera tahun ini bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah simbol kebangkitan dan pulih dari tragedi kelam dua tahun silam.
Warga berharap, tak ada lagi stigma negatif terhadap kampung tersebut pasca peristiwa kelam penyerangan hingga menewaskan kepala Distrik.
Tokoh Adat Paulus Heremba mengaku, masyarakat secara suka rela membuka sumbangan suka rela bawa kayu untuk membangun panggung upacara.
“Kami ingin pulih dengan stigma lama. Besok kami akan sukseskan perayaan HUT karena kami punya anak-anak masih punya masa depan,” kata Paulus Heremba.
Menyambut HUT RI, masyarakat akan melakukan ritual adat sekaligus penyerahan bendera merah putih sebagai tanda turut dan siap merayakan kemerdekaan.
Masyarakat kini bahu membahu membuat lapangan upacara dengan untuk persiapan pengibaran bendera merah putih.
Sementara para pemuda, beberapa hari terakhir sudah melakukan latihan upacara lengkap dengan pasukan paskibra.
Hal ini disampaikan oleh warga setelah Anggota Majelis Rakyat Papua MRP Papua Barat Abdollah Bareweri melakukan kunjungan ke Kampung tersebut Sabtu (9/8/2025).
“Puji syukur setelah saya melakukan kunjungan ke sana (Distrik Kramomongga) Masyarakat terutama, pemuda, orng tua termasuk pegawai distrik mereka antusias menyiapkan diri menghadapi peringatan HUT RI ke-80,” kata Anggota MRP Papua Barat Abdollah Bareweri.
Pada 2023, saat warga distrik Kramomongga tengah mempersiapkan panggung dan lapangan untuk upacara HUT RI ke-78 pada Selasa (8/8/2023), tiba-tiba terjadi insiden penyerangan.
Fasilitas umum seperti sekolah dan kantor distrik dibakar. Pilunya, terjadi pembacokan terhadap Kepala Distrik Darson Hegemur hingga meninggal dunia.
“Artinya masyarakat tidak ingin lagi ada stigma negatif. Mereka ingin pulih. Bahkan bicara tentang 17 Agustus mereka siap mensukseskan,” kata Bareweri.
Bareweri mengatakan, selain pemulihan kampung dari tragedi tersebut, ada hal lain yang perlu diperhatikan.
Warga di Distrik itu masih memiliki keterbatasan sarana dan prasaran seperti fasilitas bangunan sekolah, kantor distrik dan juga sarana Air bersih.
“Warga dan tokoh adat di sana berharap pemerintah memperhatikan kekurangan yang ada seperti bangunan rumah dan sekolah SMA, perbaikan kantor distrik dan air bersih serta listrik,” kata Abdollah.
Abdollah mengaku aspirasi masyarakat ini akan dilanjutkan kepada pemerintah Daerah dan pemerintah provinsi agar warga di Kramomongga dapat diperhatikan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kibarkan Kembali Merah Putih di Kramomongga Fakfak, Warga Gelar Ritual Adat sebagai Tanda Pulih Regional 9 Agustus 2025
/data/photo/2025/08/09/689736fde73ca.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)