FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Pengelola KFC Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) mencatat rugi bersih mencapai Rp557,08 miliar pada Kuartal III-2024. Hal itu disebut imbas boikot.
Angka kerugian itu membengkak sebesar 265,5 persen secara tahunan atau year on year (YoY). Secara teknis, kerugian ini karena pendapatan emiten pengelola KFC Indonesia milik Keluarga Gelael dan Grup Salim yang tercatat menurun.
Dikutip dari JawaPos, Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan FAST turun sebesar 22,28 persen YoY menjadi sebesar Rp3,59 triliun pada Kuartal III-2024. Adapun pada kuartal yang sama tahun 2023, FAST berhasil membukukan pendapatan mencapai Rp4,61 triliun.
Saat ini, FAST telah menutup sebanyak 47 gerai KFC di Indonesia sejak akhir tahun 2023 lalu. Sehingga total gerai yang kini dimiliki tinggal berjumlah 715 restoran.
“Pada tanggal 30 September 2024, perusahaan mengoperasikan 715 gerai restoran, sedangkan per 31 Desember 2023 jumlahnya 762 gerai restoran,” ungkap FAST lewat laporan keuangannya, dikutip Rabu (6/11).
Sementara itu, Grup KFC mempunyai 13.715 karyawan, turun signifikan dari periode 31 Desember 2023 sejumlah 15.989 karyawan.
Lebih rinci disebutkan penurunan pendapatan itu, terdiri dari penjualan makanan dan minuman sebesar Rp3,57 triliun, atau turun 22,32 persen YoY. Lalu disusul oleh pendapatan lain dari komisi atas penjualan konsinyasi tercatat sebesar Rp15,36 miliar, atau turun 10,96 persen YoY.
Selanjutnya, pendapatan dari jasa layanan antar yang juga menurun menjadi Rp1,41 miliar pada Kuartal III-2024, atau turun 31,67 persen YoY.
Seiring dengan penurunan pendapatan, beban pokok penjualan FAST pun ikut menurun sebesar 12,36 persen YoY menjadi Rp1,50 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,72 triliun.