Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

KFC dan Pizza Hut di Turki Bangkrut, Efek Boikot Produk Terafiliasi Israel

KFC dan Pizza Hut di Turki Bangkrut, Efek Boikot Produk Terafiliasi Israel

PIKIRAN RAKYAT – Mantan pemilik dan operator restoran KFC dan Pizza Hut di Turki, Is Gida telah mengajukan kebangkrutan dengan utang 7,7 miliar lira Turki (Rp3,4 triliun). Kebangkrutan dua restoran makanan cepat saji itu diumumkan oleh CEO perusahaan, Ilkem Sahin.

“Sekarang setelah ada di berita, saya dapat dengan jelas mengatakan bahwa kenyataan yang kami hadapi hari ini adalah utang miliaran lira Turki, perusahaan yang tidak bergerak disita oleh bank dan lembaga negara, termasuk pabrik kami, dan semua tabungan saya yang telah saya janjikan sebagai jaminan,” tuturnya.

Proses kebangkrutan menyebabkan hilangnya sekitar 7.000 pekerjaan dengan 537 restoran yang dioperasikan oleh perusahaan ditutup di Turki. Kebangkrutan terjadi setelah Yum! Brands, pemilik rantai makanan cepat saji internasional, mengakhiri perjanjian waralaba dengan Is Gida pada 8 Januari 2025.

“sebelum penghentian, Yum! Merek terlibat dengan IS Gida selama beberapa bulan untuk memberikan bantuan dan menyelesaikan masalah utama, tetapi IS Gida pada akhirnya tidak dapat mempertahankan kepatuhan terhadap standar kami dan mematuhi ketentuan dasar perjanjian waralaba kami,” ujar Kepala keuangan dan waralaba Yum! Brands, Chris Turner.

Karyawan Dipecat Tanpa Digaji

Daily Sabah melaporkan bahwa banyak karyawan diberhentikan tanpa menerima gaji mereka. Hal itu memicu protes di Istanbul, Ankara, dan Izmir.

Seorang manajer di salah satu dari 283 restoran KFC di negara itu, Abdurrahim Seven mendesak Yum! CEO Brands David Gibbs dan CEO KFC Scott Mezvinsky untuk membahas masalah ini dalam unggahan LinkedIn.

“Kami, ribuan karyawan, masih mengharapkan kabar positif dari Yum! Merek. Mengenai operasi Türkiye, kami tidak menyuruh Anda untuk datang atau pergi, kami hanya menginginkan pernyataan yang jelas sehingga kami dapat merencanakan hidup kami sesuai dengan itu,” katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Middle East Monitor.

Penutupan itu terjadi di tengah boikot yang lebih luas terhadap merek-merek Barat di Turki dan wilayah yang lebih luas atas hubungan mereka dengan Israel penjajah, yang telah menewaskan lebih dari 47.000 orang di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Sementara itu, Yum! Brands melaporkan hasil keuangan yang kuat, membukukan laba bersih sebesar 1,49 miliar dolar AS (Rp24,3 triliun) untuk tahun 2024, mendorong sahamnya naik lebih dari 8 persen di Bursa Efek New York.***

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

Merangkum Semua Peristiwa