Liputan6.com, Yogyakarta – Bulan Zulhijah merupakan salah satu bulan mulia dalam kalender Hijriah yang memiliki keistimewaan khusus, terutama pada sepuluh hari pertamanya. Periode ini dianggap sebagai waktu yang paling utama untuk beribadah setelah bulan Ramadan, dengan berbagai keutamaan yang telah ditetapkan dalam syariat Islam.
Mengutip dari berbagai sumber, sepuluh hari pertama Zulhijah mengandung nilai ibadah yang sangat tinggi. Amalan saleh yang dilakukan pada hari-hari tersebut mendapatkan pahala berlipat ganda dibandingkan waktu lainnya.
Setiap bentuk ketaatan, mulai dari salat wajib dan sunah, sedekah, hingga membaca Al-Qur’an, akan ditinggikan derajatnya menjadi amalan yang dicintai oleh Allah SWT. Salah satu keutamaan utama pada periode ini adalah terbukanya pintu ampunan seluas-luasnya.
Sebagaimana dalam Surat Ali Imran ayat 31, hakikat cinta Allah kepada hamba-Nya tercermin melalui pengampunan dosa-dosa, bukan semata-mata melalui pemberian kekayaan atau kedudukan duniawi. Ibadah puasa menjadi salah satu amalan yang sangat dianjurkan selama sepuluh hari awal Zulhijah.
Puasa juga menjadi sarana peningkatan kualitas ibadah-ibadah lainnya. Secara khusus, puasa pada hari Arafah (9 Zulhijah) memiliki keutamaan dapat menghapus dosa satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang.
Selain puasa, dianjurkan pula untuk memperbanyak istigfar dan evaluasi diri. Proses evaluasi diri ini membantu seorang muslim untuk menyadari kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat sekaligus memantapkan tekad untuk menjadi lebih baik.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4104854/original/037203900_1659064080-6398519.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)