Ketika Wartawan Tak Mudik Lebaran…
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Momen Lebaran selalu identik dengan mudik. Namun, bagi beberapa orang,
mudik Lebaran
adalah sesuatu yang sulit untuk dilakukan karena tanggung jawab pekerjaannya.
Thifal (29) sudah sembilan tahun tidak merayakan Lebaran dengan segala euforia bersama keluarganya di rumah.
Kariernya sebagai jurnalis televisi membuat Thifal harus rela belakangan mudik Lebaran dibandingkan masyarakat pada umumnya.
“Lebaran tepat waktu di rumah ya? Belum pernah lagi sih,” ujar Thifal, kepada Kompas.com, Kamis (3/4/2025).
Biasanya, Thifal harus menyesuaikan jadwal mudiknya dengan ketersediaan SDM di tempat ia bekerja, sehingga tidak ada kekosongan posisi saat ia pulang ke rumahnya di Pekanbaru, Riau.
Sering kali, Thifal baru bisa mudik jauh setelah momen Lebaran dirayakan masyarakat pada umumnya.
Satu minggu pasca-Lebaran adalah waktu paling cepat yang Thifal dapatkan untuk mudik.
Bahkan, kali ini Thifal baru akan berkesempatan pulang di akhir bulan.
“Paling cepat sih satu minggu setelah Lebaran ya. Tapi, kadang menyesuaikan lagi kalau kebutuhan timnya masih ada setelah itu ya tinggal dicocok-cocokkan lagi saja di jadwal dengan koordinator liputan,” ujar dia.
Saat pertama kali merayakan Lebaran jauh dari keluarga, Thifal merasa asing dengan suasana yang ia hadapi.
Saat itu, Thifal masih bekerja di stasiun televisi di Bandung.
Menurut Thifal, beberapa hari menjelang Lebaran selalu identik dengan kata libur dan mudik.
Bayangan akan merasakan liburan seperti saat berkuliah sudah merayap. Namun, faktanya Thifal justru harus bekerja.
Alih-alih berpikir tentang rencana jalan-jalan ke rumah sanak saudara, Thifal harus memikirkan topik atau rencana liputan yang harus diambil, dan sebagainya.
“Biasanya kan menuju Lebaran baik buat liburan pergi main ketemu teman, singgah ke keluarga. Tapi kondisinya awal-awal tahun malah kepikiran buat kerja. Cari materi, mikirin
angle
liputan mau ngambil soal apa. Merhatiin orang pada liburan. Di satu sisi kayak aduh harusnya aku yang pergi jalan, kenapa aku malah mantauin orang,” ujar Thifal.
Setelah bertahun-tahun menghadapi hal yang sama, Thifal merasa dirinya bisa bersikap lebih bijaksana selayaknya orang dewasa.
Ia akhirnya bisa menerima konsekuensi pekerjaannya di bidang jasa informasi.
“Ini risiko kerja kita di bidang jasa, jasa informasi. Ya terima saja segala risikonya, kita juga akan tetap libur ya,” kata dia.
Seperti masyarakat pada umumnya, makanan adalah salah satu hal yang paling ditunggu-tunggu Thifal saat Lebaran.
Sebagai orang berdarah Sumatera, Thifal selalu menyukai rendang yang biasanya disajikan saat Lebaran.
Selain itu, makanan Padang lainnya seperti tambusu juga sangat ditunggu Thifal saat berkunjung ke keluarga besar di Sumatera Barat.
“Jelas makanan-makanan khas kampung tuh banyak tuh. Rendang, ada tambusu kadang kalau mau pergi jalan-jalan ke Bukittinggi waktu pulang kampung,” kata dia.
Selain itu,
makanan khas Lebaran
seperti opor ayam juga selalu dinanti Thifal.
Thifal tidak mengeluhkan keterlambatan mudiknya, karena ia sadar bahwa hal tersebut sudah menjadi konsekuensi dari pekerjaannya.
Jurnalis Kompas TV itu juga menyebutkan bahwa orang yang bekerja di bidang jasa yang lain juga mengalami hal serupa.
“Dan entah itu masinis, entah pilot, entah
flight attendant
, apalagi sopir Transjakarta. Ya apapun bidang-bidang yang di sektor-sektor jasa yang bekerja untuk saat ini. Mau enggak mau suka-enggak suka harus mengorbankan hari liburnya demi menjalankan tugas,” ujar Thifal.
Pekerjaan Thifal di bidang jasa selalu mendapat dukungan dan pemahaman dari keluarganya yang secara jarak sudah tersebar jauh.
Thifal bercerita bahwa ibunya pernah bekerja sebagai perawat di rumah sakit.
Tentu saja, pekerjaan itu menyita waktu ibunya bahkan saat momen Lebaran.
Ditambah, saat ini adiknya sedang melanjutkan studi residen di kota lainnya, Yogyakarta.
Jarak yang membentang jauh di antara anggota keluarga ini pada akhirnya diterima dengan lapang dada.
Agar tetap dapat terhubung di momen Lebaran, biasanya keluarga Thifal melakukan panggilan video (video call) jika memungkinkan.
“Kalau kangen mudik, ya paling
video call
. Kalau enggak
video call
ya telepon biasa dulu.
Video call
bareng-bareng,” ujar Thifal.
Terlepas dari sulitnya pulang di momen Lebaran, orangtua dan kedua adik Thifal terus mendukung kariernya di perantauan.
Tidak ada desakan atau kritik apapun terkait pekerjaannya.
“Orangtua pun sampai detik ini mereka masih mendukung saya buat kerja di bidang ini. Dan enggak ada kritik apapun lah soal risiko-risiko kerja yang saya hadapi sekarang,” kata dia.
Dengan mengesampingkan konsekuensi yang harus diterima jadi pekerjaan sebagai jurnalis, Thifal merasa banyak belajar dari profesinya ini.
“Profesi jadi wartawan ini ngasih aku banyak hal yang bahkan nggak pernah kudapatkan, yang kurangkan nggak akan kudapatkan di pekerjaan-pekerjaan lain,” katanya.
Setiap hari, Thifal selalu mendapatkan dan mempelajari hal baru.
Menurut Thifal, pekerjaannya terasa seperti belajar di bangku perkuliahan lagi, tapi tanpa ada biaya yang harus dibayarkan setiap semesternya.
“Aku makanya selalu bilang kalau kerja jadi wartawan, kataku selalu kuliah setiap hari tanpa harus bayar uang kuliah, tanpa harus bayar uang SPP,” tambah Thifal.
Wartawan lainnya, Candra (25) menghadapi Lebaran jauh dari keluarga sedikit berbeda dengan Thifal.
Candra tiga tahun tidak mudik karena harus berkerja di lapangan. Ia mengaku sedih saat melihat momen Lebaran orang lain.
“Tahun 2023 gue di Surabaya, 2024 di Jakarta lagi. Tahun ini juga sama,” kata dia saat dihubungi Kompas.com, Kamis (3/4/2025).
Pemandangan yang ia saksikan sedikit banyak mengingatkannya pada kenangan masa kecilnya saat merayakan Lebaran bersama keluarga di rumahnya di Tegal, Jawa Tengah.
“Bukan nangis sih, kayak berlinang air mata karena dengar takbiran, kita enggak bisa ngerasain vibes itu lagi. Dulu kan malam takbiran kita mainan petasan lah, mainan sama teman. Sekarang udah enggak ada lagi,” ungkap Candra.
Untuk melepaskan rasa rindunya kepada keluarga, Candra hanya bisa melihat kembali foto lama dan melakukan panggilan video atau video call.
“Cara gue mengobati kerinduan paling sekadar video call sama keluarga, sering lihat foto-foto 2018, 2019, memorable aja gitu,” kata Candra saat dihubungi Kompas.com, Kamis (3/4/2025).
Satu hal yang paling dirindukan Taufiq (26), seorang jurnalis yang bekerja di Jakarta adalah momen berkumpul bersama keluarga.
Menurut Taufiq, Lebaran adalah waktunya berkumpul dan bersilaturahmi dengan sanak saudara. Melihat keponakannya yang tumbuh menjadi lebih besar dari terakhir kali ia temui.
Meskipun terlambat, Taufiq tetap berencana akan mudik ke rumahnya di Majalengka, Jawa Barat. Namun, momen berkumpulnya keluarga besar itu sudah berakhir ketika Taufiq sampai di rumah nanti.
“Ngumpulnya sih. Kalau Lebaran itu keluarga besar kumpul, dari kakek, nenek, saudara-saudara. Seru gitu, ada ponakan-ponakan. Tapi kalau nanti saya pulang, ya udah enggak ada. Udah pada balik semua,” kata Taufiq saat dihubungi, Kamis.
Lebaran 2025
ini menjadi kali ketiga Taufiq tidak ikut berkumpul bersama keluarganya.
Ia justru harus bertugas meliput momen pejabat berkumpul bersama keluarganya, atau memantau arus mudik bersama polisi.
Taufiq hanya bisa pasrah dan mengikhlaskan ketidakhadirannya di acara kumpul keluarga besarnya di rumah.
Meskipun ia akan pulang juga, Taufik merasa momen kumpul keuarga saat Lebaran itu tidak akan bisa digantikan dengan apapun.
“Enggak ada cara lain kalau kayak gitu mah udah, enggak bisa digantikan (momen Lebaran). Itu mah udah diikhlasin aja,” tambah dia.
Jauh di kampung halaman, orangtua Taufiq hanya bisa berpesan agar anaknya selalu menjaga kesehatan dan ibadahnya.
Taufiq mengatakan bahwa orangtuanya paham dengan
konsekuensi pekerjaan
di bidang jasa informasi ini.
“Ya yang penting jaga kesehatan, terus puasanya dijalani dengan baik, jangan bolong-bolong,” pesan orangtua kepada Taufiq.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Ketika Wartawan Tak Mudik Lebaran… Megapolitan 4 April 2025
/data/photo/2025/04/03/67ee6c04617b5.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)