Kesedihan Penjual Bunga TPU Karet Bivak di Musim Hujan: Peziarah Sepi Megapolitan 21 Februari 2025

Kesedihan Penjual Bunga TPU Karet Bivak di Musim Hujan: Peziarah Sepi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        21 Februari 2025

Kesedihan Penjual Bunga TPU Karet Bivak di Musim Hujan: Peziarah Sepi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com

Penjual bunga
Marlia (26) menceritakan kesedihannya saat peziarah sepi di
TPU Karet Bivak
, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Pendapatnya menurun hanya memperoleh Rp 100.000 – Rp 150.000 untuk makan sehari-hari.
“Kalau lagi sepi itu cuma Rp100.000 sampai Rp150.000 yang cuma bisa buat makan doang terus habis uangnya,” kata Marlia saat diwawancarai pada Jumat (21/2/2025).
Marlia mengaku bahwa sebagai penjual musiman, ia tidak memiliki pendapatan tetap setiap bulan.
Ia hanya berjualan bunga menjelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
Saat ini, Marlia juga mengeluhkan datangnya Ramadhan yang bertepatan dengan
musim hujan
.
“Duka lainnya kalau musim hujan seperti sekarang, peziarah makin sepi,” tuturnya.
Menurut Marlia, kondisi kuburan yang becek dan licin selama musim hujan membuat peziarah enggan datang.
“Kalau hujan juga bunga jadi lebih layu,” lanjutnya.
Penjual bunga lainnya, Rani (47) juga merasakan kesulitan sebagai pedagang musiman.
“Sedih karena enggak ada pemasukan yang stabil, setiap hari belum tentu ada yang beli bunga tabur juga,” ungkap Rani.
Ia menambahkan bahwa musim hujan semakin memperburuk keadaan, karena bunga cepat layu akibat air hujan.
Shafna (25),
penjual bunga
lainnya, juga harus menerima kenyataan sebagai pedagang musiman.
“Sebagai penjual cuma bisa meratapi nasib saja, kalau lagi sepi peziarah, harus banyak-banyak sabar,” ujarnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.