Jakarta, CNN Indonesia —
Salah satu tawanan Palestina yang sempat berada di penjara Israel, Fareed Najm, mengungkapkan kengerian yang yang dilalui para tahanan di jeruji besi negara itu.
Najm bercerita pihak berwenang Israel tak memberi air minum bersih atau makanan yang cukup untuk para tahanan Palestina.
“Kami sangat menderita di penjara,” ujar Najm, seperti dikutip Al Jazeera, Sabtu (25/11).
Saat perjalanan pulang ke Nablus pun, dia mengalami perlakuan yang tak layak dari Israel.
“Kami telah dipermalukan dalam perjalanan pulang. Mereka selalu memperlakukan kami dengan cara yang sangat buruk,” imbuh dia.
Najm merupakan salah satu tahanan Palestina yang dibebaskan di bawah kesepakatan gencatan senjata.
Dia mengaku senang bisa menghirup udara segar setelah sekian lama di penjara Israel. Najm juga menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Gaza yang terus melawan tentara Zionis.
“Saya ingin berterima kasih kepada masyarakat di Gaza atas perlawanan mereka. Dan, semoga Tuhan memberkati mereka dengan kesabaran,” ujar Najm.
Israel dan Hamas sepakat gencatan senjata selama empat hari yang mulai berlaku sejak 10 November pukul 07.00 waktu setempat atau pukul 12.00 WIB.
Kesepakatan itu mencakup jeda pertempuran, lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza, hingga pertukaran tahanan.
Menyoal pertukaran tahanan, di hari pertama gencatan senjata Israel membebaskan 39 tahanan dari penjara negara tersebut.
Sementara itu, Hamas membebaskan 13 warga Israel dari Gaza. Milisi ini juga membebaskan 10 warga Thailand dan satu warga Filipina yang tak termasuk dalam kesepakatan gencatan senjata.
Gencatan senjata ini muncul usai Israel menggempur Palestina selama 49 hari. Sepanjang agresi, mereka menyerang warga dan objek sipil seperti sekolah hingga rumah sakit.
Imbas serangan Israel, lebih dari 14.800 warga di Palestina meninggal.
(isa/bac)
[Gambas:Video CNN]