Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Kesaksian Penjaga Minimarket saat Bos Rental Ditembak, Ahmad Trauma hingga Tak Mau Mengingat – Halaman all

Kesaksian Penjaga Minimarket saat Bos Rental Ditembak, Ahmad Trauma hingga Tak Mau Mengingat – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Penjaga minimarket di Rest Area KM 445 Tol Tangerang-Merak ceritakan detik-detik penembakan bos rental, Ilyas Abdurrahman.

Ahmad, pegawai minimarket tersebut menyaksikan detik-detik Ilyas tersungkur dengan darah yang mengucur.

Ia melihat dengan jelas Ilyas berupaya menyelamatkan diri dengan masuk ke minimarket tempatnya bekerja saat penembakan tersebut.

Suasana panik pun menyelimuti Ahmad ketika tahu banyak darah berceceran di lantai minimarket.

“Jadi ada satu yang ketembak itu dibawa ke dalam sini.”

“Saat itu darah berceceran banyak banget,” kata dia, saat ditemui di lokasi, Jumat (3/1/2025).

Sebelum peristiwa penembakan, Ahmad menuturkan bahwa pelaku sempat masuk ke minimarket untuk menanyakan lokasi toilet.

“Pelaku masuk ke sini buat nanya toilet. Langsung saya jawab toiletnya enggak ada.”

“Karena ini rest area, saya tunjukkan toiletnya,” jelasnya.

Setelah pelaku keluar menuju ke toilet, tiba-tiba Ahmad mendengar suara keributan.

“Nih, enggak lama dari itu terjadilah keributan. Setelah itu, terjadilah penembakan,” ungkapnya kepada Kompas.com.

Ia pun mengaku trauma dan enggan mengingat tragedi berdarah tersebut.

“Saya trauma banget lihatnya. Saya sudah enggak mau inget lagi,” ungkap Ahmad.

Diketahui aksi penembakan tersebut terjadi pada Kamis (2/1/2025) dini hari.

Ilyas Abdurahman adalah bos rental yang mobilnya hendak digelapkan tewas tertembak.

Tak hanya Ilyas, rekanannya bernama Ramli juga jadi korban penembakan.

Ramli ikut tertembak saat membantu Ilyas ketika melakukan penarikan mobil.

Ramli sempat kritis karena luka tembak di bagian lengan yang tembus hingga perutnya.

Beruntung, ia mendapatkan pertolongan pertama di RSUD Balaraja.

Demikian yang disampaikan Anita, istri dari Ramli.

“Kami ditelepon bapak katanya ketembak dan posisinya sudah di rumah sakit di Balaraja,” ujarnya, Sabtu (4/1/2024)

Anita yang mendapatkan kabar tersebut pun langsung bergegas ke RSUD Balaraja bersama anaknya.

Namun, sesampainya di rumah sakit, Anita dikabari bahwa RS Balaraja tak mampu memberikan perawatan intensif.

Sehingga, Rami harus segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang memiliki alat lebih lengkap.

Kepada TribunJakarta.com, Anita sempat kebingungan lantaran Ramli sempat ditolak di sejumlah rumah sakit, termasuk di RS Polri.

RS Polri, ujar Anita saat itu mengabari bahwa rumah sakitnya sedang penuh dan tak bisa menerima pasien baru.

“Dari RS Balaraja tak sanggup, sehingga harus dirujuk ke rumah sakit yang punya alat lebih lengkap.”

“Waktu itu RS Polri penuh, rumah sakit lain juga penuh,” ujarnya.

Beruntung, Ramli bisa diterima di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan mendapatkan perawatan intensif.

“Saat sampai di sini, langsung ditangani, langsung ke ruang operasi,” tuturnya.

Ramli pun akhirnya bisa melewati masa kritisnya.

Begitu, Ramli saat ini masih belum sadarkan diri dan peluru masih belum berhasil diambil.

“Kemarin ada pendarahan di paru, masih pendarahan. Lalu dioperasi untuk membenarkan dulu bekas jalan pelurunya.”

“Dari dokter baru ngabarin keadaan pasien baik dan sekarang menunggu tindakan kedua,” sambungnya.

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci)(Kompas.com, Intan Afrida Rafni)