Kerajinan Tenun Serat Gamplong, Magnet Utama Desa Wisata Gamplong

Kerajinan Tenun Serat Gamplong, Magnet Utama Desa Wisata Gamplong

Kerajinan tenun serat gamplong tak hanya berupa kain bernilai ekonomis, melainkan juga karya seni penuh makna. Saat ini, kain tenun khas Dusun Gamplong telah menjadi incaran wisatawan untuk dijadikan koleksi maupun oleh-oleh

Mulai dirintis pada 1950-an, pengrajin tenun di Dusun Gamplong awalnya hanya memproduksi tenun gendong untuk menenun agel atau sejenis bagor. Pada 1953, para perajin mulai menggunakan ATBM untuk memproduksi kerajinan yang lebih beragam, seperti kain serbet, belacu, lurik, dan stagen.

Seiring berjalannya waktu, kini produk yang dihasilkan perajin di Dusun Gamplong semakin berkembang dengan berbagai inovasi baru. Hasilnya, produk tenun kreasi baru berbahan dasar dari serat alam.

Saat ini, Dusun Gamplong telah menjadi desa wisata sekaligus sentra kain tenun serat gamplong. Saat berkunjung ke sini, wisatawan dapat mempelajari cara pembuatan kain tenun, mengetahui lebih dalam tentang sejarah dan proses menenun, serta dapat membeli produk tenun sebagai oleh-oleh.

Selain dapat mempelajari seluk-beluk tenun serat, wisatawan juga dapat mengunjungi berbagai spot wisata menarik di sini, salah satunya Mini Hollywood Studio Alam Gamplong yang di dalamnya juga terdapat Museum Bumi Manusia. Tak hanya dikenal sebagai sentra kerajinan tenun, Desa Wisata Gamplong juga terkenal sebagai lokasi syuting beberapa film Indonesia, di antaranya Bumi Manusia, Satria Dewa: Gatotkaca, Habibie & Ainun, Trinil, dan masih banyak lagi.

Pada 2017, kerajinan tenun serat gamplong ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Kerajinan ini masuk dalam domain keterampilan dan kemahiran kerajinan tradisional.

Penulis: Resla