TRIBUNNEWS.COM – Viral di media sosial video yang memperlihatkan sejumlah siswi di Sekolah Menengah Atas (SMA) mengantre di depan toilet sekolah.
Dalam narasi video yang beredar, siswi tersebut sedang melakukan tes kehamilan di sekolah.
Peristiwa itu terjadi di SMA Sulthan Baruna, Kecamatan Cikadu, Cianjur, Jawa Barat.
Melansir TribunJabar.id, Kepala SMA Sulthan Baruna, Sarman, membantah terkait narasi siswinya melakukan tes kehamilan.
Menurutnya, kegiatan tersebut sudah menjadi agenda rutin sekolah setiap tahun.
“Aduh viral ya, jadi rekaman video itu bukan tes kehamilan, tapi tes urine.”
“Ini memang sudah menjadi agenda atau program sekolah setiap tahun. Para siswa juga tidak menolak dengan kegiatan ini,” jelasnya melalui sambungan telepon WhatsApp, Rabu (22/1/2025).
Sarman menyebut, program itu dilakukan dua kali setahun untuk seluruh siswi dan telah berjalan selama dua tahun.
Menurutnya, program tersebut ada atas hasil musyawarah pihak sekolah dengan orang tua.
Tujuannya, kata dia, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
“Narasinya terlalu vulgar, sehingga terkesan di sekolah kami ada siswi hamil dan dilakukan tes kehamilan,” katanya kepada Kompas.com.
Sarman menerangkan, hingga kini, hasil tes selalu menunjukkan tidak ada temuan yang mengkhawatirkan.
“Alhamdulillah, dari empat kali tes, tidak ada temuan apapun,” tandasnya.
Lebih lanjut Sarman menjelaskan, video yang viral tersebut direkam pada Senin (20/1/2025), oleh seorang guru perempuan di sekolah tersebut.
Guru yang bersangkutan pun telah dimintai klarifikasi.
Sarman telah meminta guru tersebut untuk segera menghapus video itu.
“Kalau sekarang masih ada video yang beredar, itu kemungkinan diunggah ulang oleh pihak lain,” terangnya.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, menyanyangkan kejadian tersebut.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Jawa Barat, Nonong Winarni mengatakan, kegiatan yang bersifat privasi seharusnya tidak menjadi konsumsi publik.
“Kami lebih menyoroti, mengapa hal tersebut sampai diunggah ke media sosial.”
“Pasalnya itu adalah aktivitas yang melibatkan privasi siswa, seharusnya, cukup untuk kepentingan internal sekolah saja,” tandasanya.
Terkait persoalan itu, pihaknya telah menyurati kepala sekolah.
Pihaknya juga mengintruksi seluruh kepala sekolah untuk lebih mengawasi dan mengedukasi para guru dalam menggunakan media sosial.
“Intruksi ini tidak hanya berlaku bagi sekolah bersangkutan , tetapi juga untuk seluruh sekolah.”
“Kepala sekolah, guru, dan siswa harus senantiasa bijak dalam menggunakan media sosial. Tidak semua hal dapat diunggah dan dijadikan konsumsi publik,” jelasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Viral Siswi SMA di Cianjur Dites Kehamilan oleh Sekolah, Mengantre Depan Toilet
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Fauzi Noviandi, Kompas.com/Firman Taufiqurrahman)