Kenapa Harus Kuliah di UIN Saizu Purwokerto? Rasakan Sendiri Keajaibannya

Kenapa Harus Kuliah di UIN Saizu Purwokerto? Rasakan Sendiri Keajaibannya

Oleh: Intan Diana Fitriyati
Alumni UIN Saizu Purwokerto

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO – Dulu, kupikir setelah lulus SMA atau S1, kuliah atau kerja itu pasti. 

Ternyata hidup tidak selalu berjalan mulus. Pendidikan mahal, realita keras, dan hidup menampar tanpa basa-basi.

Sementara teman-teman sibuk daftar kuliah, aku justru sibuk bertahan hidup.

Merantau dan bekerja jadi langkah awal yang harus kujalani. Jatuh bangun, sudah seperti tradisi.

Tapi satu hal yang tak pernah padam: keyakinan bahwa jika niatnya baik, maka jalan pasti terbuka.

Qadarullah, harapan itu datang kembali.

Dengan ridha Ilahi dan restu walidayni, aku melangkah, tanpa ragu dan tanpa ingin menoleh ke belakang.

Bagi banyak orang, kuliah mungkin biasa saja, tapi bagiku—itulah momen penting yang menandai akhir dari penantian dan awal dari perjalanan baru.

Bukan karena keajaiban tiba-tiba menghampiri, bukan pula sekadar seremoni, tapi karena aku tahu, perjuangan tidak pernah sia-sia jika dititipkan pada-Nya.

Slide terakhir dari perjalanan panjang itu, justru jadi langkah pertama di kampus yang tak pernah kuimpikan sebelumnya: UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, atau yang akrab dikenal sebagai UIN Saizu.

Kupikir dulu, Purwokerto itu di mana? Tahu tempatnya saja tidak.

Tapi sejak kecil, Bapak memang selalu memilihkan lembaga pendidikan yang berbeda dari pilihan teman-temanku. 

Katanya, biar belajar mandiri. 

Maka ketika teman-teman aliyah memilih Jogja, Semarang, atau Pekalongan, aku justru diarahkan ke kota yang tak punya satu pun kenalan di sana: Purwokerto.

Dan di sinilah perjalanan itu dimulai.

Ternyata, Purwokerto adalah kejutan manis yang penuh makna. Sebuah kota yang mungkin tidak terlalu besar, tapi sangat nyaman untuk dijadikan tempat belajar.

Aksesnya mudah dari berbagai arah, biaya hidupnya relatif murah, dan fasilitasnya lengkap. 

Apalagi bagi mahasiswa, kota ini terasa ramah, bersahabat, dan tidak menekan.

UIN Saizu sendiri memiliki banyak keunggulan yang jarang ditemukan di kampus lain. Salah satunya adalah internasionalisasi kampus.

Meskipun terletak di kota yang tidak sepopuler Jogja atau Bandung, UIN Saizu mampu menjalin jejaring global dan menjadi kampus desa yang mendunia. 

Hari ini, UIN Saizu bukan hanya milik mahasiswa lokal. Mahasiswa dari Malaysia, Yaman, Palestina, Filipina, dan negara-negara lainnya turut belajar di sini.

Ini bukti bahwa kualitas pendidikan dan atmosfer akademiknya mampu menembus batas negara.

Keberadaan mahasiswa internasional membawa warna baru dalam kehidupan kampus. Diskusi menjadi lebih kaya perspektif, interaksi lintas budaya terasa di ruang-ruang kelas, dan setiap mahasiswa bisa merasakan pengalaman global tanpa harus ke luar negeri. 

UIN Saizu aktif menjalin kerja sama dengan berbagai institusi pendidikan internasional, membuka peluang pertukaran pelajar, riset kolaboratif, hingga program double degree di masa depan.

Tidak hanya itu, UIN Saizu menyediakan jenjang pendidikan lengkap mulai dari Program Sarjana (S1), Magister (S2), hingga Doktoral (S3). Program Pascasarjana di kampus ini dikenal unggul dan terus berkembang. 

Dengan pengajar-pengajar yang kompeten, bergelar doktor dan profesor dari berbagai bidang keilmuan, mahasiswa tidak hanya mendapat ilmu, tapi juga dibimbing untuk tumbuh secara akademik dan spiritual.

Suasana kampus yang inklusif dan terbuka membuat diskusi-diskusi intelektual bisa berkembang dengan sehat.

Saya dulu sempat mengira belajar di kampus negeri berbasis agama hanya akan fokus pada hal-hal keislaman saja.

Tapi ternyata, pembelajarannya sangat luas dan adaptif. Di luar kelas, pembelajaran berlanjut di organisasi. Kampus ini benar-benar mendukung siapa pun yang ingin berkembang. 

Atmosfer akademik terasa hidup, tapi tidak menekan. Fasilitasnya memadai, dosen-dosennya inspiratif, dan yang lebih penting: banyak kesempatan untuk mendapatkan beasiswa. 

Ada KIP Kuliah, Beasiswa LPDP, Bank Indonesia, dan berbagai program bantuan pendidikan lainnya.

Bahkan sekarang, jumlah dan jenis beasiswanya makin beragam. Dan ya, di kampus ini juga saya bertemu jodoh. Hehe. Bonus indah yang tidak saya rencanakan, tapi disyukuri setiap hari.

Satu hal yang membuat saya jatuh cinta: Purwokerto sebagai kota pendidikan. Kota ini tenang, tidak bising, tapi hidup. Banyak tempat yang bisa jadi pelarian ketika pikiran penat karena tugas atau skripsi.

Mau refreshing? Tinggal melipir sedikit, kamu bisa menemukan curug-curug cantik, gemericik air sungai, dan udara segar khas pegunungan. 

Tidak heran jika banyak pensiunan pejabat negara memilih tinggal di sini—karena nyaman dan tentram.

Saya sempat beberapa kali ke Baturraden. Meskipun belum kesampaian muncak Gunung Slamet, itu sudah cukup untuk membuat saya merasa kecil di hadapan Allah.

Di atas sana, ketika melihat alam terbentang, buliran air mata tak tertahan. Bukan karena sedih, tapi karena syukur yang luar biasa.

Syukur karena diberi kesempatan kuliah. Syukur karena hidup membawa saya ke tempat yang tak pernah saya bayangkan, namun ternyata membawa begitu banyak kebaikan.

UIN Saizu Purwokerto bukan kampus besar dengan gedung pencakar langit. Tapi justru di kesederhanaannya, ia menyimpan kekuatan.

Di balik tembok kampus ini, ada ribuan cerita perjuangan. 

Ada mahasiswa dari pelosok yang mengejar mimpi. Ada harapan-harapan yang tumbuh, dan ada cinta yang bersemi dalam diam.

Jadi, kalau kamu sedang mencari kampus yang tidak hanya mendidik otak tapi juga membuka jendela dunia, UIN Saizu Purwokerto adalah jawabannya.

Dan kalau kamu ingin tinggal di kota yang bisa membuatmu betah belajar, tenang melangkah, dan bersyukur setiap hari, maka Purwokerto adalah rumah keduamu. (*)

Jangan ragu. Daftar, datang, dan rasakan sendiri keajaibannya. (*)

UIN Saizu Maju, UIN Saizu Unggul!!!
#uinsaizu #uinsaizupurwokerto #uinsaizumaju