Kementrian Lembaga: TNI

  • Cerita Warga Korban Banjir di Aceh, Harap Bantuan Logistik Segera

    Cerita Warga Korban Banjir di Aceh, Harap Bantuan Logistik Segera

    Bisnis.com, JAKARTA – Korban bencana banjir dan longsor di Provinsi Aceh berharap bantuan makanan dan logistik lainnya dapat dipercepat terutama di daerah terisolir.

    Lima hari pascabanjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah Sumatra, terutama Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat, bantuan memang berangsur didistribusikan oleh pemerintah.

    Kendati demikian, pasokan logistik yang dikirim pemerintah sejauh ini belum seluruhnya diterima oleh para korban terdampak.

    Di Kabupaten Pidie Jaya misalnya, banjir memang berangsur surut sejak kemarin. Meski demikian, sebagian rumah warga sama sekali tidak dapat ditempati. Pasokan logistik juga sangat dibutuhkan segera.

    Salah seorang warga di Desa Buangan, Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya, Shaivannur M. Yusuf menceritakan bahwa masyarakat saat ini menghadapi kelangkaan air bersih, makanan dan pakaian.

    “Jangankan air minum, air sumur saja tidak ada. Leuhop (lumpur) semua,” katanya, Minggu (30/11/2025).

    Akibatnya, rumah keluarganya tidak dapat ditempati lagi karena nyaris tertimbun lumpur. Hari ini, dia berencana untuk mengevakuasi keluarganya ke Banda Aceh.

    Selain bantuan logistik, kata dia, masyarakat juga harus menghadapi kendala jaringan listrik dan internet. Dia juga mendorong pemerintah segera menetapkan status darurat bencana nasional untuk banjir dan longsor di Sumatra.

    “Harapannya, untuk bisa mempercepat rehabilitasi pascabanjir bandang ini. Harusnya ini bencana nasional. Di pesisir pantai timur Aceh sudah putus akses jalan. Masyarakat tidak ada tempat tinggal, mengungsi saja tidak ada tempat. Rumah-rumah 90% tidak layak tepati lagi. Sudah lumpur setengah bangunan rata-rata” katanya.

    Sementara itu, salah seorang jurnalis yang melakukan peliputan di Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, Zuhri Noviandi mengatakan bahwa sejauh perjalanan yang ditempuhnya bersama media lain dari Banda Aceh hingga ke Bireuen, bantuan logistik masih minim.

    “Belum terlihat mobilisasi khusus truk dan kendaraan lain yang membawa logistik. Begitu juga hasil wawancara warga, keluhan pertama bantuan makanan masih sangat minim,” katanya, Minggu (30/11/2025).

    Laporan Kementerian Komunikasi dan Digital per 26 November 2025 mencatat bahwa setidaknya 799 site transmisi mengalami gangguan di Aceh. Sementara di Sumatra Utara 495 site terdampak dan 16 site di Sumatra Barat.

    Khusus di Aceh, beberapa daerah dengan persentase dampak signifikan adalah Pidie Jaya 52 site atau 55,91% dari total site di wilayah itu, Bireuen 136 site (44,10%), Banda Aceh 126 site (38,30%), Aceh Barat Daya 29 site (36,71%) dan Nagan Raya 33 site atau setara 32,67% dari total.

    Laporan Korban Jiwa

    Laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat di Provinsi Aceh, sebanyak 47 korban meninggal dunia, 51 orang hilang, serta 8 orang luka-luka. Jumlah pengungsi mencapai 48.887 kepala keluarga yang tersebar di berbagai wilayah, dengan sebaran tertinggi di Aceh Utara, Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Aceh Singkil.

    “Untuk wilayah Aceh ada 47, kemudian 51 masih hilang dan 8 luka-luka. Ini akan berkembang terus datanya, karena ada operasi SAR gabungan yang kemungkinan akan terus menemukan korban,” terang Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Sabtu (29/11/2025).

    Banyaknya kerusakan jembatan dan jalan nasional berdampak pada terputusnya akses utama, termasuk jalur Banda Aceh–Lhokseumawe serta jalur perbatasan Aceh–Sumatera Utara di Aceh Tamiang. Hingga kini, beberapa daerah seperti Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah masih belum dapat diakses melalui jalur darat.

    BNPB telah mengaktifkan dukungan komunikasi darurat menggunakan jaringan satelit Starlink di sejumlah titik, terutama di wilayah yang terisolir jaringan. Pengiriman logistik dilakukan melalui udara menggunakan helikopter dan pesawat Cessna Caravan untuk menjangkau daerah yang tidak dapat diakses melalui jalur darat.

    Selain itu, bantuan Presiden berupa alat komunikasi, tenda, genset, perahu karet, makanan siap saji, dan perlengkapan keluarga juga telah tiba di Aceh dan sebagian besar telah didistribusikan ke 17 kabupaten/kota terdampak. Dua helikopter BNPB juga telah dikerahkan dari Bandara Sultan Iskandar Muda untuk mendukung distribusi ke titik-titik kritis.

    Desak Status Bencana Nasional

    Di sisi lain, Forum Jurnalis Aceh – Jakarta (For-JAK) mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk segera menetapkan Status Darurat Bencana Nasional menyusul bencana banjir dan longsor besar yang melanda wilayah Sumatra, khususnya Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat.

    Desakan ini disampaikan mengingat dampak bencana semakin meluas dan berbagai akses utama kini lumpuh sehingga penanganan tidak lagi bisa dilakukan secara parsial oleh pemerintah daerah.

    Ketua For-JAK, Salman Mardira, mengatakan bahwa kondisi di sejumlah daerah terdampak sudah sangat memprihatinkan. Banyak warga yang hingga kini masih terisolasi karena jalan terputus, jaringan komunikasi lumpuh, serta minimnya distribusi logistik.

    Menurutnya, situasi ini menunjukkan perlunya intervensi cepat pemerintah pusat melalui penetapan status darurat nasional agar mobilisasi sumber daya dapat dilakukan lebih efektif.

    “For-JAK menilai pemerintah harus segera memulihkan akses komunikasi dan transportasi agar pengiriman bantuan bisa dilakukan secara cepat dan terkoordinasi. Masyarakat di banyak titik masih menunggu bantuan makanan, air bersih, dan obat-obatan,” katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (29/11/2025).

    Dia menyoroti pentingnya percepatan perbaikan jalur darat Aceh – Medan yang saat ini menjadi salah satu akses vital distribusi barang dan logistik. Kerusakan yang terjadi di ruas jalan tersebut menyebabkan bantuan dari luar daerah sulit masuk dan memperlambat mobilisasi tim penyelamat.

    “For-JAK meminta pemerintah memprioritaskan perbaikan ruas Aceh – Medan karena jalur ini adalah nadi utama pergerakan logistik. Jika akses ini tidak segera dipulihkan, masyarakat di pedalaman Aceh akan semakin kesulitan menerima bantuan,” tegasnya.

  • Wagub Rano Lepas Pengiriman Bantuan ke Sumatera: Jakarta Siap Jika Dibutuhkan

    Wagub Rano Lepas Pengiriman Bantuan ke Sumatera: Jakarta Siap Jika Dibutuhkan

    Jakarta

    Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno bersama Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali melepas pengiriman bantuan kemanusiaan untuk warga terdampak bencana di Sumatera. Dia mengatakan, Jakarta siap memberikan dukungan lanjutan jika diminta pemerintah pusat ataupun daerah yang terdampak.

    “Insyaallah hari ini kita menyampaikan beberapa bantuan. Artinya, Jakarta siap apabila memang dibutuhkan bantuan selanjutnya,”kata Rano di Kolinlamil TNI AL, Jakarta Utara, Minggu (30/11/2025).

    “Karena pascabencana ini jauh lebih berat daripada apa yang akan kita hadapi sekarang,” lanjutnya.

    Rano mengatakan pihaknya telah mendapat instruksi dari Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. Dia memastikan seluruh jajaran, termasuk BUMD, PMI, dan Baznas, telah mengerahkan bantuan yang dibutuhkan masyarakat di wilayah terdampak.

    “Setelah kejadian, Pak Gubernur memerintahkan saya untuk melakukan koordinasi kepada seluruh OPD untuk melakukan kegiatan ini. Karena itu BUMD DKI, kemudian PMI, Baznas bergerak semua hari ini,” ujarnya.

    Foto: Bantuan untuk korban bencana di Sumatera. (Belia/detikcom)

    “Serentak kita akan mengirim tiga KRI. Mereka split ke beberapa lokasi. Menyusul KRI dr. Radjiman dari Surabaya dan KRI Sutedi Senoputra dari Belawan menuju Aceh,” ujar Ali.

    “Di Nias ini terputus, sehingga logistik tidak bisa sampai. Ini tugasnya KRI nanti,” imbuhnya.

    (bel/idn)

  • Akan Bantu Kirim Logistik Juga

    Akan Bantu Kirim Logistik Juga

    Liputan6.com, Jakarta Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Marsekal TNI Muhammad Ali memberangkatkan sejumlah Kapal Rumah Sakit untuk membantu korban bencana di Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat.

    Adapun yang diberangkatkan dari Jakarta yaitu: KRI dr Soeharso-990 (SHS), KRI Teluk Gilimanuk-531 (TGK) dan KRI Semarang-594 (SMR).

    “Nanti mereka split, ada yang ke Lhokseumawe, kemudian ada yang ke Nias, ada yang ke Sibolga, ke Langsa juga,” kata Ali, Minggu (30/11/2025).

    Selain 3 kapal tersebut, akan ada KRI dr Rajiman Wedyodiningrat-992 (RJW) yang berangkat dari Surabaya, dan KRI Sutedi Senaputra-378 (SSA) yang sudah berada di Belawan, Sumatera Utara menuju ke Langsa, Aceh.

    Seperti dilansir dari Antara, Ali menjelaskan, nantinya kapal rumah sakit itu akan membawa bahan kontak, bantuan logistik, termasuk tenaga kesehatan.

    Selain itu, kapal-kapal TNI AL itu juga mengangkut lima helikopter untuk mempermudah akses pengiriman bantuan logistik ke daerah-daerah yang terdampak.

    “Mereka tugasnya juga akan membantu terutama men-drop bahan logistik dan bahan kontak terutama daerah-daerah yang terputus (komunikasi), dan terisolasi akibat bencana alam ini,” jelas Ali.

     

  • Jalur Nasional Sibolga–Padang Sidempuan Putus Total, 7 Wilayah Masih Terisolasi

    Jalur Nasional Sibolga–Padang Sidempuan Putus Total, 7 Wilayah Masih Terisolasi

    Terpisah, Ketua DPD KNPI Sumut Samsir Pohan, mendorong pemerintah pusat segera menetapkan peristiwa tersebut menjadi bencana nasional. Apalagi peristiwa yang sama juga terjadi di dua provinsi lain yakni Sumatera Barat dan Aceh.

    “Di Sumut sudah merenggut 127 nyawa, dan warga sudah mulai menjarah seperti peristiwa di Sibolga. Penjarahan ini tentu sangat meresahkan karena bisa berdampak lain. Pemerintah pusat harus segera menetapkan jadi bencana nasional,” tegas Samsir Pohan di Medan.

    Status bencana nasional ditetapkan resmi dari pemerintah pusat untuk suatu bencana yang sangat besar, yang berdampak luas pada korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak sosial ekonomi yang signifikan.

    Penetapan ini dilakukan Presiden berdasarkan rekomendasi dari badan penanggulangan bencana agar penanganan darurat secara terpadu dan membuka akses untuk pengerahan sumber daya yang lebih besar, baik dari pemerintah pusat maupun daerah.

    “Penetapan bencana nasional ini penting agar penangannya secara terpadu dan membuka akses yang lebih besar untuk distribusi logistik,” ujar Mantan Ketum Badko HMI Sumut itu.Sebelumnya diberitakan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menjelaskan alasan pemerintah belum menetapkan banjir dan longsor di Sumatera sebagai bencana nasional. Menurutnya, banjir dan longsor di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh masih berada pada tingkat daerah provinsi.

    Desakan soal bencana nasional juga disuarakan sejumlah tokoh. Di antaranya Ketum DPP KNPI Haris Pertama dan Anggota DPRD RI Dapil Sumut, Hinca Panjaitan.

    “Presiden Prabowo agar segera mengerahkan bantuan dan sumber daya pemerintah semaksimal mungkin. Apalagi di daerah-daerah ini, pada pemilu lalu, Pak Prabowo menang mutlak,” kata Haris Pertama.

    Haris menambahkan tiga provinsi yang kini dilanda bencana merupakan lumbung suara Prabowo saat Pemilu Presiden. “Sudah tiga kali pemilu presiden sejak 2014, tiga provinsi ini lumbung suara Pak Prabowo,” ujar Haris.Anggota DPR Hinca Panjaitan menilai fenomena cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini belum pernah terjadi sebelumnya di Sumut.

    Dikatakan Hinca, langkah cepat pemerintah sangat dibutuhkan karena situasi di lapangan telah menyentuh level darurat dan mengancam keselamatan warga.

  • Anggota DPR Dorong Pemerintah Rehabilitasi Cepat dan Tegas Atasi Akar Masalah Bencana di Aceh hingga Sumbar

    Anggota DPR Dorong Pemerintah Rehabilitasi Cepat dan Tegas Atasi Akar Masalah Bencana di Aceh hingga Sumbar

    Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana di Aceh, Sumatera Barat (Sumbar), dan Sumatera Utara (Sumut) mencapai 303 orang. Rinciannya, 47 orang di Aceh, 90 di Sumbar, dan 166 di Sumut.

    “Berdasarakan catatan BNPB, pada hari ketiga setelah penetapan status tanggap darurat bencana, total ada 303 jiwa di Aceh, Sumbar, dan Sumut,” tutur Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto seperti dikutip dari siaran pers, Minggu (30/11/2025).

    Di Aceh, selain 47 orang meninggal dunia, tercatat 51 masih hilang serta 8 luka-luka. Jumlah pengungsi mencapai 48.887 kepala keluarga yang tersebar di berbagai wilayah, dengan sebaran tertinggi di Aceh Utara, Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Aceh Singkil.

    Sementara di Sumbar, masih ada 85 orang hilang, dan 10 mengalami luka-luka. Data sementara menunjukkan, sebanyak 11.820 kepala keluarga atau sekitar 77.918 jiwa mengungsi, terutama di Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan.

    Di Sumatera Utara, selain 166 korban meninggal dunia, 143 masih dinyatakan hilang. Dampak terbesar terjadi di Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Kota Sibolga.

  • 303 Orang Meninggal Dunia Akibat Bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar

    303 Orang Meninggal Dunia Akibat Bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar

    Suharyanto mengatakan, BNPB bersama seluruh unsur pemerintah daerah, TNI, Polri, dan para relawan terus melakukan penanganan darurat bencana yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat.

    Penanganan difokuskan pada pencarian dan pertolongan korban, pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, pembukaan akses wilayah terisolir, serta percepatan distribusi logistik, baik melalui darat maupun udara.

    “BNPB memastikan seluruh upaya penanganan darurat terus dipercepat melalui koordinasi erat dengan pemerintah daerah, kementerian/lembaga, TNI, Polri, dan para relawan,” katanya.

    Dia memastikan, percepatan pembukaan akses, pendataan lanjutan korban dan kerusakan, serta pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak menjadi prioritas utama operasi penanganan bencana di tiga provinsi tersebut.

  • BTN dan HKBP Inisiasi Salurkan Bantuan Bencana Banjir Bandang ke Sumatera Utara

    BTN dan HKBP Inisiasi Salurkan Bantuan Bencana Banjir Bandang ke Sumatera Utara

    JAKARTA – BTN Bersama Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) menginisiasi penyaluran bantuan untuk korban bencana banjir bandang dan longsor di Sumatera bagian Utara.

    Dalam inisiasi tersebut BTN memberikan bantuan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) kepada masyarakat yang terdampak banjir bandang dan longsor di Sumatera Utara melalui HKBP. Inisiasi pemberian bantuan tersebut secara simbolis dilakukan di Jakarta, Jumat, 28 November.

    “Kami turut prihatin atas musibah banjir bandang yang melanda saudara-saudara kita di Sumatera. Semoga seluruh warga terdampak diberikan kekuatan dan proses pemulihan dapat berlangsung dengan baik dan cepat,” kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dalam siaran pers yang diterima redaksi VOI, Jumat, 28 November.

    Menurut Nixon, kolaborasi dengan HKBP di Sumatera, khususnya Sumatera Utara, sangat strategis karena HKBP memiliki jangkauan hingga ke desa-desa dan telah menyiapkan posko bantuan di berbagai titik.

    Dengan demikian, HKBP lebih memahami kondisi lapangan dan titik-titik wilayah yang paling membutuhkan dukungan. BTN memastikan penyaluran bantuan dilakukan melalui mitra yang kredibel, mengingat bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera bagian utara sehingga bantuan harus segera diberikan.

    Hingga saat ini BTN telah menyalurkan bantuan ke lokasi-lokasi terdampak dan juga menjadwalkan kunjungan langsung ke sejumlah daerah seperti Sibolga, Medan, Padang, Bukti Tinggi, Langsa, Takengon dan Pidie.

    Pada Senin, 1 Desember, manajemen BTN akan meninjau kondisi di Aceh dan beberapa lokasi di Sumatera Barat untuk memastikan proses distribusi berjalan optimal.

    “BTN berkomitmen hadir melalui bantuan yang nyata dan dibutuhkan warga, khususnya pada masa-masa awal penanganan bencana ketika akses bantuan dan kebutuhan logistik sangat krusial”. Kta Nixon LP Napitupulu.

    Sebagai bentuk komitmen tersebut, BTN menyalurkan bantuan berupa paket sembako, obat-obatan, selimut, perlengkapan kebersihan, serta kebutuhan darurat lainnya. Bantuan ini disalurkan melalui kantor BTN Wilayah Sumatera dengan memprioritaskan jangkauan ke titik-titik yang terdampak paling parah.

    Dalam proses penyaluran bantuan, BTN juga berkolaborasi dengan pemerintah daerah, TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta unsur masyarakat setempat untuk memastikan bantuan dapat diterima secara cepat dan tepat sasaran.

  • Salurkan Bantuan, Menhan, Panglima TNI, dan Titiek Soeharto Tinjau Pidie Jaya
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        30 November 2025

    Salurkan Bantuan, Menhan, Panglima TNI, dan Titiek Soeharto Tinjau Pidie Jaya Nasional 30 November 2025

    Salurkan Bantuan, Menhan, Panglima TNI, dan Titiek Soeharto Tinjau Pidie Jaya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mendampingi Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Sjafrie Sjamsoeddin meninjau langsung kawasan terdampak banjir di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Sabtu (29/11/2025).
    Kunjungan ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian serta komitmen pemerintah dalam memastikan penanganan bencana berjalan cepat dan tepat sasaran.
    Setibanya di lokasi, rombongan langsung menuju titik-titik terdampak untuk memantau kondisi terbaru serta mendengar langsung keluhan masyarakat.
    Pada kesempatan ini,
    Menhan
    RI menyampaikan bahwa kondisi di lokasi banjir yang terdampak membutuhkan penanganan segera.
    “Saya melihat situasi ini memprihatinkan yang memerlukan bantuan cepat hari ini sampai seterusnya,” kata Menhan RI
    Sjafrie Sjamsoeddin
    saat berdialog dengan warga dan aparat setempat melalui keterangan tertulis, Minggu (30/11/2025).
    Dalam kunjungan ini, turut hadir juga Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dan Ketua Komisi IV DPR RI
    Titiek Soeharto
    .
    Kehadiran Menhan RI,
    Panglima TNI
    , dan para pejabat negara lainnya diharapkan dapat mempercepat proses penanganan serta pemulihan pascabencana, khususnya di wilayah
    Pidie Jaya
    dan sekitarnya.
    Salah satu wilayah yang dikunjungi adalah Gampong Blang Awee, Kecamatan Meureudu, daerah yang mengalami kerusakan cukup berat akibat banjir bandang yang melanda beberapa hari terakhir.
    Pemukiman warga hingga infrastruktur umum tampak terdampak signifikan, sebagian besar tertutup lumpur dan material banjir.
    Dalam kesempatan tersebut, rombongan juga menyalurkan bantuan logistik guna memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat.
    Bantuan yang diberikan mencakup bahan makanan, pakaian layak pakai, serta perlengkapan darurat untuk menopang kebutuhan warga selama masa tanggap darurat.
    TNI
    juga telah menyiapkan pasukan dan unsur pendukung lainnya untuk memperkuat operasi evakuasi, distribusi bantuan, serta pemulihan infrastruktur dasar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 177 Ribu Warga Bener Meriah Terisolasi akibat Banjir Aceh, Logistik Disalurkan lewat Udara
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        30 November 2025

    177 Ribu Warga Bener Meriah Terisolasi akibat Banjir Aceh, Logistik Disalurkan lewat Udara Regional 30 November 2025

    177 Ribu Warga Bener Meriah Terisolasi akibat Banjir Aceh, Logistik Disalurkan lewat Udara
    Tim Redaksi

    BENER MERIAH, KOMPAS.com
    – Kabupaten Bener Meriah, Acaeh masih terisolasi akibat banjir dan longsor. Ada sekitar 177 ribu warga yang terdampak.
    Sementara, logistik yang ada di sini kian menipis dan diperkirakan hanya cukup untuk beberapa hari.
    Penyaluran logistik
    akan dilakukan melalui udara.
    Tagore Abu Bakar
    , Bupati Kabupaten Bener Meriah mengatakan, wilayahnya masih
    terisolasi
    dan belum mendapatkan bantuan baik dari Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat.
    “Bener Meriah masih terisolir dari berbagai akses dan belum mendapatkan bantuan dari Provinsi
    Aceh
    dan Nasional,” kata Tagore dalam keterangannya, Sabtu (29/11/2025).
    Tagore menyebutkan, apabila dalam 2 hingga 3 hari ke depan belum ada
    bantuan logistik
    makanan yang tiba, maka stok saat ini tidak dapat lagi mencukupi keseluruhan warga.
    “Kami sangat membutuhkan bantuan logistik untuk saat ini,” ujarnya.
    Terkait dengan update kondisi terkini akibat dampak banjir dan longsor, Tagore mengatakan, korban meninggal dunia tercatat sebanyak 19 orang dan hilang 31 jiwa.
    Jumlah pengungsi 37.306 jiwa dan warga terisolir 177.967.
    Sementara, untuk jumlah titik pengungsian ada 27 lokasi, jembatan putus 43 titik, jalan putus 21 titik, longsor 35 lokasi, dan banjir 26 lokasi.
    Pemerintah pusat dan daerah memastikan percepatan distribusi bantuan bagi warga terdampak banjir dan longsor di Aceh akan menggunakan pesawat serta helikopter TNI untuk menjatuhkan logistik langsung dari udara ke titik-titik yang masih sulit dijangkau.
    Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan bahwa penyaluran bantuan tidak lagi menunggu proses panjang karena situasi di Aceh membutuhkan respons darurat dan cepat.
    “Mulai besok, seluruh kebutuhan dasar seperti pakaian, air bersih, makanan, dan obat-obatan akan disalurkan secara masif ke seluruh wilayah terdampak, termasuk ke daerah terisolir,” katanya usai meninjau korban banjir di Kabupaten Pidie Jaya.
    Sjafrie menyebutkan, nantinya bantuan yang dijatuhkan akan diterima langsung oleh prajurit TNI yang telah disiagakan di bawah, dan selanjutnya akan diantarkan langsung kepada para pengungsi.
    “Mulai hari ini kita akan beli dan siapkan semua kebutuhan. Ini akan kita lakukan dengan cepat. Tidak perlu rapat lagi, tindakan langsung,” ucapnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Doa Prabowo untuk Korban Bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat

    Doa Prabowo untuk Korban Bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto menyampaikan rasa duka mendalam dan keprihatinan atas musibah bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia.

    Hal tersebut disampaikan dalam sambutannya pada Puncak Peringatan Hari Guru Nasional 2025 di Indonesia Arena, pada Jumat (28/11/2025) lalu.

    Di hadapan ribuan guru dari seluruh Tanah Air, Prabowo menegaskan bahwa pemerintah bergerak cepat sejak hari pertama kejadian dengan menyalurkan bantuan melalui jalur darat maupun udara untuk memastikan pertolongan segera sampai kepada warga terdampak.

    “Pada saat sekarang kita merasakan bahwa ada saudara-saudara kita yang mengalami duka, musibah, akibat bencana alam yang terjadi di beberapa tempat di Nusantara kita ini, yang terakhir di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Tentunya kita berdoa agar mereka senantiasa dilindungi oleh Yang Maha Kuasa, diringankan duka dan penderitaan mereka,” ujar Prabowo.

    Presiden Ke-8 RI itu menegaskan bahwa negara hadir sepenuhnya dan seluruh elemen pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan di lapangan demi menyelamatkan nyawa dan mempercepat pemulihan daerah terdampak.

    Dalam kesempatan terpisah, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menginstruksikan kepada jajarannya untuk fokus terhadap percepatan penanganan darurat bencana di Pulau Sumatra. Tiga wilayah terdampak yang mendapat perhatian pemerintah pusat saat ini adalah Provinsi Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Provinsi Aceh.

    Dari Tapanuli Utara, Suharyanto menegaskan upaya penanganan harus dimaksimalkan seiring membaiknya cuaca di wilayah terdampak. Tiga prioritas yang diperintahkan untuk segera ditangani adalah operasi pencarian dan penyelamatan korban hilang, pemulihan akses komunikasi, serta pendistribusian logistik kepada warga terdampak.

    Operasi pencarian dan pertolongan di Sumatra Utara difokuskan di wilayah Sibolga, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan. Di Sibolga, tiga orang masih dalam pencarian, sementara di dua wilayah lainnya sejumlah warga juga dilaporkan hilang. Suharyanto menegaskan bahwa operasi pencarian dan pertolongan (SAR) dilaksanakan selama 24 jam, dipimpin Basarnas dengan dukungan TNI, Polri, dan relawan.

    Secara bersamaan, percepatan distribusi logistik didorong ke wilayah yang masih terisolasi seperti Tapanuli Tengah. Helikopter MI-17 dan dua helikopter lainnya disiagakan untuk menjangkau lokasi-lokasi terpencil.

    Akses menuju Sibolga dari Tarutung masih terputus akibat sejumlah titik yang tertimbun material longsor. Untuk mengatasi kendala ini, bantuan logistik akan dikirim melalui jalur laut lewat Pelabuhan Jago-jago dengan menggunakan kapal TNI Angkatan Laut. Upaya pemulihan akses komunikasi juga dilakukan dengan pendistribusian unit starlink ke Tapanuli Tengah, Sibolga, dan Tapanuli Selatan.

    Sementara itu, penanganan darurat di Aceh terus dilakukan pemerintah pusat dan daerah menyusul masifnya dampak banjir dan longsor di provinsi tersebut. Sejak Kamis (27/11), tim BNPB yang dipimpin Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jarwansyah telah berada di Aceh untuk mengoordinasikan upaya penanganan.

    Akses darat di lima kabupaten yakni Aceh Tenggara, Gayo Luwes, Aceh Besar, Aceh Barat, dan Pidie Jaya telah dapat dilalui kembali sejak Jumat malam, sehingga distribusi logistik bisa segera dilakukan. Bantuan permakanan, sembako, dan kain sarung mulai dibagikan kepada masyarakat.

    Untuk wilayah yang belum dapat dijangkau melalui jalur darat seperti Aceh Tengah, Aceh Tamiang, Langsa, dan Aceh Timur, BNPB mengerahkan satu pesawat caravan serta enam helikopter yang terdiri dari helikopter TNI dan BNPB.

    Kapal cepat juga disiagakan untuk pengangkutan logistik khususnya di wilayah Lhokseumawe. Pemerintah mengupayakan pemulihan komunikasi dengan mengalokasikan 28 unit starlink dan 33 genset. Selain itu, empat dapur umum dibuka di bawah koordinasi Kementerian Sosial, sementara penanganan kelangkaan BBM ditangani bersama Pertamina.