Kementrian Lembaga: TNI

  • Kondisi Terkini di Ponpes Al-Khoziny: Tim SAR Nyaris Sentuh Dasar Bangunan, Cari Puluhan Korban Tersisa

    Kondisi Terkini di Ponpes Al-Khoziny: Tim SAR Nyaris Sentuh Dasar Bangunan, Cari Puluhan Korban Tersisa

    Sejak operasi SAR dilaksanakan, total 400 personel gabungan dikerahkan. Mulai dari Basarnas, TNI-Polri, BPBD, PMI, relawan, dan berbagai instansi terkait. Mereka bekerja siang dan malam selama 24 jam dalam operasi pencarian korban dibantu alat pendeteksi korban hingga alat berat untuk evakuasi jenazah.

    “Lebih dari 400 personel tim SAR gabungan bekerja siang dan malam selama 24 jam,” kata Kepala BNBP, Suharyantot.

    Adapun peralatan canggih yang dipakai untuk mencari korban yakni cam flexible Olympus, Xaver 400 wall scanner, hingga multi search leader. BNPB juga mengerahkan dukungan logistik dan peralatan, termasuk 200 kantong jenazah, 250 set alat pelindung diri, serta alat berat berupa crane, excavator breaker, dump truck, hingga mobil ambulans.

  • Prabowo Disebut Ingin "TNI Bersatu Bersama Rakyat" Tak Cuma Jadi Slogan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        3 Oktober 2025

    Prabowo Disebut Ingin "TNI Bersatu Bersama Rakyat" Tak Cuma Jadi Slogan Nasional 3 Oktober 2025

    Prabowo Disebut Ingin “TNI Bersatu Bersama Rakyat” Tak Cuma Jadi Slogan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah mengungkapkan, Presiden Prabowo Subianto berpesan agar tema HUT ke-80 TNI yang berbunyi, “TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju” dalam HUT ke-80 TNI, khususnya TNI bersama rakyat, bukan hanya sebatas slogan.
    “Itu memang perintah dari Bapak Presiden Indonesia dan Panglima TNI, kita kuatkan itu. TNI bersatu bersama rakyat bukan sekadar slogan,” kata Freddy ditemui usai geladi bersih HUT ke-80 TNI di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Jumat (3/10/2025).
    “Tapi harus diwujudkan dalam aksi nyata, dalam kehidupan dari rakyat,” ujar dia.
    Menurut Freddy, keberadaan TNI tidak bisa dipisahkan dari rakyat karena sejak awal kelahirannya, tentara lahir dari rakyat dan selalu bersama rakyat dalam suka maupun duka.
    Freddy menegaskan, seorang prajurit TNI sejati adalah mereka yang berpegang teguh pada sumpah prajurit, Sapta Marga, dan 8 Wajib TNI.
    “Kalau ada TNI atau prajurit TNI yang melanggar ketentuan, tidak sesuai dengan sumpah prajurit, Sapta Marga, bahkan delapan wajib TNI itu berarti bukan prajurit TNI yang seutuhnya,” ungkap dia.
    Ia mencontohkan salah satu poin dari 8 Wajib TNI yang harus dipegang teguh setiap prajurit, mulai dari tamtama hingga perwira tinggi, yakni tidak semena-mena terhadap rakyat, bersikap sopan santun terhadap rakyat, hingga tidak menyakiti hati rakyat.
    “Jadi, itu hal-hal wajib yang harus dilaksanakan oleh seorang prajurit TNI mulai dari strata tamtama, bintara, perwira, perwira tinggi pun harus memegang itu,” kata Freddy.
    “Dan itu pun yang ingin kita sampaikan dalam tema HUT ke-80 TNI. Bahwa TNI selalu bersama rakyat baik suka maupun duka,” ujar dia menegaskan.
    Lebih lanjut, Freddy menegaskan TNI terbuka terhadap laporan masyarakat apabila ada pelanggaran yang dilakukan prajurit.
    “Saya sangat berterima kasih kepada rekan-rekan media. Infokan, laporkan apabila ada pelanggaran. Kita akan terbuka. Baik itu pelanggaran yang diselesaikan oleh personel prajurit TNI. Dalam kehidupan bermasyarakat, kehidupan sosial bermasyarakat, infokan kepada kami. Pasti kami akan tindak lanjuti,” ujar dia.
    Ia memastikan tidak ada perlakuan berbeda dalam menindaklanjuti laporan masyarakat.
    “Jangan ada penyampaian bahwa hanya artis, laporan artis yang akan ditindak lanjuti. Tidak. Setiap laporan akan ditindak lanjuti. Percayalah sama saya,” kata Freddy.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sambut Musim Hujan, DLH Jatim Pimpin Aksi Bersih Sungai di Perbatasan Surabaya-Sidoarjo

    Sambut Musim Hujan, DLH Jatim Pimpin Aksi Bersih Sungai di Perbatasan Surabaya-Sidoarjo

    ​Surabaya (beritajatim.com) – Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kembali menggelar aksi bersih-bersih di Sungai Afvoer Kemambang, yang merupakan batas wilayah Surabaya dan Sidoarjo, tepat di belakang kantor DLH Jatim, Jumat (3/10/2025).

    ​Aksi ini melibatkan sinergi dari berbagai pihak, termasuk sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Jatim, DLH Kota Surabaya dan Sidoarjo, TNI, Mahasiswa Universitas Sunan Giri (Unsuri), Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, aktivis sungai, dan perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup.

    ​Plt. Kepala DLH Jatim, Nurkholis, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian peringatan World Clean up Day (WCD) 2025. Fokus utama kali ini adalah membersihkan sungai sepanjang kurang lebih 1 hingga 1,5 kilometer yang tertutup eceng gondok dan rumput.

    ​”Kegiatan bersih-bersih sungai ini penting dilakukan menjelang musim hujan. Eceng gondok menghalangi saluran air sehingga perlu dibersihkan,” kata Nurkholis.

    ​Nurkholis berharap aksi ini dapat menjadikan sungai di perbatasan tersebut bersih dari sampah dan eceng gondok, sehingga mencegah terjadinya banjir saat musim hujan tiba.
    ​Ia juga menekankan pentingnya kesadaran kolektif.

    “Tiada hari tanpa bersih-bersih sungai. Ingat sungai itu milik bersama dan perlu kita jaga kebersihannya agar tetap bersih,” harapnya.

    ​Setelah membersihkan Afvoer Kemambang, DLH Jatim telah merencanakan kegiatan susulan yang lebih besar. “Kami akan kembali membersihkan sungai pada 18 Oktober 2025, yaitu susur sungai Surabaya dengan start di Waru Gunung dan melibatkan personel yang lebih besar lagi,” tambahnya.

    ​Kepala Badan Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Kementerian Lingkungan Hidup (BPLH/KLH), Eduward Hutapea, mengapresiasi langkah DLH Jatim. Ia menilai sinergi yang melibatkan komunitas, mahasiswa, TNI, dan Pemkot/Pemkab adalah langkah positif dalam rangkaian WCD 2025.

    ​Eduward berharap kegiatan bersih-bersih sungai ini dapat dicontoh kota-kota lain di Indonesia. “Kegiatan seperti di Surabaya dan Sidoarjo ini bisa diikuti oleh kota-kota lain di Indonesia secara rutinitas. Sehingga saat musim penghujan, permasalahan sungai menjadi bersih dan air tidak meluap atau banjir ke jalan,” pungkasnya. [tok/beq]

  • HUT Ke-80 TNI di Monas Diramaikan 133.480 Peserta dan 1.047 Alutsista

    HUT Ke-80 TNI di Monas Diramaikan 133.480 Peserta dan 1.047 Alutsista

    Jakarta, Beritasatu.com – Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan menggelar perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-80 di Monumen Nasional, Jakarta Pusat pada Minggu (5/10/2025). Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen (Mar) Freddy Ardianzah menyebutkan, sebanyak 133.480 peserta akan meramaikan perayaan tahun ini.

    “Kita akan melibatkan kurang lebih 133.000 personel, baik TNI maupun pendukung. Jumlah ini jauh lebih besar dibanding tahun lalu,” katanya seusai gladi bersih di Monas, Jumat (3/10/2025).

    Peserta HUT TNI terdiri dari tiga matra, yaitu Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, yang akan berpartisipasi dalam berbagai formasi. Mulai dari pasukan upacara, simulasi tempur, penerjun, pilot pesawat tempur dan angkut, hingga pasukan defile.

    Selain itu, parade juga menampilkan ribuan alat utama sistem senjata (alutsista), seperti kendaraan taktis, artileri, helikopter, pesawat tempur, dan pesawat angkut. “Kemudian alutsista yang tergelar dan ikut demonstrasi ada sekitar 1.047 unit. Kami harap cuaca mendukung pelaksanaan pada 5 Oktober 2025,” ujar Freddy.

    Parade HUT TNI tidak hanya menampilkan kemampuan tempur, tetapi juga pertunjukan penanggulangan bencana dan demonstrasi victory jump pasukan khusus.

    HUT ke-80 TNI kali ini dinilai istimewa karena jumlah alutsista yang dipamerkan lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kegiatan ini sekaligus menjadi edukasi publik tentang peran TNI dalam menjaga kedaulatan dan keamanan nasional.

  • TNI sebut gladi bersih acara HUT hari ini berjalan lancar

    TNI sebut gladi bersih acara HUT hari ini berjalan lancar

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah mengatakan gladi bersih hari ini berjalan dengan lancar dan sudah sesuai dengan yang telah direncanakan.

    “Alhamdulillah sudah berjalan dengan aman, lancar, dan sesuai dengan yang direncanakan,” kata Freddy saat ditemui di Monas, Jakarta Pusat, Jumat.

    Freddy menjelaskan seluruh rangkaian acara dari mulai upacara, simulasi tempur di darat dan udara, hingga defile alutsista sudah berjalan dengan baik.

    Tidak hanya itu, tim penerjun dari pasukan khusus juga berhasil melakoni misinya yakni mendarat di titik yang telah ditentukan.

    Dari aksi simulasi tempur dan terjun bebas, prajuritnya langsung melakoni defile dari berbagai korps dan pameran alutsista.

    Freddy menyatakan pihaknya juga bersyukur cuaca hari ini sangat cerah sehingga mendukung untuk digelarnya gladi bersih.

    Dengan matangnya gladi bersih hari ini, Freddy berharap pasukannya dapat menyajikan penampilan yang sempurna pada acara puncak nanti.

    Untuk diketahui, TNI akan menggelar acara perayaan HUT Ke-80 di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (5/10). Dalam acara tersebut, TNI akan memamerkan 1.047 alat utama sistem senjata (alutsista) darat, laut dan udara.

    TNI juga akan mengerahkan 133.480 orang yang terdiri dari prajurit dan masyarakat sipil untuk terlibat dalam hari perayaan nanti.

    Mereka akan ditugaskan untuk berbagai hal dari mulai peserta upacara, peserta simulasi tempur, pasukan penerjun, pilot tempur maupun pesawat angkut, defile, awak alutsista yang akan berparade hingga pasukan pengamanan.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Perjalanan dari BKR hingga ABRI

    Perjalanan dari BKR hingga ABRI

    Jakarta: Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 pada 5 Oktober 2025. Momen ini bukan sekadar perayaan seremonial, tetapi juga pengingat tentang perjalanan panjang sebuah institusi yang lahir dari rahim perjuangan rakyat. 

    Sejak awal berdiri, TNI memikul tanggung jawab menjaga kedaulatan sekaligus menjadi bagian tak terpisahkan dari rakyat Indonesia.

    Transformasi dari Badan Keamanan Rakyat (BKR), Tentara Republik Indonesia (TRI), Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) hingga menjadi TNI yang modern hari ini adalah cerminan dari komitmen untuk terus menjaga kedaulatan dan keutuhan bangsa.
    Sejarah TNI

    Dari BKR ke TKR: Awal Lahir TNI
    Sejarah TNI dimulai tak lama setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yaitu pada 22 Agustus 1945, dengan dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR). Tujuan BKR bukan hanya untuk menjaga kemerdekaan dari penjajah, tetapi juga untuk menyatukan berbagai laskar dan barisan bersenjata yang tersebar di berbagai daerah. 

    Situasi yang semakin tidak aman akibat kedatangan kembali pasukan sekutu pasca-Jepang menyerah membuat pemerintah menyadari perlunya sebuah kekuatan militer yang lebih terorganisir. Melalui maklumat pemerintah pada 5 Oktober 1945, BKR resmi ditingkatkan fungsinya menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai hari lahir TNI, meskipun dengan nama yang berbeda.
    Tentara Republik Indonesia (TRI): Upaya Penyempurnaan Organisasi Militer
    Dalam perjalanannya, TKR masih memerlukan penyempurnaan agar sesuai dengan standar militer internasional. Oleh karena itu, pada 23 Januari 1946, namanya diubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI). Perubahan ini menjadi langkah penting untuk mengkonsolidasikan kekuatan militer nasional di bawah satu komando, mengingat masih banyaknya laskar rakyat yang bergerak secara independen.

    Lahirnya TNI sebagai Angkatan Perang Nasional
    Penyatuan seluruh kekuatan bersenjata yang ada akhirnya terwujud pada 3 Juni 1947. Presiden Soekarno secara resmi menggabungkan TRI dengan badan-badan perjuangan rakyat lainnya menjadi satu kesatuan: Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pembentukan TNI ini bertujuan untuk memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi Agresi Militer Belanda dan menegaskan bahwa TNI adalah satu-satunya organisasi militer negara.
     

     

    Era ABRI dan Reformasi 1998
    Pada tahun 1962, TNI digabungkan dengan Kepolisian Negara menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Peran ABRI pada masa Orde Baru menjadi sangat dominan di berbagai aspek pemerintahan. Namun, pasca-reformasi 1998, terjadi tuntutan untuk mengembalikan peran militer pada fungsi pertahanan negara.

    Pada 1 April 1999, TNI dan Polri secara resmi dipisahkan sebagai dua institusi yang berbeda. Sebutan ABRI sebagai tentara dikembalikan menjadi TNI, sementara Polri kembali fokus pada tugas-tugas penegakan hukum dan keamanan masyarakat. Pemisahan ini menandai babak baru bagi TNI untuk kembali profesional dan berfokus pada tugas utamanya sebagai alat pertahanan negara.
    Kemanunggalan TNI dengan Rakyat
    Melalui berbagai pasang surut sejarah, satu hal yang tidak pernah berubah adalah prinsip kemanunggalan TNI dengan rakyat. Dari BKR yang dibentuk oleh rakyat, hingga slogan HUT ke-80, “TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju”, menegaskan kembali bahwa kekuatan TNI yang sesungguhnya berasal dari dukungan dan kepercayaan rakyat. HUT ke-80 ini tidak hanya merayakan perjalanan panjang sebuah institusi, tetapi juga memperteguh komitmen TNI untuk terus mengabdi dan menjaga Indonesia bersama-sama rakyatnya.

    (Sheva Asyraful Fali)

    Jakarta: Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 pada 5 Oktober 2025. Momen ini bukan sekadar perayaan seremonial, tetapi juga pengingat tentang perjalanan panjang sebuah institusi yang lahir dari rahim perjuangan rakyat. 
     
    Sejak awal berdiri, TNI memikul tanggung jawab menjaga kedaulatan sekaligus menjadi bagian tak terpisahkan dari rakyat Indonesia.
     
    Transformasi dari Badan Keamanan Rakyat (BKR), Tentara Republik Indonesia (TRI), Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) hingga menjadi TNI yang modern hari ini adalah cerminan dari komitmen untuk terus menjaga kedaulatan dan keutuhan bangsa.
    Sejarah TNI

    Dari BKR ke TKR: Awal Lahir TNI

    Sejarah TNI dimulai tak lama setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yaitu pada 22 Agustus 1945, dengan dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR). Tujuan BKR bukan hanya untuk menjaga kemerdekaan dari penjajah, tetapi juga untuk menyatukan berbagai laskar dan barisan bersenjata yang tersebar di berbagai daerah. 

    Situasi yang semakin tidak aman akibat kedatangan kembali pasukan sekutu pasca-Jepang menyerah membuat pemerintah menyadari perlunya sebuah kekuatan militer yang lebih terorganisir. Melalui maklumat pemerintah pada 5 Oktober 1945, BKR resmi ditingkatkan fungsinya menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai hari lahir TNI, meskipun dengan nama yang berbeda.

    Tentara Republik Indonesia (TRI): Upaya Penyempurnaan Organisasi Militer

    Dalam perjalanannya, TKR masih memerlukan penyempurnaan agar sesuai dengan standar militer internasional. Oleh karena itu, pada 23 Januari 1946, namanya diubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI). Perubahan ini menjadi langkah penting untuk mengkonsolidasikan kekuatan militer nasional di bawah satu komando, mengingat masih banyaknya laskar rakyat yang bergerak secara independen.

    Lahirnya TNI sebagai Angkatan Perang Nasional

    Penyatuan seluruh kekuatan bersenjata yang ada akhirnya terwujud pada 3 Juni 1947. Presiden Soekarno secara resmi menggabungkan TRI dengan badan-badan perjuangan rakyat lainnya menjadi satu kesatuan: Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pembentukan TNI ini bertujuan untuk memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi Agresi Militer Belanda dan menegaskan bahwa TNI adalah satu-satunya organisasi militer negara.
     

     

    Era ABRI dan Reformasi 1998

    Pada tahun 1962, TNI digabungkan dengan Kepolisian Negara menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Peran ABRI pada masa Orde Baru menjadi sangat dominan di berbagai aspek pemerintahan. Namun, pasca-reformasi 1998, terjadi tuntutan untuk mengembalikan peran militer pada fungsi pertahanan negara.
     
    Pada 1 April 1999, TNI dan Polri secara resmi dipisahkan sebagai dua institusi yang berbeda. Sebutan ABRI sebagai tentara dikembalikan menjadi TNI, sementara Polri kembali fokus pada tugas-tugas penegakan hukum dan keamanan masyarakat. Pemisahan ini menandai babak baru bagi TNI untuk kembali profesional dan berfokus pada tugas utamanya sebagai alat pertahanan negara.

    Kemanunggalan TNI dengan Rakyat

    Melalui berbagai pasang surut sejarah, satu hal yang tidak pernah berubah adalah prinsip kemanunggalan TNI dengan rakyat. Dari BKR yang dibentuk oleh rakyat, hingga slogan HUT ke-80, “TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju”, menegaskan kembali bahwa kekuatan TNI yang sesungguhnya berasal dari dukungan dan kepercayaan rakyat. HUT ke-80 ini tidak hanya merayakan perjalanan panjang sebuah institusi, tetapi juga memperteguh komitmen TNI untuk terus mengabdi dan menjaga Indonesia bersama-sama rakyatnya.
     
    (Sheva Asyraful Fali)

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • TNI jelaskan insiden bendera robek saat dikibarkan di Monas

    TNI jelaskan insiden bendera robek saat dikibarkan di Monas

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah membenarkan bahwa bendera Merah Putih yang terbentang di Monas sempat robek saat gladi kotor perayaan HUT Ke-80 TNI pada Kamis (2/10).

    Menurut Freddy, bendera tersebut robek karena tertiup angin kencang saat ingin dibentangkan.

    “Pada saat kemarin kan, angin di atas 20 knot itu cukup kencang. Jadi bahan kain yang kita gunakan juga kurang bagus,” kata Freddy saat ditemui awak media di halaman Monas, Jakarta Pusat, Jumat.

    Karena peristiwa itu, pihak TNI melakukan evaluasi dan menggantinya dengan bendera yang lebih kuat. Alhasil bendera tersebut berkibar dengan sempurna di Monas saat gladi bersih hari ini.

    “Sehingga Alhamdulillah di gladi bersih ini berjalan dengan lancar, Merah Putih berkibar,” jelas Freddy.

    Freddy berharap seluruh rangkaian acara dari mulai upacara, pengibaran bendera, simulasi tempur hingga defile berjalan dengan lancar padai hari H nanti.

    Untuk diketahui, TNI akan menggelar acara perayaan HUT Ke-80 di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (5/10). Dalam acara tersebut, TNI akan memamerkan 1.047 alat utama sistem senjata (alutsista) darat, laut dan udara.

    TNI juga akan mengerahkan 133.480 orang yang terdiri dari prajurit dan masyarakat sipil untuk terlibat dalam hari perayaan nanti.

    Mereka akan ditugaskan untuk berbagai hal dari mulai peserta upacara, peserta simulasi tempur, pasukan penerjun, pilot tempur maupun pesawat angkut, defile, awak alutsista yang akan berparade hingga pasukan pengamanan.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 2 Jenazah Tertimpa Reruntuhan Ditemukan di Tempat Wudu Ponpes Al Khoziny

    2 Jenazah Tertimpa Reruntuhan Ditemukan di Tempat Wudu Ponpes Al Khoziny

    Jakarta

    Suasana pilu menyelimuti evakuasi reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo di hari keempat. Dua jenazah santri ditemukan dalam kondisi tertimpa pecahan bangunan di area tempat wudu musala.

    Dilansir detikJatim, temuan ini menambah jumlah korban meninggal dunia menjadi sembilan orang dari total 112 korban yang sudah terevakuasi.

    Jumlah korban meninggal dunia akibat ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo kembali bertambah. Hingga Jumat (3/10) siang, tercatat sembilan orang meninggal. Sementara itu, 103 korban lainnya selamat.

    Direktur Operasi Pencarian dan Pertolongan Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo selaku SAR Mission Coordinator (SMC), menyebut kedua jenazah ditemukan di area wudu musala ponpes.

    “Hari Jumat (3/10) tadi sekitar pukul 07.30 WIB kita berhasil mengekstraksi lagi satu santri kita. Kemudian satu lagi berhasil kita ekstraksi juga pada pukul 07.36 WIB. Jadi sepertinya tertimpa pecahan ini di tempat wudhu,” ujar Bramantyo, Jumat (3/10/2024).

    (rdp/imk)

  • Pleno KPU Mojokerto: Data Pemilih Stabil, Bawaslu Minta Ketelitian Extra

    Pleno KPU Mojokerto: Data Pemilih Stabil, Bawaslu Minta Ketelitian Extra

    Mojokerto (beritajatim.com) – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mojokerto menggelar Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan Daftar Pemilih Berkelanjutan Triwulan III Tahun 2025. Agenda ini menjadi bagian dari upaya memastikan akurasi data pemilih menjelang tahapan Pemilu mendatang.

    Divisi Perencanaan Data dan Informasi KPU Kabupaten Mojokerto, Ahmad Febrianto menjelaskan bahwa pleno pemutakhiran data pemilih rutin dilaksanakan setiap tiga bulan. Pada triwulan ini, perubahan data cenderung stabil tanpa lonjakan signifikan.

    “Seperti biasa, ada perubahan data terkait pemilih yang keluar-masuk, meninggal dunia, maupun penambahan pemilih baru. Seluruhnya kita input sebagai dasar untuk pembaruan di Triwulan IV nanti,” ungkapnya, Jumat (3/10/2025).

    Penambahan pemilih baru mayoritas berasal dari pemilih pemula yang baru mengantongi KTP, serta anggota TNI dan Polri yang telah purna tugas sehingga kembali memiliki hak pilih. Pergerakan data terjadi merata di 18 kecamatan seiring adanya perpindahan penduduk, penambahan pemilih baru, dan kematian.

    “Data ini akan terus kita perbarui hingga memasuki tahapan Pemilu. Dari 18 kecamatan di Kabupaten Mojokerto, pergerakan data merata karena adanya perpindahan penduduk, penambahan pemilih baru, dan kematian,” katanya.

    KPU Kabupaten Mojokerto menegaskan pemutakhiran daftar pemilih berkelanjutan merupakan langkah krusial untuk menjaga transparansi dan akurasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Pemilu mendatang. Proses ini akan terus dilakukan secara konsisten setiap triwulan hingga penetapan resmi DPT.

    Sementara itu, Divisi Pencegahan Parmas dan Humas, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Mojokerto, Deni Mustofa memberikan catatan terhadap hasil pleno yang digelar KPU Kabupaten Mojokerto tersebut. Ia menekankan pentingnya ketelitian KPU dalam pemutakhiran data.

    “Bawaslu memberikan salam perbaikan, karena di lapangan masih banyak masyarakat yang sebenarnya sudah tidak ada atau telah meninggal dunia tetapi masih tercatat dalam DPT. Ini harus segera dibersihkan agar tidak menjadi masalah di kemudian hari,” tegasnya. [tin/kun]

  • Daftar KAJJ yang berhenti di Stasiun Jatinegara pada Jumat dan HUT TNI

    Daftar KAJJ yang berhenti di Stasiun Jatinegara pada Jumat dan HUT TNI

    Jakarta (ANTARA) – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta memberlakukan Berhenti Luar Biasa (BLB) perjalanan Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ) di Stasiun Jatinegara saat kegiatan perayaan HUT ke-80 TNI pada Jumat dan Minggu, 5 Oktober 2025.

    “Penyesuaian pola operasi berupa BLB ini ditetapkan untuk mendukung mobilitas masyarakat sekaligus mengantisipasi potensi kepadatan penumpang dan lalu lintas di sekitar Stasiun Gambir,” kata Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta Ixfan Hendriwintoko di Jakarta, Jumat.

    Seperti diketahui, kegiatan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 TNI dipusatkan di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pada Jumat dan Minggu, 5 Oktober 2025.

    Oleh karena itu, sambung dia, dengan adanya pemberhentian luar biasa di Stasiun Jatinegara, maka penumpang memiliki alternatif yang lebih mudah untuk naik dan turun KA.

    KAJJ yang berhenti di Stasiun Jatinegara terdiri dari yang yang berangkat dan datang. Untuk KAJJ yang berangkat pada Jumat, yakni KA Argo Semeru (nomor 6), KA Purwojaya (50F), KA Parahyangan (132), KA Taksaka (46),KA Argo Bromo Anggrek (2), dan KA Argo Dwipangga (16).

    Lalu, KA Gunungjati (118), PLB Batavia (7006), KA Sembrani (40), KA Manahan (62), KA Cakrabuana (122),KA Purwojaya (58F),KA Taksaka (44), KA Brawijaya (38), dan KA Bima (8).

    Sementara KAJJ yang datang pada Jumat, yaitu KA Purwojaya (53F), KA Parahyangan Fakultatif (141F), KA Taksaka (43), KA Argo Lawu (13), dan KA Argo Bromo Anggrek (1).

    Selanjutnya, KAJJ yang berangkat pada 5 Oktober 2025, antara lain KA Argo Semeru (6), KA Purwojaya (50F), KA Purwojaya (58F), KA Purwojaya (54), KA Parahyangan (132), KA Taksaka (46), KA Taksaka (44),KA Taksaka (48) dan KA Argo Bromo Anggrek (2).

    Kemudian, KA Argo Bromo Anggrek (4), KA Argo Dwipangga (16), KA Gunungjati (118), KA Gunungjati (120), PLB Batavia (7006),KA Sembrani (40),KA Sembrani (42),KA Manahan (62), KA Manahan (64), KA Cakrabuana (122), KA Cakrabuana (124),KA Brawijaya (38), KA Bima (8), KA Gajayana (36), KA Pandalungan (32), KA Argo Lawu (14) dan KA Argo Anjasmoro (30F).

    Berikutnya, KAJJ yang datang pada 5 Oktober 2025, yaitu KA Purwojaya (53F),KA Parahyangan Fakultatif (141F), KA Taksaka (43), KA Argo Lawu (13), KA Argo Bromo Anggrek (1), KA Cakrabuana (123), dan KA Taksaka (47)

    KAI Daop 1 Jakarta mengimbau seluruh calon penumpang agar memperhatikan kembali jadwal keberangkatan KA serta menyesuaikan titik naik atau turun penumpang dengan adanya pemberlakuan BLB di Stasiun Jatinegara.

    “Kami harapkan pengguna jasa kereta api dapat memanfaatkan pemberhentian luar biasa di Stasiun Jatinegara agar perjalanan menuju atau dari Jakarta menjadi lebih lancar, khususnya di tengah adanya kegiatan besar perayaan HUT TNI ke-80,” imbau Ixfan.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.