Mengenal Marsinah, Aktivis Buruh yang Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada aktivis buruh, Marsinah.
Penganugerahan dilakukan dalam upacara penganugerahan gelar
pahlawan nasional
2025 di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025).
“Tiga, almarhumah
Marsinah
tokoh dari Provinsi Jawa Timur,” ujar Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana saat membacakan penganugerahan
gelar pahlawan nasional
, Senin (10/11/2025).
Gelar pahlawan nasional pun diberikan langsung oleh
Prabowo Subianto
kepada ahli waris dari Marsinah yang diusulkan dari Jawa Timur.
Marsinah adalah buruh wanita asal Nganjuk, Jawa Timur. Dia bekerja sebagai buruh di PT Catur Putra Surya (CPS), sebuah pabrik arloji di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.
Diberitakan Harian
Kompas
, 28 Juni 2000, Marsinah lahir pada 10 April 1969. Dia adalah anak kedua dari tiga bersaudara yang semuanya perempuan, Marsini kakaknya dan Wijiati adiknya.
Marsinah merupakan anak dari pasangan Astin dan Sumini di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk.
Dia pertama kali bekerja di pabrik plastik SKW kawasan industri Rungkut. Tetapi, gajinya jauh dari cukup sehingga untuk memperoleh tambahan penghasilan, Marsinah juga berjualan nasi bungkus di sekitar pabrik seharga Rp 150 per bungkus.
Upacara penganugerahan gelar pahlawan nasional oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025).
Kasus pembunuhan Marsinah berawal pada 3-4 Mei 1993, saat buruh pabrik pembuatan arloji, PT Catur Putra Surya (CPS), menuntut pemenuhan hak mereka.
Setelah aksi mogok kerja tersebut, 11 dari 12 tuntutan tersebut dikabulkan, kecuali pembubaran Unit Kerja SPSI di PT CPS. Terkabulnya hasil perundingan tersebut tertuang dalam Surat Persetujuan Bersama.
Namun, pada 5 Mei 1993, 13 buruh dipanggil oleh Kodim 0816 Sidoarjo dan mereka dipaksa untuk mengundurkan diri dari PT CPS, dengan alasan sudah tidak dibutuhkan lagi oleh perusahaan. Mereka yang menolak mendapatkan intimidasi dan tindakan represif.
Mendengar adanya pemanggilan Kodim 0816 Sidoarjo terhadap 13 rekan kerjanya, Marsinah menulis sepucuk surat untuk teman-teman buruhnya tersebut yang berisi petunjuk menjawab interogasi.
Perempuan kelahiran 10 April 1969 itu juga berikrar di hadapan rekan-rekannya, “Kalau mereka diancam akan dimejahijaukan oleh Kodim, saya akan bawa persoalan ini kepada paman saya di Kejaksaan Surabaya.”
Pada hari yang sama, 5 Mei 1994, Marsinah bersama seorang rekannya melayangkan surat protes kepada PT CPS yang diterima oleh pihak keamanan pabrik.
Setelah itu, pada malam harinya, mereka pulang dan menyempatkan untuk berkunjung ke kediaman temannya.
Namun, usai pertemuan di malam itu, pukul 22.00, Marsinah pergi entah ke mana dan menjadi yang terakhir kali bagi rekan-rekannya untuk melihat sosok perempuan itu.
Pada 8 Mei 1993, segerombolan anak-anak menemukan jasad Marsinah terbujur kaku di sebuah gubuk di kawasan hutan Desa Jegong, Kecamatan Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur.
Tubuhnya dipenuhi luka dan bersimbah darah, yang mengindikasikan bahwa Marsinah mengalami kekerasan dan penyiksaan sebelum dibunuh.
Tewasnya Marsinah mendapatkan perhatian publik dan Presiden Soeharto saat itu. Satu bulan pertama pengusutan kasusnya, kepolisian sudah memeriksa sebanyak 142 orang.
Namun, puncaknya terjadi pada 1 November 1993 dini hari, saat satuan intelijen menculik delapan orang yang diduga sebagai pelaku pembunuhan Marsinah.
Kedelapan orang tersebut merupakan orang-orang dari PT CPS, di mana salah satu yang diculik adalah pemilik pabrik, Judi Susanto.
Judi Susanto dan tujuh orang lainnya diketahui mengalami siksaan berat untuk dipaksa mengakui bahwa mereka adalah dalang pembunuhan Marsinah.
Selama penyelidikan dan penyidikan oleh Tim Terpadu Bakorstanasda Jawa Timur, disebutkan bahwa Suprapto, seorang pekerja di bagian kontrol PT CPS, menjemput Marsinah dengan sepeda motornya.
Marsinah kemudian disebut dibawa ke rumah Judi Susanto di Jalan Puspita, Surabaya. Setelah tiga hari disekap, Marsinah disebut dibunuh oleh Suwono, seorang satpam di PT CPS.
Akhirnya, Judi Susanto dijatuhi vonis 17 tahun penjara. Sementara itu, beberapa staf PT CPS dijatuhi hukuman sekitar empat tahun hingga 12 tahun penjara.
Namun, saat itu Judi Susanto bersikeras menyatakan tidak terlibat dalam pembunuhan Marsinah. Ia mengaku hanya dijadikan sebagai kambing hitam. Judi Susanto kemudian naik banding ke Pengadilan tinggi dan dinyatakan bebas.
Hal serupa juga dilakukan para staf PT CPS yang dijatuhi hukuman. Mereka naik banding hingga dibebaskan dari segala dakwaan atau bebas murni oleh Mahkamah Agung.
Setelah itu, kasus pembunuhan Marsinah tidak menemui titik terang dan menjadi salah satu catatan pelanggaran HAM di Indonesia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kementrian Lembaga: TNI
-
/data/photo/2025/05/02/68146e97c3d85.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
4 Mengenal Marsinah, Aktivis Buruh yang Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional Nasional
-

Soeharto resmi pahlawan, Prabowo serahkan gelar ke Tutut Soeharto
Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto menganugerahi gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 Republik Indonesia Soeharto, di mana plakat dan dokumen gelar pahlawan diserahkan kepada putri sulung Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana atau Tutut Soeharto selaku ahli waris, di Istana Negara, Jakarta, Senin.
Berdasarkan tayangan langsung kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin, dalam prosesi penyerahan gelar pahlawan tersebut, Tutut didampingi oleh sang adik yaitu Bambang Trihatmodjo.
Penganugerahan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 116/TK/Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional. Soeharto menerima gelar sebagai pahlawan di bidang Perjuangan Bersenjata dan Politik, atas jasa dan peran menonjolnya sejak masa kemerdekaan.
Sebagai wakil komandan BKR Yogyakarta, Jenderal Soeharto tercatat memimpin pelucutan senjata pasukan Jepang di Kota Baru pada tahun 1945.
Selain Soeharto, terdapat sembilan tokoh lain yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada peringatan Hari Pahlawan 2025.
Sembilan tokoh tersebut yaitu:
1. Almarhum K.H. Abdurrahman Wahid (Bidang Perjuangan Politik dan Pendidikan Islam).
2. Almarhumah Marsinah (Bidang Perjuangan Sosial dan Kemanusiaan).
3. Almarhum Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja (Bidang Perjuangan Hukum dan Politik).
4. Almarhumah Hajjah Rahmah El Yunusiyyah (Bidang Perjuangan Pendidikan Islam).
5. Almarhum Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo (Bidang Perjuangan Bersenjata).
6. Almarhum Sultan Muhammad Salahuddin (Bidang Perjuangan Pendidikan dan Diplomasi).
7. Almarhum Syaikhona Muhammad Kholil (Bidang Perjuangan Pendidikan Islam).
8. Almarhum Tuan Rondahaim Saragih (Bidang Perjuangan Bersenjata).
9. Almarhum Zainal Abidin Syah (Bidang Perjuangan Politik dan Diplomasi).
Pewarta: Fathur Rochman/Andi Firdaus
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/11/08/690e3a858a2d5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
1 Densus 88: Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Bawa 7 Peledak, 4 Meledak di Lokasi Nasional
Densus 88: Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Bawa 7 Peledak, 4 Meledak di Lokasi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Juru Bicara Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana, mengungkapkan bahwa terduga pelaku peledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, membawa tujuh peledak.
“Benar bahwa ditemukan tujuh peledak,” kata Mayndra kepada Kompas.com, Senin (10/11/2025).
Dari tujuh peledak yang dibawa terduga pelaku, empat di antaranya meledak di dua lokasi.
Sementara, tiga peledak lainnya tidak meledak.
“TKP 1 (Masjid) dua bom meledak, TKP 2 Taman Baca dan Bank Sampah terdapat dua bom meledak. Tiga yang tidak meledak,” jelasnya.
Mayndra juga menyebut bahwa pihaknya telah mengetahui jenis peledak yang dibawa itu.
Namun, ia enggan memerinci detail jenis peledak tersebut.
“Untuk jenisnya telah diketahui, dan bisa ditanyakan kepada otoritas Brimob Gegana atau Polda Metro Jaya,” terang Mayndra.
Sebelumnya diberitakan, ledakan terjadi pada Jumat (7/11/2025) sekitar pukul 12.15 WIB di lingkungan SMAN 72 Jakarta yang berada di kompleks Kodamar TNI Angkatan Laut, Kelapa Gading.
Berdasarkan keterangan saksi, letusan pertama terdengar saat khotbah Jumat sedang berlangsung, disusul ledakan kedua dari arah berbeda.
Peristiwa tersebut menyebabkan puluhan korban mengalami luka bakar dan luka akibat serpihan, serta menimbulkan kepanikan di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar.
Dari hasil penyelidikan awal, pelaku diduga merupakan salah satu siswa sekolah tersebut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Peringatan Hari Pahlawan, Prabowo: Jangan Sekali-sekali Melupakan Jasa Mereka
Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto memimpin Upacara Ziarah Nasional dan Renungan Suci dalam rangka memperingati Hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Nasional Kalibata, Jakarta, Senin dini hari, (10/11/2025).
Prabowo tiba pada pukul 23.44 WIB sebelumnya Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tiba di lokasi upacara sekitar pukul 23.40 WIB, Minggu, 9 November 2025.
Setelah upacara dimulai, Presiden Ke-8 RI itu melakukan peletakan karangan bunga sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah gugur membela bangsa.
Karangan bunga yang diletakkan Prabowo bertulis Pahlawan Teladanku, Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan.
Selanjutnya, Presiden memimpin prosesi mengheningkan cipta. Dalam suasana hening yang khidmat, Prabowo menyampaikan pesan renungan yang menegaskan kembali makna perjuangan dan pengorbanan para pahlawan.
“Kita mengenang arwah dan jasa para pahlawan yang telah gugur membela kemerdekaan kedaulatan dan kehormatan bangsa Indonesia. khususnya mereka-mereka yang gugur dalam perlawanan terhadap kekuatan asing yang mendukung penjajahan kembali bangsa Indonesia oleh bangsa asing,” ucap Prabowo saat memimpin renungan suci.
Prosesi renungan suci berlangsung tenang dan penuh penghormatan. Para peserta, termasuk pejabat negara anggota kabinet merah putih, perwira tinggi TNI-Polri, menundukkan kepala dalam keheningan, mengenang perjuangan yang menjadi fondasi kemerdekaan Indonesia.
Dia kemudian menegaskan kembali nilai historis Hari Pahlawan yang bersumber dari keberanian rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1945.
“Pada tahun 1945, 10 November, para pahlawan telah dengan berani melawan kekuatan asing yang begitu besar, terutama kekuatan Inggris, pemenang Perang Dunia II. Mereka dengan perlawanan pengorbanan yang begitu besar, mereka telah mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia. Janganlah kita sekali-sekali melupakan jasa mereka, kepahlawan mereka. Mengheningkan cipta mulai,” tandas Prabowo.
-

Gibran dampingi Prabowo pada peringatan Hari Pahlawan 2025
Jakarta (ANTARA) – Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam Upacara Ziarah Nasional dan Renungan Suci Peringatan Hari Pahlawan 2025, di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta Selatan, Senin dini hari.
Sebagaimana keterangan yang diterima, Senin, upacara yang dipimpin oleh Komandan Upacara Kolonel Laut (P) Martinus tersebut mengusung tema “Pahlawanku Teladanku, Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan.”
Dalam suasana hening dan penuh penghormatan, Presiden Prabowo memimpin langsung prosesi renungan suci.
Kepala Negara mengajak seluruh peserta upacara untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah berkorban demi merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa.
“Marilah kita mengenang arwah dan jasa para pahlawan yang telah gugur membela kemerdekaan, kedaulatan, dan kehormatan bangsa Indonesia, khususnya mereka-mereka yang gugur dalam perlawanan terhadap kekuatan asing yang mendukung penjajahan kembali bangsa Indonesia oleh bangsa asing,” ujar Presiden.
Prabowo kemudian mengingatkan kembali makna perjuangan 10 November 1945 di Surabaya yang menjadi simbol keberanian bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.
“Pada tahun 1945, 10 November, para pahlawan telah dengan berani melawan kekuatan asing yang begitu besar, terutama kekuatan Inggris pemenang perang dunia kedua,” ungkap Presiden.
“Dengan perlawanan dan pengorbanan yang begitu besar, mereka telah mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia,” sambungnya.
Menutup amanatnya, Presiden Prabowo mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk terus meneladani nilai-nilai perjuangan para pahlawan dan tidak melupakan jasa mereka.
“Janganlah kita sekali-sekali melupakan jasa mereka, kepahlawanan mereka,” ujarnya.
Turut hadir dalam upacara tersebut jajaran Menteri Kabinet Merah Putih, para veteran, serta unsur TNI dan Polri.
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5407542/original/080040800_1762746380-WhatsApp_Image_2025-11-10_at_10.12.43.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)


/data/photo/2025/11/07/690ded3ba161a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
