Kementrian Lembaga: TNI

  • Ramadhan, Sejumlah Kafe di Blitar Ketahuan Jual Miras Tanpa Izin

    Ramadhan, Sejumlah Kafe di Blitar Ketahuan Jual Miras Tanpa Izin

    Blitar (beritajatim.com) – Sejumlah kafe di Kota Blitar kedapatan menjual minuman keras (miras) di bulan ramadhan kali ini. Mirisnya sejumlah kafe tersebut tidak memiliki izin, namun tetap nekat menjual Miras di bulan suci.

    Total ada 2 kafe di Kota Blitar yang kedapatan menjual minuman keras di bulan Ramadhan kali ini. Dari 2 tempat tersebut petugas Satpol PP Kota Blitar menyita puluhan botol Miras.

    “Untuk tempat karaoke tutup semua tapi kami menemukan kafe di JL A Yani menjual arak kami menyita 54 botol arak botol kecil dan 22 arak botol besar. Kami juga menyita satu botol miras dan dua botol arak di satu kafe lagi di JL Dr Wahidin,” kata Ronny Yoza Passalbesy, PLT Kepala Satpol PP Kota Blitar.

    Puluhan botol miras yang ditemukan itu langsung dibawa ke Kantor Satpol PP Kota Blitar. Sang pemilik usaha juga diberikan sanksi sekaligus teguran, agar tidak menjual minuman keras kembali.

    Razia ini sengaja digelar Satpol PP bersama Polres Blitar Kota dan TNI, sebagai tindak lanjut dari Surat Edaran Wali Kota Blitar terkait pelaksanaan rangkaian ibadah di bulan suci ramadhan dan perayaan idul fitri 1445 H/2024.

    “Malam ini, kami bersama Polri dan TNI melaksanakan penertiban tempat hiburan malam yang di dalamnya ada penegakan. Kegiatan ini untuk mengamankan SE Wali Kota Nomor 451 tanggal 7 Maret 2024 tentang kegiatan masyarakat selama Ramadhan,” kata Ronny.

    Razia serupa akan terus dilakukan oleh Satpol PP dan TNI serta Polres Blitar Kota selama bulan ramadhan kali ini. Diharapkan dengan razia ini peredaran narkoba dan Miras di Kota Blitar bisa diberantas saat bulan suci ini.

    “Selama bulan ramadhan kali kami akan terus melakukan razia serupa ke sejumlah tempat,” tutupnya. [owi/aje]

  • BPBD Lumajang Imbau Waspada Cuaca Ekstrem, Awas Pohon Tumbang

    BPBD Lumajang Imbau Waspada Cuaca Ekstrem, Awas Pohon Tumbang

    Lumajang (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang menghimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan saat berkendara di tengah potensi cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan berbagai bahaya.

    Imbauan ini disampaikan menyusul kejadian pohon tumbang di Jalan Srikaya, Desa Selokgondang, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang pada Rabu (13/3/2024) siang.

    Pohon tumbang berjenis Trembesi/Salobin dengan diameter 85 cm tersebut terjadi akibat angin kencang, dan sempat mengganggu arus lalu lintas serta jalur kabel PLN.

    Tim BPBD Lumajang, dibantu TNI-Polri, DLH Kabupaten Lumajang, PLN Lumajang, dan Perangkat Desa Selokgondang, bergerak cepat untuk menangani kejadian ini.

    Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono, bahwa proses pemotongan dan pembersihan pohon tumbang berjenis Trembesi/Salobin berdiameter 85 cm berhasil diselesaikan dalam waktu dua jam. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

    Menyikapi potensi cuaca ekstrem yang diprediksi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas 1 Juanda Sidoarjo selama seminggu ke depan, Yudhi Cahyono, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, menghimbau masyarakat dan instansi terkait untuk selalu waspada.

    “Khususnya bagi pengguna jalan, perhatikan kondisi jalan licin, potensi pohon tumbang, dan pengurangan jarak pandang saat cuaca buruk seperti hujan lebat dan angin kencang,” papar Yudhi seperti dilansir portalberita Lumajang.

    Dengan kewaspadaan dan kehati-hatian dari semua pihak, diharapkan keamanan dan keselamatan berkendara dapat terjaga di tengah potensi bahaya akibat cuaca ekstrem. (ted)

    Tips Aman Berkendara Saat Cuaca Ekstrem:

    Kurangi kecepatan dan jaga jarak aman dengan kendaraan di depan.
    Nyalakan lampu kendaraan saat hujan deras dan jarak pandang terbatas.
    Hindari berteduh di bawah pohon besar saat hujan deras dan angin kencang.
    Perhatikan potensi genangan air di jalan.
    Selalu ikuti informasi terkini terkait cuaca dari BMKG.

  • Sungai Bengawan Solo Meluap 6 Desa di Gresik Terendam Banjir

    Sungai Bengawan Solo Meluap 6 Desa di Gresik Terendam Banjir

    Gresik (beritajatim.com) – Imbas cuaca ekstrim akhir-akhir ini berdampak pada aktivitas Sungai Bengawan Solo. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, ada 6 desa di tiga kecamatan. Yakni, Kecamatan Dukun, Bungah, dan Manyar tergenang banjir setinggi 30 centimeter.

    Enam desa yang terendam diantaranya Desa Bungah, Desa Madumulyorejo, Jrebeng, Dukunanyar, Desa Tiremenggal, dan Desa Sembayat.

    Babinsa Koramil 0817/16 Dukun Serda TNI Azis mengatakan, banjir yang merendam wilayah Kecamatan Dukun salah satunya terjadi di Desa Madumulyorejo. Luapan air masuk di beberapa permukiman dan jalan desa. Tercatat sebanyak 18 kepala keluarga di desa setempat rumahnya terendam air dan ketinggian air mencapai 20 hingga 30 centimeter.

    “Ketinggian air bervariasi dan belum ada kenaikan. Sampai sekarang masih dilaksanakan pemantauan mengantisipasi terhadap bertambahnya luapan air apabila turun hujan,” katanya, Rabu (13/03/2024).

    Ia menambahkan, sebagai langkah antisipasi, pihaknya telah menyiapkan kebutuhan alat evakuasi, jika ada warga yang membutuhkan. Pihaknya siap melakukan penanganan. Kemudian pemantauan terhadap perkembangan debit air luapan Sungai Bengawan Solo juga terus dilakukan.

    “Kami akan terus memantau perkembangannya, dan apabila dibutuhkan, kami siap melakukan evakuasi warga dipindahkan ke tempat yang lebih aman,” imbuhnya.

    Sementara, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Gresik FX Micko Herlambang menyatakan banjir yang menggenangi wilayah Kecamatan Bungah berada di Desa Bungah. Selain masuk rumah warga, luapan air juga merendam jalan poros desa (JPD) dan jalan lingkungan desa.

    “Desa Bungah yang terdampak adalah Jalan Lingkungan di Dusun Karangpoh tergenang 10 – 40 cm, lalu JPD tergenang 20 – 50 cm,” ujarnya.

    Saat ini lanjut dia, tim BPBD terus melakukan pemantauan terhadap Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Bengawan Solo, serta menyiapkan alat-alat kedaruratan sebagai antisipasi bencana banjir yang lebih besar, dengan tren debit air yang terus naik. “Kami terus mengecek TMA termasuk diantaranya menyiapkan kebutuhan sembako bagi warga yang rumahnya terdampak banjir,” pungkasnya. [dny/kun]

  • Personel Gabungan Sigap Evakuasi Warga Terdampak Banjir di Pamekasan

    Personel Gabungan Sigap Evakuasi Warga Terdampak Banjir di Pamekasan

    Pamekasan (beritajatim.com) – Personel gabungan sigap dan bahu membahu mengevakuasi warga terdampak banjir yang melanda beberapa titik di Pamekasan, Selasa (12/3/2024) malam.

    Personel gabungan tersebut berasal dari lintas instansi di Pamekasan, meliputi personel BPBD, TNI-Polri, serta komunitas relawan yang tergabung dalam FPRB Pamekasan.

    Mereka bergerak cepat dan bahu membahu melakukan evakuasi, serta membantu warga keluar dari kepungan banjir yang menyebar di beberapa titik di Pamekasan.

    “Sejauh ini kami sudah melakukan proses evakuasi terhadap warga terdampak banjir, yang terbakar di beberapa desa/kelurahan di Pamekasan. Seperti di Kelurahan Jungcancang dan Patemon,” kata salah satu staf BPBD Pamekasan, Akhmad Zaini.

    Proses evaluasi tersebut dilakukan dengan cara membawa warga terdampak banjir dengan menggunakan perahu karet dari titik banjir. “Proses evakuasi dilakukan dari titik banjir menuju tempat aman,” ungkapnya.

    “Warga yang kita evaluasi di antaranya mulai dari lansia, anak-anak hingga bayi. Mereka diungsikan ke rumah saudara atau famili yang berada di titik aman,” jelasnya.

    Seperti diketahui, banjir Pamekasan meluas dan mengepung sebanyak 6 (enam) kelurahan dan 3 (tiga) desa berbeda di Pamekasan. Meliputi Kelurahan Barkot, Bartim, Jungcancang, Kangenan, Parteker, dan Patemon, Kecamatan Pamekasan.

    Termasuk dua desa lainnya di kecamatan Pamekasan, yakni Desa Jalmak dan Laden. Sedangkan satu desa lainnya, yakni Desa Sumedangan, Kecamatan Pademawu, Pamekasan. [pin/ian]

  • Meluas, Banjir Pamekasan Terjang 6 Kelurahan dan 3 Desa

    Meluas, Banjir Pamekasan Terjang 6 Kelurahan dan 3 Desa

    Pamekasan (beritajatim.com) – Banjir Pamekasan meluas dan mengepung sebanyak 6 (enam) kelurahan dan 3 (tiga) desa berbeda di Pamekasan, Selasa (12/3/2024) malam.

    Enam kelurahan tersebut meliputi Kelurahan Barkot, Bartim, Jungcancang, Kangenan, Parteker, dan Patemon, Kecamatan Pamekasan. Termasuk dua desa lainnya di kecamatan Pamekasan, yakni Desa Jalmak dan Laden.

    Sedangkan satu desa lainnya, yakni Desa Sumedangan, Kecamatan Pademawu, Pamekasan. “Titik banjir meluas ke beberapa desa/kelurahan di Pamekasan,” kata Plt Kalaksa BPBD Pamekasan, Akhmad Dhofir Rosidi.

    “Sebelumnya hanya terjadi di Kelurahan Jungcancang dan Petemon, namun seiring dengan kondisi air laut dengan status pasang. Banjir meluap dan menyebar ke titik lainnya,” ungkapnya.

    Diberitakan sebelumnya, personel gabungan lintas instansi di Pamekasan, meliputi personel BPBD, TNI-Polri, serta komunitas relawan yang tergabung dalam FPRB Pamekasan, terlibat dalam melakukan proses evakuasi.

    Mereka bergerak cepat dan bahu membahu melakukan evakuasi, serta membantu warga keluar dari kepingan banjir menyebar di dua kelurahan tersebut.

    Sementara personel dari jajaran Satlantas Polres Pamekasan, bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Pamekasan, melakukan penjagaan arus lalu lintas yang tergenang banjir. [pin/ian]

  • Pemkab Mojokerto Terima Bantuan Penanganan Darurat Bencana dari BNPB

    Pemkab Mojokerto Terima Bantuan Penanganan Darurat Bencana dari BNPB

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto menerima bantuan penanganan darurat bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) senilai Rp200 juta. Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat Kedeputian Penanganan Darurat, BNPB, Agus Riyanto.

    Bantuan tersebut diterima Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, saat Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat Kedeputian Penanganan Darurat, BNPB, Agus Riyanto. melakukan kunjungan kerja ke Jawa Timur, Selasa (13/3/2024). Pada penyerahan bantuan tersebut, juga dilaksanakan rapat koordinasi dan evaluasi penanganan bencana banjir dan longsor.

    Rapat koordinasi dan evaluasi penanganan bencana banjir dan longsor bersama Tenaga Ahli BNPB Brigjen TNI H. Yan Namora, Pj Bupati Jombang Sugiat, Sekda Kabupaten Jombang, Agus Purnomo, Kalaksa BPBD Kabupaten Mojokerto Yo’i Afrida, Kepala BPBD Kabupaten Jombang, Bambang Dwijo Pranowo, serta perwakilan BPBD Provinsi Jawa Timur.

    Adapun bantuan operasional posko penanganan darurat bencana yang diterima oleh Pemkab Mojokerto yakni dana siap pakai sebesar Rp200 juta, serta bantuan dukungan peralatan dan logistik. Seperti 300 paket sembako, 300 paket Hygiene kit, 300 paket biskuit protein, 300 buah makanan siap saji, 5 unit pompa Alkon, 100 unit velbed, 1008 botol sabun cair, 50 unit tenda keluarga, dua unit tenda pengungsian, satu unit perahu karet dengan mesin.

    Dalam laporannya, Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati menjelaskan, penyebab terjadinya bencana banjir di Kabupaten Mojokerto yakni dipicu oleh hujan dengan intensitas lebat selama lebih dari empat jam. Hujan tersebut mengakibatkan debit air meningkat drastis di tiga sungai di wilayah Bumi Majapahit yaitu Sungai Kromong, Sungai Klorak, dan Sungai Boro yang menjadi satu di Sungai Brangkal.

    “Dari meningkatnya debit air itu mengakibatkan tanggul Sungai Brangkal di Desa Wringinrejo jebol Selanjutnya, rusaknya jembatan Bupak yang menghubungkan dua desa yakni Desa Kebontunggul dan Desa Gondang. Jebolnya 2 titik tanggul Sungai Sadar di Desa Kedunggempol, Kecamatan Mojosari. 3 titik tanggul Sungai Gembolo jebol di Desa Tunggalpager,” ungkapnya.

    Serta dua titik tanggul sungai Gembolo jebol di Desa Jabontegal, Kecamatan Pungging. Bupati perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto ini menjelaskan, bencana banjir yang terjadi juga mengakibatkan lahan sawah di enam desa yang ada di wilayah Kecamatan Mojosari terendam banjir. Total ada 263 hektar area persawahan yang terendam banjir dan beresiko gagal panen.

    “Akibat banjir sedikitnya lebih dari 6.232 warga dari 7 kecamatan terdampak. Yakni di Kecamatan Pungging, Mojosari, Bangsal, Mojoanyar, Sooko, Puri, Kutorejo. Selain itu, upaya yang telah kami lakukan yaitu mengevakuasi warga rentan, mengevakuasi warga yang terdampak, menyiapkan lokasi pengungsian, mendirikan dapur umum, mendirikan pos kesehatan,” katanya.

    Selain itu, orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto menjelaskan, juga melakukan upaya penyedotan air, upaya penutupan tanggul jebol, dan mendistribusikan kebutuhan mendesak. Bupati juga menjelaskan, adapun kebutuhan mendesak yang disalurkan oleh Pemkab Mojokerto untuk warga yang terdampak bencana banjir.

    “Seperti bantuan nasi bungkus, selimut, obat-obatan, air minum, matras, paket sembako, air bersih, dan peralatan pembersihan rumah. Pasca terjadinya bencana banjir, ada beberapa fasilitas yang perlu diperbaiki. Rekontruksi jembatan Bupak, Gondang. Perbaikan tanggul sungai Sadar, perbaikan tanggul sungai Gembolo, dan perbaikan tanggul sungai Brangkal,” jelasnya.

    Sementara itu, Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat Kedeputian Penanganan Darurat, BNPB, Agus Riyanto mengatakan, penyaluran bantuan tersebut bersumber dari adanya laporan kepada BNPB sehingga dari pihak BNPB pun menindaklanjuti terkait laporan tersebut.

    “Jadi nanti, insya Allah kami bantu. Nanti provinsi juga mungkin membantu di dalam waktu dekat, jadi nanti mohon izin terima dulu. Pasca terjadinya bencana, perlu mengambil tindakan untuk merubah status darurat menjadi siaga. Jadi itulah sebenarnya modal dasar kita ya. Pertolongan pertama itu ya,” ujarnya.

    Hal tersebut bisa dilakukan dengan memberikan kemudahan akses maupun beberapa fasilitas kepada masyarakat serta mengakomodir para relawan. Terkait isu bencana yang terjadi, hal tersebut disebabkan oleh pemanasan global yang membuat iklim tidak menentu, sehingga berdampak pada terjadinya berbagai bencana alam.

    “Sekarang iklim kita sudah tidak bisa lagi ditebak, seperti pelajaran seperti dulu. Kalau bulan ini musim apa, kalau bulan-bulan berikutnya musimnya apa,” tegasnya.

    Diketahui, dalam menindaklanjuti pasca bencana banjir, Bupati bersama BNPB meninjau langsung jebolnya tanggul Sungai Brangkal jebol, di Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko. Meninjau putusnya jembatan Bupak yang menghubungkan dua desa yakni Desa Kebontunggul dan Desa Gondang, Kecamatan Gondang.

    Serta meninjau tanggul Sungai Sadar yang jebol dan jembatan retak di Desa Kedunggempol, Kecamatan Mojosari. [tin/ian]

  • Banjir Kepung 2 Kelurahan di Pamekasan

    Banjir Kepung 2 Kelurahan di Pamekasan

    Pamekasan (beritajatim.com) – Dua kelurahan di kecamatan Pamekasan (Kota), dikepung banjir akibat intensitas hujan yang melanda wilayah Pamekasan, dan sekitarnya, Selasa (12/3/2024) malam.

    Dua kelurahan tersebut meliputi Kelurahan Jungcancang, dan Kelurahan Patemon, Pamekasan. Titik terparah terendam air terjadi di Jl Sinhaji , Jungcancang, serta di Gang 5 dan sisi utara eks PJKA Kelurahan Patemon.

    “Untuk titik banjir terjadi di dua kelurahan berbeda di Pamekasan, yakni Gang Sinhaji Jungcancang, serta beberapa titik di Kelurahan Patemon,” kata salah satu staf BPBD Pamekasan, Akhmad Zaini.

    Pantauan di lapangan, personel gabungan lintas instansi di Pamekasan, meliputi personel BPBD, TNI-Polri, serta komunitas relawan yang tergabung dalam FPRB Pamekasan.

    Mereka bergerak cepat dan bahu membahu melakukan evakuasi, serta membantu warga keluar dari kepingan banjir menyebar di dua kelurahan tersebut.

    Sementara personel dari jajaran Satlantas Polres Pamekasan, bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Pamekasan, melakukan penjagaan arus lalu lintas yang tergenang banjir.

    Titik arus lalu lintas yang dialihkan terjadi di simpang tiga Gurem, Pamekasan, tepatnya di Jl R Abd Aziz Kelurahan Jungcancang, Pamekasan. [pin/ian]

  • Nelayan Situbondo Ditemukan Selamat di Baluran

    Nelayan Situbondo Ditemukan Selamat di Baluran

    Situbondo (beritajatim.com) – Nelayan asal Pelabuhan Jangkar, Situbondo, Supriyadi, ditemukan selamat kawasan perairan Taman Nasional Baluran. Supriyadi sempat dinyatakan hilang pada Sabtu (9/3/2024).

    Supriyadi berangkat melaut dari Jangkar pada Sabtu (9/3/2024) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Biasanya, Supriyadi sudah kembali ke pelabuhan dari pada sore hari.

    Tetapi, saat itu dirinya tak kunjung tiba. Bahkan juga tak pulang ke rumah.

    Pihak keluarga mulai khawatir dengan kondisi Supriyadi. Sehingga, perwakilan keluarga melaporkan peristiwa itu ke Satuan Polisi Air dan Udara (Satpolairud) dan TNI AL yang siaga di Pos Keamanan laut Terladu (Kamladu) Jangkar, Situbondo.

    Mendapat laporan itu, personel Satpolairud Aipda Abdul Rofiq mencoba menghubungi Supriyadi menggunakan handphone. Saat percakapan terakhir, petugas mendapat jawaban jika posisi Supriyadi berada di Takat Datuk di sebelah timur Gunung Baluran. Dari percakapan itu, nelayan tersebut juga mengaku mengalami mati mesin kemudian handphone miliknya juga mati.

    Mirisnya, di saat yang sama terjadi angin kencang dan gelombang laut tinggi (cuaca ekstrim). Petugas gabungan Satpolairud dan TNI AL berusaha menyebarkan informasi kepada kelompok nelayan wilayah timur sampai Pandean (timur taman Nasional Baluran) dan berkoordinasi dengan BPBD serta Basarnas Pos Banyuwangi.

    Beruntung, pada Minggu (10/3/2024) sekitar pukul 07.00 WIB, Supriyadi bertemu dengan nelayan Pandean Wonorejo, Kecamatan Banyuputih yang tidak diketahui namanya. Nelayan tesebut menarik perahu milik Supriyadi ke pantai Lempuyang, Taman Nasional Baluran.

    Usai dipastikan selamat, Supriyadi menghubungi keluarganya dengan handphone untuk dijemput karena mesin perahu mengalami kerusakan. Selanjutnya dia dijemput ke pantai lempuyang melalui jalur darat pulang ke rumahnya.

    Selanjutnya, Supriyadi dilakukan pengecekan kesehatan oleh tim medis Puskesmas Jangkar dan dinyatakan sehat

    “Bahwa nelayan atas nama Supriyadi yang dinyatakan lost contact sejak hari Sabtu kemarin sudah diketemukan dalam keadaan selamat kemudian dievakuasi dibawa ke rumahnya sendiri di Dusun Pasar nangka, Kecamatan Jangkar,” terang Kasatpolairud Polres Situbondo AKP Gede Sukarmadiyasa, Senin (11/3/2024).

    Kasatpolairud Polres Situbondo mengimbau para nelayan dan masyarakat pesisir untuk selalu waspada dengan cuaca yang mulai ekstrim. Saat ini kerap terjadi hujan deras, angin kencang dan gelombang tinggi di tengah laut.

    “Apabila mau melaut agar membawa sarana keselamatan seperti life jaket atau ring Lifebuoy dan tidak memaksa apabila cuaca buruk,” pungkasnya. [rin/beq]

  • Rukyatul Hilal di Kabupaten Tuban Tidak Terlihat

    Rukyatul Hilal di Kabupaten Tuban Tidak Terlihat

    Tuban (beritajatim.com) – Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tuban bersama Tim Badan Hisab Rukyat (BHR) telah melaksanakan Rukyatul Hilal Awal Ramadhan 1445 H/2024 M pada minggu (10/03/2024) sore dengan hasil hilal tidak terlihat.

    Adapun rukyatul hilal dilakukan di Desa Banyuurip, Kecamatan Senori Kabupaten Tuban yang turut mengundang Ketua MUI, tokoh agama, TNI/Polri, Forkopimda, Forkopimca dan stakeholder terkait.

    Kepala Kemenag Tuban Umi Kulsum menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang sudah meluangkan waktu untuk hadir mengikuti rukyatul hilal untuk mengetahui awal bulan Ramadhan.

    “Demi kebersamaan baik pada tusi seksi Bimas Islam atau seksi lainnya segenap pejabat mohon hadir untuk saling memberikan support,” ucap Umi Kulsum.

    Masih kata Umi sapanya, Kemenag Tuban telah bersinergi dengan berbagai pihak untuk pelaksanaan rukyatul hilal ini dan hasilnya tidak terlihat, sehingga besok dilakukan rukyatul hilal lagi.

    Oleh karenanya, ia menghimbau supaya menara rukyatul hilal tidak hanya dikunjungi 3 kali setahun, tapi bisa dikunjungi juga oleh para siswa jurusan agama untuk praktek ilmu falak.

    “Harapannya, siswa jurusan agama ini juga bisa mempelajari bagaimana praktek ilmu falak,” ujar mantan Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Tuban itu.

    Ditempat yang sama, tim BHR Kabupaten Tuban yang diwakili oleh Kepala KUA Plumpang Nurpuat menyebutkan ada beberapa faktor yang perlu menjadi pertimbangan, bahwa hasil hisab ini harus tetap dibuktikan dengan fakta di lapangan, yakni hasil pemantauan (rukyat) hilal, adakah yang berhasil melihat ataukah tidak.

    “Semua hasil hisab awal Ramadhan 1445 H ini secara astronomis belum memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Neo MABIMS, yakni tinggi hilal minimal 03 derajat dan elongasi matahari-bulan minimal 6,4 derajat,” terang Nurpuat.

    Sementara itu, Kasi Bimas Islam Kemenag Tuban Mashari menjelaskan pelaksanaan rukyatul hilal awal Ramadhan 1445 H ini diikuti oleh berbagai unsur lapisan masyarakat termasuk Ketua MUI Kabupaten Tuban KH. Abdul Matin Jawahir, Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Tuban Mufi Ahmad Baihaqi, Pemkab Tuban, Polres Tuban, Dandim 0811, Forkopimca Senori, Tim BHR, BMKG, Pertamina blok Cepu, Majlis Tarjih Muhammadiyah, Lajnah Falakiyah NU, Pimpinan Pesantren, Kepala KUA, Penyuluh, Kepala Satker, Pranata Humas, beberapa Mahasiswa dari PT jurusan Ilmu Falak, para pemerhati Ilmu Falak dan lainnya.

    “Hari ini keputusan hilal tidak terlihat dibacakan oleh hakim Pengadilan Agama Ihsan dan panitera Busiril,” tutup Mashari. [ayu/ted]

  • Rumah dan Musala di Lereng Wilis Kediri Longsor, Imbas Hujan Deras

    Rumah dan Musala di Lereng Wilis Kediri Longsor, Imbas Hujan Deras

    Kediri (beritajatim.com) – Rumah milik Jono dan Tiani serta musala di Desa Kanyoran, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri tertimpa longsor. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah ini.

    Menurut Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji, tanah longsor di Desa Kanyoran terjadi setelah kawasan lereng Wilis itu diguyur hujan lebat. Material tanah dan batu menimpa rumah Jono dan Tiani serta sebuah musala.

    “Hari ini sejumlah personel Polres Kediri Kota menyambangi dan memberikan bantuan korban bencana alam tanah longsor yang menimpa rumah warga di Desa Kanyoran,” ujar AKBP Bramastyo Priaji, pada Minggu (10/3/2024).

    Rumah Jono mengalami kerusakan berat akibat tanah longsor. Dinding bangunan dari tatanan batako jebol. Halaman rumah juga penuh dengan material lumpuh. Kondisi yang sama terjadi pada musala setempat.

    Proses pembersihkan tanah longsor melibatkan TNI dan BPBD Kabupaten Kediri. Sementara itu, selain membantu proses pembersihan material tanah longsor, personil kepolisian juga memberikan bantuan sembako, pakaian layak pakai, selimut serta air bersih kepada korban.

    “Kegiatan ini sebagai wujud kepedulian kepada masyarakat yang terkena dampak tanah longsor di Desa Kanyoran. Kami melakukan pembersihan material lumpur yang menerjang rumah warga, apalagi sejak kemain sampai hari ini hujan turun dengan lebat,” tambahnya.

    Petugas membersihkan musala dari material lumpur baik lantai maupun kaca. Rumah ibadah tersebut rutin digunakan masyarakat untuk sholat berjamaah. Apalagi akan memasuki bulan Ramadhan yang mana akan digunakan kegiatan Sholat Tarawih.

    “Kami berharap bantuan tersebut dapat meringankan para korban dan kegiatan tersebut sebagai bentuk implementasi Polri yang Presisi harus memberikan manfaat untuk masyarakat disekitar tempat bertugas. Selain itu juga sebagai bentuk kepedulian bersama kepada mereka yang membutuhkan yang mengalami musibah longsor,” tegasnya.

    Saat ini sudah memasuki musim penghujan dengan curah hujan yang tinggi, Kapolres mengimbau warga tetap berhati-hati. Jika mengetahui ada bencana alam sekecil apapun, mohon dilaporkan kepada tiga pilar desa atau langsung ke Polsek ataupun Polres, agar bisa segera dilakukan penanganan lebih lanjut. [nm/but]