Kementrian Lembaga: TNI

  • Pencarian Bocah Hanyut di Sungai Sraten Banyuwangi Masih Berlangsung

    Pencarian Bocah Hanyut di Sungai Sraten Banyuwangi Masih Berlangsung

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Informasi mengenai adanya salah seorang bocah hanyut di sungai Dusun Krajan, Desa Sraten, Kecamatan Cluring menyebar luas. Sontak, kabar itu mengundang warga berdatangan di lokasi kejadian.

    Tak hanya itu, segenap relawan, petugas BPBD Banyuwangi bersama TNI/ Polri juga turut datang ke TKP. Sejak saat itu, petugas gabungan terus melakukan pencarian.

    Namun, karena waktu terus berlarut malam pencarian berhenti. “Informasinya ada seorang pemuda naik motor, memutar balik, dan akhirnya terjatuh di sungai dan hanyut,” ungkap Kapolsek Cluring, AKP Abdul Rahman.

    AKP Abdul Rahman menyebut, sejak kemarin pihaknya bersama anggota lain turut menyisir area sungai. Termasuk menghimpun informasi perihal kejadian tersebut.

    “Saat ini (kemarin), anggota kami sedang menyisir area sungai tersebut. Tapi, belum ada laporan kehilangan anak,” ungkapnya.

    Sampai saat ini, korban belum ditemukan. Petugas gabungan TNI/ Polri, BPBD Banyuwangi, relawan dan warga telah menyisir sungai, namun hasilnya masih nihil.

    Sebelumnya diberitakan, ada seorang bocah belasan tahun hanyut di sungai Desa Sraten, Kecamatan Cluring, Banyuwangi. Hingga saat ini, korban belum ditemukan dan masih dalam pencarian. [rin/aje]

  • Bocah 12 Tahun Hanyut di Sungai Sraten Banyuwangi

    Bocah 12 Tahun Hanyut di Sungai Sraten Banyuwangi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Seorang bocah belasan tahun hanyut di sungai Desa Sraten, Kecamatan Cluring, Banyuwangi. Hingga saat ini, korban belum ditemukan dan masih dalam pencarian.

    Kronologi berdasarkan keterangan warga, anak tersebut mengendarai sepeda motor di dekat sungai. Lantaran jalan yang sempit dan licin, bocah itu kemungkinan terpeleset kemudian terjebur ke sungai.

    Kebetulan, kondisi sungai sedang deras dan volume air tinggi. Sontak, air sungai membawa tubuh korban bersama motor yang dikendarainya.

    “Korban anak-anak usia sekitar 12- 13 tahun dan bukan warga sini, bukan warga TKM. Saat ini masih dalam pencarian,” ungkap Ade Setiawan, salah seorang petugas Tim Reaksi Cepat BPBD Banyuwangi di lokasi.

    Meski demikian, petugas dan warga tetap melakukan penyisiran dan pencarian. Namun, belum ada tanda-tanda bocah tersebut ditemukan.

    “Jadi korban terjatuh ke dalam sungai bersama dengan motornya. Saat itu volume air sungai sedang tinggi, namun saat ini telah menyusut sekitar 30 – 50 centimeter,” katanya.

    Sejauh ini belum diketahui identitas korban. Petugas gabungan dari TNI/ Polri, BPBD Banyuwangi, relawan dan warga terus melakukan pencarian. (rin/ian)

  • Jasad Perempuan Bojonegoro Dijaga Anjing, Petugas Mendekat Diserang

    Jasad Perempuan Bojonegoro Dijaga Anjing, Petugas Mendekat Diserang

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Seekor anjing di Bojonegoro masih setia menjaga majikannya yang sudah meninggal. Anjing tersebut tidak membiarkan petugas yang akan mengevakuasi jasad majikannya. Sejumlah petugas yang mendekat langsung diserang, Rabu (24/4/2024). Sehingga evakuasi berjalan cukup lama.

    Informasi yang diterima jurnalis beritajatim.com menyebut, perempuan yang hidup sebatang kara bersama anjingnya itu diketahui meninggal oleh tetangganya. Lantas dilaporkan ke Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) agar dievakuasi.

    Namun, petugas Damkarmat Bojonegoro yang akan mengevakuasi jasad perempuan bernama Djuwita (78) warga Jalan Jaksa Agung Suprapto nomor 96 RT 17 RW 03, Kelurahan Karang Pacar Kabupaten Bojonegoro itu diserang oleh anjing yang menjaganya.

    “Kami mendapat laporan dari warga. Saat ini petugas masih berusaha menjinakkan anjing peliharaan yang menjaga korban,” ujar Kepala Dinas Damkarmat Bojonegoro, Rabu (24/4/2024) sekitar pukul 16.00 WIB.

    Selain pihak Damkarmat Bojonegoro, pihak kepolisian, kelurahan maupun TNI juga berada di lokasi. Sementara, informasi mengenai meninggalkannya korban masih butuh konfirmasi lebih lanjut. [lus/but]

  • Sempat Tersesat, Dua Pendaki Gunung Penanggungan Mojokerto Berhasil Dievakuasi

    Sempat Tersesat, Dua Pendaki Gunung Penanggungan Mojokerto Berhasil Dievakuasi

    Mojokerto (beritajatim.com) – Dua pendaki Gunung Penanggungan Mojokerto berhasil dievakuasi tim SAR gabungan, Senin (22/4/2024).

    Dua pendaki asal Kota Surabaya ini sempat dikabarkan tersesat saat melakukan pendakian dari Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto.

    Dua pendaki tersebit yakni Moh Saiful Nasir (19) warga Jalan Asem 4, Kelurahan Asemrowo, Kecamatan Asemrowo dan Hasbullah (19) warga Jalan Kemayoran Baru No 3a, Pasar Turi, Kota Surabaya. Keduanya melakukan pendakian sekitar pukul 10.00 WIB, Minggu (21/4/2024).

    “Mereka melakukan pendakian, awalnya berniat tidak ngecamp atau tektok setelah sampai puncak langsung turun. Saat hendak turun dari puncak, keduanya terkena kabut tebal akibat guyuran hujan hingga membuat mereka kesasar ke arah timur,” ungkap salah satu relawan Galena Rescue, Fatkur.

    Menurutnya, seharusnya keduanya turun dari jalur awal keduanya melakukan pendakian yakni ke arah utara. Namun karena kabut tebal sehingga keduanya ke arah timur dan tersesat. Keduanya tersesat ke arah timur wilayah Wonosunyo, Kabupaten Pasuruan.

    “Mereka sempat melapor ke 112 untuk meminta pertolongan. Laporan tersebut langsung masuk ke BPBD Pasuruan yang kemudian diteruskan ke kami berada di wilayah terdekat. Sebelum kehabisan baterai, survivor sempat mengirimkan titik koordinat dan kami arahkan menunggu di titik itu,” ucapnya.

    Keduanya menunggu bantuan dari tim SAR di padang sabana di atas ketinggian 1.300 mdpl. Tim SAR gabungan dari Basarnas Surabaya, BPBD Pasuruan, TNI/Polri, SAR Penanggungan, Galena rescue, LPBI NU Mojokerto, FPRB Mojokerto dan warga setempat, langsung menuju titik koordinat survivor berada.

     

    “Tim SAR mulai naik dan mencari survivor sekitar pukul 21.00 WIB dan alhamdulillah sekitar pukul 00.00 WIB survivor berhasil ditemukan selamat dan tidak cedera. Survivor kemudian dievakuasi tim SAR gabungan sampai pos 1 pendakian Gunung Penanggungan via Kunjorowesi,” jelasnya.

    Kedua pendaki saat tiba di Pos Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. [Foto : ist]Namun, lanjut Fatkur, salah satu pendaki yakni Saiful harus digendong saat turun karena kondisinya lemas akibat kelelahan. Lantaran bekal dan air minum kedua pendaki sudah habis. Tim SAR gabungan dan kedua pendaki tiba di Pos Kunjorowesi sekitar pukul 02.30 WIB.

    Sementara itu, Petugas Basarnas Surabaya, Novix Heryadi menambahkan, kedua pendaki tersebut memang baru pertama kali mendaki Gunung Penanggungan lewat jalur Kunjorowesi. “Sudah pernah tapi lewat jalur lain, kalau jalur Kunjorowesi baru pertama kali,” imbuhnya.

    Karena kondisi kesehatan keduanya cukup baik, mereka lantas diserahkan ke keluarga setelah mendapatkan pertolongan pertama. Ini lantaran di Pos Kunjorowesi, keluarga dari kedua pendaki tersebut sudah menunggu sehingga keduanya bisa langsung dibawa pulang.

    “Tidak sampai dibawa ke rumah sakit, karena kondisinya tidak parah dan tidak sampai hipotermia. Di pos juga sudah ditunggu keluarganya, akhirnya kami serahkan kepada keluarganya,” pungkasnya. [tin/ted]

  • Penambang Pasir Bojonegoro Tenggelam di Bengawan Solo

    Penambang Pasir Bojonegoro Tenggelam di Bengawan Solo

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Seorang penambang pasir tradisional dilaporkan tenggelam di Sungai Bengawan Solo Bojonegoro. Korban tenggelam saat mengangkut pasir menggunakan perahu di Desa Semanding, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Senin (22/4/2024) sekitar pukul 12.00 WIB.

    Menurut salah seorang warga desa, Ahmad Suyuti, korban diketahui bernama Ahmad Arif (35), warga RT 04 RW 01 Desa Semanding. Saat itu, korban bersama tiga orang lainnya sedang naik perahu yang mengangkut pasir.

    Perahu yang ditumpangi empat orang dan pasir hasil tambang melaju melawan arus sungai yang sedang tinggi. “Tiba-tiba perahu yang ditumpangi tenggelam, dan korban tidak bisa berenang akhirnya tenggelam,” ujarnya Suyuti.

    Korban hilang dalam kejadian tersebut. Sementara tiga penambang lain yang selamat yakni Kamali dan Saparun, warga Desa Semanding serta Sadik, warga Desa Simo, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban.

    “Ketiga orang yang selamat ini karena bisa berenang dan berhasil menyelamatkan diri. Sekarang kondisinya masih pemulihan,” ungkapnya.

    Satu korban tenggelam kini masih dalam proses pencarian BPBD Bojonegoro bersama Tim SAR Gabungan. Potensi relawan yang turut dalam pencarian di antaranya, dari BPBD Jatim, BPBD Bojonegoro, Damkarmat, TNI, Polri, Satpol PP, Pemdes, Pemerintah Kecamatan. Selain itu, dari relawan kebencanaan seperti Elang Bengawan Rescue (EBR), DAN SAR Muhammadiyah, serta masyarakat setempat. [lus/beq]

  • 24 Mei 2024, CJH Indonesia Gelombang 2 Berangkat ke Tanah Suci

    24 Mei 2024, CJH Indonesia Gelombang 2 Berangkat ke Tanah Suci

    Jakarta (beritajatim.com)- Kementerian Agama (Kemenag) RI memberangkatkan jamaah haji Indonesia dalam 2 gelombang. Kemenag RI memberangkatkan jamaah haji gelombang 2 menuju Bandara Internasional King Abdul Aziz di Jeddah mulai 24 Mei 2024.

    Kemenag RI memberangkatkan jamaah haji gelombang 2 selama 24 Mei sampai 10 Juni 2024. Demikian agenda yang tertuang dalam Rencana Perjalanan Haji (RPH) 1445 H/2024 M yang ditandatangani Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kemenag RI H Hilman Latief pada 3 Januari 2024.

    RPH 1445 H/2024 M mengatur jadwal keberangkatan ke Tanah Suci, agenda manasik, sampai kepulangan jamaah haji Indonesia di Tanah Air.

    Adapun proses pemulangan jamaah haji gelombang 2 berlangsung selama 4-21 Juli 2024. Jamaah haji gelombang 2 dipulangkan dari Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) di Madinah ke Indonesia.

    Tanggal 22 Juli 2024 diperkirakan sebagai akhir kedatangan jamaah haji gelombang 2 di Indonesia.Tahun 2024 ini Indonesia rencananya memberangkatkan 241.000 jamaah haji.

    Sedangkan jamaah haji Indonesia gelombang 1 akan diberangkatkan ke Arab Saudi pada Ahad, 12 Mei 2024. Seperti tahun-tahun sebelumnya, jamaah haji baik gelombang 1 dan 2 akan masuk ke asrama haji sehari sebelum jadwal pemberangkatan.

    Selama perjalanan haji 1445 H/2024 M, jamaah haji Indonesia akan didampingi dan dilayani oleh petugas haji Indonesia.

    Jamaah haji Indonesia juga mendapat layanan transportasi lokal, konsumsi, layanan keamanan, layanan kesehatan, konsultasi serta bimbingan ibadah, dan akomodasi di Tanah Suci.

    “Petugas haji akan bertugas selama 45-70 hari yang dibekali pemahaman pengorganisasian dalam ibadah haji melalui bimtek secara intensif sesuai dengan tugas fungsi masing-masing,” kata Dirjen PHU H Hilman Latief melansir situs resmi Kementerian Agaman (Kemenag) Senin (22/4/2024).

    Adapun petugas haji Indonesia terdiri atas kementerian, lembaga negara, TNI dan Polri, perwakilan ormas Islam, utusan perguruan tinggi, dan pesantren. Petugas haji mendapatkan bimbingan terkait kepemimpinan dan manajerial, konsultasi ibadah, layanan akomodasi, konsumsi, dan transportasi.

    “Petugas haji dibimbing secara profesional dengan sejumlah materi untuk melayani jamaah haji dan juga memahami karakteristik jamaah haji yang kompleks,” tutup H Hilman Latief. [aje]

  • Hujan Deras Picu Longsor di Magetan, Warga Terisolasi

    Hujan Deras Picu Longsor di Magetan, Warga Terisolasi

    Magetan (beritajatim.com) – Hujan deras yang tak kunjung reda di Magetan, Jawa Timur, sejak Minggu (21/4/2024) malam, menyebabkan jalan amblas dan tanah longsor di Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan. Kondisi tersebut membuat warga terisolasi.

    Petugas gabungan TNI-Polri bersama warga bahu membahu membersihkan material longsor untuk membuka akses jalan yang tertutup. Sejak Senin (22/4/2024) pagi, petugas gabungan TNI-Polri dan warga terus berusaha membuka akses jalan yang tertutup material longsor di Desa Gonggang, Kecamatan Poncol.

    Salah satu titik yang menjadi fokus adalah jalan penghubung antara Dusun Kopen dan Gonggang. Material longsor dari tebing setinggi 15 meter menutupi jalan tersebut.

    Dengan peralatan seadanya, petugas dan warga membersihkan material longsor. Upaya ini dilakukan agar akses jalan bisa kembali dilalui oleh masyarakat.

    Jalan penghubung Dusun Kopen dan Gonggang tidak bisa dilalui kendaraan sejak Minggu malam akibat longsor di sejumlah titik. Longsor terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak pagi hingga malam.

    “Akibatnya, warga di Dusun Kopen dan Gonggang terisolasi. Mereka tidak bisa keluar rumah karena akses jalan yang tertutup longsor,” kata Kepala Dusun Kopen, Giman.

    Di Dusun Kopen, jalan alternatif penghubung Desa Gonggang dengan Wonogiri, Jawa Tengah, juga amblas ke sungai. Panjang amblasan mencapai 25 meter dan kedalamannya 20 meter.

    “Pengguna jalan, khususnya roda empat, yang hendak melintas terpaksa harus memutar sejauh 5 kilometer untuk mencari jalur alternatif lain, terang Khoirul Anwarudin, perangkat Desa Gonggang.

    Diketahui, Desa Gonggang merupakan salah satu desa di Kecamatan Poncol yang rawan terjadi longsor saat musim hujan. Desa tersebut sudah menjadi Desa Tangguh Bencana yang dibina oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan. [fiq/beq]

  • 16 Rumah dan 1 Sekolah di Bangilan Tuban Terdampak Banjir

    16 Rumah dan 1 Sekolah di Bangilan Tuban Terdampak Banjir

    Tuban (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban mencatat 16 rumah dan satu sekolah di Dusun Banjarwaru, Desa Banjarworo, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban terdampak banjir usai hujan deras yang mengguyur pada Minggu (21/4/2024) siang.

    Kalaksa BPBD Tuban, Sudarmaji mengatakan, hujan deras mengguyur sejak pukul 13.00 WIB hingga berjam-jam kemudian. Kemudian, datang air dari dataran tinggi Perhutani menuju Desa Banjarworo sehingga terjadi banjir.

    “Akibat dari luberan air tersebut, beberapa jalan poros desa dan rumah warga sepanjang 400 meter tergenang,” ucap Sudarmaji. Senin (22/4/2024).

    Adapun tinggi air sekitar 30 cm sampai 50 cm dan sebagian lahan pertanian rusak akibat banjir tersebut. Termasuk lingkungan sekolah dan fasilitas umum seperti masjid ikut terendam.

    “Jadi selain faktor hujan deras juga kiriman air dari dataran tinggi dari hutan perhutani desa Banjaworo dan desa Kumpulrejo,” kata Sudarmaji.

    Tak hanya itu, masih kata Sudarmaji, indikasi penyebab banjir adalah saluran air yang terlalu kecil sehingga saluran tidak bisa menampung debit air yang besar, sehingga terjadilah banjir bandang yang terdampak ke rumah warga dan beberapa fasilitas umum.

    “Alhamdulilah tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” bebernya.

    Kemudian, ada 16 rumah warga yang dilaporkan mengalami dampak banjir ialah rumah milik Mashuri, Eliyanti, Samingun, Sajimin, Nurmaji, Budi, Hanik Lumintu, M Firdaus, Kanti Rahayu, Sumini, Coyo, Katimah, Solikin, Yauma, Muhaimin.

    Sedangkan, untuk SDN 2 Banjarworo juga dilaporkan terendam banjir serta jalan paving sepanjang 5 meter juga dilaporkan rusak akibat banjir.

    “Kalau untuk lahan pertanian tanaman jagung mengalami kerusakan kurang lebih setengah hektare,” imbuhnya.

    Sementara itu, sejak semalam tim BPBD dibantu warga setempat membersihkan area fasilitas umum seperti sekolahan agar bisa digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

    “Sampai hari ini alhamdulilah air sudah surut, jalan poros desa sudah dapat di lewati dan tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” ujarnya.

    Termasuk, sampai hari ini proses pembersihan masih terus dilakukan, kata Sudarmaji ada tim TRC BPBD Tuban yang masih berada di lokasi untuk pembersihan sekolahan SDN 2 Desa Banjarworo dengan dibantu oleh TNI, Polri, PMI, perangkat Kecamatan dan perangkat desa Banjarworo, Kecamatan Bangilan.

    “Hari ini juga kami kirimkan bantuan sembako kepada korban yang terdampak banjir,” pungkasnya. [ayu/beq]

  • Rumah Pasutri Terseret  Banjir Lahar di Lumajang Dipadati Petakziah

    Rumah Pasutri Terseret Banjir Lahar di Lumajang Dipadati Petakziah

    Lumajang (beritajatim.com) – Hujan deras yang disebabkan curah hujan tinggi menyebabkan kerusakan infrastruktur di sejumlah tempat. Selain itu, banjir lahar juga sampai memakan korban jiwa sedikitnya 3 orang.

    Adapun korban jiwa sebelumnya adalah Mira (47) warga asal Desa Sumberurip Kecamatan Pronojiwo yang tertimbun tanah longsor di kediamannya dan kedua pasutri Bambang (50) dan Ngatini (47) pasangan suami istri Bambang (50) dan Ngatini (47) meninggal dunia setelah melintasi Jembatan Kloposawit Kecamatan Candipuro yang putus akibat diterjang banjir lahar Gunung Semeru, Kamis (18/4/2024) malam sekitar pukul 20.20 WIB.

    Tampak Jumat siang, kediaman rumah pasutri yang meninggal dunia setelah terjatuh pada saat melintasi Jembatan Kali Mujur Desa Kloposawit Kecamatan Candipuro yang putus diterjang banjir lahar Gunung Semeru, dipadati puluhan orang takziah termasuk petugas gabungan dari BPBD, TNI-Polri dan sejumlah relawan sosial Kabupaten Lumajang.

    Hasyim keluarga korban mengatakan, kedua pasutri terjatuh di bantaran sungai kali Mujur setelah pulang dari bersilaturahmi ke kerabat di Kecamatan Candipuro. Kemudian, tubuh keduanya ikut terseret arus hingga sejauh 1 kilometer. Keduanya dievakuasi dan dikembumikan di TPU setempat Jumat siang sekitar pukul 13.35 WIB.

    “Keduanya hendak pulang berkunjung ke kerabat. Namun, tidak mengetahui bahwa jembatan putus diterjang banjir” ungkapnya

    Diketahui, jalan yang dilalui pasutri tersebut memang tidak ada penerangan jalan yang cukup, sehingga diduga kedua korban tidak melihat jembatan yang pada saat itu telah putus.

    “Saya bersaksi keduanya orang baik. Semoga amalnya diterima di sisi Allah SWT” lanjutnya. (vid/ted)

  • Misteri Puluhan Balon Udara Hiasi Langit Ponorogo

    Misteri Puluhan Balon Udara Hiasi Langit Ponorogo

    Ponorogo (beritajatim.com) – Puluhan balon udara tanpa awak sempat menghiasi langit Kabupaten Ponorogo pada hari Rabu (17/4) lalu. Belum bisa dipastikan, puluhan balon yang ada di langit Ponorogo beberapa waktu lalu itu berasal dari mana. Selama libur lebaran Idul Fitri lalu, kepolisian dan aparat TNI, sebagai upaya antisipasi adanya balon udara.

    Puluhan balon yang menghiasi langit Ponorogo itu pun diperkirakan bukan diterbangkan di bumi reog. Analisa dari kepolisian, balon-balon udara tanpa awak itu sudah terbang tinggi di langit Ponorogo sejak pukul 07.00 WIB. Balon itu kemungkinan dibawa oleh angin, hingga akhirnya berada di langit bumi reog.

    “Jam 7 pagi balon-balon itu sudah beterbangan tinggi di langit Ponorogo. Dari perkiraan beberapa pihak, dimungkinkan balon itu penerbangannya bukan dari Ponorogo,” kata Kasat Reskrim Polres Ponorogo, AKP Ryo Perdana, Jumat (19/04/2024).

    Diperkirakan balon udara yang banyak itu, berasal dari daerah sekitar Ponorogo. Namun, Ryo tidak mau menyebutkan berasal dari mananya. Meski, ada beberapa balon udara itu yang akhirnya jatuh di wilayah bumi reog. Misalnya jatuh di area persawahan hingga jatuh di atap rumah warga. Beruntung, tidak menyebabkan kebakaran, sebab sumbunya sudah mati. “Ada sekitar 5 balon yang saat itu jatuh di Ponorogo. Tetapi bangka balon itu juga tidak ada petunjuk diterbangkan dari mana,” katanya.

    Ryo menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan koordinasi dari beberapa pihak, termasuk dengan Lanud Iswahyudi untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Yakni sosialisasi edukasi tentang bahaya penerbangan balon udara tanpa awak itu.

    “Kita massifkan edukasi bahaya yang ditimbulkan oleh penerbangan balon udara itu. Kita beri pengertian bahwa sudah bukan jamannya lagi. Sebab, bisa membahayakan lalu lintas penerbangan dan mengganggu masyarakat,” pungkasnya. (end/kun)