Kementrian Lembaga: TNI AU

  • Marsma TNI AU Tewas dalam Kecelakaan Pesawat Gantole di Ciampea Bogor

    Marsma TNI AU Tewas dalam Kecelakaan Pesawat Gantole di Ciampea Bogor

    GELORA.CO -Kabar duka datang dari dunia dirgantara Indonesia. 

    Marsekal Pertama atau Marsma TNI Fajar Adrianto dilaporkan meninggal dunia usai pesawat gantole jenis capung yang ditumpanginya jatuh di area Tempat Pemakaman Umum (TPU), Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Minggu pagi, 3 Agustus 2025.

    Pesawat milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) dengan nomor registrasi PK-S216 itu jatuh sekitar pukul 10.00 WIB saat tengah melaksanakan latihan terbang dari Lanud Atang Sendjaja (ATS).

    Satu awak lainnya yang turut berada di dalam pesawat mengalami luka berat dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat dalam kondisi kritis.

    Satu awak lainnya yang turut berada di dalam pesawat mengalami luka berat dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat dalam kondisi kritis.

    Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau)  Marsma TNI I Nyoman Suadnyana membenarkan peristiwa tersebut.

    “Saat ini masih diselidiki, masih diinvestigasi, kenapa bisa terjadi seperti itu, karena pesawatnya bagus, selesai sebelum terbang dicek bagus,” ujarnya saat dikonfirmasi.

    Ia menambahkan, dirinya dalam perjalanan menuju lokasi kejadian dan akan memberikan keterangan resmi setelah melakukan peninjauan langsung.

    Peristiwa ini membuat warga sekitar geger. Ratusan orang mendatangi lokasi dan membantu proses evakuasi korban bersama aparat yang tiba di tempat kejadian. 

  • Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Eks Kadispen TNI AU Gugur

    Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Eks Kadispen TNI AU Gugur

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pesawat latih milik Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (FASI) jatuh di kawasan Ciampea, Bogor, Jawa Barat, pada Minggu pagi (3/8/2025).

    TNI Angkatan Udara mengonfirmasi bahwa insiden ini menelan satu korban jiwa, yakni Marsekal Muda (Marsma) TNI (Purn) Fajar Adrianto, mantan Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU.

    “Betul mantan Kadispen [Fajar Adrianto]. Beliau memang aktif terbang di FASI,” ujar Kadispen AU Marsma TNI I Nyoman Suadnyana dikutip dari Detik.com, Minggu (3/8/2025).

    Marsma Fajar diketahui merupakan anggota aktif FASI dan rutin mengikuti kegiatan penerbangan. Adapun pesawat tengah menjalani sesi latihan ketika insiden terjadi sekitar pukul 10.00 WIB.

    Selain Fajar Adrianto, terdapat satu korban lain yang mengalami luka berat. Korban atas nama Roni, yang diketahui sebagai pilot pesawat, kini masih menjalani perawatan intensif.

    “Satu lagi pilotnya, Bapak Roni, masih dirawat karena luka berat. Saat ini sedang dalam pemulihan dan sudah ditangani,” imbuh Nyoman.

    Belum ada keterangan resmi mengenai penyebab jatuhnya pesawat. TNI AU menyatakan investigasi sedang dilakukan bersama pihak terkait.

    FASI merupakan organisasi yang menaungi kegiatan olahraga dirgantara sipil di Indonesia, termasuk olahraga terbang layang, terjun payung, aeromodelling, hingga pesawat ringan. Pesawat latih yang digunakan biasanya dioperasikan oleh personel berpengalaman, termasuk purnawirawan TNI AU.

    (mkh/mkh)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kronologi Pesawat Latih TNI AU Jatuh yang Membuat Marsma Fajar Adriyanto Gugur
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        3 Agustus 2025

    Kronologi Pesawat Latih TNI AU Jatuh yang Membuat Marsma Fajar Adriyanto Gugur Nasional 3 Agustus 2025

    Kronologi Pesawat Latih TNI AU Jatuh yang Membuat Marsma Fajar Adriyanto Gugur
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pihak TNI Angkatan Udara (AU) mengungkapkan kronologi jatuhnya
    pesawat latih
    yang menyebabkan
    Marsma Fajar Adriyanto
    , seorang penerbang pesawat tempur F-16, gugur.
    Kepala Dinas Penerangan
    TNI AU
    (Kadispenau) Marsma I Nyoman Suadnyana mengatakan, Marsma Fajar gugur saat menjalani misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara.
    “Bagian dari pembinaan dan pemeliharaan kemampuan,” ungkap Suadnyana, dalam keterangan resminya, Minggu (3/8/2025).
    Suadnyana menyebut, Marsma Fajar terbang mengendarai Microlight Fixed Wing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).
    Ia duduk sebagai pilot, sementara Roni sebagai co-pilot.
    Pesawat lepas landas dari Landasan Udara Atang Sendjaja (Lanud ATS) pukul 09.08 WIB.
    Selang 11 menit kemudian, atau 09.19 WIB, pesawat hilang kontak dan ditemukan di sekitar Tempat Pemakaman Umum (TPU) Astana.
    Marsma Fajar dan Roni langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Angkatan Udara (RSAU) dr. M. Hassan Toto.
    “Namun, Marsma TNI Fajar dinyatakan meninggal setibanya di rumah sakit,” tutur Suadnyana.
    Perwira TNI AU itu menjelaskan, sebelum Marsma Fajar mengudara, pesawat latih dipastikan dalam kondisi baik.
    Pesawat juga telah mengantongi Surat Izin Terbang (SIT) nomor SIT/1484/VIII/2025 dari Lanud ATS.
    “Pesawat dinyatakan laik terbang dan merupakan sortie kedua pada hari itu,” tutur Suadnyana.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pesawat FASI jatuh, TNI AU benarkan Marsma Fajar meninggal dunia

    Pesawat FASI jatuh, TNI AU benarkan Marsma Fajar meninggal dunia

    Jakarta (ANTARA) – TNI Angkatan Udara membenarkan salah satu putra terbaiknya, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Fajar Adriyanto, meninggal dunia dalam insiden jatuhnya pesawat latih sipil milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) dengan nomor registrasi PK-S126 di Ciampea, Kabupaten Bogor, Minggu.

    Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma TNI I Nyoman Suadnyana saat dihubungi di Jakarta, Minggu, menjelaskan jenazah almarhum Marsma Fajar saat ini berada di RSAU Lanud Atang Sendjaja untuk prosesi pemulasaran, sementara untuk lokasi jatuhnya pesawat telah diamankan dengan garis pengaman oleh aparat.

    “TNI Angkatan Udara berduka atas eksiden kecelakaan pesawat latih sipil Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI),” kata Kadispenau.

    Marsma Nyoman mengatakan pesawat yang diterbangkan oleh almarhum Marsma Fajar lepas landas dari Pangkalan Udara TNI AU (Lanud) Atang Sendjaja, Bogor, pada Minggu pukul 09.08 WIB.

    Marsma Fajar menerbangkan pesawat latih FASI itu dalam rangka misi latihan profiesiensi penerbangan olahraga dirgantara, yang merupakan bagian dari pembinaan dan pemeliharaan kemampuan.

    “Sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat mengalami hilang kontak, dan ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana. Kedua awak langsung dievakuasi ke RSAU dr. M. Hassan Toto, tetapi Marsma TNI Fajar dinyatakan meninggal setibanya di rumah sakit,” kata Kadispenau Marsma Nyoman, yang datang langsung ke rumah sakit.

    Kadispenau kemudian menyampaikan latihan profisiensi terbang itu merupakan latihan rutin pembinaan kemampuan personel FASI, yang merupakan induk bagi olahraga dirgantara nasional binaan TNI Angkatan Udara.

    “Latihan tersebut dilaksanakan dalam kapasitas Marsma TNI Fajar sebagai pilot, dan Sdr. Roni sebagai co-pilot. Penerbangan telah dilengkapi Surat Izin Terbang (SIT) Nomor SIT/1484/VIII/2025 yang diterbitkan Lanud Atang Sendjaja. Pesawat dinyatakan laik terbang, dan merupakan sortie kedua pada hari itu,” kata Marsma Nyoman.

    Marsma TNI Fajar Adriyanto merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1992 dan penerbang tempur F-16 dengan call sign “Red Wolf”. Sepanjang kariernya, Marsma Fajar pernah mengemban berbagai jabatan strategis, antara lain Komandan Skadron Udara 3, Danlanud Manuhua, Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Kapuspotdirga, Aspotdirga Kaskoopsudnas, dan terakhir Kapoksahli Kodiklatau.

    Almarhum Marsma Fajar dikenal sebagai sosok berdedikasi tinggi dan menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah TNI AU, termasuk keterlibatannya dalam misi mencegat pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean, Jawa Timur, pada tahun 2003. Misi penerbangan yang menyandang call sign Falcon Flight itu juga melibatkan Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono, yang pada saat itu berpangkat kapten.

    “TNI AU menyampaikan duka cita yang mendalam atas peristiwa ini. Semangat, keteladanan, dan pengabdian beliau akan senantiasa menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam menjaga langit Indonesia,” kata Kadispenau Marsma Nyoman.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kronologi Pesawat Latih TNI AU Jatuh yang Membuat Marsma Fajar Adriyanto Gugur
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        3 Agustus 2025

    Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Marsma TNI Fajar Adriyanto Meninggal Dunia Nasional 3 Agustus 2025

    Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Marsma TNI Fajar Adriyanto Meninggal Dunia
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sebuah
    pesawat latih
    milik Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (
    FASI
    ) jatuh di kawasan Ciaruteun,
    Ciampea
    , Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (3/8/2025) siang.
    Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispen AU) Marsekal Pertama TNI I Nyoman Suadnyana membenarkan insiden tersebut.
    Ia menyebut, berdasarkan informasi awal, satu orang
    korban meninggal
    dunia merupakan mantan Kadispen AU, Marsma TNI (Purn) Fajar Adrianto.
    “Informasinya sementara demikian. Saya baru sampai lokasi. Nanti kalau sudah ada informasi lengkap akan kami sampaikan dalam press release,” kata Suadnyana, saat dihubungi, Minggu.
    Ia mengatakan, korban sempat dilarikan ke rumah sakit, namun dinyatakan meninggal dunia saat tiba di rumah sakit.
    Sementara itu, satu penerbang lainnya dikabarkan mengalami luka berat dan masih menjalani perawatan intensif.
    “Informasi sementara beliau sampai di rumah sakit dalam keadaan meninggal. Tapi, yang penerbang satunya luka berat,” ujar Suadnyana.
    Hingga saat ini, belum diketahui penyebab jatuhnya pesawat tersebut.
    TNI AU bersama instansi terkait masih melakukan investigasi di lokasi kejadian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pesawat ringan FASI PK S216 jatuh di Kabupaten Bogor, pilot meninggal

    Pesawat ringan FASI PK S216 jatuh di Kabupaten Bogor, pilot meninggal

    Jakarta (ANTARA) – Satu pesawat ringan S216 dilaporkan jatuh di Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, hari ini sehingga menyebabkan pilotnya meninggal dunia.

    ANTARA yang menelusuri kebenaran berita itu di Bogor, Minggu mendapati bahwa terdapat dua pengawak pesawat terbang ringan itu, yaitu Marsekal Pertama TNI Fajar “Red Wolf” Adriyanto dan Roni Ahmad sebagai peserta penerbangan.

    Sampai berita ini diturunkan, TNI AU belum memberikan keterangan resmi soal meninggalnya sang pilot, kecuali membenarkan bahwa terjadi kecelakaan penerbangan pesawat ringan FASI itu.

    Saat dikonfirmasi lewat telefon, Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI I Nyoman Suadnyana menyatakan, “Informasinya sementara demikian, pesawat itu penerbangan training, biasa training latihan dan masih diselidiki. Peristiwanya sekitar jam 10.00 WIB,” katanya.

    Pewarta: Ade P. Marboen
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • TNI AU Investigasi Penyebab Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Ungkap Kondisi Sebelum Terbang – Page 3

    TNI AU Investigasi Penyebab Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Ungkap Kondisi Sebelum Terbang – Page 3

    Enjat Sudrajat, salah satu saksi mata melihat langsung detik-detik pesawat latih jatuh di sekitar Tempat Pemakaman Umum (TPU) Astana, Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Menurutnya, peristiwa nahas terjadi sekitar pukul 09.20 WIB.

    Pada saat kejadian, dia sedang bersih-bersih makam. Tak lama kemudian, dia mendengar pesawat melintas tepat di atas pemakaman. Saat itu, mesin pesawat mengeluarkan suara keras.

    ‎”Saat melintas, terbang miring. Tidak lama, pesawat itu jatuh di dekat pemakaman,” ungkap Enjat.

    Warga sekitar yang melihat pesawat jatuh langsung berdatangan ke lokasi dan membantu evakuasi korban.

    “Informasi di dalam pesawat ada dua orang, satu orang pilot dikabarkan meninggal dunia dan satu lagi mengalami luka-luka,” ujarnya.

    Kedua korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Atang Sandjaja Bogor.

  • Pesawat FASI Jatuh di Bogor, TNI AU Cek Lokasi dan Investigasi Penyebab Kecelakaan

    Pesawat FASI Jatuh di Bogor, TNI AU Cek Lokasi dan Investigasi Penyebab Kecelakaan

    Bisnis.com, JAKARTA — Pesawat olahraga atau FASI dilaporkan terjatuh di wilayah Ciampea, Bogor, Jawa Barat pada hari ini, Minggu (3/8/2025).

    Kadispen Angkatan Udara Marsekal Pertama (Marsma) TNI I Nyoman Suadnyana mengatakan pesawat itu terjatuh sekitar 10.00 WIB.

    “Informasi awal demikian [ada kecelakaan],” kata Nyoman saat dihubungi, Minggu (3/8/2025). 

    Dia belum bisa menjelaskan lebih detail terkait kecelakaan pesawat itu, termasuk soal penyebab dan korban jiwa.

    Pasalnya, kata Nyoman, saat ini pihaknya tengah menuju TKP pesawat FASI itu terjatuh untuk melihat langsung kondisi di lapangan.

    “Pastinya belum tahu, itu pesawat FASI pesawat olahraga. Belum pasti [korban]. Saya masih ke lokasi,” jelasnya.

  • Pesawat tempur TNI AU mendarat di Lanud Halim untuk gladi demo udara

    Pesawat tempur TNI AU mendarat di Lanud Halim untuk gladi demo udara

    Jakarta (ANTARA) – Beberapa pesawat tempur andalan TNI AU seperti F-16 Fighting Falcon dan T-50i Golfen Eagle tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Selatan untuk gladi demo udara persiapan upacara validasi organisasi dan kehormatan militer, Kamis (30/7).

    Berdasarkan siaran resmi yang diterima Antara di Jakarta, Jumat dijelaskan latihan ini dilakukan karena upacara tersebut akan digelar dalam waktu dekat di Batujajar, Bandung, Jawa Barat. (10/8).

    Panglima Koops Udara Nasional (Pangkoopsudnas) Marsdya TNI Minggit Tribowo pun menerima secara langsung para penerbang yang baru saja datang di Lanud Halim Perdanakusuma.

    Kepada para penerbang, Minggit meminta agar latihan dilakukan dengan sungguh-sungguh agar dapat memberikan penampilan yang terbaik di hari H nanti.

    Mantan penerbang pesawat Hawk100/200 ini juga menekankan pentingnya kolaborasi yang baik antarpersonel serta fokus dengan tugas agar demo udara nanti dapat berjalan dengan baik, aman dan lancar.

    “Saya juga mengharapkan agar seluruh crew selalu mengutamakan safety serta senantiasa menjaga kesehatan, pola makan dan istirahat serta olahraga yang cukup,” kata Minggit.

    Minggit berharap, para penerbang tempur ini dapat menjalankan latihan rutin dan sesi gladi secara maksimal.

    Untuk diketahui, Mabes TNI akan menggelar upacara validasi organisasi yang digelar di Batujajar, Bandung, Jawa Barat, Minggu (10/8).

    Dalam acara itu, Mabes TNI akan melakukan beberapa agenda salah satunya memberikan kenaikan pangkat menjadi bintang tiga kepada Komandan pasukan elit setiap matra yakni Kopassus dari TNI AD, Kopasgat dari TNI AU dan Koorps Marinir dari TNI AL.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Drone Elang Hitam Buatan RI Sukses Terbang 24 Jam di 20 Ribu Kaki

    Drone Elang Hitam Buatan RI Sukses Terbang 24 Jam di 20 Ribu Kaki

    Jakarta

    Indonesia mencatatkan tonggak penting dalam pengembangan teknologi pertahanan. Pesawat tanpa awak Elang Hitam (Black Eagle) buatan anak bangsa sukses menjalani uji terbang di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, pada Senin (28/7/2025).

    Elang Hitam merupakan drone jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) yang dirancang oleh konsorsium nasional, dengan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sebagai integrator utama. Dalam uji terbang tersebut, drone berhasil mengudara selama 24 jam nonstop dan mampu terbang di ketinggian maksimal 20 ribu kaki, menunjukkan performa yang sesuai dengan standar internasional.

    “Uji terbang ini adalah bukti bahwa Indonesia menguasai teknologi kunci dalam pengembangan drone MALE. Termasuk dalam hal desain sistem, kendali terbang otomatis, hingga komunikasi jarak jauh,” ujar Mohammad Arif Faisal, Direktur Niaga, Teknologi, dan Pengembangan PTDI, dikutip dari detikJabar.

    Spesifikasi Elang Hitam

    Dilansir dari berbagai sumber, drone Elang Hitam memiliki spesifikasi teknis yang mumpuni untuk mendukung misi pengawasan dan pertahanan. Drone jenis MALE (Medium Altitude Long Endurance) ini memiliki dimensi panjang 8,3 meter, tinggi 1,02 meter, dan bentang sayap 16 meter.

    Berat kosongnya mencapai 575 kg, dengan kapasitas muatan hingga 300 kg, berat bahan bakar 420 kg, dan berat maksimum saat lepas landas 1.115 kg. Ditenagai mesin Rotax 915 iS berkekuatan 110-150 horsepower dengan konfigurasi empat silinder, turbocharged, dan baling-baling tipe pusher, Elang Hitam mampu mencapai ketinggian jelajah 3.000-5.000 meter (maksimum 7.200 meter), kecepatan maksimum 235 km/jam, dan kecepatan jelajah sekitar 225 km/jam.

    Drone Elang Hitam Foto: (Maulana Ilhami Fawdi/detikcom)

    Drone ini memiliki daya tahan terbang hingga 24-30 jam nonstop dengan radius operasi 250 km, membutuhkan landasan pacu 700 meter untuk lepas landas dan 500 meter untuk mendarat. Dilengkapi sistem kendali terbang otomatis, ground control station (GCS), dan teknologi Beyond Line of Sight (BLOS) berbasis satelit, Elang Hitam juga mendukung arsitektur modular dengan muatan seperti kamera, radar, dan potensi misil udara-ke-permukaan untuk misi militer.

    Siap Jalankan Misi Militer dan Kemanusiaan

    Elang Hitam dikembangkan guna mendukung berbagai misi strategis, mulai dari pengawasan wilayah perbatasan hingga pengintaian medan musuh. Selain fungsi militer, drone ini juga dirancang untuk misi kemanusiaan seperti pemantauan bencana alam dan pencarian korban di area sulit dijangkau.

    Dalam sesi uji coba, Elang Hitam didampingi oleh pesawat Kodiak milik PTDI untuk mengevaluasi daya jelajah dan stabilitas kendali otomatis yang dimilikinya. Uji coba ini dinilai berhasil dan membuka jalan bagi produksi massal serta operasional penuh dalam waktu dekat.

    Dari Gagal Terbang ke Sukses Mengudara

    Drone Elang Hitam Foto: Dok. PT Dirgantara Indonesia (Persero)

    Proyek pengembangan Elang Hitam telah dimulai sejak 2015. Drone ini dikembangkan melalui kerja sama konsorsium yang mencakup berbagai institusi strategis, antara lain; PTDI, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang kini tergabung dalam BRIN, Kementerian Pertahanan RI, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU), PT Len Industri (Persero) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

    Namun, proyek ini sempat menghadapi tantangan serius. Pada 2021, uji terbang Elang Hitam mengalami kegagalan. Imbasnya, pada 2020–2023 fokus pengembangan sempat dialihkan oleh BRIN dari sektor militer ke sipil karena kendala teknis dan prioritas anggaran.

    Kebangkitan proyek ini dimulai lagi pasca Rapat Pleno KKIP pada Oktober 2024, yang memutuskan kelanjutan pengembangan drone untuk kebutuhan militer, dengan PTDI mengambil peran sentral sebagai pemimpin integrasi.

    Indonesia Makin Mandiri dalam Teknologi Pertahanan

    Keberhasilan Elang Hitam menandai kemajuan signifikan Indonesia dalam industri pertahanan nasional. Drone ini memperkuat posisi Indonesia di jajaran negara yang mampu mengembangkan teknologi pesawat tanpa awak secara mandiri.

    “Ke depan, kami berharap Elang Hitam bisa memenuhi kebutuhan pengintaian dan intelijen TNI, sekaligus menjadi produk ekspor unggulan Indonesia,” tutup Arif.

    Dengan suksesnya uji terbang ini, Elang Hitam membuka babak baru dalam sejarah kemandirian pertahanan Indonesia, sekaligus menunjukkan bahwa kemampuan anak bangsa tak kalah dari negara maju lainnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kim Jong Un Pamer Drone Bunuh Diri Terbaru, Pakai Teknologi AI”
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/afr)