Kementrian Lembaga: TNI AL

  • Aksi Anggota Ditpolairud Polda Metro Bongkar Pagar Laut di Perairan Tangerang – Halaman all

    Aksi Anggota Ditpolairud Polda Metro Bongkar Pagar Laut di Perairan Tangerang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sejumlah anggota Direktorat Kepolisian Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Metro Jaya beraksi mencabut pagar bambu perairan Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (27/1/2025).

    Pembongkaran bambu pagar laut dilakukan secara manual menggunakan tali yang kemudian ditarik Kapal Karet Kaku (Rigid Hard Tube Inflatable). 

    Setelah bambu terikat tali, petugas kembali naik ke atas kapal dan menarik bambu-bambu yang tertancap di dasar laut.

    Motoris RHIB Korpolairud Baharkam Polri Briptu Muhamad Yanuar mengatakan, pencabutan bambu pagar laut dilaksanakan sejak Rabu (22/1/2025). 

    “Pembongkaran sudah dari Rabu kemarin, ini hari keenam. Kendalanya angin sama ombak, dan faktor cuaca,” ujar Yanuar kepada wartawan.

    Setidaknya, 10 bambu dapat ditarik dalam sekali tarikan menggunakan kapal. 

    Setelah itu bambu-bambu tersebut dibawa ke darat untuk dikumpulkan.

    Ada sejumlah anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) yang juga berkerja mencabut bambu di perairan Desa Kramat, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.  

    Sejak awal Januari, publik telah dihebohkan penemuan pagar laut misterius yang terbuat dari bambu dan ditancapkan ke dalam dasar laut di perairan Kabupaten Tangerang, Banten.

    Wujud pagar laut di Tangerang itu berupa bambu-bambu yang ditancapkan ke dalam dasar laut.

    Selain pagar laut juga nampak keramba jaring apung milik nelayan yang ada di sekitar pagar laut.

    Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kemudian akhirnya menyegel pagar laut tersebut pada Kamis (9/1/2024). 

    Pagar laut yang menjadi polemik ini akhirnya dibongkar pada Sabtu (18/1/2025) dengan melibatkan sedikitnya 600 prajurit TNI AL yang dibantu oleh warga setempat.

     

  • Polda Metro Jaya bongkar pagar laut di perairan Pakuhaji Tangerang

    Polda Metro Jaya bongkar pagar laut di perairan Pakuhaji Tangerang

    Jakarta (ANTARA) – Direktorat Kepolisian Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Metro Jaya melakukan pembongkaran pagar laut yang ada di perairan Desa Kramat, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, pada Senin.

    “Kita akan melaksanakan kegiatan patroli di wilayah hukum Polda Metro Jaya dan dilanjutkan pencabutan pagar laut,” kata Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Patroli Polairud Polda Metro Jaya Kompol Fredy Yudha Satria saat memimpin apel di Polair Polda Metro Jaya di Jakarta Utara.

    Terdapat 16 personel yang dikerahkan untuk melaksanakan pembongkaran bambu pagar laut.

    “Tolong pagar laut atau bambu-bambu dicabut atau diambil untuk kita amankan. Nanti pelaksana tolong menggunakan alat yang telah disiapkan berikut pelampung, tali dan lainnya,” katanya.

    Fredy juga mengimbau kepada para personel untuk tetap menjaga keselamatan dan menjalankan tugas dengan hati-hati.

    “Tolong laksanakan dengan maksimal, ikhlas dan hati-hati untuk kegiatan yang dilaksanakan,” katanya.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, pagar laut yang terbuat dari bambu ini mulai dicabut oleh Ditpolairud Polda Metro Jaya sejak enam hari lalu.

    Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi IV DPR RI, di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/1), menyampaikan bahwa pembongkaran pagar laut tersebut telah dilakukan sejak Rabu (22/1) bersama TNI AL dan pihak terkait lainnya.

    Dia menegaskan bahwa pembongkaran akan terus dilanjutkan hingga selesai sepanjang 30,16 kilometer (km).

    Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nusron Wahid mengungkapkan sekitar 50 sertifikat hak guna bangunan (HGB) dan hak milik (HM) pagar laut di Kabupaten Tangerang, Banten, telah diselesaikan dengan pembatalan.

    “Banyak bidang. Akan tetapi, yang jelas belum semua karena proses itu kami lakukan satu per satu. Jadi, belum tahu ada berapa itu, yang jelas hari ini ada 50-an,” kata Nusron di Tangerang, Jumat (24/1).

    Dari 50 sertifikat HGB/HM pagar laut yang secara resmi telah dibatalkan legalitasnya, antara lain, milik PT Intan Agung Makmur (IAM) di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pantau Pakai Drone, TNI AL Terus Bongkar Pagar Laut Tangerang

    Pantau Pakai Drone, TNI AL Terus Bongkar Pagar Laut Tangerang

    loading…

    TNI Angkatan Laut (AL) membongkar 15 km pagar laut di perairan Tangerang, Senin (27/1/2025). Foto: iNews/Aimarani

    BOGOR – TNI Angkatan Laut (AL) membongkar 15 km pagar laut di perairan Tangerang. Dipantau pakai drone, TNI AL mengerahkan 400 lebih personel untuk mencabut pagar laut.

    Kadispenal Laksma I Made Wira Hady Arsanta Wardhana mengatakan, hingga hari ini, Senin (27/1/2025) sudah hampir 15 km telah dibongkar dengan menggunakan alat berat maupun bantuan warga sekitar.

    “Pihak TNI AL menerbangkan drone guna mengetahui berapa titik yang masih ada pagar pembatasnya,” ujar Made saat ditemui dalam acara Asia Pacifik 2024 Chaplaincy Symposium di Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Senin (27/1/2025).

    Sebanyak 400 lebih personel gabungan diturunkan untuk membersihkan sisa pagar laut yang masih ada. Hingga kini sekitar 15 km lagi akan dibongkar di tiga titik yang berbeda.

    “Pembongkaran pagar laut oleh tim gabungan tersebut terbagi dalam 3 titik, yaitu wilayah Tanjung Pasir, Kronjo, dan Mauk,” katanya.

    Untuk sarana yang digunakan, pihaknya mengerahkan 4 KAL/Patkamla, 6 Sea Rider, 13 Perahu Karet, 2 RBB dan 2 RHIB, serta dibantu perahu milik nelayan.

    “Pelaksanaan kegiatan pagar laut merupakan implementasi dari perintah KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali yang menekankan kepada para prajurit TNI AL untuk terus bersinergi dengan instansi maritim terkait guna mengatasi kesulitan masyarakat nelayan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,” ujar Made.

    (jon)

  • TNI AL : Pagar Laut di Perairan Tangerang Tersisa 14,6 Kilometer  – Halaman all

    TNI AL : Pagar Laut di Perairan Tangerang Tersisa 14,6 Kilometer  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – TNI Angkatan Laut (AL), melalui Lantamal III Jakarta, nelayan dan pihak lainya terus melakukan pembongkaran pagar laut di pesisir utara Tangerang. 

    Sampai saat ini sisa pagar laut yang masih tertancap sepanjang 14,6 kilometer. 

    Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal), Laksma TNI IM Wira Hady Arsanta, menyampaikan bahwa total pagar laut yang telah dibongkar mencapai 15,5 kilometer, yang terbagi dalam tiga titik.

     “Sisa pagar laut yang masih tertancap di dasar laut adalah sepanjang 14,66 kilometer dari total 30,16 kilometer panjang pagar laut yang membentang di wilayah Tangerang,” kata Wira dalam keterangannya, Minggu (26/1/2025).

    Pembongkaran ini melibatkan 475 personel, yang terdiri dari TNI AL, Bakamla RI, Polair, serta nelayan.

    Proses pembongkaran terbagi dalam tiga titik, yaitu wilayah Tanjung Pasir, Kronjo, dan Mauk. 

    Untuk mendukung kegiatan ini, pihaknya mengerahkan berbagai sarana, di antaranya 4 KAL/Patkamla, 6 Sea Rider, 13 Perahu Karet, 2 RBB, 2 RHIB, serta perahu milik para nelayan.

    Pelaksanaan pembongkaran pagar laut ini merupakan bagian dari perintah Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali, yang menekankan pentingnya sinergi dengan instansi maritim terkait untuk mengatasi kesulitan masyarakat nelayan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka.

    Sementara Direktorat Kepolisian Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Metro Jaya melakukan pembongkaran pagar laut di perairan Teluk Jakarta, Senin (27/1/2025) pagi.

    Kasubdit Patroli Airud Polda Metro Jaya Kompol Fredy Yudha Satria menuturkan kegiatan guna percepatan pembongkaran bambu pagar laut di wilayah hukum Polda Metro.

    “Kita akan melaksanakan kegiatan patroli di wilayah hukum Polda Metro Jaya dan dilanjutkan pencabutan pagar laut di perairan Teluk Jakarta atau Polda Metro Jaya,” kata Kompol Fredy saat memimpin apel dii Pol Air Polda Metro Jaya, Jakarta Utara.

     Sebanyak 16 personel yang ikut apel akan melaksanakan pembongkaran bambu pagar laut. 

    Kami tolong pagar laut atau bambu-bambu dicabut atau diambil untuk kita amankan.

    Nanti pelaksana tolong menggunakan alat yang telah disiapkan berikut pelampung, tali dan lainnya,” ungkapnya. 

    Fredy juga meminta para personel menjaga keselamatan. 

    Puluhan personel akan dibagi sesuai tugas masing-masing dalam pencabutan pagar laut yang masuk wilayah Polair atau teluk Jakarta.

     “Tolong laksanakan dengan maksimal, ikhlas, dan hati-hati untuk kegiatan yang dilaksanakan,” pungkasnya.

     

     

  • Curhatan Kholid Menderita Sebelum Pagar Laut, 2005 Ramai Penambangan Pasir, Singgung Anies dan Ahok

    Curhatan Kholid Menderita Sebelum Pagar Laut, 2005 Ramai Penambangan Pasir, Singgung Anies dan Ahok

    TRIBUNJATIM.COM – Nelayan Kholid mengaku sudah menderita sebelum pagar laut di perairan Tangerang, Banten, viral di media sosial.

    Saat itu, penambangan pasir tengah marak.

    Hal itu ternyata mengganggu aktivitas nelayan, sama seperti pagar laut misterius.

    Saat bercerita, Kholid menyinggung mana Anies Baswedan dan Ahok.

    Seperti diketahui, pagar laut misterius membentang 30 kilometer di perairan Tangerang, Banten.

    Ternyata nelayan di sekitar perairan itu tak sekali mengalami hal serupa.

    Penambangan pasir turut menjajah para nelayan pada 2005.

    Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

    Kala itu, ia dan sesama rekan nelayan, memperjuangkan supaya penambangan pasir laut di wilayah pesisir Banten dibatalkan.

    Kholid mengungkapkan, di tahun 2005, ramai kasus penambangan pasir laut untuk reklamasi di Teluk Jakarta, yang kini menjadi Pantai Indah Kapuk 1 (PIK 1).

    “Saya merasa dijajah sejak tahun 2005, yaitu kasus penambangan pasir laut. Penambangan pasir laut itu, wilayah pesisir Banten yang materialnya dibawa ke reklamasi, Teluk Jakarta.”

    “Itu (kemudian jadi) PIK 1. (Saya) sudah menderita (sejak PIK 1 dibangun)” kisah Kholid dalam siniar Abraham Samad SPEAK UP yang tayang pada Sabtu (18/1/2025).

    Kholid kemudian mengungkapkan, ia dan sesama rekan nelayan sempat mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

    Pada 2016, gugatan Kholid dan kawan-kawan dikabulkan.

    Ia menyebut gugatan itu dikabulkan saat pergantian Gubernur DKI Jakarta, dari Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ke Anies.

    Kholid mengaku saat pergantian gubernur itu, ia dan rekan-rekannya hidup sedikit lebih tenang.

    Ia bisa kembali mencari ikan tanpa terganggu kegiatan korporasi.

    “(Kasus PIK) sempat berhenti tahun 2016, alhamdulillah menang (gugatan).”

    “Itu juga menang karena pergantian Gubernur Jakarta, dari Ahok ke Anies. Dari situ agak tenang, tuh! Saya bisa nangkap ikan lagi,” ungkap Kholid.

    Meski demikian, Kholid mengaku ketenangan itu tidak berlangsung lama.

    Sebab, ia merasa dibatasi ruang geraknya dalam mencari ikan setelah muncul pagar laut di perairan Tangerang.

    “Kok ruang lingkup saya mencari ikan dibatasi. Jadi ketika saya mau menjaring ke wilayah Tangerang, di Tangerang banyak pagar,” kata Kholid.

    Ia lantas menegaskan, pagar laut itu bukan dibangun secara swadaya oleh masyarakat.

    Pasalnya, hanya dilihat dari struktur pagarnya saja, kata Kholid, tidak mungkin dilakukan oleh pihak tak berduir.

    “Kalau ngeliat bangunan pagar itu, itu tidak mungkin dilakukan oleh orang tidak punya duit.”

    “Nggak mungkin (warga lokal yang membuat). Jika ada orang yang percaya, saya pikir harus dibawa ke psikiater. Pasti bohong. Iya (butuh biaya besar)” tegas dia.

    Ucapan Kholid mengenai pagar laut didukung oleh eks Kabareskrim Polri, Komjen Purn Susno Duadji.

    Ia meragukan bahwa pagar laut yang membentang sepanjang 30 KM di perairan Tangerang diklaim sebagai hasil swadaya nelayan. 

    Susno menilai justru klaim tersebut patut dipertanyakan. 

    Ia sangsi jika para nelayan mampu merogoh kocek untuk pemasangan bambu-bambu di laut. 

    Sebab, pemasangan bambu menggelontorkan uang yang besar. 

    “Itu berpikirnya terbalik (kalau) swadaya nelayan. Nelayan itu kan sama dengan kita-kita ini, ekonominya enggak terlalu kuat,” katanya seperti dikutip dari YouTube channel-nya yang tayang pada Jumat (17/1/2025). 

    Ia mengandaikan bahwa harga per satu bambu tak lebih dari Rp 25 ribu sementara yang dibutuhkan sangat banyak. 

    Dana yang dihabiskan untuk pemasangan bambu pun diperkirakan bisa mencapai miliaran rupiah. 

    “Mungkin bisa sampai 100 Miliar (rupiah). Kalau dikerjakan sendiri berarti sekian tahun nelayan ini tidak kerja cari makan, tidak melaut. Ada duit dibelikan bambu untuk masang pagar, tidak cari ikan tapi kerjanya masang pagar yang tidak dibayar karena swadaya,” jelasnya. 

    “Yang ngomong ini kan botol,” tambahnya. 

    Menurut Susno, botol diartikan orang yang asal berbicara tanpa dasar.

    “Pikirannya udah sempoyongan, dianggapnya orang bodoh semua.”

    “Berapa nelayan yg swadaya? Di mana mereka mencari bambu? Mari lah kita dewasa dikit ya, jangan nge-botol gitu. Lebih celaka lagi mungkin ada orang yang bilang ‘Wah itu orang yang ngomong gitu pengkhianat itu, Belanda hitam,” pungkasnya.  

    Akhirnya Dibongkar

    Setelah menjadi polemik selama beberapa waktu terakhir, pagar laut Tangerang akhirnya dibongkar pada Sabtu (18/1/2025).

    Pembongkaran pagar laut yang terbentang sepanjang lebih dari 30 kilometer di perairan Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten, itu dilakukan oleh TNI Angkatan Laut (AL).

    Sedikitnya, 600 prajurit TNI AL dikerahkan untuk membongkar pagar laut Tangerang yang terbuat dari bambu itu.

    Selain prajurit TNI AL, warga setempat juga turut dilibatkan dalam proses pembongkaran pagar laut Tangerang.

    Nelayan Kholid dan pagar laut di perairan Tangerang. (Tribun Jakarta/Instagram.com)

    Komandan Lantamal III, Brigadir Jenderal Harry Indarto, menyatakan bahwa pembongkaran ini dilakukan sebagai bentuk sinergi dengan masyarakat setempat.

    “Pagi ini kami bersinergi bersama warga sekitar akan melaksanakan pembongkaran pagar laut yang selama ini mungkin sudah viral,” ujar Harry kepada wartawan, Sabtu (18/1/2025) pagi.

    Harry mengungkapkan bahwa langkah ini diambil karena banyaknya keluhan dari para nelayan terkait keberadaan pagar laut yang mengganggu akses mereka dalam mencari tangkapan ikan.

    “Kami meminta untuk membuka akses maupun memberikan rambu-rambu, sehingga memudahkan para nelayan pada saat keluar-masuk alur untuk menuju ke laut,” jelas Harry.

    Sebelum pembongkaran dilakukan, pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan agar perairan tersebut dapat kembali seperti semula.

    —– 

    Berita Jatim dan berita viral lainnya.

  • Prabowo Saksikan Parade Hari Republik India Naik Kereta Kuda
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        26 Januari 2025

    Prabowo Saksikan Parade Hari Republik India Naik Kereta Kuda Nasional 26 Januari 2025

    Prabowo Saksikan Parade Hari Republik India Naik Kereta Kuda
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden
    Prabowo Subianto
    hadir dalam parade perayaan
    Hari Republik India
    ke-76 di Kartavya Path, New Delhi pada Minggu (26/1/2025).
    Dalam perayaan kenegaraan Republik India tersebut, Prabowo diundang sebagai tamu utama atau chief guest. Ia tiba di lokasi dengan diantar menggunakan
    kereta kuda
    .
    Prabowo, yang mengenakan beskap abu-abu, kacamata hitam, dan peci hitam, terlihat duduk di kursi kereta kuda bersama
    Presiden India
    Droupadi Murmu.
    Sesampainya di lokasi, Prabowo langsung menyapa sejumlah petinggi negara India, termasuk Perdana Menteri Narendra Modi.
    Kemudian, ia naik ke podium kehormatan saluting base, disambut dengan lagu kebangsaan India dan dentuman meriam sebagai tanda penghormatan.
    Prabowo selanjutnya menerima salam hormat dari kontingen defile TNI AD, TNI AL, dan TNI AU yang telah berbaris rapi di lokasi.
    Acara berlanjut dengan penampilan marching band dari Akademi Militer (Akmil) Indonesia, Genderang Suling Canka Lokananta (GSCL), dan kontingen barisan TNI yang membawakan lagu nasional “Maju Tak Gentar”.
    Saat parade pasukan lewat, Prabowo kembali berdiri dari kursinya dan memberikan hormat kepada kontingen Indonesia yang berpartisipasi.
    Sebagai informasi, Presiden Prabowo Subianto sedang melakukan kunjungan kenegaraan ke India sejak Sabtu (25/1/2025).
    Pada hari pertama lawatannya, Prabowo mengikuti sejumlah agenda penting, termasuk upacara kenegaraan dan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi.
    Salah satu agenda utama dalam lawatan kali ini adalah pertemuan bilateral antara Prabowo dan PM Modi di Hyderabad House, yang membahas berbagai isu strategis, seperti peningkatan kerja sama di sektor perdagangan, investasi, pariwisata, energi, keamanan, serta pengembangan teknologi digital dan kecerdasan buatan.
    Pada hari sebelumnya, Presiden juga menghadiri jamuan santap malam kenegaraan yang digelar di Istana Kepresidenan India, Rashtrapati Bhavan, pada Sabtu (25/1/2025) malam.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • TNI AL: 13,9 Km Pagar Laut di Tangerang Telah Dibongkar Bersama Instansi Maritim dan Nelayan – Halaman all

    TNI AL: 13,9 Km Pagar Laut di Tangerang Telah Dibongkar Bersama Instansi Maritim dan Nelayan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – TNI Angkatan Laut (AL) menyatakan Lantamal III Jakarta bersama instansi maritim dan masyarakat nelayan telah berhasil membongkar pagar laut di perairan Tangerang, Banten sepanjang 13,9 Km hingga Sabtu (25/1/2025).

    Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama TNI I Made Wira Hady Arsanta Wardhana mengatakan sepanjang 13,9 Km pagar laut yang berhasil dibongkar tersebut terbagi di tiga titik.

    “Hingga hari ini, Sabtu (25/1/2025) total pagar laut ilegal yang berhasil dibongkar oleh TNI AL dan masyarakat nelayan yaitu sepanjang 13,9 Km yang terbagi menjadi tiga titik,” kata Wira saat dikonfirmasi Tribunnews.com pada Sabtu (25/1/2025).

    “Adapun tiga titik yang menjadi konsentrasi lokasi pembongkaran pagar laut adalah Tanjung Pasir yang hingga saat ini berhasil membongkar total 10,5 Km, Kronjo total sepanjang 2,5 Km dan Mauk total sepanjang 900 m,” lanjut dia.

    Ia mengatakan sekira 450 personel tim gabungan yang terdiri dari TNI AL, Polairud, Bakamla, dan masyarakat nelayan terlibat dalam pembongkaran tersebut.

    Pembongkatan pagar laut itu, kata dia, dilakukan guna membuka akses bagi para nelayan untuk mencari nafkah.

    Sarana yang digunakan tim gabungan antara lain 4 KAL/Patkamla, 6 Sea Rider, 13 Perahu Karet, 2 RBB dan 2 RHIB, serta dibantu perahu milik para nelayan.

    “Dihadapkan kondisi cuaca saat ini, dimana angin dan gelombang yang cukup tinggi, pagar bambu yang tertancap sedalam 1,5 sampai 2,5 meter ditambah lagi dengan kedalaman air laut sekitar 1 meter sehingga membuat banyak kapal penarik yang kandas, tidak menjadi kendala bagi tim gabungan bersama masyarakat nelayan untuk terus mencabut pagar laut yang meresahkan masyarakat ini,” kata dia.

    Wira juga menyatakan pembongkaran terus dimaksimalkan dan dipercepat guna membuka akses nelayan untuk melaut.

    “Pelaksanaan kegiatan pagar laut merupakan implementasi dari perintah Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali yang menekankan kepada para prajurit TNI AL untuk terus bersinergi dengan instansi maritim terkait guna mengatasi kesulitan masyarakat nelayan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,” tegas Wira.

  • Menteri ATR/BPN Hanya Batalkan 50 Sertifikat di Laut Tangerang, Said Didu Heran: Bagaimana dengan Desa Lain?

    Menteri ATR/BPN Hanya Batalkan 50 Sertifikat di Laut Tangerang, Said Didu Heran: Bagaimana dengan Desa Lain?

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) baru-baru ini membatalkan 50 sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) di kawasan pagar laut Tangerang.

    Selain apresiasi, langkah ini juga memicu beragam respons, salah satunya dari Muhammad Said Didu. Ia merasa tidak puas dengan putusan tersebut.

    Pria kelahiran Pinrang ini mempertanyakan alasan pemerintah hanya mencabut 50 sertifikat di kawasan tersebut.

    “Kok cuma 50 yang dicabut?,” ujar Said Didu di X @msaid_didu (24/1/2025).

    Ia juga menyinggung soal kemungkinan adanya desa lain yang mengalami kasus serupa namun belum tersentuh tindakan hukum.

    “Bagaimana dengan Desa lain yang juga melakukan hal sama?,” tandasnya.

    Seperti diketahui, kasus pagar laut di kawasan Tangerang menjadi sorotan setelah adanya dugaan keterlibatan sejumlah pihak yang tidak berhak dalam penguasaan lahan.

    Pagar laut tersebut diduga menghalangi akses nelayan ke laut dan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat setempat.

    Pembongkaran pagar laut oleh TNI AL beberapa waktu lalu turut memperkuat dugaan adanya pelanggaran dalam penguasaan lahan di kawasan itu.

    Menteri ATR/BPN kemudian mengambil tindakan tegas dengan mencabut puluhan sertifikat yang diterbitkan di area tersebut.

    Namun, langkah ini masih menyisakan tanda tanya besar di kalangan publik.

    Tidak sedikit pihak yang mendesak pemerintah untuk menyelidiki lebih jauh, terutama mengenai kemungkinan desa atau kawasan lain yang mengalami kasus serupa. (Muhsin/Fajar)

  • Puan Minta Titiek Soeharto dkk Kawal Kasus Pagar Laut hingga Dalangnya Terungkap
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        24 Januari 2025

    Puan Minta Titiek Soeharto dkk Kawal Kasus Pagar Laut hingga Dalangnya Terungkap Nasional 24 Januari 2025

    Puan Minta Titiek Soeharto dkk Kawal Kasus Pagar Laut hingga Dalangnya Terungkap
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Ketua DPR RI
    Puan Maharani
    meminta jajaran Komisi IV DPR yang dipimpin oleh
    Titiek Soeharto
    untuk mengawal kasus
    pagar laut
    di perairan Tangerang, Banten, hingga terungkap dalangnya.
    Puan mengatakan, Komisi IV DPR sedang mengawal polemik pemasangan pagar laut tersebut agar segera terungkap siapa pemiliknya.
    “Terkait dengan pagar laut ya, itu sudah ditindaklanjuti oleh Komisi IV. Jadi ya segera ungkap milik siapa, kenapa bisa seperti itu,” kata Puan di Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (24/1/2025).
    Puan tak ingin ada kecurigaan berkepanjangan di kalangan masyarakat terkait pemilik pagar.
    Politikus PDI Perjuangan ini menekankan bahwa laut adalah milik seluruh rakyat Indonesia.
    “Laut adalah milik seluruh rakyat Indonesia, milik negara. Jadi tidak ada hal-hal yang menjadi kecurigaan, nanti akan segera ditindaklanjuti dan diungkap oleh Komisi IV,” ujar Puan.
    Sebelumnya diberitakan, pagar laut yang membentang sepanjang 30,16 kilometer dari Desa Muncung hingga Pakuhaji, Tangerang, Banten.
    Menteri Kelautan dan Perikanan (KP)
    Sakti Wahyu Trenggono
    memastikan bakal mengenakan denda administratif kepada pemilik pagar laut di perairan Tangerang, Banten.
    Selain itu, sanksi pidana juga akan diselidiki oleh pihak kepolisian.
    Ia mengungkapkan, sanksi denda yang dikenakan bergantung pada luasannya.
    “Pasti begitu kita dapat (pelakunya) akan didenda. Dari kami sanksi denda karena lebih ke arah sanksi administratif, kalau ada unsur pidana, itu kepolisian,” kata Trenggono, di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (22/1/2025).
    Penelusuran dan investigasi ini dilakukan dengan koordinasi bersama Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Nusron Wahid.
    Kementerian Laut dan Perikanan juga bekerja sama dengan TNI AL, Baharkam Polri, hingga Badan Keamanan Laut (Bakamla) untuk membongkar pagar laut.
    Pembongkaran sudah mulai dilakukan sejak Rabu.
    Menurut Trenggono, pembongkaran ini sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.
    “Arahannya selesaikan, bongkar begitu. Hari ini dicabut, sudah,” ujar Trenggono.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 450 Personel Gabungan Dikerahkan Bongkar Pagar Laut di Tangerang Hari Ini

    450 Personel Gabungan Dikerahkan Bongkar Pagar Laut di Tangerang Hari Ini

    loading…

    Sebanyak 450 personel gabungan dikerahkan untuk melakukan pembongkaran pagar laut di Tangerang Banten, yang memasuki hari keempat sejak 19 Januari 2025. Foto/Riana Rizkia

    JAKARTA – Sebanyak 450 personel gabungan dikerahkan untuk melakukan pembongkaran pagar laut di Tangerang Banten, yang memasuki hari keempat sejak 19 Januari 2025. Adapun personel gabungan terdiri dari Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), aparat TNI AL, Polairud, Bakamla, dan Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Kemenhub.

    Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) II Jakarta Brigjen TNI (Maar) Harry Indarto mengatakan bahwa pihaknya menargetkan agar pembongkaran pagar laut bisa segera selesai. “Untuk target seperti biasa 5 km (pencabutan pagar laut per hari), tapi saya tidak mau berhitung dengan angka dulu,” katanya kepada MNC Portal di perairan Tanjung Pasir, Tangerang, Banteng, Jumat (24/1/2025).

    “(Tapi) sekarang target kita bagaimana secepatnya bisa kita tarik (semua pagar laut). Target tetap 5 sampai 7 km (per hari),” sambungnya.

    DanlantamalII Jakarta Brigjen TNI (Maar) Harry Indarto

    Baca Juga: Pagar Bambu di Perairan Tangerang yang Bikin Gaduh

    Harry mengatakan, pihaknya akan berupaya memaksimalkan pembongkaran pagar laut dalam sehari, agar para nelayan di kawasan sekitar bisa segera mencari ikan tanpa harus memutari pagar tersebut.

    Namun, Harry tidak bisa memastikan terkait target harian. Terlebih, faktor cuaca juga menjadi kendala utama dalam prosesi pembongkaran pagar laut.

    “Masuk jam 2 (siang) ke sana itu sudah gelap,” katanya.

    (rca)