Kementrian Lembaga: TNI AL

  • Larangan Keluarga Juwita Hadiri Gelar Perkara, Kuasa Hukum Merasa Aneh – Halaman all

    Larangan Keluarga Juwita Hadiri Gelar Perkara, Kuasa Hukum Merasa Aneh – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Keluarga Juwita, seorang jurnalis media online yang dibunuh oknum TNI AL berinisial Kelasi Satu J, dilarang menghadiri gelar perkara yang dilakukan secara tertutup.

    Hal ini diungkapkan oleh Oriza Sativa, kuasa hukum keluarga Juwita, pada Selasa (14/02/2025).

    Larangan Hadir Tanpa Penjelasan

    Keluarga Juwita berencana untuk menghadiri gelar perkara guna mendapatkan informasi yang jelas mengenai perkembangan kasus pembunuhan.

    Namun, mereka tidak diizinkan masuk, termasuk kakak kandung Juwita.

    Oriza mengatakan bahwa larangan ini menimbulkan pertanyaan mengenai keterbukaan proses hukum yang seharusnya bisa diakses oleh pihak keluarga.

    Ia juga menegaskan bahwa niat mereka bukan untuk mengintervensi proses penyelidikan, melainkan untuk memastikan keadilan ditegakkan.

    “Kami datang dengan niat untuk mendapatkan informasi yang jelas dan transparan mengenai perkembangan kasus ini. Namun, kami justru tak diperbolehkan masuk,” ujarnya.

    “Kami tidak tahu mengapa dilarang. Tanpa ada penjelasan, pokoknya kami tidak boleh masuk (menghadiri gelar perkara), termasuk kakak kandung korban,” ungkapnya.

    Dugaan Pembunuhan Berencana

    Kasus pembunuhan Juwita semakin menemui titik terang setelah terduga pelaku, seorang anggota TNI AL berinisial J, mengakui perbuatannya.

    Ketua Tim Advokasi Untuk Keadilan, M Pazri, menjelaskan bahwa ada dugaan kuat mengenai pembunuhan berencana.

    Dari beberapa indikasi, terlihat bahwa pembunuhan ini direncanakan dengan matang.

    Pazri menjelaskan bahwa persiapan sebelum pembunuhan, seperti membeli tiket dengan nama orang lain dan menghancurkan KTP, menunjukkan adanya rencana.

    Ia juga menyebutkan bahwa Juwita diduga dieksekusi di dalam mobil.

    “Tadi kami sama-sama mendengar, baik dari keluarga dan kami tim kuasa hukum bahwa yang dituduhkan kepada terduga pelaku adalah terkait dengan pembunuhan berencana,” ujar Ketua Tim Advokasi Untuk Keadilan (AUK), M Pazri kepada awak media.

    “Berencananya dari mau berangkat, beli tiket dengan nama orang lain, KTP dihancur-hancur dan sebagainya,” terang Pazri.

    Status Penyelidikan

    Polres Banjarbaru telah memeriksa lima saksi terkait kasus ini.

    Komandan Detasemen Polisi Militer Lanal Balikpapan, Mayor Laut PM Ronald Ganap, mengonfirmasi bahwa kasus ini telah naik status ke penyidikan. 

    “Kami sudah serahkan terduga pelaku sekaligus barang bukti yang menguatkan,” bebernya.

    Pihak kepolisian dan TNI berkomitmen untuk menangani kasus ini dengan serius dan transparan demi keadilan bagi Juwita.

    Keluarga Juwita kini menuntut keadilan dan berharap pelaku mendapatkan hukuman setimpal atas perbuatannya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Larangan Keluarga Juwita Hadiri Gelar Perkara, Kuasa Hukum Merasa Aneh – Halaman all

    TNI Siap Pecat Prajurit Terlibat Pembunuhan Jurnalis Juwita – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kepala Pusat Penerangan TNI, Brigjen Kristomei Sianturi, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan ragu untuk memecat prajurit yang terbukti terlibat dalam pembunuhan jurnalis Banjarbaru, Juwita.

    Pernyataan ini disampaikan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, dan menegaskan komitmen Panglima TNI Agus Subiyanto untuk memberikan hukuman berat bagi pelaku.

    “Kalau bersalah, perintah dari Panglima ya hukum seberat-beratnya kalau dia memang melakukan pembunuhan bisa sampai dipecat dikeluarkan dari TNI,” katanya.

    Ia juga menekankan bahwa Panglima TNI tidak akan memandang bulu dalam menegakkan hukum, meskipun banyak prajurit yang baik.

    Kasus Pembunuhan Juwita

    Kasus pembunuhan Juwita, seorang jurnalis media online, saat ini sedang dalam penyelidikan oleh Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL) Lanal Balikpapan dan kepolisian setempat.

    Kristomei mengungkapkan bahwa penyelidikan ini dilakukan secara serius dan transparan, dengan kolaborasi antara POMAL dan Polres setempat.

    Pelaku Sudah Rencanakan Pembunuhan

    Kelasi Satu J, seorang anggota TNI AL dari Lanal Balikpapan, telah mengakui keterlibatannya dalam pembunuhan tersebut.

    Menurut Ketua Tim Advokasi Untuk Keadilan (AUK), M Pazri, terdapat indikasi bahwa tindakan ini direncanakan dengan matang.

    Ada persiapan sebelum melaksanakan pembunuhan, seperti membeli tiket dengan nama orang lain dan menghancurkan KTP.

    “Berencananya dari mau berangkat, beli tiket dengan nama orang lain, KTP dihancur-hancur dan sebagainya,” terang Pazri.

    Pazri juga menambahkan bahwa Juwita diduga dieksekusi di dalam mobil. 

    “Ada sewa mobil, dan dalam mobil eksekusinya,” ungkapnya.

    Saat ini, Polres Banjarbaru telah memeriksa lima saksi terkait kasus ini.

    Tuntutan Keluarga

    Keluarga Juwita menuntut keadilan dan berharap pelaku mendapatkan hukuman setimpal atas perbuatannya.

    Komandan Detasemen Polisi Militer Lanal, Mayor Laut PM Ronald Ganap, mengonfirmasi bahwa kasus ini telah naik status ke penyidikan dan barang bukti telah diserahkan untuk mendukung proses hukum.

    Pihak kepolisian dan TNI berkomitmen untuk memastikan bahwa kasus ini ditangani dengan serius demi keadilan bagi almarhumah Juwita.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • TNI Diminta Evaluasi SOP Prajurit Keluar dari Barak, Kapuspen Minta Dansat Perketat Pengawasan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        1 April 2025

    TNI Diminta Evaluasi SOP Prajurit Keluar dari Barak, Kapuspen Minta Dansat Perketat Pengawasan Nasional 1 April 2025

    TNI Diminta Evaluasi SOP Prajurit Keluar dari Barak, Kapuspen Minta Dansat Perketat Pengawasan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI,
    Brigjen Kristomei Sianturi
    , menegaskan bahwa aturan standar operasional prosedur (SOP) prajurit keluar dari barak memang sudah ada di setiap satuan.
    Akan tetapi, ia sepakat jika memang harus ada perketat pengawasan dari Komandan Satuan (Dansat) kepada setiap prajurit yang hendak keluar barak.
    Hal itu disampaikan merespons adanya usulan agar TNI mengevaluasi aturan SOP prajurit keluar dari barak karena belakangan kasus kekerasan oknum TNI semakin meningkat.
    “Sebenarnya SOP standar untuk keluar dari kesatrian itu sudah ada,” kata Kapuspen yang ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (1/4/2025).
    “Tinggal dari unsur pengawasan dari unsur komandan kesatuan yang ada, untuk lebih menekankan lagi kepada prajuritnya untuk benar-benar mematuhi itu,” sambung dia.
    Kapuspen menegaskan bahwa hal tersebut sejatinya adalah fungsi dari setiap Dansat untuk menekankan kepada prajurit untuk mematuhi aturan.
    Di lain sisi, menurut dia, setiap Dansat harus ikut bertanggung jawab apabila ada prajurit di satuannya yang berbuat salah.
    “Jadi, kalau anak buahnya berbuat salah, itu tuh komandannya juga bertanggung jawab soal itu. Itu sudah jelas tuh kalau di tentara begitu,” kata jenderal bintang satu ini.
    Ia mengungkapkan, setiap prajurit TNI memiliki ragam aturan yang harus ditaati.
    Pertama, aturan soal Sapta Marga. Kemudian, Sumpah Prajurit dan 8 Wajib TNI yang mesti dipatuhi seluruh prajurit.
    “Itu suatu keputusan mutlak. Jika ada yang melanggar dari aturan itu tadi, dihukum seberat-beratnya,” ungkap dia.
    “Toh, yang di tentara juga banyak TNI-nya. Kalau kita hukum satu dua orang yang nakal itu ya enggak ada masalah,” pungkas dia.
    Diberitakan sebelumnya, Komisi I DPR meminta Panglima TNI Agus Subiyanto memanggil Kepala Staf Angkatan Darat, Laut, dan Udara untuk membahas banyaknya kasus tindak pidana yang dilakukan prajurit selama beberapa waktu terakhir.
    Hal itu dianggap perlu setelah adanya kasus kematian Juwita, jurnalis perempuan di Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), yang dibunuh oleh prajurit TNI AL berinisial J.
    “Jadi memang sudah jadi atensi Komisi I dan kita memang sudah minta Panglima itu untuk mengusut tuntas kasus di Kalsel,” ujar Anggota Komisi I DPR Syamsu Rizal saat dihubungi, Jumat (28/3/2025).
    “Kemudian kami juga minta Panglima TNI itu memanggil KSAD, KSAL, dan KSAU untuk membicarakan bahwa di akhir-akhir ini memang kelihatan banyak sekali masalah-masalah yang berkaitan dengan moral prajurit,” sambungnya.
    Politikus PKB itu berpandangan, konflik antara TNI dan masyarakat sipil saat ini sudah mengalami pergeseran.
    Sebab, permasalahan yang terjadi bukan lagi institusional, melainkan juga perorangan masing-masing prajurit.
    “Kalau dulu kan masalah TNI itu kehadirannya misalnya masalah teritori, bentrok dengan masyarakat setempat karena ada batalion baru. Kemudian, masalah sosial karena ada lahan yang dipakai latihan. Itu kita dengar dulu-dulu kan. Kalau sekarang ini itu sudah pada perilaku personal,” kata Rizal.
    Oleh karena itu, penting bagi Panglima TNI membahas dan mengevaluasi secara komprehensif sistem pembinaan prajurit dengan semua kepala staf angkatan.
    Bahkan, Rizal mengusulkan agar aturan-aturan soal keberadaan prajurit TNI di luar barak disusun ulang.
    Hal ini untuk memastikan pengawasan terhadap prajurit ketika beraktivitas di luar barak bisa ditingkatkan demi mencegah pelanggaran. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gelar Perkara Pembunuhan Jurnalis Juwita oleh Oknum TNI AL Tertutup, Transparansi Dipertanyakan – Halaman all

    Gelar Perkara Pembunuhan Jurnalis Juwita oleh Oknum TNI AL Tertutup, Transparansi Dipertanyakan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Transparansi dalam penanganan kasus dugaan pembunuhan oleh oknum TNI AL terhadap Juwita (23), jurnalis asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), dipertanyakan.

    Juwita diduga dibunuh oleh calon suaminya, Jumran alias J (23), anggota TNI AL yang berdinas di Lanal Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim).

    Kuasa Hukum keluarga korban, Oriza Sativa mengatakan bahwa gelar perkara kasus pembunuhan oknum TNI AL terhadap Juwita dilaksanakan secara tertutup dan tidak ada pemberitahuan sebelumnya.

    “Kami datang dengan niat untuk mendapatkan informasi yang jelas dan transparan mengenai perkembangan kasus ini. Namun, kami justru tak diperbolehkan masuk,” kata Oriza, dilansir BanjarmasinPost.co.id.

    Oriza, yang juga menjabat sebagai Ketua Advokasi Untuk Keadilan (AUK) Juwita ini mengakui larangan itu, bahkan juga berlaku untuk kakak kandung korban.

    “Kami tidak tahu mengapa dilarang. Tanpa ada penjelasan, pokoknya kami tidak boleh masuk (menghadiri gelar perkara), termasuk kakak kandung korban,” ungkap Oriza.

    Memang, lanjut Oriza, hal tersebut sepenuhnya merupakan kewenangan penyidik.

    Tetapi, larangan ini menimbulkan pertanyaan mengenai keterbukaan proses hukum yang seharusnya dapat diakses oleh pihak keluarga.

    Terlebih, jajaran Polda Kalsel dan TNI AL sempat menyatakan akan selalu transparan dalam penanganan kasus kematian Juwita.

    “Kami tidak berniat mengintervensi, apalagi mengganggu proses penyelidikan, tapi kami ingin memastikan bahwa keadilan memang sudah ditegakkan dalam kasus ini,” tandasnya.

    Adapun kasus dugaan pembunuhan ini tengah didalami oleh penyidik Polisi Militer Angkatan Laut (POM AL) Banjarmasin mengingat tempat kejadian perkara (TKP) berada di wilayah hukum Lanal Banjarmasin, yakni Banjarbaru.

    Kabarnya, J kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di POM AL Banjarmasin setelah mengakui perbuatannya.

    Kasus dugaan pembunuhan terhadap Juwita ini terungkap setelah jasad korban ditemukan di tepi jalan arah Kiram dari akses Jalan Gunung Kupang, Banjarbaru, pada Sabtu (22/3/2025) pukul 14.57 WITA lalu.

    Pada pagi harinya, korban sempat pamit kepada keluarganya untuk berangkat ke arah Guntung Payung. 

    Tetapi, dalam kondisi helm masih terpasang, Juwita justru ditemukan tergeletak di sebelah sepeda motornya pada Sabtu siang hari.

    Juwita sempat diduga menjadi korban kecelakaan tunggal.

    Namun, dengan beberapa kejanggalan, terkuak bahwa kontributor media online Newsway.co.id untuk wilayah Banjarbaru-Martapura, Kalsel itu meninggal dunia diduga karena dibunuh oleh J.

    Luka pada dagu, lebam di punggung, dan leher belakang Juwita, memunculkan dugaan bahwa kematiannya bukan sekadar kecelakaan tunggal.

    Terlebih, dompet dan ponsel korban hilang, sedangkan sepeda motornya masih berada di lokasi penemuan jasad Juwita.

    Sebagian artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Update Kasus J Oknum TNI Bunuh Juwita Jurnalis Banjarbaru, Kuasa Hukum Temukan Keanehan Lagi

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (BanjarmasinPost.co.id/Stanislaus Sene)

  • Gelar Perkara Pembunuhan Jurnalis Juwita oleh Oknum TNI AL Tertutup, Transparansi Dipertanyakan – Halaman all

    Hasil Autopsi Jurnalis Juwita Kuatkan Dugaan Jumran Oknum TNI AL Rencanakan Pembunuhan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus dugaan pembunuhan terhadap jurnalis perempuan asal Banjarbaru Kalimantan Selatan (Kalsel) yakni Juwita (23) masih terus bergulir.

    Juwita diduga dibunuh oleh calon suaminya sendiri, Jumran alias J (23) yang merupakan prajurit TNI AL berpangkat Kelasi Satu.

    Kuasa hukum keluarga Juwita, Muhammad Pazri mengungkapkan sejumlah bukti yang mengarah pada dugaan pembunuhan berencana.

    Fakta-fakta tersebut diungkapkan Pazri saat mendampingi keluarga Juwita yang memenuhi panggilan penyidik Polisi Militer Angkatan Laut (POM AL) di Banjarmasin pada Sabtu (29/3/2025).

    Menurut Pazri, J telah ditetapkan sebagai tersangka setelah melalui proses penyelidikan yang dilakukan oleh POM AL.

    Dalam pemeriksaan, J pun mengakui perbuatannya.

    “Yang jelas dua bukti permulaan itu kalau menurut kami selaku kuasa hukum dan keluarga korban itu sudah kuat, sudah terpenuhi. Dan yang paling kuat adalah adanya pengakuan dari pelaku,” kata Pazri kepada wartawan, dilansir BanjarmasinPost.co.id.

    Disebutkan bahwa berdasarkan hasil penyelidikan, J diduga telah merencanakan pembunuhan terhadap Juwita.

    J juga diduga membunuh korban tanpa bantuan orang lain. 

    Selain itu, oknum TNI AL yang berdinas Lanal Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) itu telah menyiapkan skenario untuk membunuh Juwita.

    Hal tersebut tampak dari persiapan J sebelum melaksanakan pembunuhan.

    Sebelum mengeksekusi korban di mobil, J diketahui membeli tiket pesawat atas nama orang lain.

    J juga menghancurkan kartu identitas untuk menghilangkan jejak. 

    “Mulai dia mau berangkat, beli tiket pesawat atas nama orang lain, KTP dihancur-hancurin,” beber Pazri.

    Terlebih, hasil autopsi menguatkan indikasi bahwa Juwita sang kontributor media online Newsway.co.id untuk wilayah Banjarbaru-Martapura Kalsel itu dibunuh.

    “Dan juga dari pihak keluarga korban sudah mengetahui dari hasil autopsi yang disampaikan oleh dokter itu terang benderang bahwa dia ini dibunuh,” jelas Pazri.

    Adapun kasus ini tengah didalami oleh penyidik POM AL Banjarmasin mengingat tempat kejadian perkara (TKP) berada di wilayah hukumnya, yakni Banjarbaru.

    Kasus dugaan pembunuhan terhadap Juwita ini terungkap setelah jasad korban ditemukan di tepi jalan arah Kiram dari akses Jalan Gunung Kupang, Banjarbaru, Sabtu (22/3/2025) pukul 14.57 WITA lalu.

    Pada pagi harinya, Juwita sempat pamit kepada keluarganya untuk berangkat ke arah Guntung Payung. 

    Tetapi, dalam kondisi helm masih terpasang, korban justru ditemukan tergeletak di sebelah sepeda motornya pada Sabtu siang hari.

    Juwita sempat diduga menjadi korban kecelakaan tunggal.

    Namun, dengan beberapa kejanggalan, terkuak bahwa Juwita meninggal dunia diduga karena dibunuh oleh J.

    Luka pada dagu, lebam di punggung, dan leher belakang korban, memunculkan dugaan bahwa kematian Juwita bukan sekadar kecelakaan tunggal.

    Terlebih, dompet dan ponsel Juwita hilang, sedangkan sepeda motornya masih berada di lokasi penemuan jasad korban.

    Sebagian artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Ini Skenario J Oknum TNI AL Membunuh Juwita Jurnalis Banjarbaru, Hasil Otopsi Memperkuat Dugaan

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (BanjarmasinPost.co.id/Murhan)

  • TNI AL Siapkan KRI Radjiman Wedyodiningrat-992 Bantu Korban Gempa di Myanmar 
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        1 April 2025

    TNI AL Siapkan KRI Radjiman Wedyodiningrat-992 Bantu Korban Gempa di Myanmar Nasional 1 April 2025

    TNI AL Siapkan KRI Radjiman Wedyodiningrat-992 Bantu Korban Gempa di Myanmar
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    TNI Angkatan Laut (AL) menyiapkan
    KRI Radjiman Wedyodiningrat-992
    untuk dikirim membantu korban
    gempa bumi
    di Myanmar.
    Hal ini sebagaimana disampaikan Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Asops KSAL) Laksamana Muda TNI Yayan Sofiyan, Senin (31/3/2025).
    “Kapal perang yang disiapkan adalah KRI Radjiman Wedyodiningrat-992, itu kapal bantu rumah sakit,” kata Yayan Sofiyan saat memimpin Gelar Kesiapan Operasi
    Bantuan Kemanusiaan
    Luar Negeri untuk korban terdampak gempa bumi yang melanda Myanmar maupun Thailand, di Dermaga Kolinlamil, Jakarta Utara, Senin.
    Yayan mengatakan, KRI Radjiman Wedyodiningrat-992 telah dilengkapi berbagai alat kesehatan yang mampu membantu misi kemanusiaan.
    Tak hanya alat medis, tim tenaga kesehatan dari prajurit TNI juga ikut disiagakan.
    “Di dalam (KRI Radjiman) sudah dilengkapi dengan kontainer-kontainer medis dan bisa melaksanakan kegiatan operasi medik,” terang Asops KSAL.
    Kegiatan Gelar Pasukan diawali dengan pemeriksaan personel dan material oleh Asops KSAL, guna memastikan kelengkapan dan personel siap diberangkatkan menuju daerah operasi di Myanmar.
    Adapun pasukan yang disiapkan terdiri dari personel TNI AD,
    TNI AL
    , dan TNI AU yang akan memberikan
    bantuan kemanusiaan
    di daerah terdampak.
    Bantuan Kemanusiaan yang saat ini dibutuhkan para korban terdampak yaitu penggelaran operasi medik dan penyaluran obat-obatan, tenda, dan selimut.
    Asops KSAL menjelaskan bahwa kegiatan ini menindaklanjuti perintah dari Presiden Prabowo Subianto untuk tanggap segera terhadap gempa bumi yang menimpa Thailand dan Myanmar.
    Tugas tersebut merupakan salah satu dari tugas TNI dalam rangka Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
    “TNI AL terus berkomitmen dalam memberikan manfaat yang besar dan membantu kesulitan masyarakat selaras dengan kebijakan Kasal Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, terutama dalam memberikan bantuan kemanusiaan bagi korban bencana alam yang melanda di negara Myanmar,” kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI I Made Wira Hady, dalam keterangan yang dibagikan Dispenal.
    Diketahui, gempa bumi dahsyat melanda Myanmar pada Jumat (28/3/2025).
    Hingga Senin (31/3/2025), jumlah korban tewas telah menembus angka 2.056 jiwa.
    Sementara itu, lebih dari 3.900 orang dilaporkan terluka dan 270 lainnya masih hilang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pakai KRI Radjiman Wedyodiningrat, TNI AL Kirim Pasukan dan Tim Medis Bantu Korban Gempa Myanmar

    Pakai KRI Radjiman Wedyodiningrat, TNI AL Kirim Pasukan dan Tim Medis Bantu Korban Gempa Myanmar

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

    TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK – TNI Angkatan Laut mengirimkan pasukannya untuk membantu korban gempa di Myanmar.

    Dalam prosesnya, TNI AL mengerahkan KRI Radjiman Wedyodiningrat sebagai kapal bantu rumah sakit yang juga akan diisi tim medis dan dokter spesialis.

    Asisten Operasi KSAL Laksamana Muda TNI Yayan Sofiyan mengatakan, kapal perang ini akan membawa tenaga kesehatan gabungan dari berbagai satuan TNI.

    Termasuk di antaranya dari TNI Angkatan Darat, Batalyon Kesehatan Marinir, Koarmada RI, dan TNI Angkatan Laut.

    “Mereka akan membawa tenaga-tenaga kesehatan dokter spesialis yang dapat membantu dalam operasi medis, terutama untuk menangani korban dengan patah tulang dan cedera ortopedi,” ujar Yayan di Markas Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (31/3/2025).

    Yayan juga memastikan upaya bantuan medis dan evakuasi yang akan dilakukan di lokasi gempa akan sangat dimaksimalkan, mengingat kapal ini telah dilengkapi dengan fasilitas medis dan kontainer-kontainer medis yang memungkinkan pelaksanaan operasi medis di lokasi bencana.

    Selain tenaga medis, kapal ini juga akan membawa bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan, tenda, dan selimut.

    Bantuan ini disesuaikan dengan kebutuhan mendesak yang telah disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri setelah berkoordinasi dengan duta besar Thailand dan Myanmar.

    Menurut Yayan, KRI Radjiman Wedyodiningrat akan menempuh perjalanan sejauh 1.639 nautical mile yang diperkirakan dapat dijangkau dalam waktu empat hari.

    “Kapal ini juga membawa helikopter untuk mempercepat distribusi bantuan ke daerah yang sulit dijangkau. Dari sisi kesiapan teknis, seluruh persiapan telah dilakukan dengan matang,” tambah Yayan.

    Dengan pengerahan kapal bantu rumah sakit dan tenaga medis spesialis ini, diharapkan bantuan kemanusiaan dari Indonesia dapat memberikan dampak signifikan dalam upaya penyelamatan dan pemulihan pasca-gempa di Myanmar yang juga berdampak ke Thailand.

    Diketahui, gempa berkekuatan magnitudo 7,7 melanda Myanmar pada Jumat (28/3/2025) yang guncangannya pun dirasakan sampai ke Thailand. 

    Data terkini, dikabarkan sebanyak 1.700 orang meninggal dunia akibat gempa tersebut.

     

  • Ajal Memupus Impian Kelasi Dua Irza Mahendra Lebaran Bareng Keluarga

    Ajal Memupus Impian Kelasi Dua Irza Mahendra Lebaran Bareng Keluarga

    Jakarta, Beritasatu.com – Kelasi Dua (KLD) Irza Mahendra yang meninggal dunia setelah dilantik sebagai prajurit muda TNI Angkatan Laut sangat ingin mudik ke kampungnya di Bangko, Kabupaten Merangin, Jambi pada Lebaran 2025. Tetapi ajal memupuskan impian itu.

    “Dia bilang nanti pas Lebaran dia pulang,” kata Nelly, seorang kerabat Irza seperti dikutip dari Jambilink, media jaringan Beritasatu.com, Senin (31/3/2025).

    Irza tidak mau merepotkan orang tuanya untuk ke Surabaya, tempatnya menempuh pendidikan hingga dilantik, karena ongkosnya mahal. 

    “Kalau orang tua ke Surabaya, biayanya besar. Lebih baik uangnya ditabung saja buat kebutuhan Lebaran,” tutur Nelly menirukan pesan terakhir Irza.

    Keluarga yang bangga Irza Mahendra sukses mewujudkan cita-cita menjadi prajurit TNI AL, sudah bersiap menunggu kepulangan buah hatinya itu untuk merayakan Lebaran 2025 bersama. Tetapi, takdir berkata lain.

    Irza Mahendra meninggal dunia setelah dikukuhkan sebagai anggota muda TNI AL di Surabaya pada 25 Maret 2025. Irza mengembuskan napas terakhir dalam usia 21 tahun saat dirawat akibat terserang demam berdarah.

    Irza Mahendra saat itu baru saja selesai mengikuti pendidikan prajurit TNI AL di Kodiklatal Surabaya. Tetapi, belum sempat menikmati kariernya, ajal sudah lebih dulu menjemput.

    Irza sejak kecil bercita-cita menjadi tentara. Dia sudah dua kali gagal mengikuti seleksi TNI sejak 2022, namun semangatnya tak pernah sirna. Pada 2024, dia kembali mendaftar untuk kali ketiga dan gayung bersambut. Irza lolos.

    Setelah meminta izin dari kedua orang tuanya, Irza berangkat ke Surabaya untuk menempuh pendidikan keprajuritan hingga resmi dilantik menjadi anggota muda TNI AL dengan pangkat kelasi dua, pangkat terendah untuk prajurit tamtama Angkatan Laut.

    Ayah Irza Ahmad Syari’i yang merupakan seorang guru SD dan ibunya Sahriati, pedagang ikan di Pasar Bangko, sangat berduka atas kepergian putra bungsunya itu. Tetapi di lain sisi, mereka bangga melihat Irza sukses mencapai cita-citanya menjadi anggota TNI.

    Di mata keluarga, Irza Mahendra dikenal sebagai sosok pendiam dan baik hati. Dia tidak pernah menyusahkan orang tuanya.

    “Dia anak baik, sangat sayang sama ibunya. Kami semua masih tidak percaya,” ujar Nelly.

    Jenazah Kelasi Dua Irza Mahendra sudah dimakamkan secara militer di Bangko, Jambi pada 30 Maret 2025. Isak tangis dan tembakan salvo mewarnai pemakaman sang prajurit muda. 

  • Larangan Keluarga Juwita Hadiri Gelar Perkara, Kuasa Hukum Merasa Aneh – Halaman all

    Oknum TNI AL Terduga Pembunuh Wartawati Juwita Sempat akan Melarikan Diri? Disebut Hancurkan KTP – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ketua Tim Advokasi Untuk Keadilan (AUK) Juwita, M Pazri menyebut sudah ada bukti kuat bahwa oknum anggota TNI AL Kelasi 1 J diduga melakukan pembunuhan berencana pada wartawati asal Banjarbaru, Juwita.

    Hal itu dikatakan pazri usai mendampingi keluarga korban memberikan keterangan kepada penyidik di Denpom Lanal (Pomal) Banjarmasin, hari ini Sabtu (29/3/2025).

    “Tadi kami sama-sama mendengar, baik dari keluarga dan kami tim kuasa hukum bahwa yang dituduhkan kepada terduga pelaku adalah terkait dengan pembunuhan berencana,” ujar Pazri kepada awak media.

    Ditambahkan juga oleh Pazri bahwa dugaan kuat mengarah ke pembunuhan berencana tersebut diketahui dari beberapa indikasi.

    “Berencananya dari mau berangkat, beli tiket dengan nama orang lain, KTP dihancur-hancur dan sebagainya,” terangnya.

    Pazri juga mengapresiasi tim penyidik dalam hal ini Pomal Banjarmasin maupun juga dari Pomal Balikpapan yang sudah mengungkap perkara ini secara transparan.

    “Kami ucapkan terima kasih kepada penyidik yang benar-benar profesional dan transparan. Kami juga mengetahui bahwa terduga pelaku sudah ditahan,” ujarnya.

    Oknum anggota TNI Angkatan Laut (AL) Kelasi 1 J akhirnya mengakui telah membunuh calon istrinya, yakni wartawati asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Juwita (23).

    Pazri juga menyebut terdapat dua bukti yang membuat kasus pembunuhan itu semakin terang benderang.

    “Dua bukti permulaan kalau menurut kami selaku kuasa hukum dan keluarga korban sudah terpenuhi. Dan yang paling kuat adalah adanya pengakuan dari pelaku,” ujarnya.

    Selain itu pihaknya juga menyebut bahwa Kelasi 1 J diduga kuat melakukan pembunuhan secara berencana. 

    “Tadi kami sama-sama mendengar, baik dari keluarga dan kami tim kuasa hukum bahwa yang dituduhkan kepada terduga pelaku adalah terkait dengan pembunuhan berencana,” ujar Pazri, mengutip BanjarmasinPost.com.

    Soal dugaan kuat pembunuhan berencana ini diketahui dari beberapa indikasi.

    “Berencananya dari mau berangkat, beli tiket dengan nama orang lain, KTP dihancur-hancur dan sebagainya,” terangnya

    Pazri juga membeberkan bahwa korban Juwita pun diduga dieksekusi atau dihabisi oleh terduga pelaku di dalam mobil.

    Mobil yang digunakan oknum TNI AL Kelasi 1 J, diduga merupakan mobil rental.

    “Ada sewa mobil, dan dalam mobil eksekusinya,” ungkapnya.

    Rekan Sebut Juwita Sempat Curhat soal Tabiat Oknum TNI AL

    Diberitakan sebelumnya, Juwita (23), sempat curhat pada rekannya terkait tabiat oknum anggota TNI AL, Kelasi 1 J.

    Diketahui, Juwita ditemukan tewas di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu (22/3/2025).

    Komandan Detasemen Polisi Militer (Dan Denpom) Lanal Balikpapan, Mayor Laut (PM) Ronald Ganap, mengungkapkan Kelasi Satu J merupakan pelaku pembunuhan Juwita.

    Hal itu dikatakannya dalam konferensi pers, Rabu (26/03/2025). 

    Rekan kerja Juwita, Devi Farah Diba awalnya menyebut sebenarnya Juwita memang jarang bercerita soal kekasihnya tersebut, Kelasi 1 J.

    Namun di suatu momen akhirnya Juwita pernah mengeluhkan tabiat Kelasi 1 J.

    Kepada Devi, Juwita mengatakan bahwa Kelasi 1 J memiliki tabiat cemburuan dan temperamental.

    Bahkan, dia harus melaporkan semua aktivitasnya di rumah pada J.

    WARTAWATI DIBUNUH – Sosok Kelasi Satu J (kiri), anggota TNI AL Lanal Balikpapan, yang diduga membunuh seorang wartawati bernama Juwita (kanan) di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu (22/3/2025). Pihak Lanal Balikpapan telah mengonfirmasi Kelasi Satu J merupakan pelaku pembunuhan Juwita, tetap Mabes TNI memberikan keterangan berbeda. (Istimewa via Kompas.com/BanjarmasinPost.com)

    “Jadi segala aktivitas Ju di rumah harus dilaporkan dan dengan siapa,” tuturnya, mengutip BanjarmasinPost.com.

    Devi juga mengungkap bahwa Juwita juga sempat memamerkan foto dirinya bersama Kelasi 1 J dengan latar biru dari case ponselnya.

    “Pas kita nongkrong bareng, Ju (sapaan akrab Juwita.red) sempat pamerin foto bareng J dan Ju minta doa juga dan nasihat jelang menikah,” ungkapnya. 

    Keluarga Sudah Siapkan Pernikahan Juwita dan Anggota TNI AL

    Sementara itu kakak kandung Juwita, Subpraja Ardinata, mengungkapkan kejanggalan hubungan asmara korban dengan oknum anggota TNI AL, Kelasi Satu J.

    Sementara itu, Subpraja Ardinata membenarkan sang adik telah dilamar oleh Kelasi Satu J.

    Bahkan, pihak telah sedikit demi sedikit mempersiapkan pernikahan Juwita dan Kelasi Satu J yang merupakan anggota TNI AL.

    “Untuk pihak keluarga kami pribadi sudah ada mempersiapkan (pernikahan Juwita) sedikit demi sedikit,” ucap Subpraja, Kamis (27/3/2025).

    Namun, kini rencana serta persiapan pernikahan itu pupus setelah Juwita ditemukan tewas di di kawasan Gunung Kupang pada Sabtu.

    Subpraja mengatakan dirinya dan keluarga besar memang tidak mengenal lebih lanjut sosok Kelasi Satu J, walaupun pelaku telah melamar sang adik.

    “Kalau saya pribadi tidak mengenal dengan pelaku. Kalau adik saya (Juwita) emang sudah kenal bahkan mau sudah ada prosesi lamaran kemarin,” ujar Subrapraja Ardinata, dilansir BanjarmasinPost.co.id.

    Tak hanya Subpaja, keluarga besarnya juga tidak tahu hubungan antara Juwita dengan J.

    Sebagian artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Wartawati Banjarbaru Juwita Diduga Dibunuh Oknum TNI AL, Ternyata Pelaku dan Korban Akan Menikah dan dengan judul Keluhkan Perilaku J Oknum TNI AL, Ini Curhat Juwita ke Rekan Jurnalis Banjarbaru Sebelum Meninggal

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (BanjarmasinPost.co.id/Stanislaus Sene) (Kompas.com)

  • Duka Jelang Idulfitri, Keluarga Prada Irza Mahendra: Dia Anak Baik

    Duka Jelang Idulfitri, Keluarga Prada Irza Mahendra: Dia Anak Baik

    Jambi, Beritasatu.com – Suasana duka menyelimuti keluarga Ahmad Syari’i dan Sahriati di Kota Bangko, Merangin, Provinsi Jambi, pada Minggu (30/3/2025) terkait meninggalnya Prada Irza Mahendra.

    Di penghujung  bulan Ramadan yang biasanya disambut dengan sukacita berubah menjadi duka, setelah pihak keluarga mendapat kabar mengenai meninggalnya putra bungsu Prada Irza Mahendra.

    Dikutip dari artikel media Jambilink dengan judul “Dipulangkan ke Jambi dengan Pesawat Khusus TNI AL, Prada Irza Mahendra Gugur di Awal Pengabdian” diketahui, Prada Irza Mahendra adalah seorang prajurit muda TNI Angkatan Laut, yang meninggal dunia  di usia 21 tahun.

    Ia mengembuskan napas terakhir setelah dirawat di rumah sakit karena terserang demam berdarah. Diketahui, Prada Irza Mahendra baru saja menyelesaikan pendidikan militernya di Lantamal II Surabaya dan resmi dikukuhkan sebagai anggota TNI AL, pada 25 Maret 2025 lalu.

    Pihak keluarga menyatakan, Irza seharusnya pulang kampung untuk berlebaran bersama keluarga. Namun justru kabar duka yang diterima keluarga. Irza dibawa pulang dalam peti jenazah dengan balutan bendera merah putih.

    Jenazah Prada Irza Mahendra dipulangkan dari Surabaya ke Jambi menggunakan pesawat khusus TNI AL.

    Suasana haru tak terbendung saat pihak keluarga menyambut kedatangan jenazah di Bandara Sultan Thaha Jambi. Peti jenazah disambut sang ibu dan ayah, serta saudara-saudaranya, bersama para kerabat dan prajurit AL yang turut mengawal.

    Peti jenazah sempat dibawa ke RS Bhayangkara Bratanata Jambi, sebelum dibawa ke rumah duka kediaman keluarga di Bangko.

    Saat menyambut kedatangan peti jenazah Prada Irza Mahendra, Nelly salah seorang anggota keluarga mengenang sosok almarhum.  Menurutnya, Irza  anak yang patuh dan rajin membantu ibunya yang sehari-hari berjualan ikan di Pasar Bangko.

    “Dia anak baik, sangat sayang sama ibunya. Kami semua masih tidak percaya,” ujar Nelly.

    Kepergian Prada Irza Mahendra meninggalkan duka yang mendalam, tak hanya bagi keluarga Ahmad Syari’i dan Sahriati , tetapi juga masyarakat Bangko dan seluruh rekan-rekannya sesama prajurit TNI AL.