Kementrian Lembaga: TNI AL

  • Tepat 4 Tahun Lalu, KRI Nanggala 402 Tenggelam di Laut Bali

    Tepat 4 Tahun Lalu, KRI Nanggala 402 Tenggelam di Laut Bali

    Bisnis.com, JAKARTA — Peristiwa tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 terjadi telat 4 tahun lalu di Laut Bali. Insiden ini menyebabkan seluruh prajurit yang ada di dalamnya gugur. Duka menyelimuti dunia militer dan publik Indonesia pada waktu itu.

    Rabu (21/4/2021) jelang subuh, tepatnya pukul 03.46 WITA, sea rider monitor periskop dan lampu tanda pengenal KRI Nanggala-402 meredup. Sejam berlalu, tak ada jawaban ketika ada panggilan dari pusat komando. Komunikasi pun terputus.

    Sesaat kemudian, helikopter TNI Angkatan Laut (AL) dari KRI I Gusti Ngurah Rai ditugaskan melakukan pendeteksian. Heli pun berputar-putar di perairan laut Bali. Setelah sekian jam, hasilnya nihil.

    Sesuai standar, tahapan demi tahapan pun dilakukan oleh TNI Angkatan Laut (AL) untuk pencarian KRI Nanggala-402 yang hilang kontak. Mulai dari fase sublook (pencarian), submiss (hilang), hingga fase subsunk (tenggelam).

    Upaya pencarian dilakukan dengan melibatkan 21 KRI dan beberapa pesawat terbang milik TNI. Sejumlah negara pun ikut terlibat menyisir laut Bali. Mulai dari angkatan laut Singapura, China, Malaysia, Australia, India hingga Amerika Serikat.

    Selang 3 hari kemudian, Kepala Staf AL Laksamana TNI Yudo Margono mengumumkan kapal selam dinyatakan tenggelam di kedalaman 850 meter pada Sabtu (24/4/2021). Fase subsunk ditetapkan karena batas akhir live support atas ketersediaan oksigen untuk personel kapal habis setelah 72 jam.

    Indikator selanjutnya, selama proses pencarian, ditemukan barang-barang yang diduga dari KRI Nanggala-402. Berupa pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, dan botol orange pelumas periskop kapal selam, serta alat salat dan spons untuk menahan panas pada freshroom.

    Minggu (25/4/2021), empat hari sejak hilang kontak, kapal selam naas itu ditemukan lokasinya. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pun mengumumkan 53 personel kapal selam tersebut gugur.

    Mereka gugur bersama kandasnya Nanggala-402. Lokasi kapal berada di kedalaman 838 meter. Dalamnya setara dengan menara tertinggi di dunia, Burj Khalifa, Dubai. Tragisnya, bangkai kapal terbelah menjadi tiga bagian.

    Tragisnya, bangkai kapal terbelah menjadi tiga bagian.

    Sebelum penemuan itu, spekulasi sempat bermunculan mengenai penyebab tenggelamnya kapal selam yang mulai dibuat pada 1977 itu. Soal kelaikan kapal hingga unsur kesalahan manusia menjadi bahan dugaan Nanggala-402 karam.

    Kapal selam yang sempat membawa misi intelijen ke Samudera India pada 1992 itu, disinyalir sempat mengalami black out sebelum dinyatakan hilang. Black out adalah peristiwa listrik padam sehingga mengganggu seluruh operasional kapal, termasuk alat komunikasi dan radar.

    Menurut pengakuan mantan awak kapal selam tersebut, peristiwa black out pernah terjadi karena sekring listrik lepas akibat guncangan arus di dalam laut. Namun waktu itu, peristiwa black out bisa diatasi.

    Pihak Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyebutkan bahwa KRI Nanggala-402 masih layak beroperasi meskipun sudah berusia 40 tahun. Kapal itu sudah diperbarui (refurbish) pada 2012 di Korea Selatan.

    Prosesnya dengan memperbaiki bagian lambung kapal selam yang bertekanan (ballast) dilepas, dan dipasang kembali. Data lain menyebutkan perbaikan termasuk sistem persenjataan, sonar, radar, kendali tempur, dan propulsi dimutakhirkan.

    Setelah perbaikan, KRI Nanggala mampu menembakkan empat torpedo secara bersamaan menuju empat target yang berbeda. Kapal itu juga mampu meluncurkan misil antikapal seperti Exocet atau Harpoon.

    Selain itu, kedalaman menyelam bertambah menjadi 257 meter (843 ft) dan kecepatan maksimum dinaikkan dari 21,5 knot (39,8 km/h) menjadi 25 knot (46 km/h).

    Sebelum diserahkan kembali ke TNI AL, kapal itu diuji coba penyesuaian komponen untuk beradaptasi saat dioperasikan. Uji coba dengan cara direndam di laut pada kondisi normal di kedalaman 200-300 meter.

    Daya selam pada mode tempur, KRI Nanggala bisa mencapai 2,5 kali kedalaman batas normal. Artinya, KRI Nanggala-402 bisa menyelam hingga kedalaman 500-600 meter.

    Kegagalan Perbaikan Nanggala

    Yang menarik adalah pernyataan Anggota Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin. Dia menduga tenggelamnya KRI Nanggala 402 terkait dengan kegagalan sejumlah perbaikan (retrofit), termasuk yang terakhir dikerjakan oleh tim dari Korsel.

    Dia pun meminta agar kapal selam sejenis, yakni KRI Cakra 401 dihentikan beroperasi (grounded). Menurutnya, saat retrofit pada 2012 di Korsel menghabiskan anggaran sekitar US$75 juta atau sekitar Rp1,05 Triliun.

    “Retrofit itu bukan sekadar mengganti suku cadang, tapi diperkirakan juga ada perubahan konstruksi dari kapal selam tersebut terutama pada sistem senjata torpedonya,” ujarnya dalam siaran pers.

    Hasanuddin pun menyoroti jumlah kru KRI Nanggala 402 yang melebihi kapasitas dari seharusnya 38 orang. Korban 53 menjadi peristiwa kecelakaan kapal selam terburuk ketiga dalam 20 tahun terakhir.

    “Ada apa kok dipaksakan? Saya juga mendapat informasi bahwa saat menyelam KRI Nanggala 402 diduga tak membawa oksigen gel, tapi tetap diperintah untuk berlayar,” kata politisi berpangkat terakhir Mayjen Purnawirawan itu.

    Saya juga mendapat informasi bahwa saat menyelam KRI Nanggala 402 diduga tak membawa oksigen gel, tapi tetap diperintah untuk berlayar.

    Namun, Panglima TNI bersama Kepala Staf AL membantah ada unsur kesalahan manusia terkait dengan tenggelamnya kapal selam tersebut. Menurut mereka, KRI Nanggala-402 karam karena faktor alam.

    Yang jelas, peristiwa ini semakin menambah rentetan peristiwa kecelakaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) milik TNI. Dalam setahun terakhir, ada tiga peristiwa naas yang menyebabkan puluhan korban meninggal dari personel militer.

    Narasi Institute mencatat terdapat 16 kecelakaan alutsista TNI di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), termasuk tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402. Ke-16 kecelakaan itu terjadi dalam rentang tahun 2015 sampai 2021.

    Berkaca dari hal ini, Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat MPP menyampaikan banyak hal yang perlu dievaluasi dari sistem pertahanan Indonesia, mulai dari political will, umur alutsista dan perencanaan sumber anggaran pertahanan keamanan Indonesia.

    “Pemerintah bisa memprioritaskan anggaran kementerian tertentu di saat pandemi 2020 – 2021, juga seharusnya bisa memprioritaskan anggaran alutsista 2021 – 2022 sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pemulihan ekonomi dan ketahanan nasional” katanya dalam siaran pers, Senin (26/2/2021).

    Dia meminta, pemerintahan menyikapi tragedi tenggelamnya KRI Nanggala-402 secara serius. Dia berharap musibah sejenis tidak perlu terulang lagi kedepannya.

  • Alumni Relawan RSDC Wisma Atlet Hadiri Reuni dan Halalbihalal di RS Marinir

    Alumni Relawan RSDC Wisma Atlet Hadiri Reuni dan Halalbihalal di RS Marinir

    loading…

    Mantan relawan Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran menghadiri reuni sekaligus halalbihalal di Rumah Sakit Marinir Cilandak (RSMC). Foto/SindoNews

    JAKARTA – Mantan relawan Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta menghadiri reuni sekaligus halalbihalal di Rumah Sakit Marinir Cilandak (RSMC) hari ini.

    Dalam acara tersebut, para eks relawan itu berkesempatan menaiki tank milik Korps Marinir TNI AL. Adapun tank tersebut terdiri dari 1 unit BMP 3F, 1 unit LVT 7, 1 unit BTR 50 P (M), dan 1 unit BTR 4.

    Mantan Koordinator Dokter Lapangan Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kolonel Laut Muhammad Arifin menyatakan, alumni yang hadir terdiri dari mantan relawan baik medis maupun non-medis. “Naik tank ini adalah salah satu bentuk apresiasi,” kata Arifin, Minggu (20/4/2025).

    Arifin menjelaskan, berkumpulnya mereka saat ini sekaligus untuk mengenang perjuangan mereka melawan pandemi Covid-19 lima tahun lalu. Menurut Arifin, jasa para mantan relawan ini sangat perlu diapresiasi. Sebab, para relawan itu sangat militan dal merawat pasien Covid-19 hingga pandemi itu dinyatakan selesai di Indonesia.

    Arifin meyakini para relawan yang mayoritas dari unsur sipil itu belum pernah menaiki kendaraan taktis militer. “Saya sangat yakin mereka belum pernah naik dan ini jadi pengalaman hidup yang mengisi file pengalaman hidup bagi mereka,” ujarnya.

    Arifin menambahkan, kegiatan menaiki tank ini sekaligus mengingatkan masyarakat atas peran TNI dalam menangani pandemi waktu itu.

    “Jadi saya sampaikan, ini adalah salah satu peran TNI dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat, artinya memang tentara ini hadir di saat situasi apa pun,” ucapnya.

    (cip)

  • Romo Stanislaus Sutopanitro, Pembina Tapol di Pulau Buru Itu Berpulang…
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        19 April 2025

    Romo Stanislaus Sutopanitro, Pembina Tapol di Pulau Buru Itu Berpulang… Nasional 19 April 2025

    Romo Stanislaus Sutopanitro, Pembina Tapol di Pulau Buru Itu Berpulang…
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kabar duka menyelimuti keluarga besar
    Gereja Katolik
    Indonesia dan umat Katolik di lingkungan
    TNI-Polri
    .
    Romo Letkol (Purn) Stanislaus Sutopanitro meninggal dunia di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada hari
    Jumat Agung
    , pukul 19.45 WIB.
    Stanislaus Sutopanitro, Pr, imam sepuh yang dikenal sebagai pelayan rohani militer dan penggerak pastoral sosial, wafat pada usia 90 tahun.
    “Beliau merupakan teladan hidup yang mengagumkan. Baik dalam pelayanan di lingkungan TNI-Polri, karya sosial, maupun kehidupan paroki, Romo selalu menunjukkan semangat kesiapsediaan yang tulus,” ujar Wakil Uskup untuk Umat Katolik di Lingkungan TNI-Polri, Romo Kolonel Yos Bintoro dalam keterangannya, Sabtu (19/4/2025).
    Laksamana Pertama TNI (Purn) BMY Darbagus, umat Paroki St.Yakobus, turut menyampaikan rasa duka mendalam atas kepergian Romo yang menjadi panutan banyak umat.
    “Kami sangat kehilangan.
    Romo Sutopanitro
    adalah figur gembala yang rendah hati, tegas, dan penuh cinta. Beliau bukan hanya pastor kami, tapi juga sahabat dan penuntun rohani,” ungkapnya.
    Ia menyebut, kepergian Romo Sutopanitro di hari suci Jumat Agung menjadi simbol perpisahan yang penuh makna.
    “Seorang gembala yang telah menyelesaikan tugasnya dengan setia, kembali ke Rumah Bapa dalam damai,” ucapnya.
    Sebagai informasi, Romo Sutopanitro lahir di Yogyakarta pada 16 Mei 1934.
    Beliau adalah putra daerah Klaten yang mendedikasikan hidupnya sepenuhnya untuk Gereja dan bangsa.
    Ia ditahbiskan sebagai imam pada 2 Juli 1963 di Gereja St. Ignatius, Paroki Kotabaru, Yogyakarta.
    Sejak tahbisan itu, pengabdiannya berlangsung lebih dari enam dekade dalam berbagai medan pelayanan, baik di keuskupan, militer, maupun karya sosial kemanusiaan.
    Jejak panjang pengabdian Romo Sutopanitro mencerminkan komitmennya sebagai imam dan patriot sejati.
    Semasa hidupnya, Romo Sutopanitro pernah menjabat sebagai pastor rekan di Katedral Jakarta dari tahun 1963 hingga 1967.
    Kemudian, Romo Sutopanitro menjabat sebagai Pastor Tentara Kodam V/Jaya dan Pembina Tapol di Pulau Buru, Nusa Kambangan dari 1966 hingga 1967, dilanjutkan sebagai Kepala Dinas Binrohkat TNI AL dengan pangkat Letnan Kolonel Tituler dari 1976 sampai 1978.
    Setelah itu, beliau menjabat sebagai Pastor Mabesal dari 1978 hingga 1986, Koordinator Bintal Mabes Hankam untuk wilayah Timor Timur dari 1978 hingga 1992, dan Anggota Tim Penelitian ABRI dari 1986 hingga 1992.
    Sejak 1987 sampai tutup usia, Romo Sutopanitro menjadi Pastor Rekan Paroki St. Yakobus, Kelapa Gading.
    Romo Sutopanitro dikenal sebagai sosok bersahaja, setia dalam tugas, dan tak pernah berhenti melayani, bahkan hingga usia senjanya.
    Misa arwah dan prosesi pemakaman akan diumumkan lebih lanjut oleh Keuskupan Agung Jakarta dan Paroki St. Yakobus.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Detik-Detik Menegangkan Penangkapan 2 Kapal Vietnam di Laut Natuna Utara

    Detik-Detik Menegangkan Penangkapan 2 Kapal Vietnam di Laut Natuna Utara

    Saat hendak ditangkap, kedua kapal sempat mencoba melarikan diri. Namun, KP Orca 03 segera menurunkan satu unit Rigid Inflatable Boat (RIB) dan berhasil melumpuhkan keduanya. Dari hasil pemeriksaan dari 2 Kapal Ikan ditemukan 1,3 ton ikan campur serta 30 awak kapal berkewarganegaraan Vietnam.

    KKP memperkirakan total potensi kerugian negara yang berhasil dicegah mencapai Rp152,8 miliar. Angka ini mencakup nilai ikan hasil tangkapan, kerusakan ekosistem laut, dan dampak penggunaan alat tangkap ilegal.

    Kedua kapal diduga melanggar sejumlah pasal dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja.

    Ipunk mengatakan Natuna kembali mulai marak kapal ikan asing namun pengawasan tidak hanya difokuskan di Natuna, tetapi di seluruh wilayah perairan Indonesia. Saat ini, KKP baru memiliki 34 kapal pengawas dari kebutuhan ideal sebanyak 70 unit.

    “Kami bertanggung jawab atas seluruh perairan Nusantra , dari Sabang sampai Merauke idealnya kami butuh 70 kapal pengawas sementra saat ini hanya ada 34, ” kata Ipung kepada.

    Menurutnya, intensitas kapal asing yang memasuki perairan Indonesia paling tinggi terjadi di Laut Natuna. Banyak di antara kapal tersebut merupakan kapal yang lolos dari pengawasan coast guard negara asal mereka.

    “Sebetulnya mereka diawasi oleh Coast guardnya.Tapi kapal yang lolos inilah yang masuk ke wilayah kita,” ujar Ipunk

    KKP terus memperkuat pengawasan melalui kerja sama dengan Bakamla, TNI AL, dan aparat lainnya, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam melaporkan aktivitas mencurigakan di laut.

  • Kemacetan Horor di Tanjung Priok, Kompensasi Apa yang Diberikan Pelindo? Berikut Kronologi Awalnya

    Kemacetan Horor di Tanjung Priok, Kompensasi Apa yang Diberikan Pelindo? Berikut Kronologi Awalnya

    PIKIRAN RAKYAT – Kemacetan parah melanda kawasan Jalan Yos Sudarso hingga ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Kamis 17 April 2025. Ribuan kendaraan, terutama truk-truk kontainer, terjebak antrean panjang sejak malam sebelumnya.

    Situasi ini memicu keresahan tidak hanya di kalangan sopir, tetapi juga masyarakat yang melintasi kawasan tersebut. Apa penyebab kemacetan ini dan langkah apa saja yang telah diambil?

    Kronologi Kemacetan Priok: Dimulai Sejak Malam Hari

    Menurut Kasat Lantas Polres Jakarta Utara, AKBP Donni Bagus Wibisono, kemacetan mulai terjadi sejak Rabu 16  April 2025 malam dan memuncak pada Kamis pagi.

    “Kemacetan disebabkan adanya aktivitas bongkar muat tinggi,” ucapnya, Kamis 17 April 2025.

    Titik kemacetan terpantau dari Pos 9 Pelabuhan hingga depan terminal NPCT1 (New Priok Container Terminal One).

    Kemacetan ini diperparah oleh dominasi kendaraan besar yang antre masuk pelabuhan, serta penumpukan truk akibat libur panjang Idulfitri dan pembatasan operasional selama masa arus mudik.

    Penyebab Kemacetan: Lonjakan Aktivitas Bongkar Muat

    Kemacetan disebabkan oleh tingginya volume aktivitas bongkar muat peti kemas di dalam kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Menurut Donni Bagus Wibisono, kemacetan dimulai sejak malam hari dan terus berlanjut hingga keesokan paginya.

    “Kemacetan disebabkan adanya aktivitas bongkar muat tinggi,” ujarnya.

    Beberapa titik kemacetan dilaporkan terjadi di sekitar Pos 9 Pelabuhan Tanjung Priok dan depan New Priok Container Terminal One (NPCT 1). Jalan Yos Sudarso didominasi oleh kendaraan besar yang ingin masuk ke pelabuhan, memicu kepadatan yang tidak terkendali.

    Antrean Truk Akibat Penumpukan Pasca Libur Lebaran

    Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Utara, Hendrico Tampubolon, menjelaskan bahwa kemacetan ini dipicu oleh penumpukan barang impor dan antrean truk yang tertahan selama libur Idul Fitri dan cuti bersama.

    Volume logistik meningkat drastis karena aktivitas pengangkutan dilakukan bersamaan sebelum libur lanjutan Jumat–Minggu (18–20 April 2025).

    “Kami khawatir akan terjadi antrean panjang karena barang impor yang menumpuk dan tertahan saat libur,” ujar Hendrico.

    Untuk mengantisipasi, rapat koordinasi telah dilakukan bersama pihak terkait, termasuk PT Pelindo, kepolisian, Satpol PP, dan lainnya. Namun lonjakan volume kendaraan tetap tak terhindarkan.

    Volume Truk Meningkat Dua Kali Lipat

    Pelindo Regional 2 Tanjung Priok mengakui bahwa jumlah truk yang masuk ke pelabuhan melonjak drastis. Jika biasanya terdapat sekitar 2.500 truk per hari, maka pada Kamis 17 April 2025 jumlahnya melonjak menjadi lebih dari 4.000 unit.

    “Data menunjukkan peningkatan hampir 100 persen jumlah truk yang masuk ke dalam terminal,” kata Executive General Manager Pelindo Regional 2, Adi Sugiri.

    Dia menambahkan bahwa tidak ada kerusakan sistem atau gangguan teknis di gerbang pelabuhan maupun terminal peti kemas. Artinya, masalah bukan pada sistem, tetapi pada volume kendaraan yang melonjak secara tidak terkendali.

    Delapan Ruas Jalan dan Empat Pintu Tol Macet Total

    Kemacetan tidak hanya terjadi di dalam pelabuhan. Delapan ruas jalan utama dan empat pintu keluar tol menuju Tanjung Priok juga mengalami kepadatan luar biasa. Beberapa di antaranya adalah:

    Jalan Yos Sudarso ke Pos 9 Pelabuhan Jalan Pos 9 ke Lampu Merah Kramat Jalur dari Plumpang ke Simpang Lima Jalan Enggano dan Jalan Syech Nawawi Al Bantani Pintu keluar Tol Cakung, KBN Marunda, Dewa Ruci, dan Koja

    Petugas Dishub, kepolisian, dan TNI AL bekerja keras untuk mengurai kemacetan dengan rekayasa lalu lintas, pengalihan arus, hingga sistem buka-tutup jalan.

    “Kami meminta maaf kepada para pengendara karena kemacetan total hari ini,” ucap Hendrico.

    Tanggapan dan Tindakan dari Pihak Pelabuhan

    Pelindo menyatakan permohonan maaf atas kejadian ini. Pihaknya mengakui kemacetan dipicu oleh peningkatan bongkar muat bersamaan dengan berakhirnya pembatasan arus mudik.

    “Kami mohon maaf kepada masyarakat, mitra dan stakeholder yang terdampak akibat kemacetan ini,” ujar Adi Sugiri.

    Upaya yang dilakukan antara lain:

    Menambah pintu masuk NPCT1 menjadi tujuh (enam normal + satu manual) Memaksimalkan lahan kosong sebagai kantong parkir truk Mengalihkan kendaraan dari jalan utama ke Pos 9 Memberikan bantuan makanan dan minuman bagi sopir truk yang terjebak Kompensasi untuk Sopir: Makanan dan Minuman

    Sebagai bentuk kompensasi atas kemacetan yang terjadi, PT Pelindo dan aparat kepolisian memberikan bantuan berupa makanan dan minuman kepada sopir truk yang terjebak berjam-jam di jalan.

    “Kami berikan 150 paket makanan untuk membantu sopir yang terjebak macet,” ucap AKP Martha Catur dari Polres Pelabuhan Tanjung Priok.

    Pelindo juga menyiagakan pos bantuan dan terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mempercepat penguraian antrean kendaraan.

    Jaminan Keamanan dan Penegasan Tidak Ada Premanisme

    Kapolres Pelabuhan, AKBP Martuasah Tobing, menegaskan bahwa jajarannya telah melakukan patroli untuk menjamin keamanan para sopir.

    “Kami pastikan tidak ada premanisme dan pungli di dalam pelabuhan. Segera laporkan jika ada,” tutur Martuasah.

    Koordinasi juga dilakukan dengan operator terminal agar jumlah gate pass harian bisa disesuaikan dan tidak memicu lonjakan mendadak seperti saat ini.

    Penanganan Kemacetan oleh Polda Metro Jaya

    Polda Metro Jaya melalui Ditlantas turut membantu penguraian kemacetan dengan membuka sodetan dari jalan tol, agar kendaraan kecil dapat keluar lebih cepat.

    “Dari dalam tol bakal dibuat sodetan agar bisa mengurai kendaraan kecil, karena truk besar tidak bisa ngapa-ngapain,” ujar AKBP Argo Wiyono.

    Menurutnya, kemacetan dipicu oleh aktivitas bongkar muat serentak yang tidak diimbangi dengan kapasitas zona penyangga yang memadai.

    Seruan untuk Evaluasi Sistem Manajemen Pelabuhan

    Kepala KSOP Utama Pelabuhan Tanjung Priok, Takwim Masuku, mendorong agar terminal-terminal di pelabuhan mulai mengatur ulang sistem “gate pass” harian untuk menghindari lonjakan mendadak.

    “Kami berharap ke depan terminal juga dapat mengatur jumlah gate pass harian agar tidak terjadi lonjakan signifikan,” ujarnya.

    Jalan Masih Macet, Ratusan Truk Masih Mengantre

    Kemacetan parah masih terjadi di kawasan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, hingga Jumat 18 April 2025 pagi. Sejumlah sopir truk mengeluhkan kondisi lalu lintas yang tak kunjung membaik meski masa libur Lebaran telah berakhir.

    Salah satu sopir truk, Yusman (53), mengaku sudah terjebak kemacetan selama lebih dari tiga jam di Jalan Yos Sudarso sejak pukul 04.00 WIB.

    “Saya pikir ini hari libur jadi sudah tidak macet lagi, tapi ternyata macetnya masih parah,” kata Yusman saat ditemui di kawasan Jakarta, Jumat pagi.

    Yusman datang dari Bogor untuk mengantarkan barang ke kawasan pelabuhan. Namun sejak memasuki Tol Cawang, arus kendaraan sudah padat merayap. Ia bahkan terjebak di pintu keluar Tol Kebon Bawang dan tidak bisa bergerak.

    “Sejak dalam tol arah dari Cawang sudah padat merayap dan benar-benar terjebak di pintu keluar (exit) Tol Kebon Bawang,” ucapnya.

    Karena kondisi lalu lintas yang nyaris tidak bergerak, Yusman dan sejumlah sopir lainnya terpaksa mematikan mesin mobil demi menghemat bahan bakar.

    “Kami terpaksa matikan mesin mobil untuk menghemat bahan bakar,” ujarnya.

    Yusman mengaku telah mendapat informasi soal kemacetan dari rekan-rekannya sesama sopir truk. Beberapa bahkan mengaku sudah terjebak selama lebih dari enam jam di kawasan tersebut. Namun, meski sudah diperingatkan perusahaan, Yusman tetap berangkat karena harus menjalankan tugas pengiriman barang pesanan.

    “Kami pusing dengan kemacetan seperti ini, jadi tidak bergerak. Ini sangat merugikan,” tambahnya.

    Kemacetan panjang ini tidak hanya merugikan pengendara truk, tetapi juga mengganggu mobilitas masyarakat yang melintas di jalur utama sekitar pelabuhan. Yusman mengatakan, kondisi kali ini merupakan yang terparah dibanding kemacetan yang pernah dialaminya di lokasi yang sama.

    “Kemacetan ini yang paling parah dibandingkan sebelumnya,” ujarnya.

    Dia berharap pemerintah dan pihak berwenang segera turun tangan untuk mengurai kemacetan dan menata ulang sistem bongkar muat di pelabuhan.

    “Jangan ada lagi kemacetan seperti ini karena merugikan banyak pihak,” kata Yusman.

    Selain itu, kemacetan juga mulai merambat ke kawasan pemukiman sekitar pelabuhan. Warga sekitar Jalan Enggano dan Jalan Sindang Laut mengeluhkan terganggunya aktivitas harian karena truk-truk menumpuk hingga ke jalur perumahan.

    Petugas dari Dishub dan kepolisian masih disiagakan di sejumlah titik untuk melakukan pengalihan arus dan sistem buka-tutup kendaraan. Namun, lonjakan volume truk yang terus berdatangan sejak pagi hari membuat proses penguraian tidak berjalan maksimal.

    Executive General Manager Pelindo Regional 2, Adi Sugiri, mengakui bahwa penguraian antrean membutuhkan waktu. Pihaknya terus bekerja sama dengan operator terminal dan aparat untuk mengoptimalkan sistem keluar-masuk truk.

    “Kami minta waktu untuk menormalkan situasi. Kami terus evaluasi distribusi gate pass dan jadwal bongkar muat agar lebih merata,” ujarnya.

    Pihak kepolisian dan Dishub mengimbau kendaraan pribadi untuk menghindari jalur menuju pelabuhan hingga situasi benar-benar terkendali. Penumpukan logistik pasca-libur Lebaran diprediksi masih akan berdampak hingga akhir pekan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Kemacetan Horor di Tanjung Priok, Kompensasi Apa yang Diberikan Pelindo? Berikut Kronologi Awalnya

    Kemacetan horor di Priok, kompensasi apa yang diberikan Pelindo? Kronologi kemacetan horor di Priok

    PIKIRAN RAKYAT – Kemacetan parah melanda kawasan Jalan Yos Sudarso hingga ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Kamis 17 April 2025. Ribuan kendaraan, terutama truk-truk kontainer, terjebak antrean panjang sejak malam sebelumnya.

    Situasi ini memicu keresahan tidak hanya di kalangan sopir, tetapi juga masyarakat yang melintasi kawasan tersebut. Apa penyebab kemacetan ini dan langkah apa saja yang telah diambil?

    Kronologi Kemacetan Priok: Dimulai Sejak Malam Hari

    Menurut Kasat Lantas Polres Jakarta Utara, AKBP Donni Bagus Wibisono, kemacetan mulai terjadi sejak Rabu 16  April 2025 malam dan memuncak pada Kamis pagi.

    “Kemacetan disebabkan adanya aktivitas bongkar muat tinggi,” ucapnya, Kamis 17 April 2025.

    Titik kemacetan terpantau dari Pos 9 Pelabuhan hingga depan terminal NPCT1 (New Priok Container Terminal One).

    Kemacetan ini diperparah oleh dominasi kendaraan besar yang antre masuk pelabuhan, serta penumpukan truk akibat libur panjang Idulfitri dan pembatasan operasional selama masa arus mudik.

    Penyebab Kemacetan: Lonjakan Aktivitas Bongkar Muat

    Kemacetan disebabkan oleh tingginya volume aktivitas bongkar muat peti kemas di dalam kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Menurut Donni Bagus Wibisono, kemacetan dimulai sejak malam hari dan terus berlanjut hingga keesokan paginya.

    “Kemacetan disebabkan adanya aktivitas bongkar muat tinggi,” ujarnya.

    Beberapa titik kemacetan dilaporkan terjadi di sekitar Pos 9 Pelabuhan Tanjung Priok dan depan New Priok Container Terminal One (NPCT 1). Jalan Yos Sudarso didominasi oleh kendaraan besar yang ingin masuk ke pelabuhan, memicu kepadatan yang tidak terkendali.

    Antrean Truk Akibat Penumpukan Pasca Libur Lebaran

    Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Utara, Hendrico Tampubolon, menjelaskan bahwa kemacetan ini dipicu oleh penumpukan barang impor dan antrean truk yang tertahan selama libur Idul Fitri dan cuti bersama.

    Volume logistik meningkat drastis karena aktivitas pengangkutan dilakukan bersamaan sebelum libur lanjutan Jumat–Minggu (18–20 April 2025).

    “Kami khawatir akan terjadi antrean panjang karena barang impor yang menumpuk dan tertahan saat libur,” ujar Hendrico.

    Untuk mengantisipasi, rapat koordinasi telah dilakukan bersama pihak terkait, termasuk PT Pelindo, kepolisian, Satpol PP, dan lainnya. Namun lonjakan volume kendaraan tetap tak terhindarkan.

    Volume Truk Meningkat Dua Kali Lipat

    Pelindo Regional 2 Tanjung Priok mengakui bahwa jumlah truk yang masuk ke pelabuhan melonjak drastis. Jika biasanya terdapat sekitar 2.500 truk per hari, maka pada Kamis 17 April 2025 jumlahnya melonjak menjadi lebih dari 4.000 unit.

    “Data menunjukkan peningkatan hampir 100 persen jumlah truk yang masuk ke dalam terminal,” kata Executive General Manager Pelindo Regional 2, Adi Sugiri.

    Dia menambahkan bahwa tidak ada kerusakan sistem atau gangguan teknis di gerbang pelabuhan maupun terminal peti kemas. Artinya, masalah bukan pada sistem, tetapi pada volume kendaraan yang melonjak secara tidak terkendali.

    Delapan Ruas Jalan dan Empat Pintu Tol Macet Total

    Kemacetan tidak hanya terjadi di dalam pelabuhan. Delapan ruas jalan utama dan empat pintu keluar tol menuju Tanjung Priok juga mengalami kepadatan luar biasa. Beberapa di antaranya adalah:

    Jalan Yos Sudarso ke Pos 9 Pelabuhan Jalan Pos 9 ke Lampu Merah Kramat Jalur dari Plumpang ke Simpang Lima Jalan Enggano dan Jalan Syech Nawawi Al Bantani Pintu keluar Tol Cakung, KBN Marunda, Dewa Ruci, dan Koja

    Petugas Dishub, kepolisian, dan TNI AL bekerja keras untuk mengurai kemacetan dengan rekayasa lalu lintas, pengalihan arus, hingga sistem buka-tutup jalan.

    “Kami meminta maaf kepada para pengendara karena kemacetan total hari ini,” ucap Hendrico.

    Tanggapan dan Tindakan dari Pihak Pelabuhan

    Pelindo menyatakan permohonan maaf atas kejadian ini. Pihaknya mengakui kemacetan dipicu oleh peningkatan bongkar muat bersamaan dengan berakhirnya pembatasan arus mudik.

    “Kami mohon maaf kepada masyarakat, mitra dan stakeholder yang terdampak akibat kemacetan ini,” ujar Adi Sugiri.

    Upaya yang dilakukan antara lain:

    Menambah pintu masuk NPCT1 menjadi tujuh (enam normal + satu manual) Memaksimalkan lahan kosong sebagai kantong parkir truk Mengalihkan kendaraan dari jalan utama ke Pos 9 Memberikan bantuan makanan dan minuman bagi sopir truk yang terjebak Kompensasi untuk Sopir: Makanan dan Minuman

    Sebagai bentuk kompensasi atas kemacetan yang terjadi, PT Pelindo dan aparat kepolisian memberikan bantuan berupa makanan dan minuman kepada sopir truk yang terjebak berjam-jam di jalan.

    “Kami berikan 150 paket makanan untuk membantu sopir yang terjebak macet,” ucap AKP Martha Catur dari Polres Pelabuhan Tanjung Priok.

    Pelindo juga menyiagakan pos bantuan dan terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mempercepat penguraian antrean kendaraan.

    Jaminan Keamanan dan Penegasan Tidak Ada Premanisme

    Kapolres Pelabuhan, AKBP Martuasah Tobing, menegaskan bahwa jajarannya telah melakukan patroli untuk menjamin keamanan para sopir.

    “Kami pastikan tidak ada premanisme dan pungli di dalam pelabuhan. Segera laporkan jika ada,” tutur Martuasah.

    Koordinasi juga dilakukan dengan operator terminal agar jumlah gate pass harian bisa disesuaikan dan tidak memicu lonjakan mendadak seperti saat ini.

    Penanganan Kemacetan oleh Polda Metro Jaya

    Polda Metro Jaya melalui Ditlantas turut membantu penguraian kemacetan dengan membuka sodetan dari jalan tol, agar kendaraan kecil dapat keluar lebih cepat.

    “Dari dalam tol bakal dibuat sodetan agar bisa mengurai kendaraan kecil, karena truk besar tidak bisa ngapa-ngapain,” ujar AKBP Argo Wiyono.

    Menurutnya, kemacetan dipicu oleh aktivitas bongkar muat serentak yang tidak diimbangi dengan kapasitas zona penyangga yang memadai.

    Seruan untuk Evaluasi Sistem Manajemen Pelabuhan

    Kepala KSOP Utama Pelabuhan Tanjung Priok, Takwim Masuku, mendorong agar terminal-terminal di pelabuhan mulai mengatur ulang sistem “gate pass” harian untuk menghindari lonjakan mendadak.

    “Kami berharap ke depan terminal juga dapat mengatur jumlah gate pass harian agar tidak terjadi lonjakan signifikan,” ujarnya.

    Jalan Masih Macet, Ratusan Truk Masih Mengantre

    Kemacetan parah masih terjadi di kawasan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, hingga Jumat 18 April 2025 pagi. Sejumlah sopir truk mengeluhkan kondisi lalu lintas yang tak kunjung membaik meski masa libur Lebaran telah berakhir.

    Salah satu sopir truk, Yusman (53), mengaku sudah terjebak kemacetan selama lebih dari tiga jam di Jalan Yos Sudarso sejak pukul 04.00 WIB.

    “Saya pikir ini hari libur jadi sudah tidak macet lagi, tapi ternyata macetnya masih parah,” kata Yusman saat ditemui di kawasan Jakarta, Jumat pagi.

    Yusman datang dari Bogor untuk mengantarkan barang ke kawasan pelabuhan. Namun sejak memasuki Tol Cawang, arus kendaraan sudah padat merayap. Ia bahkan terjebak di pintu keluar Tol Kebon Bawang dan tidak bisa bergerak.

    “Sejak dalam tol arah dari Cawang sudah padat merayap dan benar-benar terjebak di pintu keluar (exit) Tol Kebon Bawang,” ucapnya.

    Karena kondisi lalu lintas yang nyaris tidak bergerak, Yusman dan sejumlah sopir lainnya terpaksa mematikan mesin mobil demi menghemat bahan bakar.

    “Kami terpaksa matikan mesin mobil untuk menghemat bahan bakar,” ujarnya.

    Yusman mengaku telah mendapat informasi soal kemacetan dari rekan-rekannya sesama sopir truk. Beberapa bahkan mengaku sudah terjebak selama lebih dari enam jam di kawasan tersebut. Namun, meski sudah diperingatkan perusahaan, Yusman tetap berangkat karena harus menjalankan tugas pengiriman barang pesanan.

    “Kami pusing dengan kemacetan seperti ini, jadi tidak bergerak. Ini sangat merugikan,” tambahnya.

    Kemacetan panjang ini tidak hanya merugikan pengendara truk, tetapi juga mengganggu mobilitas masyarakat yang melintas di jalur utama sekitar pelabuhan. Yusman mengatakan, kondisi kali ini merupakan yang terparah dibanding kemacetan yang pernah dialaminya di lokasi yang sama.

    “Kemacetan ini yang paling parah dibandingkan sebelumnya,” ujarnya.

    Dia berharap pemerintah dan pihak berwenang segera turun tangan untuk mengurai kemacetan dan menata ulang sistem bongkar muat di pelabuhan.

    “Jangan ada lagi kemacetan seperti ini karena merugikan banyak pihak,” kata Yusman.

    Selain itu, kemacetan juga mulai merambat ke kawasan pemukiman sekitar pelabuhan. Warga sekitar Jalan Enggano dan Jalan Sindang Laut mengeluhkan terganggunya aktivitas harian karena truk-truk menumpuk hingga ke jalur perumahan.

    Petugas dari Dishub dan kepolisian masih disiagakan di sejumlah titik untuk melakukan pengalihan arus dan sistem buka-tutup kendaraan. Namun, lonjakan volume truk yang terus berdatangan sejak pagi hari membuat proses penguraian tidak berjalan maksimal.

    Executive General Manager Pelindo Regional 2, Adi Sugiri, mengakui bahwa penguraian antrean membutuhkan waktu. Pihaknya terus bekerja sama dengan operator terminal dan aparat untuk mengoptimalkan sistem keluar-masuk truk.

    “Kami minta waktu untuk menormalkan situasi. Kami terus evaluasi distribusi gate pass dan jadwal bongkar muat agar lebih merata,” ujarnya.

    Pihak kepolisian dan Dishub mengimbau kendaraan pribadi untuk menghindari jalur menuju pelabuhan hingga situasi benar-benar terkendali. Penumpukan logistik pasca-libur Lebaran diprediksi masih akan berdampak hingga akhir pekan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • TNI AL napak tilas selami bangkai kapal di Tulamben Bali

    TNI AL napak tilas selami bangkai kapal di Tulamben Bali

    Perwira Pelaksana Penyelaman Naval Historical Diver Disjarahal Letkol Laut (P) Yudo Ponco memimpin penghormatan pada acara pemasangan Prasasti dan Pengibaran Bendera Indonesia dan Amerika di area Kapal karam Amerika USAT Liberty di Perairan Tulamben, Desa Tulamben, Kubu, Bali, Kamis (17/4/2025). Penyelaman dan pemasangan prasasti yang dilaksanakan oleh Naval Historical Diver Dinas Sejarah AL dan Kedutaan Besar Amerika untuk Indonesia tersebut digelar sebagai penghormatan terhadap situs sejarah USAT Liberty, pengingat akan kerja sama antar bangsa, serta pelestarian warisan budaya bawah laut di Indonesia. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.

    TNI AL napak tilas selami bangkai kapal di Tulamben Bali
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 18 April 2025 – 14:05 WIB

    Elshinta.com – TNI AL melakukan napak tilas bersama Kedutaan Besar Amerika Serikat dengan menyelami bangkai kapal kargo USAT Liberty sisa Perang Dunia II di perairan Tulamben, Kabupaten Karangasem, Bali.

    “Momen bersejarah ini diharapkan akan menjadi sarana diplomasi yang mempererat hubungan bilateral Indonesia dan Amerika Serikat,” kata Kepala Dinas Sejarah Angkatan Laut (Kadisjarahal) Laksma TNI Hariyo Poernomo di Karangasem, Bali, Jumat.

    Dalam agenda bersejarah yang digagas oleh Dinas Sejarah Angkatan Laut (Disjarahal) itu melibatkan sekitar 22 orang penyelam.

    Mereka terdiri dari unsur TNI AL, kemudian penyelam dari Naval Historical Diver (NHD) Disjarahal, penyelam dari Kedutaan Besar Amerika Serikat serta penyelam yang juga menjadi petugas keamanan adat khas Bali atau Pecalang.

    Penyelaman itu juga dirangkaikan dengan pemasangan prasasti dan upacara pengibaran dua bendera Indonesia dan Amerika Serikat serta peletakan karangan bunga di area bangkai kapal itu.

    Ia menjelaskan penyelaman itu merupakan wujud persahabatan dan komitmen bersama kedua negara dalam melestarikan warisan sejarah serta ekosistem bawah laut yang kini tumbuh subur di sekitar bangkai kapal.

    Selain itu, penyelaman itu selain sebagai penghormatan terhadap situs sejarah, juga sebagai pengingat kerja sama antarbangsa.

    Dalam amanatnya, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali yang dibacakan Asisten Potensi Maritim (Aspotmar) Kasal Mayjen TNI (Mar) Hermanto di Tulamben, Karangasem, Bali, Kamis (17/4) menyatakan komitmen terus mempererat kerja sama internasional.

    Kerja sama itu dilakukan melalui kegiatan bermakna yang mengedepankan nilai sejarah, penghormatan antarbangsa, serta pelestarian warisan budaya bawah laut.

    Bangkai kapal USAT Liberty saat ini menjadi salah satu destinasi utama wisata penyelaman di Bali karena selain memiliki nilai sejarah, juga menawarkan keindahan panorama terumbu karang yang hidup di bangkai kapal itu.

    Sumber : Antara

  • 5
                    
                        Macet Horor di Tanjung Priok, Apa Penyebabnya?
                        Megapolitan

    5 Macet Horor di Tanjung Priok, Apa Penyebabnya? Megapolitan

    Macet Horor di Tanjung Priok, Apa Penyebabnya?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kemacetan parah terjadi di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, selama berjam-jam pada Kamis (17/4/2025). 
    Pantauan 
    Kompas.com 
    pada Kamis pagi,
    macet
    terjadi sejak di wilayah Cempaka Putih, Jakarta Pusat. 
    Di Jalan Yos Sudarso arah Pelabuhan Tanjung Priok, kendaraan mengular hingga sekitar delapan kilometer. Kemacetan terus berlanjut hingga di depan New Priok Terminal Container 1 (NPCT One).
    Kendaraan besar, minibus, Jaklingko, Transjakarta, hingga sepeda motor terjebak dalam antrean panjang.
    Beberapa pengendara yang tidak sabar bahkan mengambil alih trotoar yang seharusnya digunakan oleh pejalan kaki. Sementara itu, suara klakson kendaraan saling bersahutan.
    Sempat terlihat salah satu pengendara kehabisan bensin karena saking lamanya mesin kendaraan tersebut menyala tanpa gerak. Alhasil, pengendara itu mau tidak mau mendorong sepeda motornya di tengah kemacetan.
    Seorang pengendara motor perempuan bernama Tian (23) merasa kesal karena terjebak macet panjang.
    “Macetnya parah,” ujar Tian.
    Tian yang habis berkunjung ke Mal of Indonesia (MOI) mengaku sudah terjebak macet hampir satu jam di sepanjang Jalan Yos Sudarso. Menurutnya, ini merupakan kemacetan terparah yang pernah terjadi di jalan tersebut.
    “Saya dari MOI, kayanya macetnya itu dari Cempaka Putih, ya?” ucap dia.
    Berdasarkan data Suku Dinas Perhubungan Jakarta Utara (Dishub Jakut) yang diterima 
    Kompas.com, 
    sejumlah ruas jalan masih macet hingga Kamis malam, yakni:
    Sementara, beberapa
    exit
    tol yang macet yakni:
    Menurut Kepala Suku Dinas Perhubungan (Dishub) Jakarta Utara Hendrico Tampubolon, macet di Tanjung Priok disebabkan oleh lonjakan aktivitas bongkar muat kontainer secara serentak pasca-libur panjang Idul Fitri 1446 Hijriah.
    “Sejumlah ruas jalan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengalami kepadatan imbas dari antrean kendaraan besar truk kontainer masuk dan keluar Pelabuhan Tanjung Priok,” ucap Hendrico saat dikonfirmasi, Kamis.
    Hal senada disampaikan Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, Adi Sugiri.
    Dia menyatakan, setelah masa pembatasan operasional angkutan barang yang berlangsung sejak 24 Maret hingga 8 April 2025, terjadi peningkatan signifikan volume kendaraan dan aktivitas bongkar muat di pelabuhan.
    Ditambah lagi, perusahaan mengejar waktu sebelum libur panjang yang jatuh pada Jumat (18/4/2024) hingga Minggu (20/4/2025).
    Berdasarkan data Pelindo, jumlah truk yang masuk ke terminal pelabuhan meningkat hampir 100 persen pada Kamis kemarin. 
    Biasanya, dalam sehari, jumlah truk yang masuk ke NPCT 1 rata-rata kurang dari 2.500 unit. Namun, pada Kamis, jumlah truk yang masuk di atas 4.000 unit.
    Adi memastikan, kemacetan panjang itu bukan disebabkan oleh gangguan pada sistem gerbang otomatis pelabuhan.
    Menurutnya, sistem operasional di terminal dan di common area pintu masuk NPCT 1 normal tanpa kendala.
    “Sistem operasi yang ada di terminal dan di common area pintu masuk menuju NPCT 1 (New Priok Container Terminal One) dipastikan normal tanpa kendala,” kata Adi dalam keterangan resmi yang diterima
    Kompas.com.
    PT Pelindo pun menyampaikan permohonan maaf atas kemacetan yang terjadi.
    “Menyatakan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat, mitra, dan stakeholder yang terimbas akibat kemacetan yang terjadi,” ucap Adi.
    Untuk mengurai kemacetan, Suku Dinas Perhubungan Jakarta Utara bersama polisi dan TNI AL turun tangan. 
    “Membantu melakukan penguraian arus lalu lintas di titik terdampak kemacetan serta melakukan rekayasa lalu lintas buka tutup kendaraan masuk dan keluar pelabuhan serta pada titik lainnya,” ucap Hendrico.
    Hal yang sama disampaikan Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Argo Wiyono mengatakan.
    “Kami sedang melakukan upaya dari Ditlantas untuk mencairkan (kemacetan). Karena truk-truk yang sudah antre di dalam tol ini sudah tidak bisa ke mana-mana,” kata Argo saat dikonfirmasi, Kamis malam.
    Oleh karena itu, sejumlah truk yang masih berada di tol wilayah Tanjung Priok ini terpaksa menunggu sampai kepadatan terurai.
    “Aktivitas bongkar muat itu kan ada waktu-waktunya, untuk menaikkan kontainer ke kapal itu ada tonase batasannya, tidak bisa bersamaan,” kata Argo.
    “Jadi, ada pergantian. Karena pergantian itulah antre,” tambah dia.
    Dengan begitu, Polda Metro Jaya akan melalukan diskresi di beberapa jalan tol agar bisa mengurangi kendaraan kecil selain truk bermuatan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Daftar Jalan dan Exit Tol yang Lumpuh di Tanjung Priok
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 April 2025

    Daftar Jalan dan Exit Tol yang Lumpuh di Tanjung Priok Megapolitan 17 April 2025

    Daftar Jalan dan Exit Tol yang Lumpuh di Tanjung Priok
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kemacetan parah masih melumpuhkan sejumlah ruas jalan dan exit tol di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, hingga Kamis (17/4/2025) malam.
    Penyebab utama kemacetan ini adalah antrean panjang kendaraan besar, terutama
    truk kontainer
    , yang hendak masuk dan keluar dari Pelabuhan Tanjung Priok.
    Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Utara, Hendrico Tampubolon, mengatakan antrean truk kontainer menyebabkan arus lalu lintas tersendat di beberapa titik vital.
    “Sejumlah ruas jalan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengalami kepadatan imbas dari antrean kendaraan besar truk kontainer masuk dan keluar Pelabuhan Tanjung Priok,” ujar Hendrico, Kamis.
    Berikut ini daftar ruas jalan yang mengalami kemacetan:
    Selain itu, kemacetan juga terjadi di sejumlah pintu keluar tol yang menuju kawasan pelabuhan, yakni:
    Hendrico menjelaskan bahwa pihaknya bersama kepolisian dan TNI AL terus berupaya mengurai kemacetan dengan melakukan berbagai rekayasa lalu lintas.
    “Membantu melakukan penguraian arus lalu lintas di titik terdampak kemacetan serta melakukan rekayasa lalu lintas buka tutup kendaraan masuk dan keluar pelabuhan serta pada titik lainnya,” jelas Hendrico.
    Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada pengguna jalan yang terdampak dan mengimbau masyarakat untuk mematuhi arahan petugas di lapangan.
    “Kami imbau pengendara sementara waktu menghindari ruas jalan menuju Pelabuhan Tanjung Priok,” pungkasnya.
    (Reporter: Shinta Dwi Ayu | Editor: Fitria Chusna Farisa)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Letkol Edy Effendi Ajarkan Anak-anak Korban Bully Harus Balas Sebelum Memaafkan

    Viral Letkol Edy Effendi Ajarkan Anak-anak Korban Bully Harus Balas Sebelum Memaafkan

    GELORA.CO –  Viral media sosial seorang Letkol Marinir Edy Effendi mengajarkan agar anak-anak korban bully harus membalas dulu dan tidak langsung memaafkan pelaku bullying. 

    Unggahan video di akun Instagram pribadinya @marinemen7, Edy Effendi menyarankan para orang tua agar tak mengajarkan anaknya untuk langsung memaafkan pelaku bullying.

    Justru sebaliknya, ia menyarankan agar ada balasan terhadap tindakan tercela tersebut.

    Satu catatannya kepada orang tua, yakni bisa mengajarkan sang anak agar paham terhadap sikap yang lebih bijak jika menghadapi aksi bully, yakni memaafkan.

    Bagi perwira berpangkat dua melati di pundak ini, langkah tersebut bisa menjadikan anak tumbuh menjadi pribadi yang pemberani.

    Adapun pernyataannya dalam video tersebut diunggah beberapa hari lalu, namun penelusuran  Tribunnews hingga Rabu (16/4/2025), masih banyak akun-akun Instagram yang mengunggah ulang (repost) video Edy Effendi tersebut.

    Seperti halnya akun-akun yang konsen terhadap parenting untuk tumbuh kembang anak.

    Berikut kutipan pernyataan Edy Effendi tentang sikap anak terhadap bullying:

    “Jika anak kita dibully oleh temannya, jangan ajarkan anak untuk langsung memaafkan, sebaliknya biarkan dia membalas tindakan tersebut.

    Kenapa begitu? Dengan aksi membalas maka anakmu akan belajar dengan kesadaran sendiri tentang pentingnya mempertahankan diri, agar dia tidak tumbuh menjadi anak yang pengecut.

    Setelah itu ajarkan dia untuk bisa memahami bahwa ada opsi yang lebih bijak jika menghadapi bully, yaitu memaafkan.

    Hal ini penting untuk dipedomani oleh para orang tua, karena jika sejak awal anak dipaksa untuk langsung memaafkan tanpa diajarkan untuk membela dirinya, maka anak itu tak akan bisa bertumbuh menjadi pribadi yang pemberani, pemaafan yang dilakukan akan menumbuhkan kelemahan yang diselimuti oleh rasa takur dan keterpaksaan.

    Namun jika dia memaafkan karena paham bahwa memaafkan itu adalah akhlak yang mulia ketimbang melakukan pembalasan, maka dia akan tumbuh sebagai pribadi yang memiliki hati yang mulia serta memilih untuk saling memaafkan.

    Salam warriors!”

    Sosok Edy Effeni

    Mengutip informasi dari akun media sosialnya, Edy Effendy merupakan seorang perwira menengah TNI Aangkatan Laut.

    Pangkatnya adalah Letnan Kolonel (Letkol) yang bertugas di Korps Marinir TNI AL.

    Ia adalah Kepala Tim Guru Militer Pelatih Taruna tingkat satu.

    Selain itu, Letkol Edy merupakan instruktir diving atau menyelam.

    Letkol Edy hobi dalam kegiatan spearfishing yang merupakan olahraga menembak atau memanah ikan sambil menyelam di kedalaman laut.

    Hal tersebut pernah diulas Tribunnews pada artikel berjudul Cerita Letkol Marinir Edy Effendi Tentang Hobi Spearfishing, Memanah Ikan Sambil Menyelam di Laut, tayang pada 24 Januari 2022.

    Dalam artikel tersebut, Letkol Edy menyebut, olahraga spearfishing sudah ditekuninya sejak tahun 1987 sebelum bergabung TNI AL.

    Tepatnya tatkala ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

    “Saat itu saya bekerja sebagai tour guide selam di kota kelahiran saya, Padang Sumatera Barat,” kata Letkol Edy.

    Setelah bergabung sebagai prajurit TNI AL, Edy Effendi semakin intens menggeluti olahraga favoritnya itu.

    Spearfishing, menurut Edy, bisa meningkatkan profesionalisme dan juga tugas pokoknya sebagai Prajurit TNI AL, sekaligus ajang rekreasinya dengan menyelam dan memanah ikan di dalam laut dengan speargun.

    Ikan-ikan di hampir semua spot di pulau Jawa dan Sumatera pernah ditaklukkannya.

    Jenis ikan yang diperoleh pun beragam dari kakap putih, kakap merah, kerapu, GT, tenggiri, chobia, sampai lobster.

    Dari puluhan spot spearfishing yang ada, Edy menyebut Wreck Diving, alias penyelaman pada bangkai kapal yang sudah lama karam sebagai spot favoritnya.

    “Karena di sini saya bisa sering menemukan ikan buruan berukuran besar, serta lebih ramah lingkungan karena memanah di sini (wreck diving) tidak merusak terumbu karang,” katanya.

    Dengan logged dives 3.860 jam yang sangat tinggi dalam olahraga ini, Edy termasuk senior di beberapa komunitas spearfishing yang ada di Jakarta dan Sumatera.

    Kini, spearfishing menjadi olahraga baru yang sedang booming berkembang di Indonesia dengan kemunculan beberapa toko yang menjual kebutuhan dan perlengkapannya.

    Salah satu kelebihan Spearfishing adalah karena bisa selektif memilih sasaran buruan ikannya.

    Tidak ada lagi istilah salah menangkap ikan, menangkap ikan yang masih kecil atau dilindungi.

    Dengan demikian, spearfsihing merupakan hobi yang ramah lingkungan seperti halnya teknik menangkap ikan dengan memancing.

    “Spearfishing juga harus mematuhi konsekuensi seperti tidak boleh memanah ikan di daerah konservasi atau terumbu karang,” kata Edy yang resmi bergabung dengan TNI AL sejak tahun 2000.

    Apalagi Edy menjalankan Spearfishing sembari observasi memonitor spot yang ia selami.

    Di situ ia memantau kondisi perkembangan terumbu karang dan tanaman mangrove.

    Jadi sembari menikmati hobi, Edy juga bisa meningkatkan skillnya sebagai Penyelam TNI AL, sekaligus berperan serta menjaga kondisi laut Indonesia.