Kementrian Lembaga: TNI AL

  • TNI AL dan Angkatan Laut Turki jalin kerja sama militer

    TNI AL dan Angkatan Laut Turki jalin kerja sama militer

    Jakarta (ANTARA) – TNI Angkatan Laut menjalin kerja sama militer dengan Turkish Navy (TURN) untuk memperkuat pertahanan wilayah laut Indonesia.

    Kerja sama itu ditandai dengan pertemuan antara Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Asops Kasal) Laksamana Muda TNI Yayan Sofiyan dan Delegasi TURN dipimpin RADM (LH) Gokcen Firat dalam pertemuan The 2nd Naval Cooperation Meeting (NCM) 2025 di Wisma Elang Laut, Jakarta, Selasa (8/7).

    Dalam siaran pers resmi TNI AL yang diterima di Jakarta, Kamis, dijelaskan bahwa pertemuan ini merupakan pertemuan kedua setelah digelarnya NCM pada 2023.

    Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama TNI Tunggul mengatakan beberapa skema kerja sama dibahas dalam pertemuan tersebut.

    “Pembahasan kerja sama di bidang operasi, latihan, pendidikan dan kursus serta secara khusus membahas peluang kerja sama dalam bidang logistik, seperti pertukaran data informasi fasilitas perbaikan kapal saat melaksanakan port visit secara resiprokal,” kata Tunggul.

    Pertemuan tersebut juga membahas evaluasi beberapa kerja sama militer yang sebelumnya telah terjalin antara TNI AL dan TURN.

    Tunggul berharap seluruh perencanaan kerja sama militer yang telah dibangun dapat terealisasi dengan baik pada masa depan.

    Dia juga berharap kerja sama ini dapat mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Turki.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Operasi SAR Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya Diperpanjang

    Operasi SAR Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya Diperpanjang

    Liputan6.com, Banyuwangi – Operasi SAR gabungan pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya diperpanjang selama tiga hari ke depan. Hal itu berdasarkan standar evakluasi yang dilakukan selama 7 hari ini.

    Deputi Operasional dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana TNI (Purn) R. Eko Suyatno mengatakan, perpanjangan pencarian berdasarkan pertimbangan kemanusian.

    Sebab masih ada korban yang belum ditemukan hingga hari ketujuh operasi pencarian.

    “Atas dasar kemanusian, kami akan memperpanjang operasi SAR Selama 3 hari ke depan,” ujar Eko saat menggelar konfrensi pers di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Selasa malam (8/7/2025).

    Eko juga mengatakan, keputusan tersebut telah mendapat persetujuan dari Basarnas pusat di Jakarta. Ia menegaskan proses pencarian akan terus dilanjutkan demi mengevakuasi korban yang tersisa.

    “Karena masih banyak korban yang harus kami evakuasi, kami mohon dukungan dan doa dari semua pihak,” katanya.

    Pada masa perpanjangan ini menurut Eko, selama tiga hari ke depan, seluruh personel SAR gabungan diminta untuk mengerahkan seluruh sumber daya yang tersedia, termasuk alat utama system senjata (alutsista). Hal ini diharapkan bisa meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pencarian korban kapal tenggelam.

    “Tugas kita yaitu mencari, mengevakuasi dan mengidentifikasi situasi bawah air, Proses pemetaan bawah laut dilakukan oleh tim Hidrosal dari TNI AL,” tuturnya.

    Salah satu teknologi yang digunakan dalam proses pencarian lanjutan ini yaitu side scan sonar, yang bisa menghasilkan gambaran tiga dimensi kondisi dasar laut. Teknologi ini dioperasikan oleh tim dasar KRI Fanildo, Kapal milik TNI AL.

    “Kita masih menunggu hasil pemetaan bawah laut menggunakan side scan soanar. Jika hasilnya sudah didapat, akan segera kita laporkan ke sub-koordinator SAR dan Stakeholder terkait untuk ditindaklanjuti,” pungkasnya.

     

     

     

     

    Tim SAR gabungan menemukan satu jenazah korban dari kapal tenggelam di Selat Bali. Jasad korban ditemukan lebih dari 9 kilometer dari lokasi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.

  • Eks Panglima TNI Laksamana Yudo Margono didapuk jadi Ketum PPAL

    Eks Panglima TNI Laksamana Yudo Margono didapuk jadi Ketum PPAL

    Laksamana TNI (Purn) Yudo Margono (kiri) dan Laksamana TNI (Purn) Siwi Sukma Adji saat serah terima jabatan Ketua Umum Purnawirawan Perwira Angkatan Laut (PPAL) di Wisma Elang Laut (WEL) Jakarta Pusat, Senin (7/7/2025) (ANTARA/Ho-Humas PPAL)

    Eks Panglima TNI Laksamana Yudo Margono didapuk jadi Ketum PPAL
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 08 Juli 2025 – 11:36 WIB

    Elshinta.com – Mantan Panglima TNI Laksamana TNI (Purn) Yudo Margono secara resmi menjabat sebagai Ketua Umum (Ketum) Persatuan Purnawirawan Angkatan Laut (PPAL) setelah melalui proses serah terima jabatan di Wisma Elang Laut (WEL) Jakarta Pusat, Senin (7/7).

    Jabatan itu diserahkan ke Yudo setelah sebelumnya diemban oleh Laksamana TNI (Purn) Siwi Sukma Adji.

    Penetapan Yudo sebagai Ketum PPAL otomatis membuat Vero Yudo Margono didapuk menjadi Ketum Istri PPAL.

    Dalam siaran pers resmi yang diterima Antara di Jakarta, Selasa, dijelaskan beberapa pejabat TNI AL hadir dalam acara ini, termasuk Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali.

    Ali dalam sambutannya mengatakan, jabatan ini merupakan amanah yang harus diemban sebaik-baiknya demi kebaikan para purnawirawan TNI AL.

    “Suatu amanah agar organisasi mampu mengikuti perkembangan zaman dan membawa kesejahteraan bagi para purnawirawan serta warakawuri melalui regenerasi kepemimpinan,” kata Ali dalam siaran persnya.

    Ali melanjutkan, organisasi ini sejak awal berfungsi untuk mengikat tali silaturahmi para pensiunan TNI AL. Organisasi ini juga berfungsi untuk memperhatikan kesejahteraan mantan prajurit dan tidak berkaitan dengan afiliasi politik apapun.

    “Tidak bergerak dalam bidang politik dan tidak berafiliasi dengan partai politik manapun, hal ini mencerminkan komitmen kuat terhadap profesionalisme dan independensi organisasi,” jelas Ali.

    Ali berharap, di tangan ketua umum yang baru organisasi ini semakin berguna untuk kebaikan para eks prajurit TNI AL.

    Di akhir sambutan, Yudo yang baru saja didapuk jadi ketua umum mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada dirinya dan istri. Yudo memastikan akan menjalankan tanggung jawab ini sebaik-baiknya.

    “Saya juga akan berusaha meningkatkan program kerja PPAL dengan memperkuat hubungan dan kerja musama dengan PEPABRI, PPAD, PPAU dan PP Polri serta organisasi lainnya dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa demi kedaulatan NKRI,” jelas Yudo.

    Sumber : Antara

  • Basarnas Tak Terima Panggilan Darurat KMP Tunu, Dapat Info Sudah Tenggelam

    Basarnas Tak Terima Panggilan Darurat KMP Tunu, Dapat Info Sudah Tenggelam

    Basarnas Tak Terima Panggilan Darurat KMP Tunu, Dapat Info Sudah Tenggelam
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (
    Basarnas
    ) Marsekal Madya TNI M Syafi’i mengungkapkan pihaknya tidak menerima panggilan darurat dari
    KMP Tunu Pratama Jaya
    yang tenggelam di
    Selat Bali
    .
    Syafi’i menyebut Basarnas baru menerima informasi ketika KMP Tunu sudah tenggelam.
    Hal tersebut Syafi’i sampaikan dalam rapat Komisi V DPR dengan Basarnas dan BMKG di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (7/7/2025).
    “Pada saat kejadian memang yang kami harapkan bahwa Basarnas itu mendapatkan informasi pada saat awal kedaruratan terjadi. Namun yang terjadi kami juga tidak tahu persis kejadiannya, bahwa informasi itu kami dapat pada saat kapal sudah hilang dari permukaan,” ujar Syafi’i.
    Syafi’i mengatakan, 10 menit setelah menerima informasi, Basarnas langsung bergerak ke lokasi. Namun, pada malam itu, Basarnas tidak berhasil menemukan apapun.
    “Pada malam itu, kita tidak menemukan apa-apa. Kemudian sampai akhirnya informasi pertama kita dapat yaitu kira-kira jam 3 atau 4 pagi baru korban pertama ditemukan, kira-kira di 10 mil dari lokasi yang memungkinkan,” jelasnya.
    Menurut Syafi’i, jarak Basarnas dengan titik hilangnya kapal pada pukul 23.00 waktu setempat, awalnya sebenarnya hanya 1,2 mil saja.
    Namun, ketika korban ditemukan pertama kali pada pukul 03.00 waktu setempat, jaraknya sudah sejauh 18 km.
    “Pada pencarian hari pertama, yaitu pada pagi hari, ini kita dibantu oleh seluruh potensi SAR yang ada, mulai dari nelayan, penduduk, dan seluruh kapal yang ada di situ. Begitu mendengar informasi ada di bagian selatan, semua kekuatan baru kita kerahkan arah selatan,” kata Syafi’i.
    “Kami sampaikan total kekuatan yang melaksanakan operasi pada hari ini jumlah personel sebanyak 600 lebih personel, yang terdiri ABK atau alutsista dari kapal ada 18 kapal yang tergabung. Kemudian dari unsur heli juga dari unsur Basarnas dibantu heli dari kepolisian dan TNI AL,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Basarnas Ungkap Pencarian Lokasi Tenggelam Kapal Tunu Pratama Terkendala Anggaran

    Basarnas Ungkap Pencarian Lokasi Tenggelam Kapal Tunu Pratama Terkendala Anggaran

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) belum memiliki alat sonar untuk mendeteksi lokasi pasti kapal Tunu Pratama yang tenggelam di Selat Bali beberapa waktu lalu. 

    Hal itu diungkap oleh Ketua Komisi V DPR Lasarus usai melaksanakan rapat dengan Kepala Basarnas dan jajarannya, Senin (7/7/2025). 

    “Salah satunya tadi terungkap bahwa Basarnas ini belum punya alat sonar yang memadai untuk mencari titik di mana kapal berada kalau dia tenggelam,” ujarnya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (7/7/2025). 

    Menurut Lasarus, dari pemaparan Basarnas, lembaga SAR nasional itu sudah memiliki alat untuk mendeteksi apabila masih ada korban yang terperangkap di kapal. Namun demikian, masalahnya, Basarnas belum bisa menemukan di mana kapal itu lantaran tidak memiliki alat sonar dimaksud. 

    Selain tidak adanya alat tersebut, lembaga SAR nasional belum memiliki operator yang bisa mengoperasikan alat tersebut. Basarnas masih harus meminjam tenaga dari luar.

    Lasarus lalu menuturkan, Basarnas diminta untuk memprioritaskan anggaran yang dimiliki untuk program atau pekerjaan yang utama-utama saja terlebih dahulu. Apalagi, Indonesia dinilai penting memiliki alat sonar itu karena wilayah negara yang didominasi oleh lautan. 

    Politisi PDI Perjuangan (PDIP) itu mengakui adanya masalah keterbatasan anggaran pada Basarnas. Oleh sebab itu, dia menyebut Komisi V DPR akan memprioritaskan pengadaan itu untuk 2026.

    “Soal biaya, anggaran dan seterusnya sekarang kan sedang berproses nih. Pembahasan anggaran tentu kami upayakan ini bisa menjadi prioritas dari Basarnas untuk dianggarkan di tahun 2026 yang akan datang,” ujar Lasarus. 

    Sebelumnya, pada rapat yang diselenggarakan terbuka itu, Basarnas mengakui belum memiliki alat sonar yang dibutuhkan untuk mendeteksi lokasi pasti dari KMP Tunu Pratama. 

    “Kalau untuk kapal memiliki sonar dari Basarnas belum memiliki. Namun kami memiliki tiga ROV [remotely operated vehicle]. Hanya saja bekerjanya ROV setelah obyek ditemukan,” ungkap Kepala Basarnas Marsekal Madya (Marsdya) TNI Mohammad Syafii di ruang rapat Komisi V DPR.

    Kemudian, seorang pejabat Basarnas yang turut menghadiri rapat tersebut membenarkan bahwa lembaganya belum memiliki sonar yang dinamakan multibeam sonar echosounder itu. Penyebabnya adalah keterbatasan anggaran. 

    Pihak operator sonar itu pun masih bergantung dari pihak luar lantaran belum ada SDM di dalam negeri yang bisa mengoperasikannya. 

    Hal itulah, ungkap Basarnas, mengapa tim baru bisa mendeteksi kecelakaan tersebut ketika kapal hilang dari permukaan Selat Bali, Rabu (2/7/2025), sekitar 23.55 malam.

    Syafii lalu menceritakan, tim lalu bergerak setelah mendapatkan informasi pertama kecelakaan itu. Perwira Tinggi TNI AU bintang tiga itu menyebut tim baru menemukan satu korban dari KMP Tunu Pratama sekitar 3-4 jam setelahnya. 

    “Kira-kira jam 03.00 atau 04.00 pagi korban pertama ditemukan di kira-kira 10 mile dari [titik kecelakaan]. [Jaranknya setara] kira-kira 18 kilometer,” lanjut Syafii.

    Syafii mencatat bahwa ada sebanyak 612 personil yang dikerahkan untuk mencari korban dan kapal KMP Tunu Pratama di Selat Bali. Ratusan personil itu termasuk dari TNI AL. 

    Menurutnya, lokasi tenggelamnya kapal memiliki kedalaman laut sekitar 50-70 meter. Namun, ada kemungkinan kedalaman bisa lebih jauh lantaran adanya palung tidak jauh dari titik kejadian. 

    Salah satu dari dua kapal AL yang dioperasikan disebut telah mendeteksi dua titik obyek dengan panjang sekitar 50-60 meter yang diduga merupakan KMP Tunu Pratama. 

    “Salah satu dari kapal sudah men-detect ada dua titik lokasi memungkinkan obyek itu panjangnya berkisar 50-60 meter. Itu yang saat ini memang sedang difokuskan di situ,” ungkapnya. 

    Untuk diketahui, data jumlah penumpang atau manifes KMP Tunu Pratama Jaya mengangkut sebanyak 53 orang penumpang 12 orang kru kapal dan 22 unit kendaraan.

  • Jenazah Diduga Korban KMP Tunu Jaya Kembali Ditemukan di Tapak Guo
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        6 Juli 2025

    Jenazah Diduga Korban KMP Tunu Jaya Kembali Ditemukan di Tapak Guo Surabaya 6 Juli 2025

    Jenazah Diduga Korban KMP Tunu Jaya Kembali Ditemukan di Tapak Guo
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Satu jenazah yang diduga merupakan korban tenggelamnya
    KMP Tunu Pratama Jaya
    di
    Selat Bali
    ditemukan pada Minggu sore, 6 Juli 2025.
    Penemuan ini menyusul sebelumnya pada Rabu, 2 Juli 2025, di mana penyisiran bawah laut oleh TNI AL juga menemukan jenazah lainnya.
    “Mayat ditemukan nelayan dengan kapal selendang sutro sekitar pukul 16.00 WIB,” ungkap Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra.
    Jenazah berjenis kelamin laki-laki itu ditemukan dalam posisi tertelungkup di perairan Tapak Guo, Muncar, sebelum akhirnya dievakuasi ke darat.
    Namun, hingga saat ini, pihak kepolisian belum dapat memastikan apakah jenazah tersebut merupakan salah satu korban KMP Tunu Pratama Jaya.
    Jenazah tersebut akan dibawa ke RSUD Blambangan untuk proses identifikasi lebih lanjut.
    “Mayat masih dalam proses perjalanan menuju RSUD Blambangan untuk dilakukan identifikasi dan penanganan lebih lanjut,” tuturnya.
    Sebelumnya, juga ditemukan jenazah berjenis kelamin laki-laki di Selat Bali yang diduga merupakan korban dari insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.
    Jenazah tersebut telah dievakuasi ke RSUD Blambangan untuk penanganan oleh tim DVI Polri.
    Tim DVI Polri mengimbau masyarakat untuk bersabar menunggu hasil pemeriksaan.
    Mereka menegaskan bahwa pihaknya mengutamakan ketepatan dalam identifikasi, bukan kecepatan.
    Untuk diketahui, KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali dengan membawa 65 orang penumpang.
    Dari jumlah tersebut, 30 orang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat, enam lainnya dilaporkan meninggal dunia, sementara sisanya masih dalam pencarian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 4
                    
                        Diamnya Gibran Saat Tinjau Update Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya
                        Surabaya

    4 Diamnya Gibran Saat Tinjau Update Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya Surabaya

    Diamnya Gibran Saat Tinjau Update Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Wakil Presiden RI
    Gibran Rakabuming Raka
    mengunjungi
    Pelabuhan Ketapang
    di
    Banyuwangi
    , Jawa Timur, yang menjadi pusat informasi tragedi tenggelamnya
    KMP Tunu Pratama Jaya
    di
    Selat Bali
    pada Rabu (2/7/2025).
    Mengenakan kemeja putih, Gibran mengawali kunjungannya di Kantor ASDP Ketapang, Minggu (6/7/2025).
    Gibran didampingi Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan beberapa pejabat lintas sektor.
    “Hari ketiga, operasi dikembangkan hingga 23 NM,” ucap Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno terdengar samar menjelaskan kepada Gibran.
    Gibran memperhatikan layar dengan seksama dan melihat setiap tampilan layar yang diputar, yang menjelaskan tentang operasi pencarian yang telah dilakukan, serta rencana yang akan dilakukan tim SAR gabungan.
    Termasuk di antaranya, rencana mengerahkan penyelam ke titik objek diduga kapal yang berada di sekitar 40-50 meter di bawah laut. Sebelum mengerahkan penyelam, tim masih menunggu hasil ROV dari KRI Fanildo milik TNI AL.
    Agenda selanjutnya, Gibran mengarah ke posko tempat keluarga penumpang menginap di Pelabuhan Ketapang.
    Titik terakhir yang dikunjungi Gibran adalah posko Basarnas yang berada di Pelabuhan Ketapang. Hingga akhir kunjungannya, Gibran tak mengeluarkan satu kata pun kepada awak media yang telah menunggunya sejak pagi.
    Penjelasan terkait operasi SAR gabungan kemudian dijelaskan oleh Basarnas yang mengatakan bahwa saat ini data infografik sedang diolah dan KRI Fanildo milik TNI AL menurunkan ROV.
    Para penyelam yang akan dikerahkan juga tengah menyiapkan peralatan.
    “Nantinya kami akan menurunkan penyelam yang mengobservasi secara fisik langsung di palka dan di objek benda (diduga kapal) yang di situ (titik temuan objek),” kata Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno.
    Total penyelam sebanyak 34 orang dari berbagai unsur gabungan termasuk TNI AL. Adapun total personel yang terlibat pencarian hingga saat ini sebanyak 612 orang.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pangkoarmada RI: TNI AL komitmen jaga perbatasan

    Pangkoarmada RI: TNI AL komitmen jaga perbatasan

    Natuna memiliki posisi yang sangat strategis, baik bagi Indonesia maupun dunia, karena berada di jalur pelayaran internasional

    Natuna (ANTARA) – Panglima Komando Armada Republik Indonesia (Pangkoarmada RI) Laksamana Madya TNI Dr. Denih Hendrata menegaskan bahwa TNI Angkatan Laut (AL) berkomitmen penuh dalam menjaga wilayah perbatasan, salah satunya perairan strategis Natuna Utara.

    Pangkoarmada RI Laksamana Madya TNI Dr Denih di Natuna, Jumat, mengatakan TNI AL secara aktif mengerahkan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) untuk berpatroli di wilayah perbatasan laut.

    Selain mengoperasikan KRI, TNI AL juga telah memperkuat keberadaan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau melalui Markas Komando Pangkalan TNI AL (Lanal) dan Gugus Tempur Laut (Guspurla) lengkap dengan fasilitas pendukung.

    Di pulau terluar bagian utara, yaitu Pulau Sekatung, TNI AL juga menempatkan pasukan dengan kesiapan penuh. Puluhan prajurit bersenjata lengkap disiagakan di sana dan secara rutin melaksanakan patroli keliling pulau untuk memantau situasi sekitar.

    “Kehadiran TNI AL menunjukkan komitmen dalam menjaga NKRI,” ucap dia.

    Selain menunjukkan kedaulatan, kehadiran TNI AL juga sebagai upaya mewujudkan keamanan pelayaran, agar para pelintas di wilayah Natuna merasa nyaman, karena merupakan alur pelayaran strategis.

    Menurut dia, dirinya selalu memantau situasi Natuna melalui laporan jajarannya dan pada umum nya dalam kondisi kondusif.

    Guna memastikan kebenaran informasi, dirinya melakukan kunjungan langsung ke Mako Lanal Ranai, di Kecamatan Bunguran Timur, Mako Guspurla di Kecamatan Pulau Tiga, hingga ke Pos Satuan Tugas Pengamanan Pulau Terluar (Satgas Pam Puter) di Pulau Sekatung, Kecamatan Pulau Laut, 2-4 Juli 2025.

    Kunjungan juga dalam rangka meninjau kesiapan operasional sekaligus memberikan motivasi kepada prajurit yang bertugas di garis terdepan pertahanan negara.

    “Natuna memiliki posisi yang sangat strategis, baik bagi Indonesia maupun dunia, karena berada di jalur pelayaran internasional yang vital bagi perdagangan global,” ucap Pangkoarmada RI.

    Pewarta: Muhamad Nurman
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Karam 10 Tahun, Kapal Hibah Negara Diduga Dijual Swasta

    Karam 10 Tahun, Kapal Hibah Negara Diduga Dijual Swasta

    Sangihe, Beritasatu.com – KM Bawangung Nusa, kapal hibah negara untuk Pemerintah Kabupaten Sangihe yang karam 10 tahun, diduga dijual ilegal oleh pihak swasta. Pemda melapor ke Polda Sulut untuk penindakan hukum.

    Kapal Bawangung Nusa merupakan kapal hibah negara yang bernilai miliaran rupiah. Diduga, kapal ini dijual diam-diam oleh mitra swasta tanpa sepengetahuan pemerintah.

    KM Bawangung Nusa, kapal eks milik TNI AL yang seharusnya menjadi kebanggaan Kabupaten Kepulauan Sangihe, kini berubah jadi sorotan publik akibat dugaan penggelapan dan penyalahgunaan aset negara.

    Ironisnya, kapal yang semestinya berlayar menghubungkan pulau-pulau terluar, justru dibiarkan karam sejak 2015 di Pelabuhan Manado. Dan kini, secara mengejutkan, diduga telah berpindah tangan ke pihak ketiga melalui transaksi senyap senilai Rp 5,6 miliar.

    Dalam catatan resmi, KM Bawangung Nusa adalah aset negara yang dihibahkan kepada Pemkab Sangihe dan dioperasikan oleh PT Dian Osiania Indonesia sejak 2010. Namun, dalam perkembangannya, direktur perusahaan tersebut, MS, diduga menjual kapal tersebut secara diam-diam kepada seorang dari pihak swasta berinisial RPD. Bukti transfer Rp 1,5 miliar sebagai uang muka, serta akta jual beli bertanggal 23 November 2024, kini telah dikantongi Pemkab Sangihe.

    Setelah hampir 10 tahun kapal itu dibiarkan tenggelam tanpa aksi nyata, baru sekarang pemerintah daerah bergerak dengan gugatan perdata dan laporan pidana. Laporan resmi telah diajukan ke SPKT Polda Sulut pada 14 Maret 2025.

    Kabag Hukum Setda Sangihe Kristianus Sasube menyebut, penjualan itu sebagai bentuk pelanggaran serius dan menegaskan bahwa langkah hukum adalah keniscayaan.

    Dokumen akta jual beli dan bukti transfer kini berada di tangan Pemda Sangihe. Polda Sulut pun telah memanggil para pihak.

  • Korban Kecelakaan KMP Tunu Pratama Jaya Dapat Biaya Pengobatan-Santunan

    Korban Kecelakaan KMP Tunu Pratama Jaya Dapat Biaya Pengobatan-Santunan

    Jakarta

    Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya tenggelam di perairan Selat Bali. Manifes mencatat kapal mengangkut 53 penumpang dan 12 kru, sehingga totalnya ada 65 orang. Berdasarkan data terakhir, 31 orang ditemukan selamat, sedangkan enam orang ditemukan tewas yang mana salah satu korban yakni balita berusia 3 tahun.

    Menanggapi kecelakaan laut tersebut, Jasa Raharja sebagai BUMN yang menjalankan amanah perlindungan dasar bagi masyarakat korban kecelakaan alat angkutan umum, menjamin pengobatan hingga santunan bagi korban kecelakaan laut tersebut.

    Plt Direktur Utama Jasa Raharja Rubi Handojo menyampaikan, Jasa Raharja berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi penumpang dalam kecelakaan angkutan umum resmi, termasuk dalam kondisi darurat. Pihaknya tengah memproses pendataan korban kecelakaan laut tersebut demi memastikan semua korban dijamin sesuai ketentuan.

    “Karena proses evakuasi masih berlangsung, petugas kami siaga untuk melakukan pendataan korban secara akurat dan nantinya mengunjungi rumah sakit tempat korban dibawa untuk memastikan para korban dijamin sesuai ketentuan, serta petugas kami juga telah bergerak ke rumah korban yang telah dinyatakan meninggal dunia guna mempercepat penyerahan santunan meninggal dunia kepada ahli waris” jelas Rubi dalam keterangannya, Jumat (4/7/2025).

    Ia menjelaskan, seluruh penumpang kapal yang tercatat dalam manifest dan menjadi korban kecelakaan ini dijamin berdasarkan Undang-Undang No. 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Umum. Sedangkan jumlah santunannya diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan RI No.15 Tahun 2017 yang mencakup jenis alat angkutan darat, laut, serta udara.

    Jasa Raharja memberikan santunan sebesar Rp 50 juta kepada ahli waris korban meninggal dunia dan menjamin biaya perawatan korban luka-luka hingga maksimal Rp 20 juta, yang dibayarkan langsung ke rumah sakit. Selain itu, biaya pertolongan pertama (P3K) dan ambulans juga dijamin dengan nilai maksimal masing-masing Rp1 juta dan Rp 500 ribu.

    Sebagai BUMN yang memiliki tugas utama memberikan perlindungan dasar bagi korban kecelakaan yang berorientasi pada pelayanan publik prima, Jasa Raharja tidak hanya menjamin dari sisi santunan, tetapi juga terus memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan mitra strategis guna memastikan kecepatan pelayanan di lapangan, terlebih pada situasi darurat seperti saat ini.

    “Kami mengucapkan keprihatinan yang mendalam atas musibah ini. Jasa Raharja merespons cepat kecelakaan ini dan berkoordinasi dengan instansi terkait di wilayah Bali dan Jawa Timur,” ujar Rubi.

    Sebagai informasi Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya diketahui tengah berlayar membawa penumpang dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.

    Kecelakaan tersebut disebabkan kebocoran di ruang mesin hingga menyebabkan kapal terbalik dan hanyut ke arah selatan, pada Kamis dini hari (3/7) sekitar pukul 00.16 WITA. Proses evakuasi masih terus berlangsung oleh tim gabungan dari Basarnas, TNI AL, Polair, dan instansi terkait lainnya.

    (ada/ara)