Kementrian Lembaga: TNI AL

  • Brigjen TNI Mar. Freddy Jhon Hamonangan Pardosi, S.E., S.H., M.M. – Halaman all

    Brigjen TNI Mar. Freddy Jhon Hamonangan Pardosi, S.E., S.H., M.M. – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Brigadir Jenderal atau Brigjen TNI Mar. Freddy Jhon Hamonangan Pardosi, S.E., S.H., M.M. adalah Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) X Jayapura.

    Perwira tinggi TNI AL ini menjabat posisi Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) X Jayapura sejak 6 Desember 2024, dilansir Tribun Papua.

    Brigjen TNI Mar. Freddy Jhon Hamonangan Pardosi menggantikan posisi Brigjen TNI Mar. Ludi Prastyono, M.Tr.Opsla. 

    Freddy Jhon Hamonangan Pardosi adalah alumnus Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ke-XL/tahun 1994.

    Jenderal bintang satu ini merupakan kelahiran 14 Desember 1971 di Balige, Sumatera Utara.

    Brigjen TNI (Mar) Freddy Jhon Hamonangan Pardosi memiliki jabatan terakhir sebagai Asrena Kaskogabwilhan III.

    Freddy Jhon Hamonangan Pardosi menikah dengan Ny. Christina Romauli C. Siboro, S.Sos.

    Keduanya memiliki 4 anak, mereka adalah Virgie Samantha P Pardosi, Chelsea Maria N Pardosi, Ralph Samuel H Pardosi, dan Jonathan Matthew H Pardosi.

    Pendidikan

    Brigjen TNI (Mar) Freddy Jhon Hamonangan Pardosi terbilang memiliki pendidikan yang mumpuni.

    Berikut adalah jenjang pendidikan yang pernah dijalani oleh Brigjen TNI Mar. Freddy Jhon Hamonangan Pardosi, dikutip dari Wikipedia:

    Pendidikan Umum

    SD Negeri Parsoburan, Taput

    SMP Negeri Parsoburan, Taput

    SMA Negeri Parsoburan, Taput

    S1

    S2 Hukum

    S1

    S2 Ekonomi

    S3 FISIP UNPAD

    Pendidikan Militer

    AAL (1994)

    Diko

    Dikpespa/Kopur

    Seskoal

    Sesko TNI

    Riwayat Jabatan

    Danki Jaguar Yonif 6 Marinir (2000—2001)

    Komandan Yonmarhanlan IV/Tanjungpinang

    Komandan Yonif-4 Marinir (2011—2012)

    Paban Opslat Sops Pasmar-2

    Wadanbrigif-2 Marinir

    Asrena Danpasmar-2

    Komandan Brigif-2 Marinir (2016—2017)

    Pamen Denma Mabesal (2017—2018)

    Dosen Sesko TNI (2018—2019)

    Komandan Satmar Koarmada III(2019—2020)

    Wadanlantamal II/Padang (2020—2022)

    Dirjiandik Akademi TNI (2022—2023)

    Paban Jiandik Ditjianbang Akademi TNI (2023)

    Asrena Kaskogabwilhan III (2023—2024)

    Danlantamal X/Jayapura (2024—Sekarang)

    Riwayat Penugasan

    Pria kelahiran Balige ini juga memiliki riwayat penugasan yang cukup lengkap.

    Simak inilah daftar penugasan yang pernah dijalani oleh Brigjen TNI Mar. Freddy Jhon Hamonangan Pardosi:

    Satgas Rencong Sakti Aceh (1996)

    Satgas Pam Pulau Terluar (1997)

    Satgas PAM Khusus Aceh (1998)

    Satgas Reformasi Medan

    Satgas Rencong Sakti XVI Aceh (2001)

    Satgas Operasi DOM NAD/Aceh

    Satgas Selat Malaka

    Satgas Merah Putih Somalia

    Satgas UNIFIL PBB di Lebanon

    (TRIBUNNEWS.COM/Ika Wahyuningsih)

  • Honda Brio Milik Bos Rental yang Dijual Sindikat ke Oknum TNI AL Semula Cuma Dihargai Rp 23 Juta

    Honda Brio Milik Bos Rental yang Dijual Sindikat ke Oknum TNI AL Semula Cuma Dihargai Rp 23 Juta

    GELORA.CO  – Mobil Honda Brio warn oranye dengan nomor polisi B 2696 KZO yang disewa tersangka Ajat Sudrajat dari rental mobil Makmur Jaya di Mekarsari, Rajeg, Kabupaten Tangerang, ternyata awalnya hanya dijual dengan harga sangat murah Rp 23 juta.

    Ajat Sudrajat dibantu sindikatnya berinisial IH menyewa Honda Brio tersebut dari rental mobil Makmur Jaya menggunakan KTP, Kartu Keluarga dan ID palsu yang sejak awal sudah disiapkan IH yang kini buron sejak kasus ini terkuak.

    Usai berhasil menyewa untuk 3 hari, Ajat Sudrajat lalu menyerahkan mobil tersebut kepada IH.

    IH lalu menyerahkan mobil kepada seseorang berinisial RH, yang kemudian menjual mobil itu dengan harga Rp 23 juta kepada IS. 

    Dari IS, mobil itu akhirnya berpindah tangan ke Serka AA, seorang oknum TNI Angkatan Laut, yang membeli mobil melalui SY. 

    Dari tangan SY, Serka AA membelinya dengan harga yang lebih tinggi, yakni Rp 40 juta. 

    “Harganya sudah naik, naiknya menjadi Rp 40 juta,” ungkap Kapolda Banten, Irjen Pol Suyudi Ario Seto saat jumpa pers menjelaskan kronologi penggelapan mobil milik bos rental Makmur Jaya, Ilyas Abdurrahman (48) di Jakarta, Senin, 6 Januari 2024.

    Honda Brio itu lalu berpindah tangan ke prajurit TNI AL tersebut. Serka AA kemudian berinisiatif membawa mobil curian tersebut ke wilayah Sukabumi. 

    Namun, Ilyas Abdurahman sebagai pemilik rental mobil dan anaknya, Agam, mendeteksi bahwa dua dari tiga GPS yang dipasang pada mobil Honda Brio sudah tidak berfungsi. 

    Keduanya kemudian melakukan pelacakan, mereka mengetahui mobil itu berada di wilayah Pandeglang. 

    Ilyas kemudian mengajak komunitas rental mobil, langsung melakukan pengejaran untuk mendapatkan kembali kendaraannya setelah upaya pengejaran yang dia lakukan mandiri bersama sang anak gagal mendapatkan bantuan dari Polsek Cinangka.

    Upayanya meminta pendampingan petugas ditolak polisi. Ilyas lalu mengajak rekan-rekannya di komunitas rental mobil untuk membantunya melakukan pengejaran. 

    Pengejaran yang dilakukan Ilyas berujung tragis. 

    Ketika Ilyas dan anaknya mendekati mobil tersebut di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak, mereka terlibat insiden yang mengarah pada penembakan. 

    Konferensi pers penembakan bos rental mobil di Rest Area KM 45 Tol Merak-Tangerang, Senin (6/1/2025).

    Ilyas tewas akibat luka tembak di dada dan tangan dari peluru yang ditembakkan oleh Serka AA. 

    Sementara itu, Ramli Abu Bakar (59) rekan Ilyas yang turut terlibat dalam pengejaran, mengalami luka tembak serius yang menembus perut. 

    Serka AA Bawa Kabur Brio dan Ancam Akan Tabrak Pemilik Rental Mobil

    Oknum anggota TNI AL saat akan ditangkap untuk diambil paksa mobil Honda Brio yang dia bawa kabur sempat mengancam bos rental, Ilyas Abdurrahman yang akan ditabrak sebelum melakukan penembakan di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak pada Rabu (1/1/2025) lalu.

    Hal ini diungkapkan oleh anak Ilyas, Rizky Agam Putra.

    Dia mengatakan, ancaman tersebut diterima Ilyas saat berhasil menemukan mobil rental merek Honda Brio di kawasan Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang, Banten.

    Agam mengungkapkan, sebelum ditemukan, GPS dari mobil tersebut diketahui telah dicabut.

    Selain diancam akan ditabrak, kata Agam, juga menuduh Ilyas sebagai anggota sindikat mobil curian.

    “Pas kita berhentiin mobil itu, bapak turun, langsung yang mengaku dari TNI AL, ‘saya ini TNI AL, kamu itu sindikat ya atau saya tembak sekarang?’,” kata Agam menirukan perkataan orang yang mengaku TNI AL itu, dikutip dari YouTube iNews pada Selasa (7/1/2025).

    Ilyas, cerita Agam, langsung membantah tuduhan dari TNI AL tersebut. Selanjutnya, Ilyas mengaku sebagai pengusaha mobil rental.

    Namun Serka AA disebut oleh Agam tidak menggubris penjelasan dari Ilyas.

    “Ayah saya bilang, bukan (sindikat) saya pemilik mobil. (oknum TNI AL mengatakan) ‘saya tidak mau tahu. Kamu minggir atau saya tabrak,” cerita Agam.

    Lalu di waktu yang sama, Agam mengungkapkan ada mobil Sigra yang tiba-tiba berhenti di lokasi.

    Mulanya, mobil tersebut berhenti dikira ingin mengetahui peristiwa yang terjadi. Ternyata, mobil Sigra itu tiba-tiba menabrak paman Agam.

    “Om saya jatuh, segala macam, saya bantuin om saya. Sigra dan Brio pun kabur, lari,” jelasnya. 

    Meskipun dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Balaraja, hanya Ramli yang berhasil menjalani perawatan intensif setelah dirujuk ke Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. 

    Siapa saja yang terlibat dalam penembakan bos rental mobil? 

    Sebanyak lima pelaku terlibat dalam penembakan yang terjadi pada Kamis, 2 Januari 2024, pukul 04.30 WIB. Dari lima pelaku, tiga di antaranya merupakan anggota TNI AL, yakni Sertu AA, Sertu RH, dan KLK BA, sementara dua lainnya adalah sipil yang saling mengenal satu sama lain. 

    Penembakan yang terjadi di rest area ini menyebabkan korban jiwa dan luka-luka serius, dan hingga kini, penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan untuk mengungkap peran seluruh pelaku. 

    Pangkoarmada RI, Laksamana Madya (Laksdya) TNI Denih Hendrata mengungkapkan  dugaan motif dari anggota TNI AL, Serka AA yang melakukan penembakan terhadap Ilyas.

    Dia mengatakan anak buahnya sampai menembak Ilyas karena sebagai upaya membela diri.

    Pasalnya, kata Denih, sempat adanya pengeroyokan terhadap anak buahnya tersebut.

    “Jadi, kita saja kalau misalnya terdesak, dikeroyok kan pasti akan bela diri. Akan mencari suatu benda untuk membela diri, mengamankan. Dan mungkin digunakan ada senjata api dan itu kan senjata api dibawa,” jelasnya dalam konferensi pers di Markas Koarmada, Jakarta Pusat, Senin (6/1/2025).

    Denih mengatakan, Sertu AA melakukan penembakan karena diduga dalam kondisi terdesak dan tidak berpikir bahwa yang dilakukannya berujung tewasnya seseorang yaitu Ilyas.

    Kendati demikian, Denih berjanji pasca kejadian ini, akan dilakukan evaluasi terkait penggunaan senpi oleh anggota TNI AL.

    “Untuk evaluasi kita akan evaluasi tentang bagaimana penggunaan senjata api itu,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Denih menyampaikan, ada tiga anggota TNI AL yang terlibat dalam penembakan terhadap Ilyas.

    Mereka adalah Sertu AA, Sertu RH, dan KLK BA.

    Denih mengungkapkan dua orang di antaranya merupakan anggota dari Kopaska Armada I dan seorang lagi dari KRI Bontang.

    “Saat ini ketiga anggota tersebut proses penyidikan di Puspomal,” ujar Denih.

    Anggota TNI AL Sempat Tolak Beli Mobil meski Sudah DP Rp40 Juta

    Konferensi pers penembakan bos rental mobil di Rest Area KM 45 Tol Merak-Tangerang, Senin (6/1/2025). (Tribunjakarta.com/ kompas TV)

    Denih juga mengatakan anggotanya sempat menolak membeli mobil Honda Brio yang ternyata dicuri dari Ilyas oleh Ajat Supriatna (AS) selaku penyewa.

    Mulanya, Denih membantah bahwa anggota TNI AL yang terlibat adalah penadah mobil curian.

    “Justru saya gelar konferensi pers ini supaya semua tahu bahwa kejadian yang sebenarnya seperti apa. Dan informasi awal yang saya terima itu, pengakuan langsung dari tiga anggota ini, kita melihatnya murni sebagai pembeli,” kata Denih.

    Denih lalu mengungkapkan, menurut pengakuan dari salah satu anggota TNI AL, bahwa mobil milik Ilyas itu dihargai oleh Ajat sebesar Rp135 juta.

    Adapun, sambungnya, mobil itu dijual secara online. Lalu, kata Denih, anggota TNI AL yang ingin membeli tersebut sudah mengirim down payment (DP) sebesar Rp40 juta.

    “Tadi kan disebutkan oleh Bapak Kapolda (Banten) dibeli dengan 40 juta (rupiah). Dan itu kan mobil diambil tanpa surat.”

    “Dan itu ada perjanjian dan akan didalami oleh Danpuspomal. Yang sebetulnya harga itu belum selesai, tadi kan bukti transfer DP Rp40 juta. Dan itu, ada di dalam pembelian itu kan dari online seharga Rp135 juta,” tuturnya.

    Namun, Denih menuturkan anggota TNI AL yang melakukan pembelian tersebut akhirnya sempat menolak untuk membeli mobil tersebut.

    Pasalnya, mobil yang dijual tidak dilengkapi dokumen atau surat kepemilikan

  • Peran Dua Buronan dalam Kasus Penembakan Bos Rental Mobil di Rest Area

    Peran Dua Buronan dalam Kasus Penembakan Bos Rental Mobil di Rest Area

    GELORA.CO  – Kapolda Banten Irjen Pol Suyudi Ario Seto mengungkap ada dua tersangka DPO (buronan) dalam kasus penggelapan mobil yang berujung penembakan bos rental di rest area Km 45 Tol Merak-Tangerang pada 2 Januari 2025 lalu.

    Total ada empat tersangka sipil diantaranya AS, IS, IH (DPO), dan RH (DPO).

    Suyudi membeberkan peran IH yang menyuruh tersangka AS untuk melakukan penggelapan mobil dengan cara melakukan sewa kendaraan di Makmur Jaya Rental Mobil.

    Dia juga orang yang menyiapkan KTP dan Kartu Keluarga palsu atas nama AS untuk dijadikan sebagai syarat dokumen penyewa kendaraan dan juga orang yang menjual mobil honda brio kepada RH (DPO).

    Kemudian RH berperan menjual mobil Honda Brio milik korban kepada tersangka IS.

    Berdasarkan hasil penyelidikan, mobil Honda Brio disewa oleh AS, warga Pandeglang, dari CV Makmur Raya yang berlokasi di Taman Raya Rajeg Blok I, Desa Mekar Sari, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang.

    Ternyata, AS menyewa kendaraan dari CV Makmur Raya dengan menggunakan identitas palsu, berupa KTP dan Kartu Keluarga. 

    Mobil yang disewa AS tersebut selanjutnya diserahkan kepada IH (DPO) yang juga menyiapkan dokumen palsu AS untuk syarat menyewa kendaraan. 

    “AS ini menyerahkan (mobil) kepada saudara IH yang masih DPO,” ujar Suyudi.

    Dalam perjalananya, mobil rental Honda Brio yang disewa AS tersebut sempat beberapa kali berpindah tangan atau dijual. 

    Pertama, AS menyerahkan kepada IH (DPO) untuk dijual kepada RH (DPO) seharga Rp23 juta. Selanjutnya RH menjual mobil tersebut kepada IS seharga Rp33 juta. 

    Kemudian, dari IS, kendaraan tersebut kembali dijual kepada AA, oknum TNI AL, melalui perantara SY dengan harga Rp40 juta.

    Suyudi menerangkan hasil pelacakan GPS kendaraan oleh CV Makmur Raya, diketahui bahwa GPS pada mobil tersebut sebagian besar telah dinonaktifkan. 

    “Satu masih aktif 2 GPS sudah tidak aktif. Karena 2 GPS tidak aktif pemilik rental saudara Agam dan ayahnya beserta timnya melakukan pencarian secara mandiri, sehingga mendapat informasi bahwa mobil ini ada di sekitar Pandeglang dan dilakukan pencarian,” ujarnya.

    Berbekal satu GPS yang masih aktif, mereka mengikuti pergerakan kendaraan yang sempat berpindah lokasi di sekitaran Pandeglang, hingga akhirnya terdeteksi di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak. 

    “Disitulah terjadi upaya perampasan, pengambil alihan dari pihak rental tapi karena adanya situasi tarik-menarik disana sehingga terjadilah peristiwa penembakan,” ungkap Suyudi.

    Para tersangka disangkakan tindak pidana Penipuan dan atau Penggelapan sebagaimana dimaksud dengan Pasal 378 KUHP dan atau 372 KUHP.

     

    Kasus penggelapan kendaraan berdasarkan LP/B/1/2024/SPKT./POLSEK RAJEG/ POLRES KOTA TANGERANG.

    Suyudi menerangkan laporan tersebut dilayangkan Agam Muhammad Nasrudin, warga Taman Raya Rajeg, Desa Mekarsari, Kabupaten Tangerang, terkait dugaan penggelapan mobil Honda Brio warna oranye bernomor polisi B 2694 KZO yang terjadi di tempat rental CV Makmur Raya pada 2 Januari 2025, pukul 00.15 Wib

  • 10
                    
                        Tiba-tiba Muncul Isu Pengeroyokan dalam Insiden Penembakan Bos Rental Mobil
                        Megapolitan

    10 Tiba-tiba Muncul Isu Pengeroyokan dalam Insiden Penembakan Bos Rental Mobil Megapolitan

    Tiba-tiba Muncul Isu Pengeroyokan dalam Insiden Penembakan Bos Rental Mobil
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kasus penembakan yang merenggut nyawa bos rental mobil, Ilyas Abdurrahman (48), di Rest Area Km 45 Tol Merak-Tangerang memasuki babak baru.
    Terkini, muncul pernyataan yang menyebutkan tiga anggota TNI Angkatan Laut (AL), Sertu AA, Sertu RH, dan KLK BA, menjadi korban pengeroyokan sebelum insiden tragis itu terjadi.
    Dari tiga prajurit TNI AL tersebut, dua di antaranya merupakan oknum anggota Komando Pasukan Katak (Kopaska), sedangkan satu orang berasal dari KRI Bontang.
    Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) TNI AL, Laksamana Madya (Laksdya) Denih Hendrata, dalam konferensi pers di Markas Koarmada RI, Jakarta Pusat, Senin (6/1/2025), membeberkan laporan awal yang diterima pihaknya.
    Menurut Denih, insiden penembakan itu diawali oleh informasi adanya pengeroyokan terhadap tiga anggota TNI AL oleh sekitar 15 orang tak dikenal.
    “Di mana mereka mengalami pengeroyokan oleh sekitar 15 orang tak dikenal di Rest Area Km 45 Tol Merak-Tangerang,” ungkap Denih.
    Denih menduga senjata tersebut digunakan oleh prajurit TNI AL dalam kondisi mendesak untuk membela diri.
    “Kalau seandainya dihadapkan pada pengeroyokan, berarti kan sebetulnya sama-sama tidak tahu siapa yang akan mati. Jadi, kita saja kalau terdesak ya pasti akan mencari, akan bela diri, akan mencari benda untuk membela diri, mengamankan,” ujar Denih.
    Adapun senjata api yang digunakan dalam insiden tersebut merupakan senjata inventaris milik salah satu anggota TNI AL yang berstatus sebagai Aide de Camp (ADC) atau ajudan.
    “Senjata itu senjata inventaris yang melekat karena jabatan dari A itu adalah ADC, ajudan, sehingga ketika dia dapat tugas itu sudah SOP senjata itu melekat,” kata Denih.
    Meski demikian, Denih memastikan akan melakukan evaluasi menyeluruh terkait penggunaan senjata api oleh prajuritnya.
    “Untuk evaluasi nanti kita akan evaluasi. Bagaimana ke depan penggunaan senjata api ini. Tapi, sebetulnya karena pengeroyokan juga kan tidak berpikir risiko kalau orang yang dikeroyok itu mati. Apalagi mungkin karena tentara juga sudah dilatih di mana faktor kecepatan, insting, segala macam, ya kan,” kata Denih.
    Denih menegaskan tak akan memberikan toleransi kepada anggotanya yang terbukti bersalah. Ketiga anggota TNI AL yang terlibat kini telah diproses hukum oleh Pusat Polisi Militer TNI AL.
    “Kami ingin menegaskan sikap Angkatan Laut bahwa siapa pun anggota kami, jika terbukti bersalah, kami akan tindak tegas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di TNI,” tegas Denih.
    Isu pengeroyokan ini menjadi babak baru dalam kasus penembakan di Rest Area Tol Tangerang-Merak.
    Sebelumnya, insiden ini diketahui terjadi pada Kamis (2/1/2025) dan menewaskan Ilyas, sementara satu korban lainnya, Ramli, mengalami luka tembak.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Peran Dua Buronan dalam Kasus Penembakan Bos Rental Mobil di Rest Area – Halaman all

    Peran Dua Buronan dalam Kasus Penembakan Bos Rental Mobil di Rest Area – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kapolda Banten Irjen Pol Suyudi Ario Seto mengungkap ada dua tersangka DPO (buronan) dalam kasus penggelapan mobil yang berujung penembakan bos rental di rest area Km 45 Tol Merak-Tangerang pada 2 Januari 2025 lalu.

    Total ada empat tersangka sipil diantaranya AS, IS, IH (DPO), dan RH (DPO).

    Suyudi membeberkan peran IH yang menyuruh tersangka AS untuk melakukan penggelapan mobil dengan cara melakukan sewa kendaraan di Makmur Jaya Rental Mobil.

    Dia juga orang yang menyiapkan KTP dan Kartu Keluarga palsu atas nama AS untuk dijadikan sebagai syarat dokumen penyewa kendaraan dan juga orang yang menjual mobil honda brio kepada RH (DPO).

    Kemudian RH berperan menjual mobil Honda Brio milik korban kepada tersangka IS.

    Berdasarkan hasil penyelidikan, mobil Honda Brio disewa oleh AS, warga Pandeglang, dari CV Makmur Raya yang berlokasi di Taman Raya Rajeg Blok I, Desa Mekar Sari, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang.

    Ternyata, AS menyewa kendaraan dari CV Makmur Raya dengan menggunakan identitas palsu, berupa KTP dan Kartu Keluarga. 

    Mobil yang disewa AS tersebut selanjutnya diserahkan kepada IH (DPO) yang juga menyiapkan dokumen palsu AS untuk syarat menyewa kendaraan. 

    “AS ini menyerahkan (mobil) kepada saudara IH yang masih DPO,” ujar Suyudi.

    Dalam perjalananya, mobil rental Honda Brio yang disewa AS tersebut sempat beberapa kali berpindah tangan atau dijual. 

    Pertama, AS menyerahkan kepada IH (DPO) untuk dijual kepada RH (DPO) seharga Rp23 juta. Selanjutnya RH menjual mobil tersebut kepada IS seharga Rp33 juta. 

    Kemudian, dari IS, kendaraan tersebut kembali dijual kepada AA, oknum TNI AL, melalui perantara SY dengan harga Rp40 juta.

    Suyudi menerangkan hasil pelacakan GPS kendaraan oleh CV Makmur Raya, diketahui bahwa GPS pada mobil tersebut sebagian besar telah dinonaktifkan. 

    “Satu masih aktif 2 GPS sudah tidak aktif. Karena 2 GPS tidak aktif pemilik rental saudara Agam dan ayahnya beserta timnya melakukan pencarian secara mandiri, sehingga mendapat informasi bahwa mobil ini ada di sekitar Pandeglang dan dilakukan pencarian,” ujarnya.

    Berbekal satu GPS yang masih aktif, mereka mengikuti pergerakan kendaraan yang sempat berpindah lokasi di sekitaran Pandeglang, hingga akhirnya terdeteksi di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak. 

    “Disitulah terjadi upaya perampasan, pengambil alihan dari pihak rental tapi karena adanya situasi tarik-menarik disana sehingga terjadilah peristiwa penembakan,” ungkap Suyudi.

    Para tersangka disangkakan tindak pidana Penipuan dan atau Penggelapan sebagaimana dimaksud dengan Pasal 378 KUHP dan atau 372 KUHP.

     

    Kasus penggelapan kendaraan berdasarkan LP/B/1/2024/SPKT./POLSEK RAJEG/ POLRES KOTA TANGERANG.

    Suyudi menerangkan laporan tersebut dilayangkan Agam Muhammad Nasrudin, warga Taman Raya Rajeg, Desa Mekarsari, Kabupaten Tangerang, terkait dugaan penggelapan mobil Honda Brio warna oranye bernomor polisi B 2694 KZO yang terjadi di tempat rental CV Makmur Raya pada 2 Januari 2025, pukul 00.15 Wib.
     

     

  • Honda Brio Milik Bos Rental yang Dijual Sindikat ke Oknum TNI AL Semula Cuma Dihargai Rp 23 Juta – Halaman all

    Honda Brio Milik Bos Rental yang Dijual Sindikat ke Oknum TNI AL Semula Cuma Dihargai Rp 23 Juta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mobil Honda Brio warn oranye dengan nomor polisi B 2696 KZO yang disewa tersangka Ajat Sudrajat dari rental mobil Makmur Jaya di Mekarsari, Rajeg, Kabupaten Tangerang, ternyata awalnya hanya dijual dengan harga sangat murah Rp 23 juta.

    Ajat Sudrajat dibantu sindikatnya berinisial IH menyewa Honda Brio tersebut dari rental mobil Makmur Jaya menggunakan KTP, Kartu Keluarga dan ID palsu yang sejak awal sudah disiapkan IH yang kini buron sejak kasus ini terkuak.

    Usai berhasil menyewa untuk 3 hari, Ajat Sudrajat lalu menyerahkan mobil tersebut kepada IH.

    IH lalu menyerahkan mobil kepada seseorang berinisial RH, yang kemudian menjual mobil itu dengan harga Rp 23 juta kepada IS. 

    Dari IS, mobil itu akhirnya berpindah tangan ke Serka AA, seorang oknum TNI Angkatan Laut, yang membeli mobil melalui SY. 

    Dari tangan SY, Serka AA membelinya dengan harga yang lebih tinggi, yakni Rp 40 juta. 

    Ajat Sudrajat, pelaku pencurian mobil Honda Brio yang dia rental dari Ilyas Abdurrahman (48), pengusaha rental mobil Makmur Jaya Rental Motor, di Tangerang, akhirnya berhasil ditangkap polisi, Jumat, 3 Januari 2025. (Instagram)

    “Harganya sudah naik, naiknya menjadi Rp 40 juta,” ungkap Kapolda Banten, Irjen Pol Suyudi Ario Seto saat jumpa pers menjelaskan kronologi penggelapan mobil milik bos rental Makmur Jaya, Ilyas Abdurrahman (48) di Jakarta, Senin, 6 Januari 2024.

    Honda Brio itu lalu berpindah tangan ke prajurit TNI AL tersebut. Serka AA kemudian berinisiatif membawa mobil curian tersebut ke wilayah Sukabumi. 

    Namun, Ilyas Abdurahman sebagai pemilik rental mobil dan anaknya, Agam, mendeteksi bahwa dua dari tiga GPS yang dipasang pada mobil Honda Brio sudah tidak berfungsi. 

    Keduanya kemudian melakukan pelacakan, mereka mengetahui mobil itu berada di wilayah Pandeglang. 

    Ilyas kemudian mengajak komunitas rental mobil, langsung melakukan pengejaran untuk mendapatkan kembali kendaraannya setelah upaya pengejaran yang dia lakukan mandiri bersama sang anak gagal mendapatkan bantuan dari Polsek Cinangka.

    Upayanya meminta pendampingan petugas ditolak polisi. Ilyas lalu mengajak rekan-rekannya di komunitas rental mobil untuk membantunya melakukan pengejaran. 

    Pengejaran yang dilakukan Ilyas berujung tragis. 

    Ketika Ilyas dan anaknya mendekati mobil tersebut di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak, mereka terlibat insiden yang mengarah pada penembakan. 

    Konferensi pers penembakan bos rental mobil di Rest Area KM 45 Tol Merak-Tangerang, Senin (6/1/2025). Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Penolakan Pendampingan Berujung Bos Rental Ditembak, Kapolda Sebut Kesalahan Anggota Piket Polsek, https://jakarta.tribunnews.com/2025/01/06/penolakan-pendampingan-berujung-bos-rental-ditembak-kapolda-sebut-kesalahan-anggota-piket-polsek. (Tribunjakarta.com/ kompas TV)

    Ilyas tewas akibat luka tembak di dada dan tangan dari peluru yang ditembakkan oleh Serka AA. 

    Sementara itu, Ramli Abu Bakar (59) rekan Ilyas yang turut terlibat dalam pengejaran, mengalami luka tembak serius yang menembus perut. 

    Serka AA Bawa Kabur Brio dan Ancam Akan Tabrak Pemilik Rental Mobil

    Oknum anggota TNI AL saat akan ditangkap untuk diambil paksa mobil Honda Brio yang dia bawa kabur sempat mengancam bos rental, Ilyas Abdurrahman yang akan ditabrak sebelum melakukan penembakan di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak pada Rabu (1/1/2025) lalu.

    Hal ini diungkapkan oleh anak Ilyas, Rizky Agam Putra.

    Dia mengatakan, ancaman tersebut diterima Ilyas saat berhasil menemukan mobil rental merek Honda Brio di kawasan Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang, Banten.

    Agam mengungkapkan, sebelum ditemukan, GPS dari mobil tersebut diketahui telah dicabut.

    Selain diancam akan ditabrak, kata Agam, juga menuduh Ilyas sebagai anggota sindikat mobil curian.

    “Pas kita berhentiin mobil itu, bapak turun, langsung yang mengaku dari TNI AL, ‘saya ini TNI AL, kamu itu sindikat ya atau saya tembak sekarang?’,” kata Agam menirukan perkataan orang yang mengaku TNI AL itu, dikutip dari YouTube iNews pada Selasa (7/1/2025).

    Rizky Agam Putra, putra kedua dari Ilyas Abdurahman korban tewas ditembak oknum prajurit TNI AL. (Tribunnews.com/Rahmat Nugraha)

    Ilyas, cerita Agam, langsung membantah tuduhan dari TNI AL tersebut. Selanjutnya, Ilyas mengaku sebagai pengusaha mobil rental.

    Namun Serka AA disebut oleh Agam tidak menggubris penjelasan dari Ilyas.

    “Ayah saya bilang, bukan (sindikat) saya pemilik mobil. (oknum TNI AL mengatakan) ‘saya tidak mau tahu. Kamu minggir atau saya tabrak,” cerita Agam.

    Lalu di waktu yang sama, Agam mengungkapkan ada mobil Sigra yang tiba-tiba berhenti di lokasi.

    Mulanya, mobil tersebut berhenti dikira ingin mengetahui peristiwa yang terjadi. Ternyata, mobil Sigra itu tiba-tiba menabrak paman Agam.

    “Om saya jatuh, segala macam, saya bantuin om saya. Sigra dan Brio pun kabur, lari,” jelasnya. 

    Meskipun dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Balaraja, hanya Ramli yang berhasil menjalani perawatan intensif setelah dirujuk ke Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. 

    Siapa saja yang terlibat dalam penembakan bos rental mobil? 

    Sebanyak lima pelaku terlibat dalam penembakan yang terjadi pada Kamis, 2 Januari 2024, pukul 04.30 WIB. Dari lima pelaku, tiga di antaranya merupakan anggota TNI AL, yakni Sertu AA, Sertu RH, dan KLK BA, sementara dua lainnya adalah sipil yang saling mengenal satu sama lain. 

    Penembakan yang terjadi di rest area ini menyebabkan korban jiwa dan luka-luka serius, dan hingga kini, penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan untuk mengungkap peran seluruh pelaku. 

    Pangkoarmada RI, Laksamana Madya (Laksdya) TNI Denih Hendrata mengungkapkan  dugaan motif dari anggota TNI AL, Serka AA yang melakukan penembakan terhadap Ilyas.

    Dia mengatakan anak buahnya sampai menembak Ilyas karena sebagai upaya membela diri.

    Pasalnya, kata Denih, sempat adanya pengeroyokan terhadap anak buahnya tersebut.

    “Jadi, kita saja kalau misalnya terdesak, dikeroyok kan pasti akan bela diri. Akan mencari suatu benda untuk membela diri, mengamankan. Dan mungkin digunakan ada senjata api dan itu kan senjata api dibawa,” jelasnya dalam konferensi pers di Markas Koarmada, Jakarta Pusat, Senin (6/1/2025).

    Denih mengatakan, Sertu AA melakukan penembakan karena diduga dalam kondisi terdesak dan tidak berpikir bahwa yang dilakukannya berujung tewasnya seseorang yaitu Ilyas.

    Kendati demikian, Denih berjanji pasca kejadian ini, akan dilakukan evaluasi terkait penggunaan senpi oleh anggota TNI AL.

    “Untuk evaluasi kita akan evaluasi tentang bagaimana penggunaan senjata api itu,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Denih menyampaikan, ada tiga anggota TNI AL yang terlibat dalam penembakan terhadap Ilyas.

    Mereka adalah Sertu AA, Sertu RH, dan KLK BA.

    Denih mengungkapkan dua orang di antaranya merupakan anggota dari Kopaska Armada I dan seorang lagi dari KRI Bontang.

    “Saat ini ketiga anggota tersebut proses penyidikan di Puspomal,” ujar Denih.

    Anggota TNI AL Sempat Tolak Beli Mobil meski Sudah DP Rp40 Juta

    Konferensi pers penembakan bos rental mobil di Rest Area KM 45 Tol Merak-Tangerang, Senin (6/1/2025). (Tribunjakarta.com/ kompas TV)

    Denih juga mengatakan anggotanya sempat menolak membeli mobil Honda Brio yang ternyata dicuri dari Ilyas oleh Ajat Supriatna (AS) selaku penyewa.

    Mulanya, Denih membantah bahwa anggota TNI AL yang terlibat adalah penadah mobil curian.

    “Justru saya gelar konferensi pers ini supaya semua tahu bahwa kejadian yang sebenarnya seperti apa. Dan informasi awal yang saya terima itu, pengakuan langsung dari tiga anggota ini, kita melihatnya murni sebagai pembeli,” kata Denih.

    Denih lalu mengungkapkan, menurut pengakuan dari salah satu anggota TNI AL, bahwa mobil milik Ilyas itu dihargai oleh Ajat sebesar Rp135 juta.

    Adapun, sambungnya, mobil itu dijual secara online. Lalu, kata Denih, anggota TNI AL yang ingin membeli tersebut sudah mengirim down payment (DP) sebesar Rp40 juta.

    “Tadi kan disebutkan oleh Bapak Kapolda (Banten) dibeli dengan 40 juta (rupiah). Dan itu kan mobil diambil tanpa surat.”

    “Dan itu ada perjanjian dan akan didalami oleh Danpuspomal. Yang sebetulnya harga itu belum selesai, tadi kan bukti transfer DP Rp40 juta. Dan itu, ada di dalam pembelian itu kan dari online seharga Rp135 juta,” tuturnya.

    Namun, Denih menuturkan anggota TNI AL yang melakukan pembelian tersebut akhirnya sempat menolak untuk membeli mobil tersebut.

    Pasalnya, mobil yang dijual tidak dilengkapi dokumen atau surat kepemilikan. 

    Laporan Reporter: Baharudin Al Farisi/Kompas.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Tribunnews 

  • Mutasi TNI Awal 2025, 4 Staf Khusus KSAD Maruli Simanjuntak Digeser

    Mutasi TNI Awal 2025, 4 Staf Khusus KSAD Maruli Simanjuntak Digeser

    loading…

    Empat Staf Khusus Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak digeser dalam mutasi pada Jumat, 3 Januari 2025. Foto/Dok TNI AD

    JAKARTA – Empat Staf Khusus Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak digeser dalam mutasi pada Jumat, 3 Januari 2025. Mereka termasuk dari 62 Perwira Tinggi (Pati) TNI Angkatan Darat (AD) yang masuk daftar mutasi TNI awal 2025.

    Rotasi dan mutasi itu berdasarkan Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor Kep/7/I/2025 tanggal 3 Januari 2025 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di lingkungan Tentara Nasional Indonesia.

    “Telah resmi ditetapkan rotasi dan mutasi 101 Pati (Perwira Tinggi) TNI terdiri dari 62 Pati TNI AD, 8 Pati TNI AL, dan 31 Pati TNI AU,” kata Kapuspen TNI Mayjen TNI Hariyanto dalam keterangannya di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu (4/1/2025).

    Berikut 4 Staf Khusus KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak yang digeser dalam mutasi pada Jumat, 3 Januari 2025.

    1. Brigjen TNI Maulana Ridwan, S.H., M.H.
    Dari Staf Khusus KSAD menjadi Karo Pers TNI dan Polri Setmilpres Kemensetneg,

    2.Mayjen TNI Arkamelvi Karmani, S.E.
    Dari Staf Khusus KSAD menjadi Pati Mabes TNI AD (dalam rangka pensiun),

    3. Brigjen TNI Ferry Kistiana Arubinata, S.H., M.Si
    Dari Staf Khusus KSAD menjadi Pati Mabes TNI AD (dalam rangka pensiun),

    4. Brigjen TNI Harfuddin Daing, S.E., M.M.
    Dari Staf Khusus KSAD menjadi Pati Mabes TNI AD (dalam rangka pensiun).

    (rca)

  • Pembunuhan Bos Rental Mobil Tangerang, Dugaan Mantan Kabareskrim Soal Sindikat Dibekingi Aparat – Halaman all

    Pembunuhan Bos Rental Mobil Tangerang, Dugaan Mantan Kabareskrim Soal Sindikat Dibekingi Aparat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mantan Kepala Bareskrim Polri Komjen (Pol) Purn Ito Sumardi menduga keterlibatan sindikat penggelapan mobil di balik kasus bos rental mobil yang tewas ditembak oknum anggota TNI AL di rest area Km 45 Tol Tangerang-Merak, Kamis (2/1/2025). 

    Sindikat tersebut tidak menutup kemungkinan menggunakan aparat sebagai tameng. 

    “Menurut saya ini sindikat. Biasanya, sindikat-sindikat ini tidak menutup kemungkinan menggunakan oknum-oknum (aparat) ya,” ujarnya seperti dikutip dari KompasTV yang tayang pada Sabtu (4/1/2025). 

    Komjen (Pol) Purn Ito Sumardi menyampaikan analisisnya ini mengacu pada pengalamannya dinas di bagian reserse kriminal (reskrim) di kepolisian.

    Ito mengaku kerap mendapati adanya bekingan oknum aparat dalam setiap kasus sindikat penggelapan mobil.

    Menurutnya, mereka berani beraksi karena merasa aman dibekingi oleh aparat.  “Itu sering, selama saya dulu bertugas di Reskrim. Biasanya pelaku sindikat ini berani karena dia merasa ada bekingnya ya,” ujar Ito.

    Lalu siapa yang kerap jadi beking sindikat penggelap mobil? Ito mengatakan, bekingnya biasanya oknum TNI dan polisi.

    “Dan bekingnya biasanya dari aparat TNI atau aparat kepolisian ya saya kira mungkin ada dari kelompok-kelompok ormas tertentu yang membuat pemilik rental ini menjadi kesulitan,” katanya. 

    Kendati demikian, ia masih berasumsi terkait motif dan modus kasus tersebut dan berharap kasus itu bisa diselesaikan hingga tuntas oleh pihak Polresta Tangerang.

    Tiga Oknum Anggota TNI AL Jadi Tersangka

    Terkait kasus penembakan bos rental mobil di rest area tol Tangerang-Merak, Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Danpuspomal) Laksamana Muda TNI Samista mengatakan, tiga anggota TNI Angkatan Laut (AL) yang terlibat kasus penembakan tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka.

    Diketahui, peristiwa berdarah itu menewaskan seorang pemilik rental mobil bernama Ilyas Abdurrahman dan satu orang rekan Ilyas yang mengalami luka-luka dan kini masih kritis di rumah sakit.

    “Sekarang setelah ada tanda-tanda dengan beberapa bukti, maka yang bersangkutan masuk proses penyidikan dan sudah kami tetapkan (tersangka),” kata Danpuspomal dalam konferensi pers di Markas Koarmada RI, Jakarta Pusat, Senin (6/1/2025) seperti dikutip Kompas.com. 

    Tiga orang anggota TNI AL yang jadi tersangka tersebut adalah Sertu AA, Sertu RH, dan Kelasi Kepala BA.

    Konferensi pers Panglima Komando Armada TNI Angkatan Laut Laksamana Madya Denih Hendrata dan Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Danpuspomal) Laksamana Muda TNI Samista serta Kapolda Banten Irjen Suyudi Ario Seto tentang penembakan bos rental mobil di Markas Koarmada RI, Jakarta Pusat, Senin (6/1/2025). (kompas tv)

    Dua diantara mereka berdinas di Kopaska Armada I dan satu orang lainnya dari KRI Bontang. Samista mengatakan, ketiganya kini telah ditahan di Puspomal.

    “Bukti penahanan sementara dalam 20 hari pertama itu sudah ditandatangani oleh ankum (atasan yang berhak menghukum) terhitung dari mulai hari Sabtu,” ungkap Samista.

    Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa penyelidikan mengungkap tiga orang pelaku adalah rekan.

    Terkait pembagian peran, jelas Samista, tiga orang itu tidak memiliki pembagian secara jelas. Berdasarkan keterangan awal, pelaku penembakan dengan orang yang dikeroyok dalam video di tempat kejadian perkara (TKP) merupakan saudara.

    Pelaku penembakan, jelas Samista, merupakan paman dari orang yang dikeroyok.

    “Jadi peran yang tiga orang ini sepertinya itu adalah rekan. Jadi perannya itu tidak memiliki peran, oh ini sebagai eksekutor, oh ini sebagainya, tidak, karena ini ada sebagai rekan,” ungkapnya.

    Kompolnas Kritik Kinerja Polsek Cinangka: Kapolsek Harusnya Tugaskan Anggota

    Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menilai kinerja Polsek Cinangka sangat mengecewakan dalm menangani pengaduan dan laporan bos rental mobil saat meminta bantuan pendampingan untuk menangkap pelaku penggelap mobil rentalnya yang menggunakan senjata api. 

    Polsek Cinangka diduga diduga lepas tangan saat menerima laporan dari bos rental mobil yang tewas ditembak di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak, Kamis (2/1/2025) lalu.

    Ketua Harian Kompolnas Arif Wicaksono Sudiutomo menyatakan, seharusnya kepolisian tak begitu saja mengabaikan laporan korban.

    Kapolsek Cinangka AKP Asep Iwan Kurniawan. (Instagram polsek_cinangka_polres_cilegon)

    “Minimal mereka kan ambil data awal, siapa yang melapor, namanya siapa, dia melapor masalah mobil, mobilnya rental dari mana misalkan seperti itu,” ungkap Arif dikutip Kompas.com.

    Arif menegaskan, polisi seharusnya memiliki insting yang kuat dalam menangani laporan.

    Menurut Arif, Kapolsek Cinangka seharusnya menugaskan anggotanya untuk mengikuti pelapor guna memastikan kebenaran laporan yang diberikan.

    “Seharusnya, Kapolsek Cinangka bisa menugaskan anak buahnya untuk mengikuti pelapor benar tidak dia, satu atau dua orang,” jelasnya.

    Meskipun bukan dalam bentuk pendampingan, lanjut Arif, Kapolsek tetap dapat membuntuti korban karena memiliki kewenangan dalam tugas penyelidikan atau surveilans. “Jadi, bukan pendampingan.

    Namun, mengikuti karena polisi memiliki kewenangan tugas lidik atau surveilans,” ucapnya.

    Akibatnya, bos rental mobil bernama Ilyas Abdurrahman (48) tewas tertembak anggota TNI di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak.

    Kejadian itu bermula saat Ilyas dan timnya mengejar mobil Honda Brio miliknya yang diduga dibawa kabur oleh penyewa.

    Dua dari tiga GPS yang terpasang di mobil tersebut dirusak oleh pelaku, sementara satu GPS yang masih aktif menunjukkan bahwa mobil berada di Pandeglang.

    Sebelum berangkat ke Pandeglang, Agam, anak Ilyas, sempat menghubungi penyewa mobil, Ajat Sudrajat.

    Namun, Ajat memblokir nomor WhatsApp IA. Tanpa berpikir panjang, Ilyas bersama Agam Muhammad (26) dan timnya mencegat mobil Honda Brio di pertigaan Saketi.

    Namun saat dicegat, berdasarkan pengakuan korban, para pelaku mengeluarkan senjata tajam dan mengaku sebagai anggota TNI AU.

    Sumber: Tribun Jakarta

     

  • 10
                    
                        Tiba-tiba Muncul Isu Pengeroyokan dalam Insiden Penembakan Bos Rental Mobil
                        Megapolitan

    4 Terkuaknya Ketidakprofesionalan Polisi dan Keterlibatan Ajudan TNI dari Kasus Bos Rental Mobil Nasional

    Terkuaknya Ketidakprofesionalan Polisi dan Keterlibatan Ajudan TNI dari Kasus Bos Rental Mobil
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah fakta terkini mengenai kasus
    penembakan bos rental mobil
    CV Makmur Raya, bernama Ilyas Abdurrahman (48), terungkap dalam konferensi pers antara Kepolisian Daerah (Polda) Banten dan TNI Angkatan Laut (AL), Senin (6/1/2025).
    Dalam konferensi pers, polisi dan TNI AL senada bahwa kasus ini bermula dari upaya penggelapan mobil yang berujung keterlibatan anggota TNI AL yang menembak Ilyas hingga tewas.
    Upaya penggelapan mobil terkuak ketika pihak pemilik rental melapor ke Polsek Cinangka untuk meminta pendampingan polisi.
    Saat pelaporan itu, terjadi diskusi antara pihak rental dan polisi berujung salah informasi anggota Polsek Cinangka kepada Kapolsek.
    Perkembangan terbaru, status tiga anggota TNI AL yang terlibat penembakan Ilyas di Rest Area Tol Tangerang-Merak, kini naik menjadi tersangka.
    Seperti apa lengkapnya fakta-fakta terkini mengenai kasus ini? Berikut rangkuman Kompas.com:
    Kapolda Banten Irjen Pol Suyudi Ario Seto mengungkapkan anggota Polsek Cinangka bernama Bripka Deri Andriyani memberikan informasi yang tidak utuh kepada Kapolsek Cinangka terkait laporan bos rental mobil CV Makmur Raya yang ditembak di rest area Tol Tangerang-Merak.
    Adapun keluarga pemilik rental, yakni Agam, sebelumnya sudah melaporkan terkait dugaan penggelapan mobil yang disewa.
    Namun Bripka Deri melapor pada Kapolsek bahwa aduan ini terkait
    leasing
    .
    “Pada saat melaporkan kepada Kapolseknya, Bripka Deri ini tidak utuh melaporkannya. Seharusnya ini adalah terkait dengan rental, penyewaan kendaraan yang diduga akan digelapkan, tapi dilaporkannya leasing kepada Kapolseknya,” kata Suyudi dalam konferensi pers di Markas Koarmada RI, Jakarta Pusat, Senin.
    Padahal pemilik rental juga telah menyampaikan dokumen kepemilikan mobil seperti surat tanda kendaraan bermotor orisinil.
    Akan tetapi, anggota Polsek Cinangka mengabaikan laporan keluarga pemilik rental.
    Kapolda Banten pun mengakui kelalaian ini. Menurut Suyudi, pelanggaran semacam ini dapat berujung pada demosi hingga pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) bagi anggota yang terlibat.
    “Telah ditemukan adanya pelanggaran ketidakprofesionalan terhadap anggota Brigadir Deri Andriyani karena tidak respons terhadap laporan masyarakat yang seharusnya melakukan pendampingan untuk mengamankan kendaraan Honda Brio yang diduga digelapkan ini,” ujar Suyudi.
    “Ini akan kita tindak tegas anggota ini baik secara etika yang sanksinya dapat kita demosi bahkan yang terberat bisa PTDH,” tambah Suyudi.
    Dalam peristiwa penembakan di rest area Tol Tangerang-Merak, terungkap fakta melibatkan tiga anggota TNI AL.
    Panglima Komando Armada TNI Angkatan Laut Laksamana Madya (Laksdya) Denih Hendrata mengatakan, dua dari tiga anggota TNI AL yang terlibat merupakan anggota Komando Pasukan Katak (Kopaska).
    “Tiga orang itu, dua dari Kopaska Koarmada I, satu dari KRI Bontang,” kata Denih dalam konferensi pers, Senin.
    Adapun tiga orang anggota TNI AL itu yakni Sertu AA, Sertu RH, dan Kelasi Kepala BA.
    Denih mengaku bahwa insiden tersebut berawal dari persoalan pembelian mobil. Dalam insiden tersebut, disebutkan hanya satu anggota TNI AL yang melakukan penembakan kepada korban.
    “Jadi yang melakukan penembakan itu adalah satu orang. Nembak dua (korban),” ungkap Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Danpuspomal) Laksamana Muda TNI Samista dalam konferensi pers, Senin.
    Meski demikian, TNI AL mulanya menerima informasi bukan terkait penembakan bos rental, melainkan ada anggotanya yang dikeroyok belasan orang.
    “Saya pertama kali menerima laporan terkait insiden tanggal 2 Januari 2025 malam sekitar pukul 20.00 WIB dari Asintel Pangkoarmada RI,” kata Pangkoarmada dalam konferensi pers.
    “Bahwa tiga anggota yang pada saat itu berada di Pangkalan Pondok Dayung, yaitu Sertu AA, Sertu RH, dan KLK BA, di mana mereka mengalami pengeroyokan oleh sekitar 15 orang tak dikenal di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak,” tambah dia.
    Pada kesempatan tersebut, TNI AL juga mengonfirmasi bahwa ketiga anggotanya yang terlibat penembakan bos rental telah ditetapkan sebagai tersangka.
    “Sekarang setelah ada tanda-tanda dengan beberapa bukti, maka yang bersangkutan masuk proses penyidikan dan sudah kami tetapkan (tersangka),” kata Danpuspomal.
    Mereka juga telah ditahan di Puspomal selama 20 hari untuk sementara waktu, terhitung sejak Sabtu lalu.
    Danpuspomal menyebutkan bahwa penyelidikan mengungkap tiga orang pelaku adalah rekan. Terkait pembagian peran, jelas Samista, tiga orang itu tidak memiliki pembagian secara jelas.
    Fakta berikutnya yaitu seorang anggota TNI AL yang terlibat penembakan diketahui merupakan ajudan.
    Hal ini lantaran diketahui bahwa senjata api (senpi) yang dibawa anggota TNI AL adalah senjata organik dan bukan rakitan.
    Pangkoarmada RI Laksdya TNI Denih Hendrata mengonfirmasi senpi itu melekat atau dibawa oknum prajurit TNI AL tersebut karena berstatus sebagai Aide de Camp (ADC) alias ajudan.
    “Senjata itu senjata inventaris yang melekat karena jabatan dari A (Sertu AA) itu adalah ADC, ajudan, sehingga ketika dia dapat tugas itu sudah SOP senjata itu melekat,” kata Denih dalam konferensi pers.
    Namun hingga kini tidak disebutkan siapa pejabat TNI AL yang dikawal tersebut dan apakah status Sertu AA masih aktif sebagai ajudan.
    Kisah penggelapan mobil
    Dalam konferensi pers ini juga terungkap bahwa seorang tersangka penggelapan mobil, Ajat Sudrajat, menggunakan dokumen palsu saat menyewa mobil Honda Brio dari Ilyas Abdurrahman.
    “KTP dan KK palsu atas nama AS (Ajat Sudrajat). Tentunya ini sebagai syarat dokumen penyewaan kendaraan,” ujar Kapolda Banten.
    Suyudi mengatakan, Ajat menggunakan dokumen palsu berupa KTP dan KK yang disiapkan oleh seorang tersangka lain berinisial IH. Saat ini, IH telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
    Setelah itu, mobil Honda Brio tersebut diserahkan IH kepada RH seharga Rp 23 juta.
    Kendaraan itu terus berpindah tangan hingga dijual kepada seorang oknum TNI AL berinisial AA melalui perantara SY dengan harga Rp 40 juta.
    Dalam prosesnya, Agam Nasrudin dan ayahnya menyadari bahwa dua dari tiga GPS atau alat pelacak di mobil sudah tidak aktif. Hal itu yang membuat mereka memutuskan untuk melacak mobil mengandalkan satu GPS yang tersisa. 
    “Sehingga menemukan informasi kalau mobil ini ada di sekitar Pandeglang,” tambah dia.
    Dalam pengejaran ke Pandeglang, bos rental mobil itu sempat ditodong pistol oleh anggota TNI di jalan.
    Keterangan Kapolda Banten dalam konferensi pers dianggap tidak utuh oleh keluarga bos rental.
    Agam, salah seorang putra Ilyas, mengaku ada kejadian yang tidak disebutkan oleh Kapolda pada saat pelaporan ke Polsek Cinangka.
    Agam bersama keluarganya mengaku ada todongan pistol saat hendak mengejar mobil yang diduga akan digelapkan. Atas kejadian ini, pihaknya pun meminta pendampingan polisi.
    “Sangat disayangkan sekali, tadi pernyataan dari Bapak Kapolda ya, adanya pengurangan kata. Jadi awal mulanya itu kita sudah ditodongkan pistol terlebih dahulu pada saat di Pandeglang,” kata Agam saat ditemui di Markas Koarmada RI, usai konferensi pers, Senin.
    Namun, Agam tak menyebut siapa orang yang menodongkan pistol kepadanya dan beberapa rekannya yang merupakan pihak pemilik rental mobil.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • TNI AL Sebut Pelaku Penembakan Bos Rental Hanya Ingin Jual-Beli Mobil

    TNI AL Sebut Pelaku Penembakan Bos Rental Hanya Ingin Jual-Beli Mobil

    Bisnis.com, JAKARTA – TNI Angkatan Laut menyebut oknum pelaku penembakan bos rental mobil, AA hanya ingin membeli mobil Honda Brio dijual oleh pelaku penggelapan secara daring.

    Panglima Komando Armada TNI Angkatan Laut, Laksamana Masya Denih Hendrata mengemukakan pelaku penggelapan mobil Honda Brio itu sempat menjual mobilnya ke salah satu situs jual-beli daring.

    Kemudian, menurut Denih, oknum TNI berinisial AA berencana membeli mobil tersebut. Namun ketika AA dan pelaku berinisial SJ bertemu, surat berupa STNK dan BPKB tidak dapat ditunjukkan.

    “Nah karena si pihak penjual itu tidak bisa memberikan surat STNK dan BPKB, tadinya perjanjian itu mau di-cancel, tapi tidak jadi,” tuturnya di Jakarta, Senin (6/1/2025).

    Namun karena bujuk dan rayu dari penjual, maka oknum TNI AL berinisial AA akhirnya membayar mobil Honda Brio itu seharga Rp40 juta kepada pelaku berinisial SJ.

    “Jadi karena ada bujuk dan rayu dari pihak penjual, maka diambillah mobil itu dengan harga Rp40 juta,” katanya.

    Denih berjanji bahwa pihaknya akan terus mengembangkan kasus penembakan oleh oknum TNI tersebut. Sejauh ini, Denih akui bahwa anggotanya murni hanya ingin beli mobil untuk kendaraan pribadi.

    “Sementara kita melihatnya dia ini murni sebagai pembeli ya karena ingin memiliki kendaraan untuk pribadi,” ujarnya.