Kementrian Lembaga: TNI AD

  • Maruarar Ungkap Kuota Rumah Subsidi Buat Buruh hingga Wartawan

    Maruarar Ungkap Kuota Rumah Subsidi Buat Buruh hingga Wartawan

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan kuota 220.000 rumah subsidi untuk berbagai kalangan profesi, termasuk salah satunya wartawan.

    Maruarar mengatakan, kementeriannya telah mengalokasikan 1.000 unit rumah dari skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan atau FLPP untuk kalangan pewarta.

    “Wartawan sudah kami alokasikan 1.000,” ujarnya saat ditemui pada sela-sela acara gelar griya di rumah dinas Menteri Investasi dan Hilirisasi, Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Selasa (1/4/2025).

    Maruarar juga menjelaskan pihaknya telah mengalokasikan kuota 20.000 unit rumah subsidi untuk petani, 20.000 unit untuk nelayan, 20.000 untuk buruh, 20.000 untuk tenaga migran, 30.000 unit untuk tenaga kesehatan termasuk perawat maupun bidan.

    Kemudian, 5.000 unit untuk prajurit TNI AD serta 14.500 unit untuk Kepolisian. Total kuota yang disiapkan adalah 220.000 unit rumah subsidi. Lokasinya terletak di seluruh Indonesia.

    Kementerian yang dipimpinan Maruarar itu nantinya akan mengajak perwakilan para kalangan profesi calon penerima rumah FLPP itu.

    “Nah buat wartawan, nanti saya akan undang perwakilannya. Karena semua ada perwakilan ya, enggak mungkin undang semuanya,” paparnya.

    Menurutnya, program rumah subsidi itu turut memeroleh dukungan dari berbagai pihak seperti Presiden Prabowo Subianto, pimpinan DPR serta Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara, yang kini dipimpin juga oleh Menteri Investasi Rosan Roeslani.

    Tidak hanya itu, Maruarar menyebut pembiayaan untuk proyek perumahan subsidi itu turut mendapatkan dukungan dari Bank Indonesia (BI) berupa giro wajib minimum atau GWM.

    “GWM-nya itu giro wajib minimum, yang tadinya 5% jadi 4%. Buat rumah subsidi dan juga buat komersial,” ucapnya.

    Ke depan, lanjut Maruarar, pemerintah juga akan memastikan kualitas rumah dan ketepatan sasaran penerima rumah subsidi. Kini, pemerintah akan merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang sudah disusun berdasarkan nama hingga alamat per orang (by name, by address).

    BPS disebut sudah memiliki data soal kemampuan belanja setiap individu sehingga nanti disesuaikan untuk kemampuan pembelian rumah yang disediakan pemerintah.

    “Nanti desil pertama itu, dia punya kemampuan beli, kemampuan belanja sekitar Rp400.000, desil kedua Rp600.000 berikutnya, desil ketiga Rp900.000. Jadi harus tepat sasaran. Jangan lagi ada rumah subsidi yang tidak tepat sasaran. Jangan lagi ada rumah subsidi yang tidak berkualitas,” jelasnya.

  • Keluar Barak Bukan Akar Masalah, Pengamat: Evaluasi SOP TNI Harus Adil

    Keluar Barak Bukan Akar Masalah, Pengamat: Evaluasi SOP TNI Harus Adil

    Keluar Barak Bukan Akar Masalah, Pengamat: Evaluasi SOP TNI Harus Adil
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pengamat militer Khairul Fahmi menilai usulan Komisi I DPR agar TNI mengevaluasi prosedur operasi standar (SOP) terkait izin keluar barak bukanlah solusi utama dalam mengatasi kasus kekerasan yang melibatkan oknum prajurit.
    Menurut dia, keberadaan prajurit di luar kesatrian (barak) bukanlah akar masalah.
    “Tidak ada yang salah dengan
    prajurit TNI
    berada di luar kesatrian. Mereka bukan manusia ruang hampa. Mereka bagian dari masyarakat, punya keluarga, kehidupan sosial, dan kebutuhan rekreasi yang sah secara psikologis maupun sosial,” kata Khairul kepada
    Kompas.com
    , Selasa (1/4/2025) malam.
    Ia mengatakan, tidak semua prajurit TNI tinggal di dalam kompleks militer.
    Banyak dari mereka, terutama yang bertugas di satuan teritorial TNI AD maupun di pangkalan TNI AL dan TNI AU, berdomisili di luar kesatrian bersama masyarakat sipil.
    Dalam konteks ini, menurut dia, membatasi atau memperketat izin keluar barak bisa menjadi kebijakan yang kurang relevan.
    Ia menegaskan bahwa regulasi terkait izin keluar-masuk barak sebenarnya telah diatur secara perinci dalam Peraturan Urusan Dinas Dalam (PUDD) masing-masing matra TNI.
    Peraturan tersebut mencakup tata cara perizinan, pengawasan, tanggung jawab perwira jaga, dan sanksi bagi pelanggar.
    Namun, lanjut dia, permasalahan utama justru terletak pada implementasi aturan tersebut.
    “Apakah aturan dalam PUDD itu dijalankan secara konsisten? Apakah pengawasan dari atasan efektif? Dan yang terpenting, apakah pembinaan karakter prajurit benar-benar menyentuh aspek mental, etika, dan tanggung jawab sosial mereka?” tanya Khairul.
    Dia menilai, evaluasi SOP seharusnya tidak diarahkan pada pembatasan mobilitas prajurit secara represif.
    Sebaliknya, ia mendorong penguatan fungsi pengawasan, pembinaan, serta tanggung jawab dalam rantai komando.
    “Mayoritas prajurit TNI tidak melanggar hukum, apalagi melakukan kekerasan terhadap warga. Generalisasi justru berbahaya dan kontraproduktif terhadap moral pasukan. Evaluasi harus dilakukan secara adil, berbasis data, dan tidak menimbulkan stigma,” kata Khairul.
    Lebih lanjut, ia menilai bahwa yang dibutuhkan bukanlah larangan keluar barak, melainkan penegakan disiplin dan etika prajurit di mana pun mereka berada.
    Menurut dia, evaluasi SOP harus ditempatkan dalam kerangka memperkuat profesionalisme, bukan sekadar pembatasan yang berisiko melemahkan kohesi dan semangat korps.
    Diberitakan sebelumnya, anggota Komisi I DPR Syamsu Rizal mengusulkan agar aturan-aturan soal keberadaan prajurit TNI di luar barak disusun ulang.
    Hal ini untuk memastikan pengawasan terhadap prajurit ketika beraktivitas di luar barak bisa ditingkatkan demi mencegah pelanggaran.
    Usulan Syamsu Rizal ini muncul setelah adanya kasus kematian Juwita, jurnalis perempuan di Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), yang diduga dibunuh oleh prajurit TNI AL berinisial J.
    “Bagaimana caranya mereka keluar barak, bagaimana SOP mereka keluar dari markas. Kemudian, penugasan seperti apa dan bagaimana mereka bersikap saat mereka berada di posisi sipil,” kata Rizal, Jumat (28/3/2025).
    “Kemampuan adaptasi dengan sipil yang mesti ditingkatkan. Kapan mereka bertindak profesional sebagai seorang prajurit, kapan sebagai bagian dari komunitas sipil, bagian dari masyarakat. Jadi, itu tidak boleh dicampur,” tambah Rizal.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 17 Mayjen TNI Digeser Jenderal Agus Subiyanto pada Mutasi TNI Maret 2025, Ini Nama-namanya

    17 Mayjen TNI Digeser Jenderal Agus Subiyanto pada Mutasi TNI Maret 2025, Ini Nama-namanya

    loading…

    Sebanyak 17 Perwira Tinggi (Pati) berpangkat Mayjen TNI digeser Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto pada mutasi Maret 2025. Foto: Dok SINDOnews

    JAKARTA – Sebanyak 17 Perwira Tinggi (Pati) berpangkat Mayjen TNI digeser Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto pada mutasi Maret 2025. Panglima TNI melakukan rotasi dan mutasi terhadap 86 Perwira Tinggi di tubuh TNI.

    Dari jumlah itu, 53 di antaranya berasal dari TNI AD. Ketentuan rotasi dan mutasi TNI tertuang dalam Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/333/III/2025 yang ditandatangani pada 14 Maret 2025.

    Melihat daftar lengkapnya, ada sederet nama Mayjen TNI AD yang dimutasi. Siapa saja?

    17 Mayjen Digeser Jenderal Agus Subiyanto pada Mutasi TNI Maret 20251. Mayjen TNI Harvin Kidingallo
    Jabatan Lama: Pa Sahli Tk III Bid Wassus dan LH Panglima TNI
    Jabatan Baru: Asrenum Panglima TNI

    2. Mayjen TNI Hariyanto
    Jabatan Lama: Kapuspen TNI
    Jabatan Baru: Pa Sahli Tk III Bid Wassus dan LH Panglima TNI

    3. Mayjen TNI Muhammad Zamroni
    Jabatan Lama: Pangdam IX/Udy
    Jabatan Baru: Koorsahli Kasad

    4. Mayjen TNI Piek Budyakto
    Jabatan Lama: Dirjen Pothan Kemhan
    Jabatan Baru: Pangdam IX/Udayana

    5. Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya
    Jabatan Lama: Danjen Akademi TNI
    Jabatan Baru: Staf Khusus Panglima TNI (penugasan sebagai Direktur Utama Perusahaan Umum Bulog)

    6. Mayjen TNI R Sidharta Wisnu Graha
    Jabatan Lama: Staf Khusus KSAD
    Jabatan Baru: Danjen Akademi TNI

    7. Mayjen TNI Haryanto
    Jabatan Lama: Pa Sahli Tk III KSAD
    Jabatan Baru: Pati Mabes TNI AD (dalam rangka pensiun)

  • Pemerintah Alokasikan 220.000 Rumah Subsidi Berdasarkan Profesi

    Pemerintah Alokasikan 220.000 Rumah Subsidi Berdasarkan Profesi

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, mengungkapkan alokasi rumah subsidi telah ditetapkan untuk beberapa profesi tertentu. Kebijakan ini bertujuan memberikan kepastian bagi bank, pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera), pengembang, serta konsumen.

    Dari total tiga juta rumah subsidi, sebanyak 220.000 unit telah dialokasikan sesuai profesi penerima manfaat.

    “Kita sudah mengalokasikan untuk petani 20.000, nelayan 20.000, buruh 20.000, tenaga migran 20.000, tenaga kesehatan 30.000, termasuk perawat, bidan, dan tenaga kesehatan masyarakat. Selain itu, TNI AD mendapat 5.000 unit dan kepolisian 14.500 unit,” jelas Maruarar Sirait di Jakarta, Selasa (1/4/2025).

    Menurutnya, kebijakan ini mempermudah akses perumahan bagi kelompok pekerja dengan kebutuhan mendesak serta memastikan program subsidi berjalan optimal.

    Pembangunan rumah subsidi akan tersebar di seluruh Indonesia. Namun, jika lahan semakin terbatas, pemerintah telah menyiapkan solusi melalui kebijakan pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) oleh Bank Indonesia (BI).

    “Dengan dukungan Presiden Prabowo, Pak Dasco, dan Pak Rosan, BI telah memberikan pelonggaran GWM dari 5% menjadi 4% khusus untuk perumahan subsidi dan komersial,” ungkap Maruarar.

    Pada 2025, Kementerian PKP menargetkan peningkatan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di atas 220.000 unit. Bank Indonesia juga telah menyiapkan insentif likuiditas makroprudensial senilai Rp 80 triliun untuk bank-bank yang menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi.

    “Dengan dukungan BI, kita bisa meningkatkan penyaluran FLPP hingga dua kali lipat. Ini akan menjadi sejarah baru dalam penyediaan rumah subsidi bagi rakyat Indonesia,” tambah Maruarar.

    Langkah rumah subsidi ini diharapkan dapat mempercepat realisasi program perumahan rakyat serta meningkatkan akses masyarakat terhadap hunian yang layak dan terjangkau.

  • Keluar Barak Bukan Akar Masalah, Pengamat: Evaluasi SOP TNI Harus Adil

    Apakah Evaluasi SOP Prajurit Keluar Barak Meminimalisasi Pelanggaran oleh Oknum TNI?

    Apakah Evaluasi SOP Prajurit Keluar Barak Meminimalisasi Pelanggaran oleh Oknum TNI?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kasus kejahatan yang belakangan melibatkan oknum prajurit TNI menjadi sorotan.
    Terkini, kasus yang sedang hangat adalah pembunuhan seorang wartawati media
    online
    di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, bernama Juwita.
    Juwita diduga dibunuh oleh kekasihnya yang merupakan oknum prajurit TNI Angkatan Laut (AL), berpangkat Kelasi dengan inisial J.
    Berangkat dari kasus ini, anggota Komisi I DPR Syamsu Rizal mengusulkan agar aturan-aturan soal keberadaan prajurit TNI di luar barak disusun ulang.
    Hal ini untuk memastikan pengawasan terhadap prajurit ketika beraktivitas di luar barak bisa ditingkatkan demi mencegah pelanggaran.
    “Bagaimana caranya mereka keluar barak, bagaimana SOP mereka keluar dari markas. Kemudian, penugasan seperti apa dan bagaimana mereka bersikap saat mereka berada di posisi sipil,” kata Rizal, Jumat (28/3/2025).
    “Kemampuan adaptasi dengan sipil yang mesti ditingkatkan. Kapan mereka bertindak profesional sebagai seorang prajurit, kapan sebagai bagian dari komunitas sipil, bagian dari masyarakat. Jadi, itu tidak boleh dicampur,” tambah dia.
    Merespons usulan Komisi I, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Brigjen Kristomei Sianturi menegaskan bahwa pengawasan setiap prajurit di satuan adalah tugas dari Komandan Satuan (Dansat).
    Sehingga, menurut dia, apabila ada prajurit yang melakukan kesalahan atau bahkan melanggar hukum, Dansat juga ikut bertanggung jawab.
    “Jadi, kalau anak buahnya berbuat salah, itu tuh komandannya juga bertanggung jawab soal itu. Itu sudah jelas tuh kalau di tentara begitu,” kata Kristomei saat ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (1/4/2025).
    Ia mengungkapkan, sudah ada SOP prajurit keluar dari barak.
     
    Jika ada usulan mengenai evaluasi, menurut dia, hal itu semestinya membuat Dansat semakin memperketat imbauan kepada prajurit yang hendak keluar.
    “Sebenarnya SOP standar untuk keluar dari kesatrian itu sudah ada. Tinggal dari unsur pengawasan dari unsur komandan kesatuan yang ada, untuk lebih menekankan lagi kepada prajuritnya untuk benar-benar mematuhi itu dan fungsi pengawasan dari komandan satuan masing-masing,” ujar jenderal TNI bintang satu itu.
    Ia kemudian mengingatkan setiap prajurit TNI wajib mematuhi ragam aturan, mulai dari Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan 8 Wajib TNI.
    “Itu suatu keputusan mutlak. Jika ada yang melanggar dari aturan itu tadi, dihukum seberat-beratnya,” ungkap dia.
    Pengamat militer Khairul Fahmi menilai, usulan Komisi I agar TNI mengevaluasi prosedur operasi standar (SOP) terkait izin keluar barak bukanlah solusi utama dalam mengatasi kasus kekerasan yang melibatkan oknum prajurit.
    Menurut dia, keberadaan prajurit di luar kesatrian (barak) bukanlah akar masalah.
    “Tidak ada yang salah dengan prajurit TNI berada di luar kesatrian. Mereka bukan manusia ruang hampa. Mereka bagian dari masyarakat, punya keluarga, kehidupan sosial, dan kebutuhan rekreasi yang sah secara psikologis maupun sosial,” kata Khairul kepada
    Kompas.com
    , Selasa malam.
    Ia mengatakan, tidak semua prajurit TNI tinggal di dalam kompleks militer.
    Banyak dari mereka, terutama yang bertugas di satuan teritorial TNI AD maupun di pangkalan TNI AL dan TNI AU, berdomisili di luar kesatrian bersama masyarakat sipil.
    Dalam konteks ini, membatasi atau memperketat izin keluar barak dinilai bisa menjadi kebijakan yang kurang relevan.
    Ia menegaskan bahwa regulasi terkait izin keluar-masuk barak sebenarnya telah diatur secara perinci dalam Peraturan Urusan Dinas Dalam (PUDD) masing-masing matra TNI.
    Peraturan tersebut mencakup tata cara perizinan, pengawasan, tanggung jawab perwira jaga, hingga sanksi bagi pelanggar.
     
    Namun, menurut Khairul, permasalahan utama justru terletak pada implementasi aturan tersebut.
    “Apakah aturan dalam PUDD itu dijalankan secara konsisten? Apakah pengawasan dari atasan efektif? Dan yang terpenting, apakah pembinaan karakter prajurit benar-benar menyentuh aspek mental, etika, dan tanggung jawab sosial mereka?” ujar dia.
    Ia menegaskan bahwa evaluasi SOP seharusnya tidak diarahkan pada pembatasan mobilitas prajurit secara represif.
    Sebaliknya, mendorong penguatan fungsi pengawasan, pembinaan, serta tanggung jawab dalam rantai komando.
    “Mayoritas prajurit TNI tidak melanggar hukum, apalagi melakukan kekerasan terhadap warga. Generalisasi justru berbahaya dan kontraproduktif terhadap moral pasukan. Evaluasi harus dilakukan secara adil, berbasis data, dan tidak menimbulkan stigma,” kata dia.
    Lebih lanjut, ia berpandangan bahwa yang dibutuhkan bukanlah larangan keluar barak, melainkan penegakan disiplin dan etika prajurit di mana pun mereka berada.
    “Evaluasi SOP harus ditempatkan dalam kerangka memperkuat profesionalisme, bukan sekadar pembatasan yang berisiko melemahkan kohesi dan semangat korps,” pungkas dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • TNI AL Siapkan KRI Radjiman Wedyodiningrat-992 Bantu Korban Gempa di Myanmar 
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        1 April 2025

    TNI AL Siapkan KRI Radjiman Wedyodiningrat-992 Bantu Korban Gempa di Myanmar Nasional 1 April 2025

    TNI AL Siapkan KRI Radjiman Wedyodiningrat-992 Bantu Korban Gempa di Myanmar
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    TNI Angkatan Laut (AL) menyiapkan
    KRI Radjiman Wedyodiningrat-992
    untuk dikirim membantu korban
    gempa bumi
    di Myanmar.
    Hal ini sebagaimana disampaikan Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Asops KSAL) Laksamana Muda TNI Yayan Sofiyan, Senin (31/3/2025).
    “Kapal perang yang disiapkan adalah KRI Radjiman Wedyodiningrat-992, itu kapal bantu rumah sakit,” kata Yayan Sofiyan saat memimpin Gelar Kesiapan Operasi
    Bantuan Kemanusiaan
    Luar Negeri untuk korban terdampak gempa bumi yang melanda Myanmar maupun Thailand, di Dermaga Kolinlamil, Jakarta Utara, Senin.
    Yayan mengatakan, KRI Radjiman Wedyodiningrat-992 telah dilengkapi berbagai alat kesehatan yang mampu membantu misi kemanusiaan.
    Tak hanya alat medis, tim tenaga kesehatan dari prajurit TNI juga ikut disiagakan.
    “Di dalam (KRI Radjiman) sudah dilengkapi dengan kontainer-kontainer medis dan bisa melaksanakan kegiatan operasi medik,” terang Asops KSAL.
    Kegiatan Gelar Pasukan diawali dengan pemeriksaan personel dan material oleh Asops KSAL, guna memastikan kelengkapan dan personel siap diberangkatkan menuju daerah operasi di Myanmar.
    Adapun pasukan yang disiapkan terdiri dari personel TNI AD,
    TNI AL
    , dan TNI AU yang akan memberikan
    bantuan kemanusiaan
    di daerah terdampak.
    Bantuan Kemanusiaan yang saat ini dibutuhkan para korban terdampak yaitu penggelaran operasi medik dan penyaluran obat-obatan, tenda, dan selimut.
    Asops KSAL menjelaskan bahwa kegiatan ini menindaklanjuti perintah dari Presiden Prabowo Subianto untuk tanggap segera terhadap gempa bumi yang menimpa Thailand dan Myanmar.
    Tugas tersebut merupakan salah satu dari tugas TNI dalam rangka Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
    “TNI AL terus berkomitmen dalam memberikan manfaat yang besar dan membantu kesulitan masyarakat selaras dengan kebijakan Kasal Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, terutama dalam memberikan bantuan kemanusiaan bagi korban bencana alam yang melanda di negara Myanmar,” kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI I Made Wira Hady, dalam keterangan yang dibagikan Dispenal.
    Diketahui, gempa bumi dahsyat melanda Myanmar pada Jumat (28/3/2025).
    Hingga Senin (31/3/2025), jumlah korban tewas telah menembus angka 2.056 jiwa.
    Sementara itu, lebih dari 3.900 orang dilaporkan terluka dan 270 lainnya masih hilang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Masjid Istiqlal sediakan 9 kantong parkir untuk Salat Id 2025

    Masjid Istiqlal sediakan 9 kantong parkir untuk Salat Id 2025

    Ilustrasi – Para pengunjung masjid menunggu waktu berbuka (ngabuburit) di halaman Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (5/3/2025). ANTARA/Yamsyina Hawnan

    Masjid Istiqlal sediakan 9 kantong parkir untuk Salat Id 2025
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Minggu, 30 Maret 2025 – 23:47 WIB

    Elshinta.com – Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, menyediakan sembilan kantong parkir untuk memfasilitasi jamaah yang melaksanakan Shalat Idul Fitri 1446 H pada Minggu (31/3).

    “Bagi jamaah yang datang membawa kendaraan, dapat memarkirkan kendaraan di sembilan tempat yang telah disediakan,” kata Kepala Bidang Diklat Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) Istiqlal Mulawarman Hannase di Jakarta, Minggu.

    Berikut area parkir yang disediakan untuk jamaah Shalat Id di Masjid Istiqlal besok:

    1. Area parkir basement Masjid Istiqlal B1 dan B2 (dapat menampung 600 mobil),
    2. Area parkir Pertamina (400 mobil),
    3. Area parkir Kementerian Agama (150 hingga 200 mobil),
    4. Area parkir Lapangan Banteng (200 mobil),
    5. Area parkir Gereja Katedral (200 motor),
    6. Area parkir Kantor Pos (200 mobil),
    7. Area parkir Santa Ursula dan Santa Maria (200 mobil),
    8. Gedung Kesenian Jakarta (50 mobil),
    9. Area Parkir Belakang Gedung TNI AD (100 mobil).

    Terdapat beberapa akses gerbang untuk jamaah Masjid Istiqlal yang akan menyelenggarakan Shalat Id besok, pertama yakni melalui gerbang 2 Al-Ghaffar dari arah Jalan Perwira, gerbang 3 Al-Aziz, gerbang 4 Al-Jabbar dari dari arah Lapangan Banteng, gerbang 5 Al-Fattah dari arah Gereja Katedral, dan gerbang 6 Al-Mukmin dari arah Stasiun Gambir, Pasar Baru, dan sekitarnya.

    Pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1446 H ini dapat diikuti oleh masyarakat luas dan dimulai pukul 07.00 WIB. Khatib yang bertugas ialah Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Ahmad Tholabi Kharlie, dengan mengusung tema “Merawat Kemabruran Puasa”.

    Demi menjaga Shalat Idul Fitri 1446 H yang lebih khidmat, pengelola Masjid Istiqlal mengimbau masyarakat agar tetap menjaga ketertiban dan kenyamanan lingkungan Masjid Istiqlal.

    Pengelola masjid juga mengimbau agar jamaah bisa datang lebih awal. Selain itu, jamaah juga disarankan memakai pakaian yang sopan, membawa alat dan alas shalat pribadi, membawa kantong plastik untuk sandal atau sepatu pribadi, serta membawa barang keperluan secukupnya.

    Jamaah juga diimbau untuk menjaga barang bawaan di manapun dan kapanpun, serta turut menjaga kebersihan, keamanan, dan kenyamanan ibadah.

    Sumber : Antara

  • Masjid Istiqlal Sediakan 9 Kantong Parkir untuk Shalat Idul Fitri

    Masjid Istiqlal Sediakan 9 Kantong Parkir untuk Shalat Idul Fitri

    Masjid Istiqlal Sediakan 9 Kantong Parkir untuk Shalat Idul Fitri
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Masjid Istiqlal
    , Jakarta Pusat, menyediakan sembilan kantong parkir untuk memfasilitasi jamaah yang melaksanakan
    Shalat Idul Fitri
    1446 H pada Senin (31/3/2025).
    “Bagi jamaah yang datang membawa kendaraan, dapat memarkirkan kendaraan di sembilan tempat yang telah disediakan,” kata Kepala Bidang Diklat Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) Istiqlal Mulawarman Hannase di Jakarta, Minggu (30/3/2025), seperti dikutip
    Antara.
    Berikut area parkir yang disediakan untuk jamaah Shalat Id di Masjid Istiqlal Senin besok:
    1. Area parkir basement Masjid Istiqlal B1 dan B2 (dapat menampung 600 mobil),

    2. Area parkir Pertamina (400 mobil),

    3. Area parkir Kementerian Agama (150-200 mobil),

    4. Area parkir Lapangan Banteng (200 mobil),

    5. Area parkir Gereja Katedral (200 motor),

    6. Area parkir Kantor Pos (200 mobil),

    7. Area parkir Santa Ursula dan Santa Maria (200 mobil),

    8. Gedung Kesenian Jakarta (50 mobil),

    9. Area Parkir Belakang Gedung TNI AD (100 mobil).
    Terdapat beberapa akses gerbang untuk jamaah Masjid Istiqlal yang akan menyelenggarakan Shalat Id besok.
    Jamaah dapat melalui gerbang 2 Al-Ghaffar dari arah Jalan Perwira, gerbang 3 Al-Aziz, gerbang 4 Al-Jabbar dari dari arah Lapangan Banteng, gerbang 5 Al-Fattah dari arah Gereja Katedral, dan gerbang 6 Al-Mukmin dari arah Stasiun Gambir, Pasar Baru, dan sekitarnya.
    Pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1446 H dapat diikuti oleh masyarakat luas dan dimulai pukul 07.00 WIB.
    Khatib yang bertugas ialah Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Ahmad Tholabi Kharlie, dengan mengusung tema “Merawat Kemabruran Puasa”.
    Demi menjaga Shalat Idul Fitri lebih khidmat, pengelola mengimbau masyarakat agar tetap menjaga ketertiban dan kenyamanan lingkungan Masjid Istiqlal.
    Pengelola masjid juga mengimbau agar jamaah bisa datang lebih awal. Selain itu, jamaah juga disarankan memakai pakaian yang sopan, membawa alat dan alas shalat pribadi, membawa kantong plastik untuk sandal atau sepatu pribadi, serta membawa barang keperluan secukupnya.
    Jamaah juga diimbau untuk menjaga barang bawaan di manapun dan kapanpun, serta turut menjaga kebersihan, keamanan, dan kenyamanan ibadah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Masjid Istiqlal Siapkan 7 Kantong Parkir untuk Jemaah Shalat Id, Ini Lokasinya

    Masjid Istiqlal Siapkan 7 Kantong Parkir untuk Jemaah Shalat Id, Ini Lokasinya

    Masjid Istiqlal Siapkan 7 Kantong Parkir untuk Jemaah Shalat Id, Ini Lokasinya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sejumlah
    kantong parkir
    disiakan Badan Pengelola Masjid Istiqlal (
    BPMI
    ) untuk memfasilitasi jemaah
    Shalat Idul Fitri
    yang diperkirakan mencapai 150.000 orang. 
    Total ada tujuh kantong parkir yang ditentukan, termasuk dua lantai rubanah Masjid Istiqlal.
    “Pelayanan parkir itu disediakan dua basement, dua lantai basement di Istiqlal. Kemudian kantor Pertamina, kantor Kementerian Agama, kantor pos, katedral, dan museum yang ada di sebelahnya itu,” ujar Staf Khusus Kementerian Agama (Kemenag) Ismail Chawidu dalam Konferensi Pers persiapan Gema Takbir Akbar Nasional dan Persiapan Shalat Idul Fitri 1446 H di Masjid Istiqlal, Minggu (30/03/2025).
    Ketujuh kantong parkir ini siap menampung hingga 2.000 kendaraan roda empat dan 200 sepeda motor.
    Lebih perinci, kantong parkir tersebut di antaranya area parkir rubanah
    Masjid Istiqlal
    B1 dan B2 untuk 600 mobil, area parkir Pertamina untuk 200 mobil, dan area parkir Lapangan Banteng untuk 200 mobil.
    Selain itu, tersedia juga 150 sampai dengan 200 mobil di area parkir Kemenag RI, 200 mobil di area parkir Kantor Pos, dan 200 mobil di area parkir Santa Ursula dan Santa Maria.
    Kemudian, area parkir belakang Gedung TNI AD tersedia juga untuk 100 mobil, Gedung Kesenian Jakarta untuk 50 mobil, dan area parkir Gereja Katedral untuk 200 sepeda motor.
    BPMI mengimbau agar jemaah dapat memanfaatkan lahan parkir yang sudah ditetapkan di sekitar Masjid Istiqlal.
    “Kami juga mengimbau agar para jemaah parkir di tempat yang sudah ditentukan,” kata Kepala Diklat BPMI Mulawarman Hannase. 
    Shalat Idul Fitri 1446 H yang akan diselenggarakan di Masjid Istiqlal besok, Senin (31/03/2025), dalam tingkat kenegaraan. Ibadah Shalat Id ini akan dimulai pukul 07.00 WIB.
    Pelaksanaan Shalat Id tingkat kenegaraan ini telah dikonfirmasi akan dihadiri oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka bersama keluarganya.
    Adapun khatib yang bertugas menyampaikan khutbah adalah Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie dengan mengusung tema “Merawat Kemabruran Puasa.”
    Tema ini diangkat untuk mengingatkan umat Muslim untuk menjaga ibadah-ibadahnya di luar bulan puasa.
    “Agar kemudian nilai-nilai Ramadhan itu tidak hanya teraplikasikan pada saat kita berpuasa, tetapi insya Allah akan tetap kita implementasikan pada 11 bulan yang lainnya,” kata Direktur Urusan Agama Islam Kementerian Agama (Kemenag RI) Ahmad Zayadi.
    Ratusan ribu jemaah diperkirakan akan memadati Masjid Istiqlal hingga ke pelataran.
    Maka dari itu, BPMI mengimbau jemaah untuk menjaga diri, barang bawaan, dan anak-anak untuk menghindari terjadinya kehilangan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Masjid Istiqlal Gelar Salat Idulfitri Kenegaraan 1 Syawal 1446 Hijriah

    Masjid Istiqlal Gelar Salat Idulfitri Kenegaraan 1 Syawal 1446 Hijriah

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Salat Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah tingkat kenegaraan pada Senin (31/3/2025). Rencananya, salat Idulfitri kenegaraan ini akan dihadiri langsung Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming.

    “Kenapa ini disebut penyelenggaraan salat Idulfitri tingkat kenegaraan? Karena memang akan dihadiri oleh Bapak Presiden Prabowo dan Bapak Wakil Presiden Gibran,” kata Staf Khusus Menteri Agama, Ismail Cawidu, saat konferensi pers, Minggu (30/3/2025).

    Tahun ini, tema yang diangkat dalam salat Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah adalah “Menjaga Kemabruran Puasa”.

    Selain presiden dan wapres, tamu VVIP lain yang direncanakan hadir mencakup 28 menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih, 20 duta besar negara sahabat, serta tokoh agama, kenegaraan, dan organisasi masyarakat lainnya.

    Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) telah bersiap melayani 100.000-150.000 jemaah yang akan mengikuti salat Idulfitri. Rangkaian ibadah akan dimulai pukul 07.00 WIB. Masyarakat yang ingin hadir diharapkan datang sejak pukul 05.00 WIB atau setelah Subuh.

    Untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan jemaah, BPMI menyediakan sembilan area parkir dengan kapasitas 2.000 kendaraan.

    Berikut beberapa lokasi parkir salat Idulfitri di Masjid Istiqlal:
    1. Basement Masjid Istiqlal, B1 dan B2.
    2. Area Parkir Pertamina.
    3. Area Parkir Kemenag.
    4. Area Parkir Lapangan Banteng.
    5. Area Parkir Gereja Katedral.
    6. Area Parkir Kantor Pos.
    7. Area Parkir Santa Ursula dan Santa Maria.
    8. Gedung Kesenian Jakarta.
    9. Area Parkir Belakang Gedung TNI AD.