Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • Diduga Korban Tenggelam, Mayat Pria Ditemukan di Perairan Bangkalan

    Diduga Korban Tenggelam, Mayat Pria Ditemukan di Perairan Bangkalan

    Bangkalan (beritajatim.com) – Sony Tri Sutrisno (22) warga Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan. dilaporkan tenggelam di laut oleh otoritas pelabuhan setempat, sekitar pukul 22.00 WIB, Minggu (5/7/2024).

    Mendapat informasi adanya orang tenggelam, TIM SAR gabungan, Satpolairud Polres Bangkalan, Ditpolairud Polda Jatim serta Basarnas ikut melakukan pencairan korban. Namun, hingga pukul 18.00 WIB korban tidak ditemukan. “Sampai Senin kemarin belum ditemukan ditambah adanya gelombang tinggi sehingga pencarian dihentikan,” ujar Kapolres Bangkalan, AKBP Febri Isman Jaya, Selasa (6/5/2024).

    Febri menambahkan, pencarian kemudian dilanjutkan hari ini dan membuahkan hasil karena pihaknya mendapat informasi, jika di perairan laut Batu Poron ditemukan sosok mayat pria.

    Upaya tim SAR gabungan mencari korban tenggelam akhirnya membuahkan hasil setelah petugas menemukan sosok mayat laki-laki di perairan Batu Poron siang tadi. Diduga, mayat tersebut merupakan pria yang dilaporkan hilang pada Minggu malam.

    “Kami mendapat informasi penemuan sosok mayat laki-laki yang diduga Sony di sekitar perairan Batu Poron. Korban juga sudah lakukan evakuasi dibawa ke Ditpolairud Polda Jatim untuk dilakukan pemeriksaan jenazah,” tandasnya.[sar/kun]

  • Sepeda Pancal Milik Korban Dugaan Tenggelam di Bojonegoro Ditemukan

    Sepeda Pancal Milik Korban Dugaan Tenggelam di Bojonegoro Ditemukan

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Tim SAR menemukan sepeda pancal milik korban yang diduga tenggelam di Sungai Bengawan Solo turut Desa Leran Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro, Selasa (30/4/2024).

    Pencarian hari kedua terhadap Muhammad Iqbaluddin Romli (24) warga Desa Leran RT 04 RW 01 Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro yang hilang diduga tenggelam itu belum ditemukan.

    “Dari hasil penyisiran Tim SAR ditemukan sepeda angin (pancal) yang diduga kuat milik korban berjarak kurang lebih sepuluh meter dari bibir Sungai Bengawan Solo,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Laela Nor Aeny.

    Operasi SAR gabungan hari kedua ada penambahan personil dari Basarnas dan relawan potensi SAR lain. Penyisiran dilakukan dengan radius jarak sekitar 10 km dari titik terjadinya musibah.

    Sementara itu, dipilihnya titik awal pencarian korban berdasarkan kesaksian warga yang mengetahui lokasi terakhir korban yang sedang berada di bibir Bengawan Solo dengan menggunakan sepeda pancal. Selain itu ditemukanya jejak bekas ban di lokasi itu.

    “Kita juga menambahkan personil untuk melakukan pencarian korban, dan semoga korban segera ditemukan,” pungkas Laela Nor Aeny.

    Diberitakan sebelumnya, Korban yang diduga tenggelam dengan identitas Muhammad Iqbaluddin Romli warga Desa Leran RT 04 RW 01 Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro belum ditemukan.

    Pria berusia 24 tahun itu kali terakhir berpamitan ke orang tuanya sejak Minggu (28/4) sekitar pukul 05.30 WIB. Namun, hingga sekarang tidak kunjung pulang dan dilaporkan kepada pihak kepolisian. [lus/kun]

  • Pencarian Bocah Hanyut di Sungai Sraten Banyuwangi Gunakan Ritual Unik

    Pencarian Bocah Hanyut di Sungai Sraten Banyuwangi Gunakan Ritual Unik

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Bocah belasan tahun yang hanyut di Dusun Krajan, Desa Sraten, Kecamatan Cluring hingga kini belum ditemukan. Petugas gabungan, TNI/ Polri, Basarnas, BPBD, warga dan relawan bahu membahu mencari keberadaan korban.

    Tidak hanya itu, warga setempat juga berikhtiar melakukan pencarian dengan cara lain. Salah satunya dengan menggelar doa dan tradisi ritual lainnya.

    Ada yang unik dari ritual warga tersebut. Yakni, mereka meyakini adanya keterlibatan makhluk ghaib yang menyembunyikan korban.

    Sehingga perlu adanya ritual khusus untuk mencari keberadaannya. Belum diketahui sebenarnya nama ritual tersebut. Akan tetapi, mereka meyakini tradisi itu mampu memberi petunjuk alam untuk menemukan korban.

    Puncak ritualnya yaitu seperti membakar dupa dan kemenyan berikut mantra dan doa khusus. Serta ada yang unik yakni ritual membuang bantal dan tikar ke sungai.

    Tujuan dari ritual itu tidak lain adalah untuk segera diberikan petunjuk. Paling utama, yakni korban agar segera ditemukan.

    “Semalam, tokoh spiritual di desa ini melaksanakan tradisi untuk memohon agar korban segera ditemukan, mereka melaksanakan upacara kecil dengan menyuguhkan ucok bakal dan membakar kemenyan untuk meminta petunjuk kepada Tuhan,” terang Sunarto, warga setempat.

    Usai doa dan upacara sakral semalam, tokoh spiritual juga melakukan ritual lain. Saat pagi hari, bantal dan tikar yang disiapkan dilarung ke sungai tempat bocah hanyut.

    “Tradisi membuang bantal dan tikar ke sungai merupakan kepercayaan yang diyakini dapat membantu orang yang hilang karena terseret arus sungai agar cepat ditemukan,” katanya.

    Namun, hal itu hanya bentuk keyakinan bagi sebagian warga yang mempercayainya. Pasalnya, kegiatan demikian tidak memiliki dasar ilmiah, namun memberikan dukungan emosional dan spiritual bagi yang meyakininya.

    “Pencarian masih berlangsung, Tim SAR menyisir area di mana bantal dan tikar dilarung ke sungai,” pungkasnya.

    Sebelumnya dikabarkan, ada seseorang bocah terjatuh ke sungai bersama dengan motor yang dikendarainya. Seorang warga melihat kejadian itu memintanya untuk menepi, namun karena derasnya air sungai dan korban tak bisa berenang sehingga tubuhnya hanyut terbawa arus.

    Usai kejadian, warga turut mencari keberadaan korban. Namun, hingga kini korban masih belum ditemukan. (rin/ted)

  • Pemancing Temukan Jasad Penambang Pasir di Bengawan Solo Bojonegoro

    Pemancing Temukan Jasad Penambang Pasir di Bengawan Solo Bojonegoro

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Penambang pasir yang dilaporkan tenggelam di Sungai Bengawan Solo pada Senin (22/4/2024) ditemukan. Jasad korban ditemukan berjarak sekitar 23 kilometer dari lokasi kejadian, Rabu (24/4/2024) sekitar pukul 00.05 WIB.

    Jasad Ahmad Arif (35) warga RT 04 RW 01 Desa Semanding Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro ditemukan oleh warga yang sedang mencari ikan. Jasad korban muncul di Sungai Bengawan Solo turut Desa Ngadirejo Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban.

    “Jasadnya ditemukan warga yang mencari ikan, kemudian dilaporkan ke posko berjarak sekitar 23 km dari lokasi kejadian,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Laela Nor Aeny, Rabu (24/4/2024).

    Setelah mendapat laporan tersebut, Tim SAR Gabungan kemudian melakukan evakuasi jasad penambang pasir kemudian dibawa ke RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro untuk divisum. “Setelah divisum dan disucikan, kemudian diserahkan ke keluarga,” tambahnya.

    Untuk diketahui, Ahmad Arif penambang pasir tradisional di Sungai Bengawan Solo itu dilaporkan tenggelam pada Senin (22/4/2024) sekitar pukul 12.00 WIB. Ia saat itu bersama tiga penambang lain sedang mengangkut pasir. Tiba-tiba perahu yang ditumpangi tenggelam.

    Tiga penambang yang lain selamat, sementara korban diduga tidak bisa menyelamatkan diri karena tidak memiliki kemampuan berenang. [lus/but]

  • Sempat Tersesat, Dua Pendaki Gunung Penanggungan Mojokerto Berhasil Dievakuasi

    Sempat Tersesat, Dua Pendaki Gunung Penanggungan Mojokerto Berhasil Dievakuasi

    Mojokerto (beritajatim.com) – Dua pendaki Gunung Penanggungan Mojokerto berhasil dievakuasi tim SAR gabungan, Senin (22/4/2024).

    Dua pendaki asal Kota Surabaya ini sempat dikabarkan tersesat saat melakukan pendakian dari Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto.

    Dua pendaki tersebit yakni Moh Saiful Nasir (19) warga Jalan Asem 4, Kelurahan Asemrowo, Kecamatan Asemrowo dan Hasbullah (19) warga Jalan Kemayoran Baru No 3a, Pasar Turi, Kota Surabaya. Keduanya melakukan pendakian sekitar pukul 10.00 WIB, Minggu (21/4/2024).

    “Mereka melakukan pendakian, awalnya berniat tidak ngecamp atau tektok setelah sampai puncak langsung turun. Saat hendak turun dari puncak, keduanya terkena kabut tebal akibat guyuran hujan hingga membuat mereka kesasar ke arah timur,” ungkap salah satu relawan Galena Rescue, Fatkur.

    Menurutnya, seharusnya keduanya turun dari jalur awal keduanya melakukan pendakian yakni ke arah utara. Namun karena kabut tebal sehingga keduanya ke arah timur dan tersesat. Keduanya tersesat ke arah timur wilayah Wonosunyo, Kabupaten Pasuruan.

    “Mereka sempat melapor ke 112 untuk meminta pertolongan. Laporan tersebut langsung masuk ke BPBD Pasuruan yang kemudian diteruskan ke kami berada di wilayah terdekat. Sebelum kehabisan baterai, survivor sempat mengirimkan titik koordinat dan kami arahkan menunggu di titik itu,” ucapnya.

    Keduanya menunggu bantuan dari tim SAR di padang sabana di atas ketinggian 1.300 mdpl. Tim SAR gabungan dari Basarnas Surabaya, BPBD Pasuruan, TNI/Polri, SAR Penanggungan, Galena rescue, LPBI NU Mojokerto, FPRB Mojokerto dan warga setempat, langsung menuju titik koordinat survivor berada.

     

    “Tim SAR mulai naik dan mencari survivor sekitar pukul 21.00 WIB dan alhamdulillah sekitar pukul 00.00 WIB survivor berhasil ditemukan selamat dan tidak cedera. Survivor kemudian dievakuasi tim SAR gabungan sampai pos 1 pendakian Gunung Penanggungan via Kunjorowesi,” jelasnya.

    Kedua pendaki saat tiba di Pos Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. [Foto : ist]Namun, lanjut Fatkur, salah satu pendaki yakni Saiful harus digendong saat turun karena kondisinya lemas akibat kelelahan. Lantaran bekal dan air minum kedua pendaki sudah habis. Tim SAR gabungan dan kedua pendaki tiba di Pos Kunjorowesi sekitar pukul 02.30 WIB.

    Sementara itu, Petugas Basarnas Surabaya, Novix Heryadi menambahkan, kedua pendaki tersebut memang baru pertama kali mendaki Gunung Penanggungan lewat jalur Kunjorowesi. “Sudah pernah tapi lewat jalur lain, kalau jalur Kunjorowesi baru pertama kali,” imbuhnya.

    Karena kondisi kesehatan keduanya cukup baik, mereka lantas diserahkan ke keluarga setelah mendapatkan pertolongan pertama. Ini lantaran di Pos Kunjorowesi, keluarga dari kedua pendaki tersebut sudah menunggu sehingga keduanya bisa langsung dibawa pulang.

    “Tidak sampai dibawa ke rumah sakit, karena kondisinya tidak parah dan tidak sampai hipotermia. Di pos juga sudah ditunggu keluarganya, akhirnya kami serahkan kepada keluarganya,” pungkasnya. [tin/ted]

  • Penambang Pasir Bojonegoro Tenggelam di Bengawan Solo

    Penambang Pasir Bojonegoro Tenggelam di Bengawan Solo

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Seorang penambang pasir tradisional dilaporkan tenggelam di Sungai Bengawan Solo Bojonegoro. Korban tenggelam saat mengangkut pasir menggunakan perahu di Desa Semanding, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Senin (22/4/2024) sekitar pukul 12.00 WIB.

    Menurut salah seorang warga desa, Ahmad Suyuti, korban diketahui bernama Ahmad Arif (35), warga RT 04 RW 01 Desa Semanding. Saat itu, korban bersama tiga orang lainnya sedang naik perahu yang mengangkut pasir.

    Perahu yang ditumpangi empat orang dan pasir hasil tambang melaju melawan arus sungai yang sedang tinggi. “Tiba-tiba perahu yang ditumpangi tenggelam, dan korban tidak bisa berenang akhirnya tenggelam,” ujarnya Suyuti.

    Korban hilang dalam kejadian tersebut. Sementara tiga penambang lain yang selamat yakni Kamali dan Saparun, warga Desa Semanding serta Sadik, warga Desa Simo, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban.

    “Ketiga orang yang selamat ini karena bisa berenang dan berhasil menyelamatkan diri. Sekarang kondisinya masih pemulihan,” ungkapnya.

    Satu korban tenggelam kini masih dalam proses pencarian BPBD Bojonegoro bersama Tim SAR Gabungan. Potensi relawan yang turut dalam pencarian di antaranya, dari BPBD Jatim, BPBD Bojonegoro, Damkarmat, TNI, Polri, Satpol PP, Pemdes, Pemerintah Kecamatan. Selain itu, dari relawan kebencanaan seperti Elang Bengawan Rescue (EBR), DAN SAR Muhammadiyah, serta masyarakat setempat. [lus/beq]

  • Bapak dan Anak Tercebur Sungai Kalimas Gresik Ditemukan Meninggal

    Bapak dan Anak Tercebur Sungai Kalimas Gresik Ditemukan Meninggal

    Gresik (beritajatim.com) – Bapak dan anak, Nanda Freda Eryansyah (27) –  Erlangga (2), warga Desa Driyorejo, Kecamatan Driyorejo, Gresik, yang tercebur Sungai Kalimas ditemukan dengan kondisi meninggal dunia. Tim SAR Satpolair Polres Gresik bersama tim gabungan lainnya selama dua hari melakukan pencarian terhadap kedua korban tersebut.

    Sebelumnya kedua korban itu menyeberang menggunakan jasa perahu tambangan. Saat berada di atas motor, tiba-tiba anaknya yang dibonceng di depan memegang gas sehingga terjatuh. Sedangkan anaknya tercebur sungai lalu orang tuanya berusaha menolong, tapi malah terserat arus sungai.

    Setelah dilakukan pencarian di sepanjang Sungai Kalimas Driyorejo, serta melakukan penyisiran di Desa Cangkir, Desa Bambe dan sekitarnya hingga jarak 10 Km jasadnya belum ditemukan. Total ada 50 orang yang turut melakukan pencarian.

    Tim SAR gabungan terdiri dari Satpolairud Polres Gresik, Ditpolair Polda Jatim, Basarnas Jatim, BPBD Provinsi Jatim, BPBD Gresik, dan BPBD Sidoarjo.

    Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom menuturkan, operasi SAR dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, termasuk penyisiran sungai dengan perahu karet dan pencarian di darat. Tim SAR juga menggunakan alat bantu seperti drone untuk memperluas jangkauan pencarian.

    “Setelah dilakukan pencarian, tim SAR akhirnya menemukan dua korban yang terjatuh ke sungai. Korban ditemukan kemudian dievakuasi dan diserahkan kepada keluarga,” tuturnya, Minggu (21/4/2024).

    Terkait dengan kejadian ini, lanjut dia, dirinya menghimbau masyarakat untuk berhati-hati saat menggunakan jasa perahu tambangan, “Saya menghimbau untuk menggunakan alat keselamatan seperti pelampung saat menyeberang sungai,” pungkas Adhitya Panji Anom. [dny/suf]

  • Begini Hambatan Pencarian Korban Banjir Kediri

    Begini Hambatan Pencarian Korban Banjir Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Pencarian korban banjir di Kediri Hariyono (81) di Sungai Kedak telah memasuki hari terakhir. Basarnas Trenggalek mengungkap hambatan pencarian warga Perumahan Wilis Indah 2 Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri itu.

    Koordinator Pos Basarnas Trenggalek Yoni Fariza mengatakan, pihaknya memprediksi korban yang terseret arus banjir di kawasan perumahannya sudah masuk ke Sungai Brantas. Ketinggian debet air Sungai Brantas menjadi salah satu hambatan proses encarian.

    “Adanya curah hujan yang lumayan akhir-akhir ini sehingga menambah ketinggian debit air Sungai Brantas dan ini sedikit menjadi hambatan juga bagi tim yang ada di lapangan,” ungkap Yoni Fariza.

    Sebelumnya, korban banjir terpantau CCTV hilang di kawasan Perumahan Wilis Indah 2 Kediri. Korban diperkirakan masuk saluran air yang terhubung dengan Sungai Kedak dan bermuara di Sungai Brantas.

    Yoni menambahkan, hingga hari ketujuh pencarian, sebanyak 50 personil tim SAR Gabungan dikerahkan. Selain itu, ada tiga perahu karet dan satu perahu rafting yang dioperasikan. Pihak Basarnas juga memperluas area pencarian hingga ke wilayah daerah aliran sungai (DAS) Brantas Kediri hingga masuk wilayah Jombang.

    Tim pencarian, imbuh Yoni, terbagi dalam tiga. Antara lain, dua perahu karet yang menyusuri sepanjang Sungai Brantas mulai dari Bendung Gerak Waru Turi di Kecamatan Gampengrejo hingga masuk wilayah Kabupaten Jombang.

    Lalu, tim kedua melakukan pencarian di sekitar Sungai Kedak. Kemudian tim ketiga disebar untuk berkomunikasi dengan masyarakat yang beraktivitas di sepanjang Sungai Brantas.

    “Hari terakhir pencarian (7 hari) kami maksimalkan sampai 16.00 WIB atau sampai cuaca sudah tidak memungkinkan. Seperti hari keenam kemarin ternyata sekitar 14.00 WIB saya komunikasi dengan teman-teman yang ada di wilayah atas di wilayah Semen sana. Ternyata curah hujannya cukup tinggi dan ini berbahaya bagi rekan-rekan tim yang ada di lapangan,” ucapnya.

    Terakhir Yoni mengatakan, terdapat satu perahu karet yang sengaja disgakan di posko. Tugas mereka menerima informasi di sekitaran posko, sehingga tidak kesulitan menarik tim pencari lain yang sudah memasuki wilayah Jombang. [nm/aje]

  • Korban Tenggelam di Sungai Brantas Jombang Ditemukan Setelah Pintu Dam Dibuka

    Korban Tenggelam di Sungai Brantas Jombang Ditemukan Setelah Pintu Dam Dibuka

    Jombang (beritajatim.com) – Korban tenggelam di Sungai Brantas Desa Jombatan Kesamben Kabupaten Jombang, Anton Bahrul (43), ditemukan dalam kondisi tak bernyawa pada pencarian hari ketiga, Rabu (17/4/2024). Korban ditemukan setelah pintu Dam Karet atau bendungan Menturus dibuka.

    Korban ditemukan berjarak sekitar 270 meter dari TKM (tempat kejadian musibah). Jasad Anton mengambang di tepi sungai terpanjang di Jawa Timur tersebut. Selanjutnya, tim SAR gabungan mengevakuasi jasad  ke atas tanggul.

    Karena permintaan keluarga, jasad warga Desa Jombatan Kecamatan Kesamben itu dibawa ke kamar jenazah RSUD Jombang. “Korban ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Jasad tersebut mengambang di tepi Sungai Brantas,” ujar Adhie Dwi S, Dantim (Komandan Tim) Basarnas.

    Adhie menjelaskan, awalnya tim kesulitan untuk menemukan korban. Karena hingga wilayah Kabupaten Mojokerto dilakukan penyisiran, jasad Anton tak kunjung ditemukan. Tim kemudian melakukan koordinasi. Hasilnya, ada dugaan jasad tersebut berada di sekitar pintu air atau dam.

    Pasalnya, di tempat tersebut terdapat pusaran air yang cukup deras. Sehingga kuat dugaan jasad Anton tersangkut di bawah pusaran itu. Tim kemudian melakukan koordinasi dengan petugas pintu air dan meminta izin agar pintu tersebut dibuka.

    Permintaan tersebut dikabulkan dengan syarat, dibukanya pintu air tidak terlalu lama. Yakni maksimal 30 menit. Walhasil, beberapa saat setelah pintu air dibuka, tim SAR gabungan berhasil menemukan jasad korban yang tenggelam pada Senin (15/4/2024) itu.

    Diberitakan sebelumnya, pria asal Desa Jombatan Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang, Anton Bahrul (43), tenggelam ke Sungai Brantas setempat, Senin (15/4/2024). Jejak yang terlacak hanya sepeda lipat miliknya, celana panjang, serta sandal.

    Barang-barang tersebut diletakkan di atas tanggul. Petugas memastikan bahwa Anton hilang akibat ditelan arus Sungai Brantas. Itu setelah ada rekaman CCTV milik Dam Karet Sungai Brantas. Dalam rekaman itu korban nampak tercebur lalu terseret arus. [suf]

  • Nelayan Tenggelam di Laut Tuban Ditemukan, Begini Kondisinya

    Nelayan Tenggelam di Laut Tuban Ditemukan, Begini Kondisinya

    Tuban (beritajatim.com) – Seorang nelayan asal Desa Pulogede, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban yang dilaporkan hilang dan tenggelam saat melaut di perairan Gadon Kecamatan Tambakboyo akhirnya ditemukan.

    Pencarian korban sejak hari senin (15/04) hingga selasa (16/04) membuahkan hasil, namun sayangnya korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.

    Menurut Kasatpolairud Polres Tuban AKP Dean Tommy Rimbawan, bahwa jenazah korban ditemukan sekitar pukul 10.15 Wib oleh petugas gabungan dari Ditpolairud Polda Jatim, SAR Satpolairud Polres Tuban dan berkoordinasi dengan BASARNAS serta BPBD Kabupaten Tuban.

    Pihaknya menceritakan kronologi penyebab hilangnya seorang nelayan tersebut yakni pada saat seorang saksi bernama Kamto (45) nelayan yang berangkat melaut sekitar pukul 21.00 Wib minggu (14/04).

    Lalu, sekitar pukul 06.00 Wib senin (15/04) saksi bernama Kusrin yang juga pergi melaut dan berencana akan pulang melihat perahu milik korban, namun di dalam perahu itu tidak ada saudara Kamto yakni korban.

    Karena hal itu, saksi balik memastikan keberadaan korban dengan mencoba mencari korban di sekitaran lokasi. Namun, korban tidak ditemukan.

    Kemudian, saksi bergegas kembali pulang dengan membawa Perahu milik korban dibibir pantai turut Desa Gadon Kecamatan Tambakboyo itu dan langsung melapor ke Pokmas dan diteruskan ke ke Tim SAR gabungan.

    “Iya mbak, sudah ditemukan jenazah korban dan dibawa ke RSUD Koesma Tuban guna pemeriksaan lebih lanjut,” tutur AKP Dean Tommy sapanya.

    Sementara itu, Kapolsek Tambakboyo AKP Eko Sumartono juga menyampaikan, berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, korban seorang nelayan, namun tidak bisa berenang.

    Sehingga, kemungkinan saat korban tenggelam tidak bisa menyelamatkan diri dan meninggal di lokasi kejadian.

    “Kini jenazah dibawa ke RSUD Koesma Tuban untuk dilakukan autopsi,” tutup AKP Eko Sumartono. [ayu/ian]