Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • Bertambah, Korban Meninggal Erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-laki Jadi 9 Orang

    Bertambah, Korban Meninggal Erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-laki Jadi 9 Orang

    Kupang, Beritasatu.com – Korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara (NTT) bertambah menjadi sembilan orang. 

    Kepala Dinas (Kadis) Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Kabupaten Flores Timur Herry Lamawuran mengatakan para korban sudah dievakuasi tim SAR.

    “Update terakhir sembilan orang yang meninggal dan sudah dievakuasi oleh BPBD dan pihak terkait,” katanya saat dihubungi dari Kupang, NTT, Senin (4/11/2024).

    Herry menjelaskan, erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-laki pada Minggu (3/11/2024) malam yang disertai material berupa bongkahan batu tersebut mengakibatkan korban jiwa.

    Selain itu, kerusakan menimpa rumah dan asrama biarawan-biarawati di Desa Hokeng dan Klatanlo yang berada tepat di bawah kaki gunung tersebut.

    Mengenai kerusakan tersebut, dia mengaku belum mendapatkan informasi terbaru. Namun, dari video yang beredar terdapat satu sekolah dasar rusak berat tertimpa batu besar yang merupakan material yang disemburkan gunung api tersebut.

    Tidak hanya itu, Herry menambahkan, satu rumah juga rata dengan tanah karena tertimpa material erupsi. Asrama Biarawati Susteran SSpS dan Sekolah Menengah Pertama Santisima juga dilaporkan terbakar. Asrama Seminari Hokeng dilaporkan mengalami kerusakan yang berat karena material batu tembus hingga kamar para siswa.

    Saat ini warga sudah diungsikan ke sejumlah lokasi yang jauh dari kaki gunung tersebut.

    Berdasarkan laporan dari BPBD Flores Timur ada tujuh desa yang terdampak bencana tersebut, yaitu di Kecamatan Wulanggitang, seperti Desa Klatanlo, Hokeng Jaya, Nawokote, Boru, Boru Kedang, dan desa Pululera serta satu desa di Kecamatan Ile Bura, yakni Dulipali.

    Warga juga sudah diungsikan ke tiga desa, yakni Desa Konga, Lewolaga, Bokang di Kecamatan Titehena. Sementara itu, tenda-tenda juga sudah didirikan untuk menampung para pengungsi.

  • Putra Drumer Matta Band yang Meninggal Akibat Terseret Ombak Dimakamkan di Sumedang

    Putra Drumer Matta Band yang Meninggal Akibat Terseret Ombak Dimakamkan di Sumedang

    Jakarta, Beritasatu.com – Jenazah Kaisar Akira Ayman merupakan putra drumer Matta band, Yadi Bachman alias Wox yang meninggal akibat terseret ombak laut di Pantai Kelingking, Nusa Penida, Bali telah dikebumikan di TPU Bojong, Sumedang, Jawa Barat.  

    “Jenazah sudah dimakamkan oleh keluarga sekitar pukul 08.00 WIB di TPU Bojong, Sumedang,” kata Manager Matta Band, Alicia dalam jumpa pers melalui Zoom, Jumat (1/11/2024).

    Dalam prosesi pemakaman, sejumlah personel band dan perwakilan manajemen label rekaman turut hadir untuk memberikan ucapan belasungkawa kepada keluarga Wox.

    “Jenazah Kaisar diterbangkan dari Bali ke Bandara Soetta pada Kamis (31/10/2024) dan langsung dibawa ke rumah duka di Sumedang. Tiba di kediaman Mas Wox subuh tadi dan pagi langsung dikebumikan,” tambahnya.

    Dalam jumpa pers tersebut, Wox menjelaskan putranya pergi ke Bali untuk berlibur bersama teman-teman sekolahnya dengan rencana menginap selama seminggu.

    “Seminggu ini saya dan istri sangat protektif dan cemas terhadap anak. Saat berangkat saya merasa sedih, tetapi tidak pernah berpikir dia akan meninggal seperti ini,” jelasnya.

    Ia menambahkan, Kaisar memiliki kemampuan dasar berenang, tetapi ombak dan kondisi pantai yang curam diduga menjadi penyebab tenggelamnya.

    “Informasi dari Tim SAR di sana menyebutkan masalah utama adalah arus bawah yang kencang. Meski meninggal, alhamdulillah tubuhnya utuh hanya ada beberapa luka goresan dan bengkak karena tenggelam lebih dari 24 jam. Sebagai orang tua, saya sangat sedih, tetapi ini adalah kehendak Allah, dan kami hanya bisa pasrah,” tandasnya.

  • Pendulang Intan Korban Longsor di Banjarbaru Ditemukan dalam Keadaan Tak Bernyawa

    Pendulang Intan Korban Longsor di Banjarbaru Ditemukan dalam Keadaan Tak Bernyawa

    Liputan6.com, Banjarbaru – Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Banjarmasin menerima laporan tentang kejadian longsor yang terjadi di kawasan Pendulangan Intan Desa Pumpung, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel). Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 11.30 Wita, saat para pekerja sedang melakukan aktivitas mendulang.

    Atas kejadian tersebut, satu korban bernama Supiani, beralamat Sungai Tiung RT 24, tertimbun longsor dan dilakukan pencarian. Sementara itu, sejumlah pekerja yang menjadi korban berhasil menyelamatkan diri dari musibah tersebut.

    Kepala Basarnas Banjarmasin, I Putu Sudayana menyebutkan, laporan tersebut diterima pihaknya oleh Dedy, Potensi 911 melalui kontak darurat. Basarnas Banjarmasin kemudian menurunkan Tim rescue ke lokasi kejadian pukul 12.45 Wita menggunakan sarana rescue car dan alat evakuasi yang diperlukan. “Koordinasi terus dilakukan dengan Potensi SAR setempat untuk memastikan proses pencarian berjalan efektif, dari informasi laporan ada satu orang yang dinyatakan hilang, dan saat kejadian terjadi hujan,” ujarnya, Kamis (31/10/2024).

    Proses pencarian dilakukan bersama dengan tim pencarian lainnya, seperti BPBD, TNI-Polri, serta masyarakat. 12 jam perjuangan tim gabungan melakukan pencarian, akhirnya korban berhasil ditemukan. Korban ditemukan pada pukul 01.05 Wita dalam keadaan tidak bernyawa (MD) dan segera dievakuasi ke rumah duka.

    Setelah berhasil menemukan korban, dilakukan evaluasi dan briefing untuk menyusun laporan hasil operasi SAR. Tim SAR kemudian kembali ke kesatuan masing-masing. “Kami mengucapkan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban dan mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi bencana alam di sekitar lingkungan,” lanjut I Putu Sudayana.

    Terkait dengan peristiwa itu, Kapolres Banjarbaru AKBP Doddy Harza Kusumah melalui Kepala Satuan Reserse Kriminal (Reskrim), AKP Haris Wicaksono menyebutkan akan melakukan penyelidikan setelah korban ditemukan.

  • Pemuda di Pasangkayu Ditemukan Tewas di Sungai Usai Diterkam Buaya
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        31 Oktober 2024

    Pemuda di Pasangkayu Ditemukan Tewas di Sungai Usai Diterkam Buaya Regional 31 Oktober 2024

    Pemuda di Pasangkayu Ditemukan Tewas di Sungai Usai Diterkam Buaya
    Tim Redaksi
    PASANGKAYU, KOMPAS.com
    – Seorang pemuda bernama Andirias (20) di Kabupaten
    Pasangkayu
    , Sulawesi Barat, ditemukan tewas mengambang di sungai usai
    diterkam buaya
    , Rabu (30/10/2024) malam.
    Peristiwa nahas ini bermula ketika korban hendak mencari ikan penja di muara sungai di Dusun Kalundu, Desa Lariang.
    Mail (22), rekan korban, mengatakan korban berangkat dari rumahnya menuju sungai sekitar pukul 13.00 Wita.
    Mail mengaku sempat melarang korban mengingat warga sering melihat kemunculan buaya di sana.
    Namun, Andirias tetap memutuskan turun ke muara sungai dan menyelam untuk mencari ikan penja.
    “Selang 10 menit, kemudian korban diterkam buaya di bagian pinggang, dan ditarik ke tengah sungai. Sempat beberapa kali ditenggelamkan dan dimunculkan, lalu menghilang,” kata Mail, di lokasi penemuan, Rabu (30/10/2024) malam.
    Saat kejadian, Mail langsung berteriak dan meminta pertolongan warga.
    Warga sempat melihat korban diseret oleh buaya, tetapi mereka tidak berani mendekati buaya tersebut.
    Warga kemudian meminta bantuan dan melaporkan hal ini ke tim rescue Basarnas untuk mengevakuasi jasad korban.
    Saat itu, jasad korban sudah diseret oleh buaya.
    Kepala Unit Siaga SAR Pasangkayu Basarnas Mamuju, Andi Juli Adenam, mengatakan, Andirias ditemukan tewas mengambang di sungai sekitar 3 kilometer dari lokasi kejadian sekitar pukul 21.00 Wita.
    Tim SAR bersama unsur potensi SAR lainnya kemudian melakukan evakuasi dengan menggunakan perahu karet dan perahu milik nelayan setempat.
    “Jasad korban dibawa naik ke perahu nelayan dalam kondisi nahas dengan luka robek di sekujur tubuhnya. Korban dibawa ke rumah duka oleh tim SAR Gabungan tak jauh dari
    sungai Lariang
    , berjarak sekitar 1,5 km,” kata Juli.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tim SAR Palangka Raya evakuasi jasad pemancing Jakarta tewas tenggelam

    Tim SAR Palangka Raya evakuasi jasad pemancing Jakarta tewas tenggelam

    “Korban atas nama Rizki (31) berjenis kelamin laki-laki tercatat sebagai warga Jakarta yang saat itu ikut rekannya mancing bersama di laut,”Palangka Raya (ANTARA) – Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) Palangka Raya, Kalimantan Tengah mengevakuasi jasad seorang pemancing asal Jakarta yang tewas tenggelam di Perairan Ujung Pandaran, Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur.

    Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palangka Raya AA. Alit Supartana di Palangka Raya, Selasa, mengatakan korban kecelakaan perahu pemancing terbalik di Perairan Ujung Pandaran ditemukan sudah tidak bernyawa, dan saat ditemukan warga pada saat terdampar di Pantai Ujung Pandaran sekitar 8 NM (Nautical Mile) dari lokasi kecelakaan.

    “Korban atas nama Rizki (31) berjenis kelamin laki-laki tercatat sebagai warga Jakarta yang saat itu ikut rekannya mancing bersama di laut,” kata Alit.

    Sebelum ditemukan warga, Tim SAR Gabungan mendapatkan laporan dari seorang nelayan bahwa di sekitar Pantai Ujung Pandaran ada ditemukan jasad seorang pria terdampar di pinggir pantai.

    Mendapat informasi tersebut pada Selasa (29/10) sekitar pukul 04.00 WIB tersebut, Tim SAR Gabungan langsung bergerak ke lokasi dan memastikan kebenaran informasi tersebut.

    “Berdasarkan informasi Indra Saputra selaku koordinator lapangan mengatakan, bahwa korban telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Selanjutnya korban dievakuasi ke RSUD dr. Murjani Sampit,” katanya.

    Alit menegaskan, bahwa dengan telah ditemukannya semua korban Operasi SAR Kecelakaan perahu terbalik di Perairan Ujung Pandaran tersebut dinyatakan selesai dan ditutup.

    “Kami mengapresiasi kerja keras Tim SAR Gabungan yang terlibat dalam pencarian hingga korban akhirnya ditemukan,” tutup Alit.

    Untuk diketahui sebelumnya pada Sabtu (26/10) nelayan sekitar Perairan Ujung Pandaran menemukan tujuh orang pemancing yang terombang ambing di laut. Kejadian itu terjadi karena perahu yang digunakan mereka terbalik dan satu orang pemancing tenggelam dan dinyatakan hilang.

    Selanjutnya tujuh orang yang selamat langsung dibawa ke pinggir Pantai Ujung Pandaran untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut oleh warga sekitar.

    Kemudian itu, dengan adanya informasi tersebut Kantor Pencarian dan Pertolongan Palangka Raya memberangkatkan satu Search and Rescue Unit (SRU) dari Pos SAR Sampit menggunakan Rigid Inflatable Boat (RIB) untuk melakukan pencarian terhadap korban yang hilang.

    Hingga akhirnya korban yang dilakukan pencarian akhirnya ditemukan nelayan saat terdampar di pinggir pantai tersebut.

    Pewarta: Adi Wibowo
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2024

  • LSM Paska: Pemerintah perlu perhatikan Rohingya demi kemanusiaan

    LSM Paska: Pemerintah perlu perhatikan Rohingya demi kemanusiaan

    Kenapa pemerintah tidak menyediakan tempat pengungsi. Kita tidak melihat apapun, hanya soal kemanusiaanBanda Aceh (ANTARA) – LSM Pengembangan Aktivitas Sosial Ekonomi Masyarakat Aceh (Paska) berharap Pemerintah Indonesia dan khususnya Aceh untuk memperhatikan pengungsi Rohingya seperti menyediakan tempat yang layak, demi rasa kemanusiaan.

    “Kenapa pemerintah tidak menyediakan tempat pengungsi. Kita tidak melihat apapun, hanya soal kemanusiaan,” kata Koordinator Paska, Faridah Haryani, di Banda Aceh, Kamis.

    Dirinya menyatakan, Pemerintah Aceh harus bersikap tegas dan jelas terhadap pengungsi Rohingya di Aceh, serta juga harus mempertanyakan ke Pemerintah Pusat bagaimana penanganan pengungsi tersebut.

    “Apalagi, Pemerintah pusat juga sudah menyatakan supaya Aceh menerima para pengungsi Rohingya,” ujarnya.

    Baca juga: Tim SAR evakuasi 139 imigran Rohingya di Aceh Selatan ke daratan

    Selain itu, dirinya juga bahwa saat ini di Kabupaten Pidie, Aceh, masih ada 100 lebih warga Rohingya yang mengungsi di sana, yakni di Desa Kule Kecamatan Bate sekitar 75 orang. Mereka sampai hari ini masih berada di bibir pantai.

    Juga, ada di Mina Raya Kecamatan Padang Tiji, di sana sekitar 58 orang, tetapi tempat itu terbilang layak, berbeda dengan yang di Kule.

    “Karena itu, kita mengharapkan pemerintah bisa menggabungkan mereka ke Mina Raya, di sana muat sekitar 200-300 orang,” katanya.

    Di sisi lain, lanjut Faridah, dirinya menerima informasi bahwa ada kemungkinan Pemerintah Pidie kedepannya tidak mengizinkan lagi para pengungsi berada di wilayah mereka.

    Oleh karena itu, Pemerintah Aceh diharapkan segera memikirkan bagaimana penanganan terhadap para pengungsi Rohingya tersebut nantinya.

    Baca juga: Petugas imigrasi data imigran Rohingya yang sakit di Aceh Selatan

    Dalam kesempatan ini, Faridah juga menyinggung soal pengungsi Rohingya di Aceh Selatan yang sudah beberapa hari terombang-ambing di perairan Labuhan Haji.

    Dirinya juga meminta pemerintah dan terutama imigrasi dapat memberikan penjelasan kepada masyarakat di Aceh Selatan untuk menerima mereka. Mengingat, banyak anak-anak dan perempuan di atas kapal tersebut.

    “Dalam hal ini, saya juga meminta peran ulama bersikap bagaimana melihat dari sisi kemanusiaan, sesama manusia dan sesama islam,” kata Faridah Haryani.
     

    Pewarta: Rahmat Fajri
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2024

  • Tim gabungan evakuasi imigran Rohingya di Aceh Selatan karena sakit

    Tim gabungan evakuasi imigran Rohingya di Aceh Selatan karena sakit

    Banda Aceh (ANTARA) – Tim gabungan beserta masyarakat mengevakuasi lima imigran etnis Rohingya dari kapal mereka yang terombang-ambing di perairan Labuhan Haji, Kabupaten Aceh Selatan, karena sakit.

    Panglima Laot Aceh Selatan Muhammad Jabal di Aceh Selatan, Senin, mengatakan lima imigran etnis Rohingya tersebut dievakuasi ke daratan karena sakit. Sementara, seratusan imigran etnis Rohingya lainnya masih di atas kapal motor tersebut.

    “Ada lima imigran etnis Rohingya dievakuasi karena sakit. Mereka kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Yuliddin Away di Tapaktuan,” katanya.

    Muhammad Jabal menyebutkan lima imigran etnis Rohingya yang dievakuasi tersebut terdiri dua anak, dua wanita dewasa, dan seorang pria dewasa.

    “Selanjutnya mereka ditangani tim medis di Rumah Sakit Umum Daerah Yuliddin Away di Tapaktuan. Evakuasi mereka sebagai bentuk aksi kemanusiaan,” kata Muhammad Jabal.

    Sebelumnya, tim SAR gabungan juga mengevakuasi enam imigran etnis Rohingya dari kapal yang mereka tumpangi di perairan Labuhan Haji, Kabupaten Aceh Selatan, juga karena sakit, Minggu (20/10).

    “Setelah dievakuasi ke daratan, enam imigran etnis Rohingya tersebut dibawa menggunakan ambulans ke Rumah Sakit Umum Daerah Yuliddin Away,” kata Koordinator Basarnas Pos Meulaboh Juanda.

    Juanda menyebutkan jumlah imigran Rohingya di atas kapal motor tersebut sebanyak 151 orang. Terdiri 79 wanita dewasa, 13 laki-laki dewasa serta anak-anak berusia di bawa 10 tahun sebanyak 59 orang.

    “Enam orang yang dievakuasi tersebut dua di antaranya wanita dewasa, dua laki-laki desa, seorang anak, dan seorang wanita hamil. Evakuasi berjalan lancar tanpa kendala,” kata Juanda.

    Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Yuliddin Away Tapaktuan Ikram mengatakan dari enam imigran Rohingya yang dievakuasi pada Minggu (20/10), seorang di antaranya dalam kondisi hamil.

    “Seorang pasien Rohingya atas nama Minara dalam kondisi hamil lima bulan. Sedangkan lima lainnya sakit di antaranya nyeri perut, gangguan saluran kemih, infeksi, dan nyeri di kepala,” kata Ikram.

    Saat ini, kata Ikram, semua pasien imigran etnis Rohingya tersebut menjalani rawat inap RSUD) Yuliddin Away Tapaktuan guna penanganan medis lebih lanjut.

    “Ruang rawat mereka terpisah dengan pasien lainnya. Kami juga meminta bantuan pihak terkait, di antaranya Organisasi Internasional untuk Imigrasi atau IOM mendampingi mereka dan pihak keamanan menjaga keamanan pasien yang sedang dirawat,” kata Ikram.

    Sebelumnya, kapal motor pengangkut imigran etnis Rohingya terombang-ambing perairan Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Aceh Selatan, sejak Jumat (19/10). Kapal tidak bisa mendarat karena masyarakat menolak kedatangan imigran etnis Rohingya tersebut.
    Baca juga: Tim SAR evakuasi enam imigran Rohingya karena sakit di Aceh Selatan
    Baca juga: Tim SAR evakuasi mayat perempuan diduga imigran Rohingya
    Baca juga: Kapal imigran Rohingya terombang-ambing di perairan Aceh Selatan

    Pewarta: M.Haris Setiady Agus
    Editor: Guido Merung
    Copyright © ANTARA 2024

  • Tim SAR Usul Tutup Pencarian Kapal Pembawa BTS yang Hilang di Papua

    Tim SAR Usul Tutup Pencarian Kapal Pembawa BTS yang Hilang di Papua

    Jakarta

    Tim SAR Gabungan mengusulkan untuk menutup pencarian korban kapal LCT Cita XX yang hilang kontak di Perairan Papua sejak Rabu (17/7). Sampai hari ini, Jumat (26/7/2024) proses pencarian yang sudah memasuki hari ke-7 namun belum membuahkan hasil.

    Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika, I Wayan Suyatna, mengusulkan kepada Kepala Basarnas Kusworo untuk menghentikan pencarian kapal yang membawa material BTS 4G Bakti Kominfo.

    Hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers yang didampingi Komandan Pangkalan TNI AU Yohanis Kapiyau Timika (Danlanud YKU) Letkol Pnb Kamto Adi Saputra, Komandan Satuan Tugas Udara (Dansatgasud) Kolonel Pnb Dwi Pantinovan, dan Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Timika, Letnan Kolonel (Letkol) Laut (P) Benedictus Hery Murwanto.

    “Kita menyepakati operasi SAR di hari ketujuh ini kita usulkan ditutup kepada Kepala Basarnas. Walaupun nanti sudah ditutup oleh Kepala Basarnas, tapi (proses pencarian) belum dinyatakan selesai,” ujar Wayan.

    Sebagai Informasi, kapal LCT Cita XX selain membawa material BTS 4G Bakti Kominfo juga membawa 12 awak penumpang, di antaranya Junaidi (Kapten), Dedi (Mualim), M Arif Efendi (KKM), Naikal (Oiler), Rusli (Juru Mudi), Agygera (Koki), Suherman (Pengawas Material Tower), Nimret G Tua, Lukman Hakim, Samsudin, Asmoro, dan Alhakim.

    “Karena korban belum ditemukan dan Kapal belum ditemukan. Bila mana ada tanda-tanda korban ditemukan operasi SAR akan dibuka kembali,” ungkap Wayan.

    “Kenapa belum ditutup, karena belum ditemukan korban dan kapal yang kita membantu pencarian, ada kapal yang menemukan akan melaporkan akan tetap melakukan pencarian di sela-sela pelaksanaan tugas,” sambungnya.

    Kapal LCT Cita XX berangkat dari Timika pada hari Senin 15 Juli 2024 pukul 05.43 WIT dan rencananya akan tiba di Yahukimo pada hari Kamis, 18 Juli 2024. Pada hari Jumat, 19 Juli 2024, Penanggung Jawab Kapal LCT Cita XX, Mufli, melaporkan posisi kapal Cita yang belum tiba di Pelabuhan Yahukimo kepada Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Timika.

    Kapal berjenis LCT GT 145 tersebut terakhir berkomunikasi dengan kapal Prima Jaya yang melintas bersamaan pada hari Selasa 16 Juli 2024. Dari informasi yang disampaikan oleh awak Kapal Prima Jaya, Kapal LCT Cita XX tidak melaju dan posisi mengambil di pinggiran perairan.

    (agt/fay)

  • Tim SAR Masif Pasang Baliho Ali Ruchi, Sinyal Dapat Rekom?

    Tim SAR Masif Pasang Baliho Ali Ruchi, Sinyal Dapat Rekom?

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Tim Sahabat Ali Ruchi (SAR) mulai masif memasang baliho dan spanduk di sejumlah titik di Banyuwangi. Baliho dan spanduk berukuran besar bergambar Ali Ruchi itu terpampang di tempat strategis di hampir semua wilayah.

    “Sebelumnya kami mohon maaf apabila pemasangan baliho Ali Ruchi sekiranya terdapat beberapa hal yang kurang berkenan,” ungkap Sunjoyo Hadi relawan Tim SAR (Sahabat Ali Ruchi), Senin (20/5/2024).

    Pemasangan itu seolah makin menambah geliat suasana hangat di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Banyuwangi 2024. Sekaligus, mengirim sinyal adanya rekom yang turun bagi pria kelahiran Kecamatan Genteng tersebut.

    Sejak beberapa saat lalu, nama Ali Ruchi santer maju di Pemilihan Bupati Banyuwangi mendatang. Bahkan, secara resmi pihaknya telah mendaftarkan diri ke sejumlah partai politik.

    Di antaranya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Banyuwangi dan Partai Nasional Demokrat (NasDem). Meskipun hingga kini belum ada informasi dua partai tersebut memberikan rekom untuk Ali Ruchi maju dalam kontestasi politik di Pilbup Banyuwangi.

    “Kami berharap doa, restu dan dukungan semua pihak kepada Ali Ruchi,” ujarnya.

    Sunjoyo menyebut, pihaknya selalu positif thinking dalam menjalani segala upaya ke depan. Terutama niat dan kerja keras untuk Pilkada Banyuwangi.

    “Kami juga berharap agar segala ikhtiar dan usaha yang dilakukan Tim SAR untuk Ali Ruchi dapat memberikan manfaat bagi kemajuan Kabupaten Banyuwangi,” pungkas Sunjoyo yang pernah menjabat Sekretaris Askab PSSI Banyuwangi ini. [rin/aje]

  • Wanita Karanganyar Nyebur Sungai Bengawan Solo di Ngawi, Hanyut 2 Km, Masih Hidup

    Wanita Karanganyar Nyebur Sungai Bengawan Solo di Ngawi, Hanyut 2 Km, Masih Hidup

    Ngawi (beritajatim.com) – Tim SAR Langgeng Prima Jaya (Elpeje) Ngawi menyelamatkan seorang wanita yang diduga menceburkan diri ke Bengawan Solo pada Jumat (10/5/2024). Wanita itu berinisial PI (45) warga Kebakkramat Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. 

    Widodo, Wakil Ketua SAR Elpeje Ngawi mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan jika ada seseorang yang nyebur ke Bengawan Solo. Warga pun melihat ada seseorang yang memang hanyut dan berpegangan pada batang bambu di sungai yang bermuara di Gresik Jawa Timur itu. 

    ‘’Kemudian, korban ini tersangkut di akar pohon trembesi di pinggir Bengawan Solo masuk kawasan Kedung Manten, Dusun Trangil Desa/Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi. Korban dalam kondisi hidup dan langsung kami evakuasi menggunakan perahu dayung bersama warga sekitar,’’ kata Widodo, Jumat (10/5/2024)

    Tidak ada kendala dalam upaya evakuasi. PI kemudian dibawa ke RSUD Mantingan Ngawi untuk mendapatkan perawatan medis.

    ‘’Beruntung saat kejadian, arus Bengawan Solo ini landai ya. Artinya tidak terlalu deras. Korban masih bisa selamat dan langsung kami bawa ke RSUD Mantingan untuk mendapatkan perawatan medis. Kami menduga korban ini depresi,’’ katanya. 

    Saat ini, PI masih berada di RSUD Mantingan untuk menjalani perawatan sembari menunggu pihak keluarga untuk datang menjemputnya. [fiq/ted]