Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • Kapal Kargo Tenggelam di Perairan Masalembu Sumenep, 1 ABK Hilang

    Kapal Kargo Tenggelam di Perairan Masalembu Sumenep, 1 ABK Hilang

    Pamekasan, CNN Indonesia

    Kapal kargo ‘MV Bahtera Mega’ dilaporkan tenggelam akibat cuaca buruk di Perairan Masalembu, Kabupaten Sumenep, Selasa (10/12), sekitar pukul 01.10 WIB. Kapal berlayar dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya menuju Tanjung Selor, Kalimantan Utara.

    Sebanyak 20 anak buah kapal (ABK) berhasil diselamatkan. Namun, satu nakhoda kapal, Tri Hernanto (51), dilaporkan hilang.

    Kasi Humas Polres Sumenep AKP Widiarti mengatakan laporan kapal tenggelam itu diterima Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Masalembu.

    “Ada kapal kargo tenggelam, tapi muatannya masih belum diketahui, kami langsung menerjunkan petugas untuk menyelidiki peristiwa laka laut ini,” kata AKP Widiarti dalam keterangan tertulis, Rabu (11/12).

    Tim SAR gabungan itu melibatkan Basarnas, Ditpolairud Polda Jatim, TNI AL, dan nelayan setempat. Seluruh ABK yang selamat dievakuasi ke Pulau Keramaian.

    “Satu nakhoda kapal masih belum ditemukan, padahal ia sudah mengenakan pelampung saat kejadian,” ujar Widiarti.

    Saat ini, tim gabungan masih mencari nakhoda itu dengan mengaktifkan Tim SAR Pos Sumenep dan Polsek Masalembu.

    Widiarti menuturkan operasi penyelamatan menghadapi tantangan berat, seperti lokasi kejadian yang jauh dari dermaga dan kondisi cuaca ekstrem dengan gelombang tinggi.

    “Kami terus melakukan koordinasi lintas sektor untuk memastikan pencarian berjalan optimal,” katanya.

    (nrs/tsa)

    [Gambas:Video CNN]

  • Cerita Evakuasi 3 Penambang Emas yang Tewas Terjebak Dalam Lubang 40 Meter di Minahasa Utara

    Cerita Evakuasi 3 Penambang Emas yang Tewas Terjebak Dalam Lubang 40 Meter di Minahasa Utara

    Liputan6.com, Minahasa Utara – Tiga orang penambang emas dilaporkan terjebak di dalam lubang tambang di Desa Tatelu, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut, pada Jumat (6/12/2024), sekitar pukul 16.00 Wita.

    Ketiga korban tersebut adalah Taufiq Popalo (26 tahun), Edwin Kawengian (38 tahun), dan Ofke Watulingas (44 tahun).

    Kepala Kantor SAR Manado, George M Randang memaparkan, kronologinya, pada pukul 10.00 Wita, ketiga penambang memasuki lubang tambang di kawasan tersebut untuk memulai aktivitas penambangan.

    Sekitar pukul 16.00 Wita, hujan deras menyebabkan air meluap dan membanjiri lubang tambang tempat para penambang tersebut bekerja. Ketiganya terjebak di dalam lubang yang diperkirakan memiliki kedalaman sekitar 40 meter.

    “Rekan-rekan korban yang berada di lokasi segera melakukan upaya untuk menguras air menggunakan pompa air, namun usaha tersebut belum membuahkan hasil,” ujarnya.

    Melihat situasi yang semakin genting, para penambang melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Dimembe pada pukul 16.30 Wita.

    Tim SAR Gabungan bergerak cepat melalukan proses evakuasi terhadap para korban. Salah satu dari tiga penambang, Ofke Watulingas berhasil dievakuasi pada pukul 01.20 dini hari, Minggu (8/12/2024). Sayangnya, saat dievakuasi, Ofke ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

    Setelah proses evakuasi selesai, jenazah Ofke langsung dibawa ke Rumah Sakit Walanda Maramis, Minahasa Utara, untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

    Selanjutnya, jenazahnya dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan, diiringi oleh keluarga dan kerabat yang berduka.

    Dia memaparkan, Tim SAR gabungan kembali berhasil mengevakuasi dua korban penambang emas pada, Senin (9/12/2024) dinihari.

    “SAR gabungan dari kantor SAR Manado, Polsek Dimembe, Koramil Dimembe, pemerintah desa, serta masyarakat penambang terlibat dalam proses evakuasi tersebut,” kata George M Randang pada, Senin (9/12/2024).

    Saat dilakukan asesmen, korban yang terjebak berada di lubang berkedalaman sekitar 40 meter. Setelah lubang yang berisi air selesai dikuras, tubuh korban tertutup material sehingga proses evakuasi berjalan lebih lama.

    Setelah melalui proses yang memakan waktu cukup lama, akhirnya pukul 00.55 Wita korban kedua berhasil dievakuasi, dan korban ketiga dievakuasi pada pukul 02.22 Wita.

    “Semua korban sudah berhasil dievakuasi yakni sebanyak tiga orang. Kami juga mengucapkan turut berduka cita kepada keluarga korban,” ujar George.

    Dia juga memberikan apresiasi kepada semua pihak yang ikut serta dalam proses evakuasi.

     

  • Tim SAR Gabungan Lakukan Pencarian Korban Hilang Tenggelanya KM Fajar Lorena

    Tim SAR Gabungan Lakukan Pencarian Korban Hilang Tenggelanya KM Fajar Lorena

    Liputan6.com, Situbondo – Tim SAR gabungan melakukan upaya pencarian satu korban kapal layar motor Fajar Lorena Safari yang tenggelam  saat perjalanan dari Pelabuhan Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep Madura menuju Pelabuhan Kalbut, Kabupaten Situbondo pada Minggu (8/12/2029)

    Kapal Kayu yang mengangkut 73 penumpang termasukj ABK ini mengalami kebocoran  pada lambung kapal dan tenggelam di antara perairan Madura-Situbondo, dan mengakibatkan dua korban meninggal dunia, satu korban  dinyatakan hilang, dan 70 orang lainya berhasil diselamatkan.

    “Pada npagi hari ini kami mulai melakukan penyisiran pencarian korban yang dinyatakan hilang di lokasi kejadian kapal kayu tenggelam tersebut atas perintah kapal Kantor SAR Surabaya,’’ ujar Koordinator Basarnas Pos SAR Banyuwangi  Wahyu Setia Budi Senin (9/12/2024)

    Pencairan pada hari pertama pasca- insiden tenggelamnya kapal kayu angkutan barang yang mengangkut 68 penump0ang dan 5 ABK itu kata dia,  Basarnas Pos SAR Banyuwangi menggunakan Rigit Buoyancy Boat atau kapal cepat RBB.

    Menurut Wahyu, pencarian korban yang hilang itu akan dilakukan penyisiran mulai dari titik lokasi kejadian radius 5 sampai 6 mil di antara perairan Madura-Situbondo

    “Tim SAR  gabungan yang turun melakukan pencarian menggunakan RBB ini dari Satuan Polairud, Pos TNI AL, BPBD, KSOP Kelas IV Panarukan, dan lainnya,’’tambahnya

    Pada Minggu (8/12/2024) sekitar pukul 12.00 WIB KLM Fajar Lorena Safari yang mengangkut 73 penumpang termasuk 5 orang nakhoda dan ABK mengalami kebocoran pada lambung kapal kayu tersebut dan tenggelam.

  • Detik-detik Cika, Pendaki 17 Tahun Ditemukan Tewas di Gunung Bekel, Sempat Terseret Arus Sungai – Halaman all

    Detik-detik Cika, Pendaki 17 Tahun Ditemukan Tewas di Gunung Bekel, Sempat Terseret Arus Sungai – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Mojokerto – Tim SAR gabungan berhasil menemukan jasad Whiscyka Zafira Islamy Agustin alias Cika, seorang pendaki wanita berusia 17 tahun, yang hilang setelah terseret arus air bah di sungai Watu Talang, Gunung Bekel, Mojokerto, Jawa Timur, pada Jumat, 6 Desember 2024.

    Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di Dam Klerek, sekitar dua kilometer dari lokasi kejadian.

    Pencarian dimulai pada hari yang sama saat korban dilaporkan hilang.

    Sukirno, salah satu anggota tim SAR, menjelaskan bahwa pencarian diawali dengan penemuan pakaian korban, yaitu kaus hitam dan celana training abu-abu muda, yang tersangkut di batu di tepi sungai Watu Talang, sekitar 300 meter dari lokasi kejadian.

    “Pakaian korban ditemukan di tepi aliran sungai Watu Talang,” kata Sukirno.

    Penemuan Jenazah

    Sekitar pukul 21.30 WIB, tim relawan melaporkan penemuan sosok di Dam Klerek.

    Hasan, anggota Tim SAR lainnya, menyatakan bahwa korban ditemukan di sela bebatuan besar, dalam kondisi tengkurap dan tanpa busana.

    “Korban ditemukan di kedalaman sekitar 50 meter dari atas coban, di bawah sungai Watu Lawang,” ujarnya.

    Evakuasi jenazah berlangsung sulit karena medan terjal dan curam.

    Tim SAR menggunakan tali untuk mengangkat jenazah dari dasar Dam Klerek.

    Petugas mengikat jenazah di sebuah batang pohon untuk memudahkan evakuasi.

    Kedatangan rombongan yang membawa jasad korban disambut tangisan Mutiara Murdaningsih, 16, teman korban saat mendaki.

    Jenazah Cika kemudian dibawa menggunakan mobil ambulans relawan ke Rumah Sakit Sumber Glagah.

    ( TribunJatim.com/Mohammad Romadoni)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Detik-Detik Kapal Fajar Lorena Bocor dan Tenggelam di Laut Situbondo, Dua Tewas

    Detik-Detik Kapal Fajar Lorena Bocor dan Tenggelam di Laut Situbondo, Dua Tewas

    ERA.id – Kapal motor layar (KLM) Fajar Lorena Safari bocor dan tenggelam di perairan Situbondo, Jawa Timur, pada Minggu, (8/12/2024). Momen itu terekam dan videonya viral.

    70 penumpang disertai teriakan kepanikannya berhasil dievakuasi. Sementara yang memilukan, ada dua penumpang tewas, dan satu orang lenyap, masih dicari.

    Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Surabaya, Muhamad Hariyadi, menjelaskan bahwa kapal tersebut berangkat dari Pulau Sapudi, Sumenep, menuju pelabuhan Kalbut Situbondo.

    “Kami langsung operasi evakuasi dimulai setelah laporan diterima terkait kebocoran kapal dilakukan dengan bantuan Kapal Berlian Selatan,” kata Hariyadi, yang juga sebagai SAR Mission Coordinator, melalui keterangan rilisnya, Senin (9/12/2024).

    Hari menjelaskan kronologi evakuasi puluhan penumpang tersebut. Pihaknya berhasil mengevakuasi penumpang yang dipindahkan ke Kapal Berlian Selatan pukul 15.30 WIB. “Pukul 19.15 WIB, penumpang tiba di dermaga Pelabuhan Jangkar untuk pendataan dan pemeriksaan medis,” jelasnya.

    Pihaknya mencatat awak penumpang kapal tersebut mengangkut 73 orang, terdiri dari 68 orang dewasa, 10 anak-anak, dan 5 ABK. Sayangnya, dua orang dinyatakan meninggal dunia yakni Ibu Hairi (50 tahun) dan Ahmad Sunni (54 tahun). Kemudian, satu lainnya dinyatakan hilang yakni Maniya (70 tahun), perempuan.

    “Yang selamat 70 orang (dua dirawat di RSUD Asembagus Situbondo),” ujarnya.

    Lebih lanjut Hari menyampaikan, tim SAR menghentikan operasi sekira pukul 20.30 WIB. “Dilanjutkan hari ini pada Senin, 9 Desember 2024, pukul 07.00 WIB,” pungkasnya.

  • Tiga Warga Lombok Tengah Tewas di Sumur Keracunan Gas Metana

    Tiga Warga Lombok Tengah Tewas di Sumur Keracunan Gas Metana

    Lombok Tengah, Beritasatu.com – Peristiwa tragis terjadi di Desa Pengadang, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, pada Minggu (8/12/2024). Tiga warga, Nasri (40), Sukandi (27), dan Ijal (19), ditemukan tewas di dalam sumur sedalam belasan meter, diduga akibat keracunan gas metana.

    Proses evakuasi yang penuh tantangan berhasil dilakukan oleh tim SAR Mataram bersama aparat terkait. Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Mataram, Saidar Rahman Jaya, mengatakan laporan pertama diterima sekitar pukul 10.30 Wita.

    “Kami segera mengirimkan delapan anggota tim rescue ke lokasi dan berkoordinasi dengan kapolsek serta aparat desa untuk memastikan kelancaran evakuasi,” kata Saidar Rahman Jaya.

    Ketiga korban awalnya terjebak di sumur yang terletak di area persawahan Desa Pengadang. Diduga, mereka kesulitan keluar setelah terpapar gas beracun yang terakumulasi di dasar sumur sedalam belasan meter.

    Evakuasi berlangsung selama lebih dari lima jam dan melibatkan TNI, Polri, Damkarmat Lombok Tengah, BPBD, dan warga setempat. Tim penyelamat menggunakan peralatan khusus, seperti self-contained breathing apparatus (SCBA) dan peralatan mountaineering untuk mengantisipasi potensi bahaya.

    “Hasil pengecekan menunjukkan kandungan gas metana di sumur mencapai 20%, sehingga kami harus berhati-hati agar tidak ada korban tambahan dari tim penyelamat,” ungkap Saidar.

    Koordinasi yang baik antarinstansi memungkinkan evakuasi berjalan lancar, meskipun ketiga korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Jenazah korban kemudian diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.

    “Kami belum bisa memastikan penyebab kematian, tetapi dari hasil tes awal kami, memang ada kandungan gas metana di dalam sumur tersebut,” kata Saidar perihal tiga warga Lombok Tengah yang tewas di sumur.

  • 3 Warga Lombok Tengah Tewas Saat Gali Sumur Diduga karena Gas Beracun
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        8 Desember 2024

    3 Warga Lombok Tengah Tewas Saat Gali Sumur Diduga karena Gas Beracun Regional 8 Desember 2024

    3 Warga Lombok Tengah Tewas Saat Gali Sumur Diduga karena Gas Beracun
    Tim Redaksi
    MATARAM, KOMPAS.com
    – Tiga orang pekerja ditemukan meninggal dunia saat menggali sebuah
    sumur
    di Dusun Semalun Montong Tanggak, Desa Pengadang, Kecamatan Praya Tengah,
    Lombok Tengah
    , Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (8/12/2024).
    Kepala Kantor SAR Mataram, Lalu Wahyu Efendi, mengatakan ketiga korban meninggal dunia diduga akibat menghirup
    gas beracun
    metana yang keluar dari dalam sumur yang digali.
    “Sebelum proses evakuasi, kami melakukan pengecekan menggunakan alat gas detector, hasilnya terdapat gas metana di dalam sumur itu,” kata Lalu Wahyu Efendi dalam keterangan resminya, Minggu.
    Peristiwa nahas ini terjadi sekitar pukul 10.00 Wita.
    Ketiga korban ditemukan dalam kondisi meninggal setelah terjebak di dalam sumur sedalam belasan meter.
    Ketiga korban merupakan warga Desa Pengadang, bernama Nasri (40), Sukandi (27), dan Ijal (19).
    Lalu Wahyu Efendi mengatakan, tim rescue Kantor SAR Mataram yang mendapat laporan langsung menuju lokasi kejadian dan melakukan evakuasi.
    Proses evakuasi menggunakan berbagai peralatan khusus seperti mountaineering, SCBA, dan peralatan medis.
    “Para rescuer diwajibkan menggunakan SCBA untuk menghindari paparan gas beracun, khususnya yang turun ke dalam sumur,” kata Wahyu.
    Tim SAR bersama TNI, Polri, Damkar Lombok Tengah, BPBD Lombok Tengah, dan warga setempat turut membantu proses evakuasi ketiga korban.
    Wahyu menyebutkan, proses evakuasi korban berlangsung hingga pukul 15.30 Wita.
    Setelah berhasil dievakuasi dari dalam sumur, jenazah ketiga korban kemudian diserahkan kepada pihak keluarga.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Akibat Cuaca Buruk, KMP Jagantara Kandas di Perairan Bakauheni

    Akibat Cuaca Buruk, KMP Jagantara Kandas di Perairan Bakauheni

    Lampung Selatan, Beritasatu.com – Cuaca buruk yang terjadi di Selat Sunda, Lampung Selatan  menyebabkan kapal penumpang (KMP) Jagantara kandas di Perairan Pulau Kandang Lunik Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan. Saat kejadian, KMP Jagantara sedang dalam pelayaran dengan rute Pelabuhan Bakauheni, Lampung menuju Pelabuhan Merak, Banten.

    Tidak hanya sempat menghambat arus penyeberangan dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa maupun sebaliknya, cuaca buruk yang terjadi di Selat Sunda menyebabkan KMP Jagantara kandas.

    KMP Jagantara kandas di sekitar perairan Pulau Kandang Lunik, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung pada Sabtu (7/12/2024) sekitar pukul 21.20 WIB.

    “Saat kejadian, KMP Jagantara sedang dalam pelayaran dengan rute Pelabuhan Bakauheni, Lampung menuju Pelabuhan Merak, Banten,” papar Fajar salah satu anggota regu penolong.

    Saat itu, KMP mengangkut empat unit sepeda motor, enam unit kendaraan pribadi, dua dua unit kendaraan pikap, enam unit colt diesel , enam unit mikro bus, 10 unit bus besar, 18 kendaraan truk besar, 13 unit tronton, serta satu unit kendaraan trailer dan 93 orang penumpang.

    “Tim SAR gabungan yang menerima informasi kandasnya KMP Jagantara langsung mengevakuasi penumpang. Sebanyak 23 personel SAR kerahkan ke lokasi KMP Jagantara kandas untuk melakukan evakuasi penumpang,” dia menambahkan.

    Faktor hujan deras cuaca buruk di perairan Selat Sunda menjadi penyebab kandasnya KMP Jagantara di  Perairan Pulau Kandang Lunik Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan. Saat kejadian, KMP Jagantara terbawa arus ke perairan dangkal sehingga kandas tidak dapat melanjutkan pelayaran.

    Upaya evakuasi KMP Jagantara dengan cara ditarik menggunakan tugboat belum bisa dilakukan karena kondisi cuaca masih belum stabil.

    Peristiwa kandasnya KMP Jagantara diketahui tidak sampai menyebabkan korban jiwa maupun korban luka. Para penumpang berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung.

    Saat ini petugas gabungan masih melakukan pemantauan di Dermaga 3, Pelabuhan Bakauheni untuk menarik KMP Jagantara jika kondisi cuaca memungkinkan. Hingga Minggu siang (8/12/2024) belum ada pihak terkait yang dapat memberikan keterangan terkait kandasnya kapal di Lampung Selatan ini.

  • Kapal Angkut Ratusan Penumpang Menabrak Pulau di Halmahera Selatan, Tidak Ada Korban Jiwa

    Kapal Angkut Ratusan Penumpang Menabrak Pulau di Halmahera Selatan, Tidak Ada Korban Jiwa

    Halmahera Selatan, Beritasatu.com – Kapal Motor Aksar Saputra 07 yang membawa ratusan penumpang berlayar dari Kabupaten Halmahera Selatan tujuan Kota Ternate menabrak pulau kecil di perairan Halmahera Selatan. 

    Berdasarkan keterangan dari Basarnas Ternate, insiden kapal tabrak pulau kecil itu terjadi pada Sabtu (7/12/2024) pukul 21.00 WIT malam tadi. Kapal tersebut berlayar dari Pelabuhan Kupal Bacan Menuju Pelabuhan Ahmad Yani Ternate. Namun, pada pukul 22.00 WIT, kapal mengalami kerusakan pada bagian kemudi dan menabrak pulau di perairan Halmahera Selatan.

    Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Ternate, Fathur Rahman mengatakan, laporan kejadian tersebut diterima dari agen kapal. Pihaknya langsung berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan operasi SAR guna melakukan proses evakuasi.

    Dengan cepat, Tim SAR gabungan menggunakan kapal rescue boat 309 Ternate menuju lokasi kejadian. Selanjutnya Tim SAR berkoordinasi dengan kapal Sandra Jaya 02 rute Ternate Kupal Bacan untuk ikut melakukan evakuasi kapal yang menabrak pulau di perairan Halmahera Selatan tersebut.

    “Pada pukul 03.56 WIT Rescue Boat 309 tiba di Lokasi sambil menunggu Sandara Jaya 02 untuk melaksanakan proses penarikan dan pada pukul 04.38 WIT Sandara Jaya 02 tiba di lokasi. Selanjutnya dilakukan penarikan menuju ke Kupal,” ucap Fathur Rahman, Minggu (8/12/2024).

    Fathur mengatakan kondisi cuaca yang baik mendukung kelancaran proses evakuasi kapal Aksar Saptra yang menabrak pulau. Selanjutnya kapal yang menabrak pulau tersebut ditarik ke pelabuhan Kupal Halmahera Selatan dan seluruh penumpang dalam kondisi selamat.

  • Rumpon dan SAR Selamatkan Nelayan yang Dihantam Badai di Lautan Sultra

    Rumpon dan SAR Selamatkan Nelayan yang Dihantam Badai di Lautan Sultra

    ERA.id – Tim SAR menyelamatkan seorang nelayan yang dihantam badai di tengah laut, perairan Desa Lamena, Kecamatan Mawasangka Timur, Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

    Kepala Basarnas Kendari Aminuddin PS saat dihubungi di Kendari, Sabtu, mengatakan nelayan bernama Laode Muslimin (60) itu, terjebak di rumpon akibat cuaca buruk, Jumat (6/12), sekitar pukul 19.00 Wita.

    “Kami menerima info tersebut pada pukul 12.13 Wita,” katanya.

    Berdasarkan laporan tersebut, pihaknya kemudian memberangkatkan Tim Penyelamat Pos SAR Baubau menuju lokasi dengan menggunakan perahu karet untuk memberikan bantuan SAR terhadap korban.

    “Dengan jarak tempuh lokasi itu dari Pos SAR Baubau sekitar 7,56 mil laut,” ujarnya.

    Saat tiba di lokasi, tim langsung melakukan pencarian dan menemukan korban dalam keadaan selamat, Sabtu, sekitar pukul 00.25 Wita.

    “Korban ditemukan sekitar 4 mil laut arah tenggara dari perkiraan lokasi terakhirnya dihantam badai,” ujar Aminuddin.

    Setelah ditemukan, tim mendampingi korban hingga tiba di Pelabuhan Liwuto. Korban lalu diserahkan kepada pihak keluarga pada pukul 03.40 Wita.

    Ia menjelaskan nelayan itu terjebak situasi buruk di laut. Nelayan itu menggunakan perahu pergi melaut di perairan Desa Lamena, pukul 17.00 Wita.

    “Pada pukul 19.00 Wita, korban dihantam badai pada saat pulang dari melaut, sehingga korban memutuskan untuk mengamankan diri di sebuah rumpon,” demikian Aminuddin.