Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • Pemkot Mojokerto Tanggung Biaya Perawatan Siswa SMPN 7 Korban Tragedi Pantai Drini

    Pemkot Mojokerto Tanggung Biaya Perawatan Siswa SMPN 7 Korban Tragedi Pantai Drini

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto memastikan menanggung seluruh biaya perawatan bagi siswa SMPN 7 Kota Mojokerto yang menjadi korban musibah kecelakaan air di Pantai Drini, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tragedi yang terjadi pada Selasa (28/1/2025) ini mengakibatkan tiga siswa meninggal dunia, sembilan siswa selamat, dan satu siswa masih dalam pencarian.

    Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro, menegaskan bahwa pihaknya telah merespons cepat peristiwa ini dengan mengirimkan tim ke lokasi kejadian untuk memberikan bantuan dan memastikan kebutuhan korban terpenuhi.

    “Kami perintahkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk langsung menuju tempat kejadian perkara,” ujarnya, Selasa (28/1/2025).

    Pemkot Mojokerto juga berkoordinasi dengan Tim SAR di Gunungkidul agar mendapatkan informasi terkini terkait perkembangan pencarian satu siswa yang hilang, serta kondisi para korban yang selamat.

    Pendampingan dan Tanggung Jawab Pemkot
    Selain membiayai seluruh pengobatan siswa yang masih dirawat, Pemkot Mojokerto juga memberikan santunan dan pendampingan kepada keluarga korban meninggal dunia.

    “Kami pastikan setiap siswa yang mendapatkan musibah ini akan kami perhatikan. Kami akan menanggung seluruh pembiayaan yang ditimbulkan akibat kejadian ini. Karena bagi kami, ini musibah yang harus kita hadapi bersama,” tegas Moh Ali.

    Duka yang menyelimuti dunia pendidikan Mojokerto akibat tragedi ini juga menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Atas nama pribadi, Pemkot Mojokerto, dan seluruh satuan pendidikan, Moh Ali menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban.

    Dari sembilan siswa yang selamat, tujuh siswa sudah kembali ke Mojokerto setelah dinyatakan sehat. Sementara itu, dua siswa, yakni Ariona Reza dan Ahmad Muzaki, masih menjalani perawatan di RSUP Dr Sardjito, Sleman, DIY, akibat iritasi lambung yang diduga disebabkan menelan air laut.

    Musibah ini juga mengakibatkan tiga siswa meninggal dunia, yaitu Alfian Aditya Pratama, Rayhaki Fatqiyasyah, dan Magen Yusuf Adliqo. Satu siswa, Rifky Yoeda Pratama, asal Kecamatan Krian, Sidoarjo, hingga kini masih dalam pencarian oleh Tim SAR Gabungan.

    Pemkot Mojokerto berkomitmen untuk terus memantau dan mendukung proses pencarian serta pemulihan bagi para korban. [tin/beq]

  • Daftar Korban Tewas dan Selamat Tragedi Belasan Siswa SMP Terseret Ombak Pantai Drini, 3 Tewas

    Daftar Korban Tewas dan Selamat Tragedi Belasan Siswa SMP Terseret Ombak Pantai Drini, 3 Tewas

    TRIBUNJATENG.COM – Berikut ini daftar korban tewas dan selamat dalam tragedi belasan siswa SMPN 7 Mojokerto terseret ombak di Pantai Drini Jogjakarta.

    Diberitakan sebelumnya sejumlah 13 siswa SMPN 7 Mojokerto yang terseret ombak di Pantai Drini pada Selasa (28/1/2025) pagi. 

    Mereka tenggelam akibat terseret ombak di Pantai Drini,di Kalurahan Banjarejo, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul.

    Rombongan SMPN 7 Mojokerto ini datang pada pagi hari di Pantai Drini yang terdiri dari 261 siswa dan 16 pendamping, dengan tujuan kegiatan outing class. 

    “Sesampai di pantai, para pelajar ini langsung berenang bersama-sama, selang berapa lama mereka sudah berada di area tengah dan terseret ombak,” kata Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Pantai Baron, Surisdiyanto, pada Selasa (28/1/2025), seperti dikutip dari TribunJogja.com.

    Tragedi ini terjadi sekitar pukul 06.30 WIB, dan ditindaklanjuti oleh SAR Satlinmas Wilayah II Pantai Baron.

    Petugas SAR yang mendapat laporan dari anggota rombongan langsung berusaha mengevakuasi para pelajar tersebut.

    “Namun, dari 13 pelajar yang terseret ombak baru 9 pelajar yang berhasil diselamatkan, sedangkan 4 pelajar lain masih dilakukan pencarian,” tutur Surisdiyanto.

    Evakuasi yang dilakukan tim SAR berhasil menyelamatkan sejumlah korban dan membawanya kembali ke daratan.

    Walau begitu, sejumlah korban dievakuasi dalam keadaan henti nafas dan dinyatakan meninggal dunia.

    Dihimpun dari data yang dikumpulkan, berikut daftar nama korban tewas dan selamat dari dalam tragedi siswa SMPN 7 Mojokerto yang terseret ombak di Pantai Drini, Gunungkidul.

    1. Alfian Aditya Pratama (meninggal dunia)

    2. Malfen Yusuf Adhi Dilagan (meninggal dunia)

    3. Baihaki F (meninggal dunia)

    4. Rifki Yudha Pratama (belum ditemukan)

    5. Arizona Reza (kritis, dirujuk ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta)

    6. Ahmad Muzaki (kritis, dirujuk ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta)

    7. Petra Agustino (dirawat di RSUD Saptosari)

    8. Refana Bagas (dirawat di RSUD Saptosari)

    9. M Zaki (dirawat di RSUD Saptosari)

    10. Raditya Rangga (dirawat di RSUD Saptosari)

    11. Firnanda Rahmadani (dirawat di RSUD Saptosari)

    12. Bintang Kenzi (dirawat di RSUD Saptosari)

    13. Ainoah (dirawat di RSUD Saptosari)

    Pihak SAR Pantai Baron menduga penyebab siswa bisa sampai terseret ombak karena korban masuk ke dalam jalur kapal nelayan.

    Jalur yang berada di sekitar Pantai Drini ini disebut memiliki kedalam lebih bila dibandingkan dengan area sekitarnya.

    “Kemungkinan, pada saat yang bersamaan para pelajar ini tidak bisa berenang sehingga terseret ombak sampai ke tengah,” ucap Surisdiyanto.

    Surisdiyanto juga menjelaskan bahwa saat ini proses pencarian terus dilakukan menggunakan kapal untuk melakukan penyisiran di sekitar lokasi.

    “Proses pencarian korban terus kami lakukan saat ini tim menggunakan kapal Jungkung menyisir lokasi kejadian,” urainya. (*)

  • 2 Siswa SMPN 7 Kota Mojokerto Selamat dari Tragedi Pantai Drini Dirawat di RSUP dr. Sardjito

    2 Siswa SMPN 7 Kota Mojokerto Selamat dari Tragedi Pantai Drini Dirawat di RSUP dr. Sardjito

    Mojokerto (beritajatim.com) – Dua siswa SMPN 7 Kota Mojokerto, Ariona Reza dan Ahmad Muzaki, kini masih menjalani perawatan intensif di RSUP dr. Sardjito, Sleman, DIY, setelah selamat dari tragedi ombak besar di Pantai Drini, Gunungkidul, pada Selasa (28/1/2025). Keduanya mengalami iritasi lambung akibat menelan air laut saat terseret ombak.

    Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro, menjelaskan bahwa insiden tersebut terjadi saat rombongan outing class yang terdiri dari 257 siswa kelas 7 dan 8 serta 16 guru mendampingi kegiatan wisata ke Pantai Drini.

    “Pukul 07.00 WIB, dilaporkan ada 13 siswa terseret ombak gelombang laut pantai selatan. Dari 13 siswa, 9 ditemukan selamat, tiga meninggal dunia, dan satu masih dalam pencarian,” ungkapnya, Selasa (28/1/2025).

    Dari sembilan siswa yang selamat, tujuh di antaranya telah kembali ke Mojokerto setelah dinyatakan sehat. Namun, Ariona Reza dan Ahmad Muzaki membutuhkan penanganan lebih lanjut di RSUP dr. Sardjito akibat dampak fisik yang ditimbulkan oleh kejadian tersebut.

    Rombongan SMPN 7 Kota Mojokerto tiba di Pantai Drini pada pagi hari. Saat siswa menikmati suasana pantai, ombak besar tiba-tiba datang dan menyeret 13 siswa ke laut. Tim SAR Gabungan langsung dikerahkan untuk menyelamatkan para korban.

    “Korban selamat yakni Firmanda Ramadani, Bintang Kenzie, Putra Agustino, Reband Bagas, M Zaky, Ariona Reza, Ahmad Muzaki, Ainoah, dan Raditya Rangga. Tujuh siswa sudah bisa kembali dengan rombongan, sementara dua masih dirawat,” jelas Moh Ali.

    Dalam tragedi ini, tiga siswa dinyatakan meninggal dunia, yaitu Alfian Aditya Pratama, Rayhaki Fatqiyasyah (keduanya dari Kota Mojokerto), dan Magen Yusuf Adliqo (dari Kabupaten Mojokerto). Sementara satu siswa, Rifky Yoeda Pratama asal Kecamatan Krian, Sidoarjo, masih dalam pencarian oleh Tim SAR Gabungan.

    Pemerintah Kota Mojokerto terus memantau perkembangan kesehatan Ariona dan Ahmad di RSUP dr. Sardjito. “Kami berkoordinasi untuk memastikan penanganan terbaik bagi korban yang masih dirawat,” tutur Moh Ali.

    Tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat Mojokerto, terutama dunia pendidikan, yang kehilangan tiga siswa dalam kejadian ini. [tin/beq]

  •  Tim SAR Gabungan Temukan Korban Ke-25 Longsor Petungkriyono

     Tim SAR Gabungan Temukan Korban Ke-25 Longsor Petungkriyono

    TRIBUNJATENG.COM, KAJEN — Pencarian korban longsor dan banjri bandang di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, terus dilakukan.

    Hingga Minggu (26/1), sudah ada 25 korban yang berhasil dievakuasi dan dalam kondisi keadaan meninggal dunia. Adapun masih ada satu orang yang belum ditemukan.

    Satu korban, M Nasrullah Amin (38), warga Kelurahan Kradenan, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, diangkat, pada Sabtu (25/1) pukul 09.34.

    Korban kedua, Tigar Hapriyanto (34), warga Denasri Kulon, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, diangkat tiga menit kemudian.

    Anggota SAR Bumi Santri, Fahri Diky mengatakan, tim SAR mengalami kendala saat akan melakukan evakuasi korban yang ke-24 dan ke 25.

    Pada hari keempat pencarian, Jumat (24/1), tim SAR gabungan sudah menemukan tiga korban, yakni satu korban di rumah Sekdes Kasimpar dan dua korban di area Allo Kafe.

    “Akan tetapi, yang berhasil dievakuasi hanya satu, atas nama Aurel. Adapun dua korban lagi belum dievakuasi karena korban tertimpa batu, dan bangunan,” kata Fahri kepada Tribun Jateng.

    Fahri menjelaskan, kendala yang dihadapi tim SAR gabungan yaitu di lokasi hujan, kabut tebal, akses yang susah, dan ditambah lagi korban ke-24 dan ke-25 ini terhimpit antara ujung jembatan dan beton.

    “Korban ke-24 terlihat bagian pinggang ke atas dan korban ke-25 terlihat dari pinggang ke bawah,” jelasnya.

    Tim SAR gabungan saat itu masih menggunakan alat manual untuk melakukan pencarian, di antaranya Rotariso, alkon, hammer, jack hammer manual, linggis, cangkul, dan sekop.

    Sementara itu, Kepala Kantor Basarnas Semarang, Budiono mengatakan, operasi pencarian pada hari ke-5 terpaksa dihentikan lebih cepat.

    Hal tersebut dilakukan karena hujan yang turun dengan intensitas tinggi mengguyur area pencarian.

    “Personel SAR gabungan terpaksa kami tarik karena hujan deras dan kami hentikan untuk hari ini (Sabtu—Red). Dikhawatirkan akan terjadi longsor susulan yang bisa membahayakan tim gabungan” ujar Budiono.

    Dia mengungkapkan, tim SAR gabungan mengalami kendala saat hendak mengevakuasi korban ke-24 dan ke-25, yang terhimpit material longsor berupa batu besar.

     “Segala cara untuk bisa menyingkirkan bebatuan yang menghimpit kedua korban dengan peralatan yang ada seperti peralatan extrikasi.

    Untuk excavator belum bisa digunakan karena lokasi masih tidak aman untuk penggunaan excavator,” ungkapnya.

    Dengan ditemukannya dua korban tersebut maka jumlah total korban yang berhasil dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia menjadi 25 orang.

    Adapun satu korban yang masih dalam pencarian, yakni M Teguh Imanto.

    Dia menambahkan, sejak pencarian korban tanah longsor pada hari ke-4, setiap selesai bertugas tim SAR gabungan disemprot dengan cairan disinfektan sebagai langkah pencegahan timbulnya penyakit akibat pembusukan mayat.

    “Kami selalu menjaga kesehatan dari para personil SAR gabungan karena yang utama adalah keselamatan personel kami. Jangan sampai selesai operasi SAR, para personel jatuh sakit,” tambahnya. (dro) 

  • 3 Siswa SMPN 7 Meninggal, Pemkot Mojokerto Sampaikan Duka Cita

    3 Siswa SMPN 7 Meninggal, Pemkot Mojokerto Sampaikan Duka Cita

    Mojokerto (beritajatim.com) – Tiga orang siswa SMPN 7 Kota Mojokerto dinyatakan meninggal dunia setelah terseret ombah di Pantai Drini Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (28/1/2025). Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto menyampaikan duka cita.

    Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh. Ali Kuncoro menyampaikan atas nama Pemkot dan masyarakat Kota Mojokerto menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga korban. “Kepada keluarga korban meninggal dunia, kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam,” ungkapnya.

    Pihaknya berharap semoga keluarga tabah dan sabar dalam melewati situasi yang tidak mudah tersebut. Sementara kepada korban yang masih dalam perawatan di Rumah Sakit Yogyakarta, Sekretaris DPRD Provinsi Jawa Timur ini pun mendoakan segera pulih dan bisa kembali ke Kota Mojokerto.

    “Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas Kesehatan P2KB telah menuju Yogyakarta untuk melakukan penanganan lebih lanjut dan berkoordinasi intens dengan tim SAR serta Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit terkait di daerah yang menjadi lokasi kecelakaan,” katanya.

    Menurut orang nomor satu di lingkup Pemkot Mojokerto ini, pihaknya akan memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh korban dan keluarga yang menuju lokasi kejadian. Pihaknya mempastikan dua korban yang masih mendapatkan perawatan mendapat perawatan maksimal.

    Saat ini, para siswa SMPN 7 Kota Mojokerto yang mengalami luka-luka tengah mendapat perawatan intensif dan dirawat di RSUD Saptosari Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

    Sebelumnya, kabar duka menyelimuti dunia pendidikan di Kota Mojokerto. Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Kota Mojokerto mengalami musibah di Pantai Drini Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari,Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (28/1/2025).

    Dikabarkan sejumlah siswa menjadi korban akibat didukung ombak Pantai Drini. Tiga orang siswa dikabarkan meninggal dunia, sementara sembilan orang siswa berhasil selamat. Sementara satu orang siswa masih dalam pencarian Tim SAR Gabungan. [tin/beq]

  • 3 Siswa SMPN 7 Mojokerto Meninggal Terseret Ombak Pantai Drini Yogyakarta

    3 Siswa SMPN 7 Mojokerto Meninggal Terseret Ombak Pantai Drini Yogyakarta

    Mojokerto (beritajatim.com) – Tiga orang siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Kota Mojokerto meninggal dunia terseret ombak saat berwisata di Pantai Drini, Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, Selasa (28/1/2025).

    Sementara, sembilan orang siswa berhasil selamat. Sementara satu orang siswa masih dalam pencarian Tim SAR Gabungan.

    Hal tersebut dibenarkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P&K) Kota Mojokerto, Ruby Hartoyo. “Iya benar, ini saya diperintah langsung Pak Pj untuk berangkat ke Jogja. Info awal, ada 13 orang siswa bermain di pantai dan terseret ombak,” ungkapnya.

    Masih kata Ruby, dari 13 orang siswa tersebut, tiga orang siswa ditemukan dalam kondisi meninggal duniam Sebanyak sembilan orang siswa diantaranya berhasil selamat dan satu orang siswa belum ditemukan. Menurutnya saat ini masih dalam proses pencarian.

    “Sembilan siswa bisa diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit, yang tiga ditemukan dalam posisi sudah meninggal dan satu masih dalam pencarian. Pasca kejadian ini, semua siswa akan kembali ke Mojokerto hari ini. Mereka ini berangkat tadi malam ke Jogja,” ungkapnya.

    Ruby menjelaskan, ada sebanyak 257 siswa dan didampingi 16 orang guru dan Kepala Sekolah. Mereka merupakan siswa kelas 7 dan 8 yang mengikuti kegiatan outing class ke Yogjakarta selama dua hari yakni tanggal 27-28 Januari 2025.

    “Sesuai jadwal nanti malam jam 21.00 WIB kembali ke Mojokerto. Tujuannya ke Jogja, ke pusat batik dan sebelumnya ke pantai dulu. Setiap tahun memang ada kegiatan outing class. Rencananya, siang ini Pak Pj akan menggelar rilis. Satu pintu,” ujarnya melalui sambungan telepon. [tin/beq]

  • Tim SAR Urai Skema Evakuasi Jasad Korban Tertimpa Coran Tower Ambruk Bekasi

    Tim SAR Urai Skema Evakuasi Jasad Korban Tertimpa Coran Tower Ambruk Bekasi

    Jakarta

    Coran bangunan tower di Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, roboh menimbulkan korban tewas dan luka. Tim SAR mengatakan diperlukan crane terlebih dahulu sebelum korban tewas dievakuasi.

    “Dari pihak konstruksi dari vendornya juga ada yang memang ditugaskan untuk membongkar jadi barusan tadi dilihat untuk yang paling aman adalah tower itu dibongkar dulu,” ucap Kepala Kantor SAR Jakarta, Desiana, saat ditemui wartawan di lokasi kejadian, Senin (27/1/2025).

    “Jadi kami setelah selesai tower tersebut dibongkar baru kami evakuasi korban yang tertimpa beton di bawah menara itu jadi kami tunggu dulu proses bongkaran dari tower tersebut,” tambahnya.

    Desiana mengatakan tower akan dibongkar oleh pihak vendor. Sedangkan tim SAR akan berfokus mengevakuasi korban yang saat ini masih tertimpa coran.

    “Satu persatu besinya (tower) akan dicopot dengan berhati-hati ya, itu udah ranahnya dari vendor dan baru nanti tim SAR akan evakuasi korban begitu,” tutur Desiana.

    Desiana memperkirakan proses pembongkaran tower akan memakan waktu 6 hingga 8 jam. Waktu tersebut diperkirakan setelah crane datang dan tali pancang sudah terpasang.

    Insiden coran tower roboh ini diketahui menewaskan seorang pekerja. Korban tewas dengan posisi terjepit reruntuhan.

    “Korban tewas atas nama Rustadi (43),” ujar Kukuh, “Mayatnya masih terjepit. (Posisinya) di gedung,” kata Kanit Reskrim Polsek Tambun Utara AKP Kukuh saat dihubungi detikcom.

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pencarian Warga Bojonegoro yang Tenggelam di Bengawan Solo Dihentikan

    Pencarian Warga Bojonegoro yang Tenggelam di Bengawan Solo Dihentikan

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Ops SAR orang tenggelam diduga akibat terseret arus Sungai Bengawan Solo turut Desa/Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro sudah masuk hari ketujuh. Meski belum ditemukan, pencarian yang dilakukan Tim SAR Gabungan tersebut dihentikan, Senin (27/1/2025).

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Bojonegoro Laela Noer Aeny mengatakan, pencarian terhadap korban atas nama Taslam (60) warga Desa/Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro sebelumnya telah dilakukan dengan radius 56 kilometer.

    “Hasilnya masih nihil (belum ditemukan), pencarian dihentikan,” ujar Kalaksa BPBD Bojonegoro Laela Noer Aeny, Senin (27/1/2025) petang.

    Penghentian operasi SAR ini, lanjut Any, telah disetujui oleh pihak keluarga korban dan forum komunikasi pimpinan kecamatan (Forpimcam) Kanor, dalam apel penutupan pencarian dihari ketujuh, yang diikuti seluruh personel SAR gabungan.

    Namun, mantan Camat Kepohbaru ini menghimbau, jika suatu saat terdapat warga yang melihat korban mengapung di sepanjang Sungai Bengawan Solo, untuk segera melapor ke pihak yang berkaitan, sehingga pihaknya akan segera mengevakuasi.

    “Segera melapor, jika terdapat warga yang melihat korban mengapung di Bengawan Solo,” pungkasnya.

    Sebelumnya diberitakan, seorang warga di Desa Kanor, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro dilaporkan hanyut dan tenggelam di Sungai Bengawan Solo. Korban bernama Taslam (60) ini, diduga terpeleset saat mencari kayu di pinggir sungai, Selasa (21/1/2025).

    Kalaksa BPBD Bojonegoro, Laela Nor Aeny mengatakan, kronologi kejadian bermula pada sekitar pukul 15.00 WIB, Taslam sedang mencari kayu bakar di tepian sungai bengawan solo, kemudian terpleset dan terbawa arus, dimana kondisi tinggi muka air (TMA) saat ini sedang tinggi.

    “Dan salah satu warga melihat korban tenggelam segera melapor dan mencari pertolongan,” ujarnya. [lus/but]

  • Coran Tower Ambruk di Tambun Utara Bekasi, Satu Pekerja Tewas, 5 Lainnya Luka-luka – Halaman all

    Coran Tower Ambruk di Tambun Utara Bekasi, Satu Pekerja Tewas, 5 Lainnya Luka-luka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Satu pekerja meninggal dunia akibat tower ambruk di Kavling Bumi Indah Sejahtera, RT 08 RW 05, Desa Karang Satria, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (27/1/2025). 

    Tower ambruk tersebut berdiri di atas struktur bangunan musala santri pondok pesantren yang sedang dalam pengerjaan di kawasan permukiman padat penduduk. 

    Terlihat bagian atap musala tempat berdiri tower rusak.

    Korban meninggal dunia masih berada di reruntuhan. 

    Petugas Rescue Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kabupaten Bekasi dan Tim SAR diterjunkan guna mengevakuasi korban.

    Proses evakuasi terkendala sulitnya medan akibat struktur tower yang rawan ambrol. 

    Komandan Regu Tim Rescue Disdamkar Adhi Nugroho mengatakan pihaknya mendapat laporan adanya tower ambruk menimpa pekerja sekira pukul 11.00 WIB. 

    “Kami mendapat laporan, dari laporan awal ada 7 pekerja lima berhasil selamat sedangkan dua orang tertimpa reruntuhan,” kata Adhi. 

    Dari dua orang yang tertimpa reruntuhan, satu di antaranya berhasil dievakuasi dan langsung dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi luka-luka. 

    Sedangkan satu korban lagi, dipastikan meninggal dunia dan terjebak di reruntuhan bangunan.

    Proses evakuasi terus dilakukan tim gabungan. 

    “Satu orang meninggal dunia, sementara satu lagi yang sudah berhasil kami evakuasi luka-luka saat ini dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan,” ucapnya.

    Satu korban selamat berhasil dievakuasi

    Satu korban selamat dari reruntuhan berhasil dievakuasi.

    Korban tersebut belum diketahui identitasnya.

    Setelah dievakuasi, korban segera dibawa menggunakan mobil ambulans menuju RSUD Kabupaten Bekasi.

    “Dibawa ke RSUD,” ungkap seorang petugas kesehatan yang berada di lokasi, Senin.

    Coran penyangga tower yang ambruk tersebut merupakan bagian dari proyek pembangunan yang sedang berlangsung.

    Dari total tujuh pekerja yang terlibat dalam proyek ini, satu orang dilaporkan tewas dan enam lainnya mengalami luka-luka. 

    Saat ini, petugas Damkar, Basarnas, serta personel Polsek Tambun Selatan masih berada di lokasi untuk melakukan evakuasi terhadap korban meninggal dan memastikan keamanan area tersebut.

     (TribunJakarta/Kompas.com)

  • Pencarian 2 Korban Longsor di Gunung Mas Kalteng Terkendala Medan Sulit

    Pencarian 2 Korban Longsor di Gunung Mas Kalteng Terkendala Medan Sulit

    Gunung Mas, Beritasatu.com – Hampir sepekan setelah terjadinya tanah longsor di Desa Tumbang Mahuroi, Kecamatan Damang Batu, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah (Kalteng), dua orang warga yang menjadi korban longsor masih belum ditemukan.

    Memasuki hari kelima pascakejadian, tim SAR gabungan yang melakukan pencarian menghadapi berbagai kendala. Jarak antara posko pencarian dan titik lokasi tertimbunnya korban memaksa tim melintasi medan yang sangat sulit. Bahkan, longsor susulan sempat terjadi dan memperburuk kondisi pencarian.

    Kepala Satuan Operasi dan Pertolongan Basarnas Palangka Raya Maulana Abdillah menyampaikan, saat ini upaya pencarian dilakukan dengan metode penyemprotan di sekitar lokasi longsor yang diduga menjadi titik tertimbunnya korban.

    Langkah ini dilakukan karena akses menuju titik pencarian sangat berbahaya dan tidak memungkinkan menggunakan alat berat. Selain itu, hujan deras yang masih terjadi membuat tanah semakin labil, sehingga menambah risiko longsor susulan.

    Upaya pencarian juga semakin sulit karena lokasi yang terpencil dan minimnya jaringan komunikasi, sehingga tim SAR kesulitan berkoordinasi. 

    “Dari posko menuju lokasi pencarian, ada beberapa titik longsor susulan, meski skala kecil,” kata Maulana Abdillah, Senin (27/1/2025).

    Kedua korban yang tertimbun dalam tanah longsor adalah Gadeonsin (57) dan Muliadi (51), yang merupakan penambang emas tradisional di Desa Tumbang Mahuroi. Mereka tertimbun ketika tengah beristirahat di pondok saat hujan lebat mengguyur pada Rabu (22/1/2025).

    Saat ini, pencarian korban longsor Gunung Mas Kalteng masih difokuskan di sekitar pondok tempat terakhir korban ditemukan. Tim SAR Gabungan akan melanjutkan pencarian hingga tujuh hari ke depan.Apabila tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan korban, operasi SAR akan dihentikan. Namun, apabila terdapat indikasi baru, operasi SAR dapat dibuka kembali.