Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • Tinggal Sama Nenek, Korban Ombak Pantai Drini Dikenal Baik dan Supel

    Tinggal Sama Nenek, Korban Ombak Pantai Drini Dikenal Baik dan Supel

    Mojokerto (beritajatim.com) – Korban keempat yang ditemukan meninggal akibat ombak Pantai Drini, Rifky Yoeda Pratama dikenal baik dan dikenal sebagai pribadi yang baik dan suka bergaul (supel). Korban setiap magrip mengajak teman-temannya untuk sholat berjamaah.

    Pelajar kelas 7 SMPN 7 Kota Mojokerto ini tinggal di Perumahan The Suam Residence Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto bersama sang nenek, Sarminah. Kedua menempat Blok N Nomor 6 lebih dari setahun yang lalu.

    Ketua RT 02, Vivi Yuliana mengatakan, jika korban sudah ditinggal meninggal oleh ibunya, Siti Rositasari saat duduk di bangku Sekolah Dasar. “Bapaknya baru menikah dan tinggal di Krian sama ibu sambungnya. Dia tinggal di sini sama neneknya, lebih dari setahun,” ungkapnya, Rabu (29/1/2025).

    Masih kata Vivi, nenek Sarminah merupakan ayah korban, Yohanes Iskandar. Ibu korban dan dua adiknya sudah meninggal dan dimakamkan di Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo. Dua adik korban meninggal saat bayi dan berusia satu tahun sehingga korban merupakan piatu.

    “Saya tahunya tinggal di Tirta Suam sudah lama terus pindah ke sini setahun an. Neneknya Rifky ini, ibunya Pak Yohanes ayahnya Rifky. Neneknya tunggal berdua sama Rifky saja. Kurang tahu tapi tadi rundingan mau ikut anaknya yang di Malang (nenek korban),” katanya.

    Menurutnya nenek korban tak kuasa kehilangan sang cucu, nenek korban sempat shock tidak percaya cucunya pergi untuk selamanya. Lantaran sang nenek sudah lanjut usia (lansia) sehingga ia menemani nenek korban sejak kabar hilangnya korban pada, Selasa (28/1/2025) kemarin.

    “Anaknya sangat baik, kalau magrib itu pasti ngajak anak-anak kecil untuk sholat ke masjid. Ananda Rifky ini sempat ikut pengajian Isro Miroj malamnya (Minggu malam),” tambah Pengurus RW 03, Latif Sutopo.

    Sebelumnya, Rifky Yoeda Pratama dinyatakan hilang oleh Tim SAR saat ombak Pantai Drini menyeret 13 siswa SMPN 7 Kota Mojokerto pada, Selasa (28/1/2025) kemarin. Dari 13 siswa tersebut, tiga ditemukan dalam kondisi meninggal dan sembilan ditemukan selamat. [tin/kun]

  • Korban Ombak Pantai Drini Minta Foto Ibu Sebelum Outing Class ke Yogyakarta

    Korban Ombak Pantai Drini Minta Foto Ibu Sebelum Outing Class ke Yogyakarta

    Mojokerto (beritajatim.com) – Korban ombak Pantai Drini di Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY) dikenal sebagai pribadi yang baik dan suka bergaul (supel). Sebelum outing class, korban minta foto sang ibu.

    Sang ibu Siti Rositasari sudah meninggal dunia saat korban duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Korban juga ditinggal dua adiknya dan ketiganya dimakamkan di Desa Kraton, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo. Hal tersebut disampaikan Pengurus RW 03, Latif Sutopo.

    Pelajar kelas 7 SMPN 7 Kota Mojokerto ini, selama ini tinggal di Perumahan The Suam Residence Blok N Nomor 6 RT 02 RW 03, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. Korban tinggal bersama sang nenek, Sarminah.

    “Sebelum berangkat (outing class ke Yogyakarta), ananda Rifky ini minta foto ibunya ke neneknya. Foto itu dimasukkan di dompet. Wallahu a’lam. Apa ini firasat, saya tidak tahu?,” ungkapnya, Rabu (29/1/2025).

    Masih kata Pengurus RW 03, korban dikenal sebagai anak supel dan rajin beribadah. Korban setiap sholat magrip selalu berjamaah di masjid perumahan dan mengajak teman-temannya. Bahkan korban merupakan vokalis kelompok hadrah di masjid perumahan.

    “Anaknya sangat baik, kalau magrib itu pasti ngajak anak-anak kecil untuk sholat ke masjid. Ananda Rifky ini sempat ikut pengajian Isro Miroj malamnya (Minggu malam). Dimakamkan di Krian berdampingan dengan ibu dan dua adiknya,” katanya.

    Sebelumnya, Rifky Yoeda Pratama dinyatakan hilang oleh Tim SAR saat ombak Pantai Drini menyeret 13 siswa SMPN 7 Kota Mojokerto pada, Selasa (28/1/2025) kemarin. Dari 13 siswa tersebut, tiga ditemukan dalam kondisi meninggal dan sembilan ditemukan selamat. [tin/kun]

  • Disholati di Mojokerto, Jenazah Korban Ombak Pantai Drini Dimakamkan di Krian Sidoarjo

    Disholati di Mojokerto, Jenazah Korban Ombak Pantai Drini Dimakamkan di Krian Sidoarjo

    Mojokerto (beritajatim.com) – Jenazah korban hilang di Pantai Drini, Rifky Yoeda Pratama tiba di rumah duka di Perumahan The Suam Residence Blok N Nomor 6, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. Usai disholati, jenazah langsung dibawa ke Sidoarjo.

    Jenazah korban dimakamkan di Dusun Kraton RT 12 RW 3, Desa Kraton, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo didampingi dengan makam sang ibu, Siti Rositasari dan dua adiknya. Dengan menggunakan ambulance milik Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto, jenazah korban diantar ratusan peziarah.

    Ketua RT 02, Vivi Yuliana mengatakan, ibu dan adik korban telah meninggal dan dimakamkan di Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo sehingga korban dimakamkan di Krian. “Ibu kandung dan adik-adiknya sudah meninggal dimakamkan, jadi kenapa korban dimakamkan di sana,” ujarnya, Rabu (29/1/2025).

    Sementara itu, Pengurus RW 03, Latif Sutopo mengatakan, jika sebelumnya pihak keluarga menanti kabar terkait korban yang dinyatakan hilang di Pantai Drini Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari,Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (28/1/2025). “Alhamdulilah tadi pagi ditemukan,” ungkapnya.

    Pihak keluarga mendapat informasi terkait penemuan jenazah korban pada Rabu pagi dan kepulangan jenazah korban sekira pukul 10.00 WIB. Jenazah korban dimakamkan di Sidoarjo sesuai dengan permintaan sang nenek agar bisa dimakamkan berdampingan dengan ibu dan dua adiknya.

    “Disholatkan dulu di sini (Kota Mojokerto) dan dimakamkan di Krian (Sidoarjo), permintaan keluarga ingin dimakamkan bersama ibu dan adiknya. Iya di Krian (Desa Kraton, Kecamatan Krian). Tinggal bersama neneknya di sini, sekolah di SMPN 7. Bapak ibunya (ibu sambung) dari kemarin ikut ke Jogja,” katanya.

    Dengan ditemukan jenazah Rifky Yoeda Pratama, total ada empat korban meninggal akibat didulung ombak Pantai Drini pada, Selasa (28/1/2025) kemarin. Tiga korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia langsung dibawa ke rumah duka di Mojokerto usai menjalani otopsi.

    Tiga korban meninggal sebelumnya yakni Alfian Aditya Pratama warga Jalan Flamboyan, Kelurahan Wates dan Malvein Yusuf Adh Dhuqa, warga Jalan Al-Azhar, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto dan Bayhaki Faqtyansah warga Desa Penompo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto.

    Sebelumnya, kabar duka menyelimuti dunia pendidikan di Kota Mojokerto. Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Kota Mojokerto mengalami musibah di Pantai Drini Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari,Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (28/1/2025).

    Dikabarkan sejumlah siswa menjadi korban akibat diseret ombak Pantai Drini. Tiga orang siswa dikabarkan meninggal dunia, sementara sembilan orang siswa berhasil selamat. Sementara satu orang siswa masih dalam pencarian Tim SAR Gabungan. [tin/ian]

  • Terjebak Hujan Deras, Wanita Muda Alami Hipotermia saat Mendaki Gunung Klabat

    Terjebak Hujan Deras, Wanita Muda Alami Hipotermia saat Mendaki Gunung Klabat

    Liputan6.com, Minahasa Utara – Seorang wanita muda dilaporkan mengalami hipotermia atau penurunan suhu tubuh di Pos 12 Gunung Klabat, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut. Peristiwa ini terjadi pada, Sabtu (25/1/2025), sekitar pukul 19.20 Wita.

    Pendaki itu diketahui bernama Icha (21), perempuan asal Desa Matungkas, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut. Ia mengalami hipotermia setelah terjebak hujan deras saat di Gunung Klabat bersama enam rekannya.

    Salah satu dari kelompok pendaki tersebut tidak mampu melanjutkan perjalanan dan akhirnya terjatuh sakit di Pos 12 Gunung Klabat. Dua orang rekan korban kemudian turun menuju Pos 6 untuk mencari sinyal telepon guna melaporkan kejadian tersebut.

    Laporan diterima oleh Kantor Basarnas Manado pada pukul 21.50 Wita, yang segera mengerahkan Tim Rescue Basarnas Manado. Tim SAR bergerak menuju lokasi kejadian dan tiba di sana sekitar pukul 22.00 Wita.

    “Korban ditemukan dalam keadaan selamat, meski kondisinya lemah, dan segera dievakuasi,” ungkap Kepala Basarnas Manado George Randang pada, Minggu (26/1/2025).

    Wanita muda itu kemudian diserahkan kepada pihak keluarga yang telah menunggu di lokasi, dengan didampingi dari personel Polsek Airmadidi untuk memastikan proses penyerahan korban ke pihak keluarga.  

    “Peristiwa ini menjadi pelajaran bersama, dan juga menunjukkan pentingnya kewaspadaan dalam melakukan pendakian, terutama menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu,” ujarnya.

    Dia juga menyampaikan terima kasih kepada tim gabungan, serta warga sekitar yang ikut membangun proses evakuasi pendaki tersebut.

     

    Pengungsi Banjir Cilacap Kekurangan Bantuan Makanan

  • Lagi, Pendaki Asal Minahasa Utara Alami Hipotermia di Gunung Klabat

    Lagi, Pendaki Asal Minahasa Utara Alami Hipotermia di Gunung Klabat

    Liputan6.com, MInahasa Utara – Seorang pendaki mengalami hipotermia atau penurunan suhu tubuh saat mendaki Gunung Klabat di Kabupaten Minahasa Utara, Sulut, pada Sabtu (25/1/2025), pukul 16.30 Wita.

    Humas Basarnas Manado Nuriadin Gumelang mengungkapkan, korban laki-laki bernama Larry Sundah (25), asal Desa Kaasar, Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara.

    Kejadiannya bermula pada, Sabtu (25/1/2025), sekitar pukul 16.30 Wita, Larry Sundah bersama dua orang temannya memulai pendakian Gunung Klabat.

    Namun, saat mereka hendak turun pada pukul 17.00 Wita, korban mengalami hipotermia di Pos 5 akibat kehujanan dan tidak mampu melanjutkan perjalanan. Salah satu temannya berusaha turun menuju Pos 4 untuk mencari sinyal telepon, namun karena cuaca buruk yang hujan dan berangin, tidak ada sinyal yang ditemukan.

    “Rekan korban kemudian turun gunung dan melaporkan kejadian tersebut ke KPP Manado, meminta bantuan tim SAR,” ujarnya.

    Tim Rescue KPP Manado segera merespons laporan tersebut. Pada pukul 22.05 Wita, Tim SAR bergerak menuju lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi. Setelah melakukan perjalanan semalaman, pada pukul 04.20 Wita dini hari, tim berhasil menemukan korban di Pos 5.

    “Tim SAR segera melakukan asesmen dan memastikan kondisi korban,” ujarnya.

    Proses evakuasi berlangsung hingga pukul 12.15 Wita, Selasa (28/1/2025). Korban berhasil dibawa turun dengan selamat dan langsung diserahkan kepada pihak keluarga dalam keadaan baik.

    Sejumlah unsur yang terlibat dalam proses evakuasi itu adalah Basarnas Manado, KPA Spider, dan Polsek Airmadidi.

    “Kami mengimbau kepada para pendaki untuk selalu memperhatikan kondisi cuaca dan perlengkapan yang memadai, guna menghindari kejadian serupa,” ujar Nuriadin Gumelang.

    Diberitakan sebelumnya, seorang perempuan muda dilaporkan mengalami hipotermia atau penurunan suhu tubuh di Pos 12 Gunung Klabat, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut. Peristiwa ini terjadi pada, Sabtu (25/1/2025), sekitar pukul 19.20 Wita.

    Pendaki itu diketahui bernama Icha (21), wanita asal Desa Matungkas, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut. Icha mengalami hipotermia setelah terjebak hujan deras saat di Gunung Klabat bersama enam rekannya.

    Salah satu dari kelompok pendaki tersebut tidak mampu melanjutkan perjalanan dan akhirnya terjatuh sakit di Pos 12 Gunung Klabat. Dua orang rekan korban kemudian turun menuju Pos 6 untuk mencari sinyal telepon guna melaporkan kejadian tersebut.

    Laporan diterima oleh Kantor Basarnas Manado pada pukul 21.50 Wita, yang segera mengerahkan Tim Rescue Basarnas Manado. Tim SAR bergerak menuju lokasi kejadian dan tiba di sana sekitar pukul 22.00 Wita.

    “Korban ditemukan dalam keadaan selamat, meski kondisinya lemah, dan segera dievakuasi,” tutur Kepala Basarnas Manado George Randang.

    Icha kemudian diserahkan kepada pihak keluarga yang telah menunggu di lokasi, dengan didampingi dari personel Polsek Airmadidi untuk memastikan proses penyerahan korban ke pihak keluarga.

  • Korban Hilang Terseret Ombak Pantai Drini Dimakamkan di Krian Sidoarjo 

    Korban Hilang Terseret Ombak Pantai Drini Dimakamkan di Krian Sidoarjo 

    Mojokerto (beritajatim.com) – Sempat dinyatakan hilang, korban ombak Pantai Drini, Rifky Yoeda Pratama akhirnya berhasil ditemukan Tim SAR Gabungan, Rabu (29/1/2025) pagi. Rencananya, siswa kelas 7 SMPN 7 Kota Mojokerto ini akan dimakamkan di Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo.

    Jenazah korban langsung dievakuasi ke RSUD Saptosari Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) usai berhasil dievakuasi. Setelah menjalani otopsi, jenazah korban dilepas Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro ke Kota Mojokerto.

    “Betul sekali (korban hilang ditemukan). Sekitar pukul 07.30 WIB, kami mendapatkan laporan dari Tim SAR Gunung Kidul dan beberapa personel kami yang di lokasi, termasuk orang tua korban. Korban atas nama Rifky Yoeda Pratama sudah diketemukan,” ungkapnya.

    Masih kata Mas Pj (sapaan akrab, red), jika korban sudah diotopsi dan dimandikan. Jenazah korban saat ini dalam perjalanan dari RSUD Saptosari di Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ke Kota Mojokerto.

    “Insya Allah, jenazah korban akan mampir sejenak di rumah yang di Kota Mojokerto namun kemudian langsung dibawa ke Krian (Kabupaten Sidoarjo). Jenazah korban akan dimakamkan di samping makan ibundanya,” tegasnya.

    Rumah duka di Kota Mojokerto yakni di Perumahan The Suam Residence Blok N Nomor 6, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. Sementara rumah duka di Kabupaten Sidoarjo yakni di Dusun Kraton RT 12 RW 3, Desa Kraton, Kecamatan Krian.

    Dengan ditemukan jenazah Rifky Yoeda Pratama, total ada empat korban meninggal akibat didulung ombak Pantai Drini pada, Selasa (28/1/2025) kemarin. Tiga korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia langsung dibawa ke rumah duka di Mojokerto usai menjalani otopsi.

    Tiga korban meninggal sebelumnya yakni Alfian Aditya Pratama warga Jalan Flamboyan, Kelurahan Wates dan Malvein Yusuf Adh Dhuqa, warga Jalan Al-Azhar, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto dan Bayhaki Faqtyansah warga Desa Penompo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto.

    Sebelumnya, kabar duka menyelimuti dunia pendidikan di Kota Mojokerto. Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Kota Mojokerto mengalami musibah di Pantai Drini Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari,Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (28/1/2025).

    Dikabarkan sejumlah siswa menjadi korban akibat diseret ombak Pantai Drini. Tiga orang siswa dikabarkan meninggal dunia, sementara sembilan orang siswa berhasil selamat. Sementara satu orang siswa masih dalam pencarian Tim SAR Gabungan. [tin/beq]

  • 13 Siswa SMPN 7 Mojokerto Terseret Arus Pantai Drini Gunungkidul, 3 Orang Ditemukan Tewas

    13 Siswa SMPN 7 Mojokerto Terseret Arus Pantai Drini Gunungkidul, 3 Orang Ditemukan Tewas

    Liputan6.com, Gunungkidul – Sebanyak 13 siswa SMPN 7 Mojokerto, terseret arus Pantai Drini, Kelurahan Banjarejo, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, pada Selasa (28/1/2025) kemarin pagi.

    Dari 13 siswa tersebut, sembilan siswa kembali dengan selamat namun tiga siswa ditemukan meninggal dunia, dan satu dalam pencarian. Mereka sebelumnya mengikuti outing class.

    “Pemerintah Kota Mojokerto terus berkoordinasi dengan tim SAR di lokasi kejadian untuk memastikan proses pencarian dan penanganan korban berjalan maksimal,” ujar Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh. Ali Kuncoro, ditulis Rabu (29/1/2025).

    Ali juga meminta Kepala Dinas Pendidikan Kota Mojokerto langsung menuju lokasi kejadian untuk mendampingi korban serta mengawal kepulangan jenazah hingga ke rumah duka.

    Selain itu, Ali juga mengevaluasi pelaksanaan kegiatan outing class di seluruh sekolah khususnya tingkat SD dan SMP. “Kami akan mengevaluasi kegiatan outing class,” ujarnya.

    Ali menegaskan, evaluasi ini sebagai langkah preventif. Ia menginstruksikan agar pelaksanaan kegiatan outing class yang diizinkan nantinya hanya yang bersifat edukatif, seperti kunjungan ke museum atau perpustakaan.

    “Nantinya, hanya outing class yang bersifat edukasi, seperti ke museum atau perpustakaan, yang diizinkan. Untuk kegiatan ke tempat wisata tidak akan kami perbolehkan,” ucapnya.

    Ali juga menginstruksikan seluruh sekolah, baik SD maupun SMP di Kota Mojokerto, untuk menggelar doa bersama dan tahlil. Kegiatan ini sebagai bentuk penghormatan dan doa bagi korban, saat kegiatan belajar kembali dimulai.

    “Kejadian ini menjadi pembelajaran penting bagi kita semua. Ke depan, Pemkot Mojokerto akan mengambil langkah-langkah preventif agar hal serupa tidak terulang kembali,” ujarnya.

    Ali juga mengunjungi rumah duka korban meninggal dunia. Ia pun menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan.

    “Pemerintah Kota Mojokerto turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas kejadian ini. Kami berharap keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” ucapnya.

  • Korban Hilang Terseret Ombak Pantai Drini asal Mojokerto Ditemukan Meninggal

    Korban Hilang Terseret Ombak Pantai Drini asal Mojokerto Ditemukan Meninggal

    Mojokerto (beritajatim.com) – Rifky Yoeda Pratama, korban yang sempat hilang akibat terseret ombak di Pantai Drini, akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Rabu (29/1/2025) pagi. Sehingga total korban meninggal akibat terseret ombak bertambah menjadi empat orang.

    Tim SAR Gabungan berhasil menemukan jenazahnya dan langsung mengevakuasi ke RSUD Saptosari, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

    Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro, membenarkan kabar tersebut. “Betul sekali (korban hilang ditemukan). Ditemukan sekitar pukul 07.30 WIB, jenazah korban langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Saptosari,” ungkapnya.

    Pelajar asal Perumahan The Suam Residence Blok N Nomor 6, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto ini belum bisa dibawa pulang ke Kota Mojokerto karena masih menjalani proses otopsi.

    “Masih proses autopsi. Setelah semua proses selesai langsung dibawa pulang. Orang tua korban sudah kita fasilitasi sejak kemarin ke Jogja, ini saya otw lokasi sekalian cek korban yang masih berada di ICU RSPU Dr Sardjito,” tegasnya.

    Dengan ditemukannya Rifky Yoeda Pratama, total korban meninggal akibat terseret ombak Pantai Drini bertambah menjadi empat orang. Tiga korban lainnya ditemukan lebih dulu pada Selasa (28/1/2025) dan langsung dibawa ke rumah duka di Mojokerto setelah menjalani otopsi.

    Tiga korban meninggal sebelumnya yakni Alfian Aditya Pratama warga Jalan Flamboyan, Kelurahan Wates, Malvein Yusuf Adh Dhuqa warga Jalan Al-Azhar, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, dan Bayhaki Faqtyansah warga Desa Penompo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto.

    Musibah ini terjadi saat sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Kota Mojokerto berwisata di Pantai Drini, Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (28/1/2025). Ombak besar menyeret sejumlah siswa, mengakibatkan empat orang meninggal dunia, sementara sembilan lainnya berhasil selamat. Satu siswa yang sebelumnya hilang akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia oleh Tim SAR Gabungan. [tin/beq]

  • 1 Korban Tragedi Pantai Drini Asal Kabupaten Mojokerto, Wabup Sampaikan Belasungkawa

    1 Korban Tragedi Pantai Drini Asal Kabupaten Mojokerto, Wabup Sampaikan Belasungkawa

    Mojokerto (beritajatim.com) – Bayhaqi Fatqiyansyah, pelajar SMPN 7 Kota Mojokerto asal Kabupaten Mojokerto, menjadi salah satu korban meninggal dalam tragedi ombak Pantai Drini, Gunungkidul, Yogyakarta. Wakil Bupati Mojokerto, Muhamad Al Barra, secara langsung menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban pada Selasa (28/1/2025).

    Gus Barra (sapaan akrab, red) mendatangi rumah duka almarhum Bayhaqi di Dusun Penompo, RT 11 RW 04, Desa Penompo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Orang nomor dua di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto ini memberikan dukungan moral dan santunan kepada keluarga korban.

    “Kami mewakili Pemerintah Kabupaten Mojokerto sangat berduka atas peristiwa ini. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi musibah ini,” ungkapnya.

     

    Bupati Mojokerto terpilih ini menyatakan bahwa pemerintah daerah akan terus mendampingi keluarga korban dan memantau proses hukum maupun administrasi terkait insiden tersebut. Selain itu, evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan outing class yang berisiko tinggi akan dilakukan secara menyeluruh.

    “Kegiatan seperti ini harus diselenggarakan dengan memperhatikan standar keselamatan yang tinggi. Kejadian ini menjadi pengingat kita semua untuk lebih berhati-hati dalam mengelola aktivitas siswa di luar lingkungan sekolah. Kami juga akan melakukan evaluasi sekolah-sekolah di wilayah Kabupaten Mojokerto secara mendalam,” katanya.

    Sebagai bentuk empati, Gus Barra menyerahkan bantuan kepada keluarga korban untuk meringankan beban mereka. Bantuan tersebut diharapkan dapat memberikan dukungan moral bagi keluarga almarhum di tengah duka yang mendalam.

    Sementara itu, tante korban, Yani Wiyati, mengatakan bahwa pihak keluarga mendapat informasi sekitar pukul 11.00 WIB. “Kami mendapatkan informasi dari wali kelasnya siang setelah nama-nama korban berhasil diidentifikasi dari RSUD setempat. Kami diminta memastikan melalui foto,” ujarnya.

    Pihak keluarga diminta memastikan identitas korban dari foto yang dikirim, dan benar salah satu foto korban meninggal dunia adalah Bayhaqi. Korban berangkat mengikuti kegiatan outing class bersama teman-teman sekolahnya, yakni SMPN 7 Kota Mojokerto, pada Senin (27/1/2025).

    “Setelah kami pastikan itu benar Bayhaqi, pihak keluarga meminta agar tidak diotopsi. Saya mewakili pihak keluarga menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian Pemkab Mojokerto serta masyarakat, dan kami berharap tidak ada lagi tragedi seperti ini yang menimpa keluarga lain di masa mendatang,” harapnya.

    Sebelumnya, kabar duka menyelimuti dunia pendidikan di Kota Mojokerto. Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Kota Mojokerto mengalami musibah di Pantai Drini, Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul, Yogyakarta, pada Selasa (28/1/2025).

    Dikabarkan, sejumlah siswa menjadi korban akibat diterjang ombak Pantai Drini. Tiga orang siswa dikabarkan meninggal dunia, sementara sembilan orang siswa berhasil selamat. Satu orang siswa masih dalam pencarian Tim SAR Gabungan. [tin/beq]

  • DPRD Kota Mojokerto Minta Outing Class Dievaluasi

    DPRD Kota Mojokerto Minta Outing Class Dievaluasi

    Mojokerto (beritajatim.com) – Anggota DPRD Kota Mojokerto, Rambo Garudo meminta agar kegiatan outing class untuk para siswa di Kota Mojokerto dievaluasi.

    Hal tersebut disampaikan saat ke rumah duka korban ombak Pantai Srini, Malvein Yusuf Adh Dhuqa, warga Jalan Al-Azhar, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.

    “Untuk kejadian kecelakaan di Yogjakarta, di Pantai Drini harus dievakuasi betul. Sebenarnya kalau kita mengikuti SOP dan lebih hati-hati, mungkin bisa dicegah tidak sampai terjadi kecelakaan yang menurut saya bisa diantisipasi,” ungkapnya saat di rumah duka, Selasa (28/1/2025).

    Sesuai yang disampaikan oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro tersebut evaluasi kembali outing class, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-Perjuangan) ini pun sependapat. Kegiatan di luar kelas seperti outing class yang digelar SMPN 7 Kota Mojokerto tersebut perlu dievakuasi.

    “Memang betul bermanfaat (outing class), ada manfaatnya. Pemilihan tempat (outing class), prediksi dan resiko ini harus kita hitung ulang. Kalau memang risikonya lebih besar daripada manfaatnya, harus kira hindari. Seperti itu,” tegasnya.

    Sebelumnya, kabar duka menyelimuti dunia pendidikan di Kota Mojokerto. Sejumlah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Kota Mojokerto mengalami musibah di Pantai Drini Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari,Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (28/1/2025).

    Dikabarkan sejumlah siswa menjadi korban akibat diseret ombak Pantai Drini. Tiga orang siswa dikabarkan meninggal dunia, sementara sembilan orang siswa berhasil selamat. Sementara satu orang siswa masih dalam pencarian Tim SAR Gabungan.

    Tiga korban meninggal yakni Alfian Aditya Pratama warga Jalan Flamboyan, Kelurahan Wates dan Malvein Yusuf Adh Dhuqa, warga Jalan Al-Azhar, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto dan Bayhaki Faqtyansah warga Desa Penompo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. [tin/ted]