Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • Sebelum Dimakan Buaya, Thina Bocah 8 Tahun Tanyakan Malaikat Pencabut Nyawa, Ibu: Minta Ayam Suwir

    Sebelum Dimakan Buaya, Thina Bocah 8 Tahun Tanyakan Malaikat Pencabut Nyawa, Ibu: Minta Ayam Suwir

    TRIBUNJATIM.COM – Thina, bocah 8 tahun Pangkalarang, Ketapang, Kecamatan Pangkalbalam, Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung dimakan buaya dan hingga kini belum ditemukan.

    Thina diserang buaya muara Sungai Pangkalbalam, Kawasan Air Anyir, Merawang pada Minggu (2/2/2025) siang.

    Herni, sang ibu mengungkap sikap aneh putrinya sebelum musibah itu terjadi.

    Tangisnya pun pecah saat ditemui di rumahnya pada Senin (3/2/2025).

    Herni mengatakan, anaknya masih belum ditemukan dan masih terus dilakukan upaya pencarian oleh Tim SAR dan pihak-pihak terkait.

    Air mata Herni jatuh ketika mengingat-ngingat kembali kenangan bersama anak perempuannya itu.

    Di tangannya dia menggenggam baju dan celana terakhir yang digunakan Thina sebelum berganti ke pakaian lain untuk ikut keluarganya pergi memancing muara Sungai Pangkalbalam.

    Sesekali, pakaian itu Herni gunakan untuk menyeka air matanya yang kian menetes.

    Di sampingnya, ada juga lipatan pakaian sekolah dan pakaian lain yang biasa digunakan Thina sehari-hari.

    Termasuk satu pakaian terusan pendek berwarna ungu yang pernah dipakai Thina untuk menemani ayahnya bermain badminton beberapa hari lalu.

    Padahal kata Herni, sebelumnya Thina tidak pernah sebegitu inginnya ikut dalam kegiatan ayahnya.

    “Malam Sabtu itu dia pengen ngikut, diajaklah sama ayahnya. Terus hari sabtunya juga dia mau ikut ayahnya kerja, tapi enggak boleh soalnya kan kerja,” tuturnya.

    Menurut Erni, kurang lebih seminggu terakhir sebelum kejadian nahas itu, Thina memang cenderung lebih dekat dan sering gelendotan dengan ayahnya.

    Bahkan ada suatu malam, Thina dan ayahnya nonton TV bersama di ruang tengah.

    Hal yang tak biasa pun terjadi saat momen nonton TV tersebut.

    “Pas nonton itu dia (Thina) nanya, katanya aku ini nanti masuk surga atau enggak. Saya bilang enggak boleh ngomong gitu, itu buat orang yang sudah meninggal. Saya juga enggak terlalu merhatiin dia nonton apa, soalnya posisinya saya di dapur,” jelasnya.

    Lebih lanjut, perilaku-perilaku tak biasa lainnya yang belakangan ini mulai terpikir dibenak Herni adalah ketika anaknya tersebut mulai sering minta gonta-ganti menu bekal ke sekolah.

    Hal itu terjadi sejak beberapa minggu terakhir, tepatnya ketika sehabis libur semesteran. Biasanya, Thina jarang meminta menu tertentu untuk bekal.

    “Biasanya paling saya goreng ayam. Tapi akhir-akhir ini dia sering minta ayamnya disuwir, ada dia minta ubi (singkong-red), katanya buat dibagi ke bu guru sama teman-temannya. Pokonya setiap hari itu ganti-ganti menunya,” ujar Herni.

    Kemudian yang paling baru adalah satu hari sebelum hari kejadian. Thina sudah menyiapkan buku-buku pelajaran yang bakal dibawa untuk sekolah dihari Senin.

    “Sudah disiapin sebenarnya buku-buku buat sekolah hari ini (Senin-red). Katanya nanti takut capek kalau habis dari pantai,” sambungnya.

    Herni pun tak menyangka dan tak memiliki firasat buruk sedikitpun terhadap perilaku tak biasa anaknya akhir-akhir. 

    Sama sekali tak terpikir dibenaknya jika itu menjadi semacam pertanda bahwa dia akan kehilangan anaknya.

    “Kami minta tolong bantu doanya, di sekolah juga kami minta didoakan semoga Thina cepat ketemu. Mau kami kalau perginya dari rumah, pulangnya juga harus ke rumah,” harapnya.

    Di sisi lain, kesedihan juga dirasakan Juriyati, guru di SDN 47 Pangkalpinang, Senin (3/2/2025).

    Meski coba menguatkan diri, nyatanya mata Juju, sapaan akrabnya, berkaca-kaca mencoba menahan tangis tatkala mengisahkan tentang sosok Thina, muridnya.

    Terlebih lagi, dalam kesehariannya di sekolah, Thina memang dekat dengan dirinya. 

     “Anaknya itu memang lemah lembut. Kadang-kadang dia menggil saya. Bu guru bu guru sini duduk. Ditariknya saya duduk di kursinya, terus dirangkulnya,” kata Juju yang juga adalah wali kelas Thina.

    Tak hanya di dalam kelas, kedekatan Thina dengan sang wali kelas pun hangat di luar kelas.

    Thina sering mengikuti Juju bahkan sering membagikan bekal yang dia bawa.

    Kenangan-kenangan manis seperti itulah yang membuat Juju merasa sangat kehilangan sosok Thina yang walaupun baru dikenalnya selama kurang lebih enam bulan terakhir atau satu semester.

    Lebih lanjut, Juju pun mengisahkan salah satu hal yang tak disangkanya mungkin adalah petunjuk atau tanda-tanda bahwa dirinya akan ditinggal salah satu muridnya itu.

    Kamis lalu, sekolah menggelar acara Sholat Dhuha berjamaan di halaman. Sebuah kegiatan yang memang rutin diselenggarakan setiap Kamis.

    Setelah sholat, salah satu guru memberikan semacam kultum atau ceramah tentang nama-nama malaikat beserta tugas-tugasnya.

    “Pas udah selesai itu, anak-anak ini masuk kelas. Saya kasih penguatan lagi tentang materi kultum itu. Nah pas waktu itu Thina ini nanya nama malaikat yang bertugas mencabut nyawa itu malaikat apa, saya jawablah malaikat Izrail,” jelas Juju.

    Setelah diingat-ingat kembali, kini dirinya sadar bahwa momen itu bisa jadi adalah semacam pertanda atau petunjuk dari Thina bahwa dia akan segera meninggalkan sang guru dan teman-teman sekelasnya.

    Lebih lanjut, Juju menyebut bahwa Thina juga merupakan sosok yang aktif dan sering bertanya ketika proses pembelajaran. Meski tak masuk ranking 3 besar, prestasi akademiknya juga tergolong bagus. 

    Tak hanya itu, bahkan sang wali kelas juga menganggap Thina adalah sosok yang sabar dan ramah ke siapapun.

    “Jadi pas waktu ambil raport semesteran kemarin, semua murid itu saya kasih reward dan predikat. Thina ini saya kasih predikat murid tersabar, ada dua orang, dia sama temannya satu,” ungkapnya.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Drama Laut Banda: Belasan ABK KM Rajawali Perkasa 103 Selamat Setelah Berenang hingga ke Pulau – Halaman all

    Drama Laut Banda: Belasan ABK KM Rajawali Perkasa 103 Selamat Setelah Berenang hingga ke Pulau – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, AMBON – 11 Anak Buah Kapal (ABK) KM Rajawali Perkasa 103 berhasil selamat setelah mengalami kapal karam.

    Insiden itu terjadi di Perairan Pulau Suanggi, Laut Banda, pada Senin (3/2/2025) dini hari.

    Informasi itu disampaikan Kantor Pencarian dan Pertolongan Ambon, Muhammad Arafat.

    Pihaknya menerima laporan dari agen kanal, Joli, sekitar pukul 14.15 WIT.

    Kapal ikan tersebut, yang berlayar dari Ambon menuju Larat, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, dihantam gelombang tinggi dan tenggelam sekitar pukul 03.00 WIT.

    “Seluruh ABK berhasil menyelamatkan diri dengan melompat dari kapal dan berenang menuju Pulau Suanggi. Mereka bertahan di pulau tersebut selama beberapa jam hingga matahari terbit,” ungkapnya.

    Salah satu korban kemudian mencoba mencari sinyal telepon di menara yang ada di pulau tersebut dan berhasil menghubungi agen kapal. 

    Laporan ini kemudian diteruskan ke Basarnas Ambon, yang segera mengerahkan Pos SAR Banda dan unsur potensi SAR lainnya menggunakan Rigid Inflatable Boat menuju Pulau Suanggi.

    Tim SAR Gabungan tiba di Pulau Suanggi sekitar pukul 15.40 WIT dan langsung mengevakuasi seluruh korban yang berlindung di tebing karang. 

    Proses evakuasi berlangsung lancar meskipun di tengah gelombang tinggi Laut Banda.

    “Seluruh korban berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat dan saat ini berada di Pulau Banda untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut,” kata Arafah.

    Data Korban Selamat KM Rajawali Perkasa 103:

      Jemmy Pattipeiluhu (55 tahun/L)
      Cecen Risal Raatburu (26 tahun/L)
      Lambertus Rupilu (52 tahun/L)
      Tofik Hidayat (32 tahun/L)
      Hermanus Rano Kolelupun (25 tahun/L)
      Rafli Pruwat (33 tahun/L)
      Feri Irawan (39 tahun/L)
      Jufri Wabula (22 tahun/L)
      Galih Ramadhan (21 tahun/L)
      Ye Jen BinSyeh (22 tahun/L)
      Fery Gasper Putuleihalat (20 tahun/L)

    Dengan ditemukannya seluruh korban selamat, Operasi SAR dinyatakan selesai dan ditutup.

    Basarnas Ambon mengucapkan terima kasih kepada seluruh unsur potensi SAR yang terlibat dalam operasi penyelamatan ini.

  • Basarnas Pastikan Cari Jurnalis Metro TV yang Hilang dalam Insiden Ledakan Speedboat

    Basarnas Pastikan Cari Jurnalis Metro TV yang Hilang dalam Insiden Ledakan Speedboat

    Ternate, Beritasatu.com – Kontributor Metro TV Maluku Utara, Sahril Helmi, masih dinyatakan hilang setelah insiden ledakan speedboat RIB 04 milik Kantor SAR Ternate, Provinsi Maluku Utara, pada Senin (3/2/2025).

    Sahril ikut dalam rombongan tim SAR yang menggunakan speedboat RIB 04 milik Basarnas dalam misi pencarian dua nelayan hilang di perairan Kota Tidore Kepulauan pada Minggu (2/2/2025).

    Kepala Basarnas Ternate, Iwan Ramdani, menjelaskan pencarian terhadap korban hilang akibat insiden ini akan dilakukan selama tujuh hari ke depan.

    “Pencarian akan dilakukan secara maksimal dengan koordinasi bersama KSOP, KUPP, Polairud, serta memantau kapal-kapal yang melintas di perairan Gita,” ujar Iwan.

    Iwan menegaskan seluruh tim SAR, termasuk Sahril Helmi, telah mengikuti standar operasional prosedur (SOP) dengan menggunakan jaket pelampung sebelum naik ke speedboat.

    “Berdasarkan keterangan saksi, seluruh tim dipastikan mengenakan jaket pelampung sebelum memasuki speedboat,” tambahnya.

    Kepala Kantor SAR Ternate menyatakan sebelum insiden terjadi, tidak ada firasat atau tanda-tanda kerusakan pada speedboat. Namun, sekitar 10 menit sebelum mencapai lokasi pencarian, tiba-tiba terjadi ledakan yang menyebabkan speedboat kehilangan kendali.

    Hingga saat ini, penyebab ledakan masih belum dapat dipastikan. Namun, tim investigasi akan diturunkan untuk mengungkap penyebab insiden nahas tersebut.

    “Kami tidak bisa berspekulasi. Diperlukan analisis yang tepat untuk mengetahui penyebab kejadian ini. Tim investigasi akan segera bekerja,” jelas Iwan.

    Dalam insiden ini, tercatat tiga orang meninggal dunia, tujuh orang selamat, dan satu orang—Sahril Helmi—masih dalam pencarian.

  • Kapal Basarnas Meledak, Pencarian Sahril Wartawan Metro TV Berlanjut – Page 3

    Kapal Basarnas Meledak, Pencarian Sahril Wartawan Metro TV Berlanjut – Page 3

    Kapal RIB 04 milik Basarnas Kota Ternate dilaporkan meledak saat melakukan misi penyelamatan di Perairan Gita, Kecamatan Oba, Kota Tidore Kepulauan (Tikep), Provinsi Maluku Utara pada Minggu malam 2 Februari 2025.

    Tiga orang anggota tim penyelamat dilaporkan meninggal dunia dalam insiden tersebut. Sementara seorang wartawan yang ikut dalam rombongan tim penyelamat ini dilaporkan hilang.

     Insiden kecelakaan laut ini dibenarkan oleh Direktur Kepolisian Perairan dan Udara (Dirpolairud) Polda Maluku Utara Kombes Pol Azhari Juanda.

    “Benar, laka laut dalam rangka operasi SAR terhadap kapal ikan yang mengalami mati mesin yang dilaksanakan oleh Kantor SAR Ternate,” kata dia saat dihubungi, Senin (3/2/2025).

    Terpisah, Kepala Basarnas Ternate Iwan Ramdani menjelaskan kronologi kecelakaan tersebut, berawal saat Kantor SAR Ternate menerima laporan dari masyarakat perihal dua orang nelayan yang mengalami insiden mati mesin di Perairan Desa Gita, Kecematan Oba, Kota Tikep.

    Saat itu, Kantor SAR Ternate melakukan Koordinasi dengan Tim SAR Dit Polairud Polda Malut untuk melakukan pencarian menggunakan Kapal RIB 04 milik Basarnas Ternate. Mereka bertolak dari Pelabuhan Ahmad Yani, Ternate.

    “Terus kami memberangkatkan tim sejumlah 11 orang dengan menggunakan RIB 04 atau Rigid Inflatable Boat kami Itu terdiri dari 7 orang dari Basarnas, 3 orang dari Polair dan 1 orang dari media,” kata dia saat dihubungi, Senin (3/2/2025).

    Iwan menyebut, mereka yang ikut dalam operasi ini antara lain adalah Kasiops Basarnas Ternate M Syahran Laturua yang berperan sebagai Kepala Tim Pencarian.

    Kemudian, Fadli M Malagapi, Hamja Djirun, Darmanto Rauf, Ryan Azur Sakti Ali, Maretang, M Riski Esa yang tergabung dalam anggota rescue. Kemudian, Bripka Irwan Idris, Bripda Putra Nusantara Rustam, dan Bharatu Mardi Hadji dari Sar Polair Polda Maluku Utara serta wartawan Metro TV atas nama Sahril.

  • Insiden Ledakan Kapal Basarnas, 2 Nelayan yang Sempat Mati Mesin Selamat dan Berhasil Dievakuasi – Page 3

    Insiden Ledakan Kapal Basarnas, 2 Nelayan yang Sempat Mati Mesin Selamat dan Berhasil Dievakuasi – Page 3

    Sebanyak tujuh korban selamat telah dievakuasi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan medis. Mereka adalah Kasi Ops Basarnas M Syahran Laturua, Ryan Azur Ali (PNS SAR Kota Ternate), Hamja Djirun (PNS SAR Kota Ternate), Darmanto Rauf (PNS SAR Kota Ternate), Maretang (PNS SAR Kota Ternate), Bripka Irwan Idris (anggota Dit Polairud Polda Malut), dan Bripda Putra Nusantara Ruslan (anggota Dit Polairud).

    Para korban selamat awalnya ditemukan oleh kapal cepat KM Cantika Lestari 10 yang sedang berlayar dari Pelabuhan Gita menuju Manado. Mereka kemudian dievakuasi ke Pelabuhan Gita dan mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Payahe sebelum akhirnya dipindahkan ke Ternate menggunakan KM Pandudewanata.

    Hingga saat ini, pencarian terhadap korban hilang masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan. Pihak berwenang juga tengah menyelidiki penyebab ledakan speedboat tersebut.

    Azhari mengungkapkan bahwa ketiga korban meninggal dunia telah dievakuasi ke Ternate menggunakan kapal cepat milik Polairud Polda Maluku Utara.

    “Untuk korban meninggal dunia atas nama Bharatu Mardi Hadji sudah langsung dibawa ke rumah duka, sementara dua korban luka berat langsung dirawat di RSUD Chasan Boesoirie Ternate,” ujarnya.

    Namun, ia belum bisa memberikan keterangan rinci mengenai kronologi insiden tersebut. “Kalau kronologis saya belum dapat sampaikan, biar pihak Basarnas saja,” ucapnya.

    Selain itu, Azhari juga membenarkan bahwa seorang jurnalis Metro TV, Sahril Helmi, masih dinyatakan hilang dan dalam proses pencarian. “Untuk korban masih dalam proses pencarian, dan itu merupakan kawan jurnalis,” ucapnya.

    Ketika ditanya mengenai kemungkinan penyelidikan penyebab ledakan speedboat, Azhari menegaskan bahwa saat ini pihaknya masih fokus menangani para korban. “Kami masih fokus lakukan evakuasi terhadap para korban dulu,” katanya.

    Sebagai informasi, insiden ledakan speedboat RIB 04 terjadi sekitar pukul 00.00 WIT saat tim SAR gabungan sedang dalam misi penyelamatan dua nelayan yang mengalami mati mesin di perairan Gita.

  • Kronologi Kapal Basarnas Meledak di Ternate, 3 Tewas dan 1 Wartawan Hilang – Page 3

    Kronologi Kapal Basarnas Meledak di Ternate, 3 Tewas dan 1 Wartawan Hilang – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kapal RIB 04 milik Basarnas Kota Ternate dilaporkan meledak saat melakukan misi penyelamatan di Perairan Gita, Kecamatan Oba, Kota Tidore Kepulauan (Tikep), Provinsi Maluku Utara pada Minggu, 2 Februari 2025 malam.

    Tiga orang anggota tim penyelamat dilaporkan meninggal dunia dalam insiden tersebut. Sementara seorang wartawan yang ikut dalam rombongan tim penyelamat ini dilaporkan hilang.

    Insiden kecelakaan laut ini dibenarkan oleh Direktur Kepolisian Perairan dan Udara (Dirpolairud) Polda Maluku Utara Kombes Pol Azhari Juanda.

    “Benar, laka laut dalam rangka operasi SAR terhadap kapal ikan yang mengalami mati mesin yang dilaksanakan oleh Kantor SAR Ternate,” kata dia saat dihubungi, Senin (3/2/2025).

    Terpisah, Kepala Basarnas Ternate Iwan Ramdani menjelaskan kronologi kecelakaan tersebut, berawal saat Kantor SAR Ternate menerima laporan dari masyarakat perihal dua orang nelayan yang mengalami insiden mati mesin di Perairan Desa Gita, Kecematan Oba, Kota Tikep.

    Saat itu, Kantor SAR Ternate melakukan Koordinasi dengan Tim SAR Dit Polairud Polda Malut untuk melakukan pencarian menggunakan Kapal RIB 04 milik Basarnas Ternate. Mereka bertolak dari Pelabuhan Ahmad Yani, Ternate.

    “Terus kami memberangkatkan tim sejumlah 11 orang dengan menggunakan RIB 04 atau Rigid Inflatable Boat kami Itu terdiri dari 7 orang dari Basarnas, 3 orang dari Polair dan 1 orang dari media,” kata dia saat dihubungi, Senin (3/2/2025).

    Iwan menyebut, mereka yang ikut dalam operasi ini antara lain adalah Kasiops Basarnas Ternate M Syahran Laturua yang berperan sebagai Kepala Tim Pencarian.

    Kemudian, Fadli M Malagapi, Hamja Djirun, Darmanto Rauf, Ryan Azur Sakti Ali, Maretang, M Riski Esa yang tergabung dalam anggota rescue. Kemudian, Bripka Irwan Idris, Bripda Putra Nusantara Rustam, dan Bharatu Mardi Hadji dari Sar Polair Polda Maluku Utara serta wartawan Metro TV atas nama Sahril.

     

  • Profil Evi Poespito Hany, Kepsek SMPN 7 Mojokerto Diisukan Ditahan Buntut Tragedi Pantai Drini – Halaman all

    Profil Evi Poespito Hany, Kepsek SMPN 7 Mojokerto Diisukan Ditahan Buntut Tragedi Pantai Drini – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut sosok Evi Poespito Hany, kepala sekolah SMPN 7 Mojokerto.

    Nama Evi menjadi sorotan publik usai diperiksa polisi buntut dari 4 siswanya tewas terseret ombak di Pantai Drini, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Selasa (28/1/2025) lalu.

    Kepsek SMPN 7 Mojokerto sebelumnya memenuhi undangan pemeriksaan yang dilayangkan oleh Polres Gunungkidul.

    Ia mendatangi Polres Gunungkidul pada Jumat (31/1/2025).

    Selama kurang lebih 3 jam, Evi dimintai keterangan terkait tragedi Pantai Drini.

    Ia enggan berkomentar saat ditanya awak media.

    Berdasarkan pantauan TribunJogja.com, Evi tampak keluar dari ruang pemeriksaan dan langsung masuk ke mobil sekitar pukul 17.05 WIB.

    Kasat Reskrim Polres Gunungkidul, AKP Ahmad Mirza dalam kesempatannya membenarkan telah memeriksa Kepsek SMPN 7 Mojokerto tersebut.

    “Benar (pemeriksaan terhadap kepala sekolah), akan kami informasikan lebih lanjut terkait hal ini,” katanya, dikutip dari TribunJogja.com, Senin (3/2/2025).

    Selain Evi, pihak travel agent juga bakal diperiksa.

    Polisi saat ini sedang menelusuri unsur kelalaian hingga berujung tewasnya 4 siswa.

    “Kami masih dalam proses penyelidikan dan belum ada penetapan tersangka,” jelasnya.

    AKP Ahmad juga membantah isu Kepsek SMPN 7 Mojokerto ditahan karena kasus ini.

    “Informasi yang beredar tidak benar. Posisi kepala sekolah tidak ditahan, baik polda maupun polres,” tegasnya, dikutip dari TribunJogja.com.

    Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, Evi lahir di Lumajang 11 Maret 1967 atau kini berusia 58 tahun.

    Dirinya sudah bertahun-tahun lamanya mengabdi menjadi guru.

    Evi pertama kali diangkat sebagai pegawai negeri pada tahun 1993.

    Kala itu, dirinya mengajar di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

    Dua tahun setelahnya, Evi dimutasi di SMPN 7 Mojokerto.

    Karernya naik saat diangkat menjadi kepala sekolah di SMPN 3 Mojokerto pada 2015. 

    Beberapa tahun setelahnya, Evi dipindah di SMPN 7 Mojokerto dan menjabat sebagai kepala sekolah hingga sekarang.

    Informasi tambahan, ia memiliki dua titel akademis, yakni Doktoranda (Dra.) dan Magister Pendidikan (M.Pd.).

    Tim SAR gabungan menemukan siswa SMPN 7 Mojokerto, Jawa Timur, bernama Rifky Yudha Pratama (13) yang hilang terseret ombak, Rabu (29/1/2025) pukul 07.30 WIB.

    Rifky Yudha Pratama ditemukan dalam kondisi meninggal terseret ombak Pantai Drini, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

    Dengan temuan ini, total ada empat siswa SMPN 7 Mojokerto yang meninggal di Pantai Drini.

    Ketiga korban lain yang bernama Alfian Aditya  Pratama (13), Malfen Yusuf Adhi Dilaga (13), dan Bayhaki F (13) ditemukan pada Selasa (28/1/2025).

    Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron, Marjono, mengatakan operasi pencarian hari kedua dilakukan tim darat dan tim laut sejak pukul 06.00 WIB. 

    Jenazah ditemukan di kedalaman 10 meter di sekitar lokasi korban hilang.

    “Sebenarnya,  lokasi temuan korban ini sudah kami prediksi kalau lokasinya tidak jauh dari lokasi pertama. Dan, benar korban ditemukan sekitar 20 meter dari lokasi penemuan pertama,” paparnya, Rabu, dikutip dari TribunJogja.com.

    Menurutnya, proses pencarian dapat berjalan lancar karena cuaca di Pantai Drini mendukung dan gelombang laut cukup landai.

    “Alhamdulillah, cuaca hari ini sangat cerah. Gelombang laut juga terpantau landai hanya sekitar 4 kaki. Cuaca yang mendukung ini membantu dalam pencarian korban pada pagi ini,” lanjutnya.

    Jenazah telah dievakuasi ke RSUD Saptosari untuk dilakukan pemeriksaan.

    Dengan penemuan jasad Rifky Yudha Pratama, operasi pencarian ditutup.

    Sebelumnya, 13 siswa SMP N 7 Mojokerto tenggelam di Pantai Drini pada Selasa (28/1/2025) sekitar pukul 06.30 WIB.

    Sebanyak sembilan siswa dapat diselamatkan, namun empat siswa dilaporkan hilang.

    SISWA TERSERET OMBAK: Petugas dibantu masyarakat melakukan evakuasi terhadap siswa SMP 7 Mojokerto yang terseret ombak di Pantai Drini, Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (28/1/2025). Sebanyak 13 siswa terseret ombak, tiga orang dinyatakan meninggal dunia, dan satu masih dinyatakan hilang hingga Selasa siang. (Kompas.com/Markus Yuwono)

    Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Pantai Baron, Surisdiyanto, menjelaskan rombongan siswa SMP N 7 Mojokerto berjumlah 261 pelajar dengan 16 pendamping.

    Mereka hendak melakukan kegiatan outing class di Pantai Drini.

    “Sesampai di pantai, para pelajar ini langsung berenang bersama-sama, selang berapa lama mereka sudah berada di area tengah dan terseret ombak,” jelasnya, Selasa.

    Proses evakuasi langsung dilakukan saat saksi melihat para siswa tenggelam.

    “Namun, dari 13 pelajar yang terseret ombak baru sembilan pelajar yang berhasil diselamatkan, sedangkan empat pelajar lain masih dilakukan pencarian,” sambungnya.

    Ia menduga para korban berenang terlalu jauh dari bibir pantai bahkan berada di  jalur kapal nelayan. 

    “Kemungkinan, pada saat yang bersamaan para pelajar ini tidak bisa berenang sehingga terseret ombak sampai ke tengah,” tandasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kepala Sekolah SMPN 7 Mojokerto Diperiksa Polres Gunungkidul, Buntut Tragedi Siswa di Pantai Drini

    (Tribunnews.com/Endra/Mohay)(TribunJogja.com/Nanda Sagita Ginting)

  • Jurnalis Metro TV Hilang dalam Ledakan Speedboat di Perairan Tidore

    Jurnalis Metro TV Hilang dalam Ledakan Speedboat di Perairan Tidore

    Ternate, Beritasatu.com – Seorang jurnalis Metro TV bernama Sahril Helmi dinyatakan hilang saat sebuah speedboat RIB 04 milik Basarnas Ternate, Maluku Utara, meledak ketika berlayar menuju operasi evakuasi di Kota Tidore Kepulauan, Minggu (2/2/2025) malam sekitar pukul 23.00 WIT.

    Tiga orang tewas dalam meledaknya speedboat milik Basarnas tersebut. Jurnalis Metro TV Sahril Helmi masih dinyatakan hilang dan dalam proses pencarian. “Untuk korban masih dalam proses pencarian, dan itu merupakan kawan jurnalis,” kata Direktur Polisi Perairan dan Udara (Dirpolairud) Polda Malut, Kombes Pol Azhari Juanda saat dihubungi, Senin (3/2/2025).

    “Speedboat yang membawa 11 anggota tim evakuasi itu berangkat menolong nelayan yang mengalami mati mesin di perairan Gita, Oba Selatan, Kota Tidore Kepulauan,” katanya.

    Akibat ledakan tersebut, tiga orang dilaporkan meninggal dunia. Mereka adalah anggota Ditpolairud Polda Malut Bharatu Mardi Hadji serta dua anggota Basarnas, Fadli M Malagapi dan M Riski Esa.

    Sebanyak tujuh korban selamat telah dievakuasi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.

    Ketujuh korban selamat itu adalah Kasi Ops Basarnas M Syahran Laturua, Ryan Azur Ali (PNS SAR Kota Ternate), Hamja Djirun (PNS SAR Kota Ternate), Darmanto Rauf (PNS SAR Kota Ternate), Maretang (PNS SAR Kota Ternate), Bripka Irwan Idris (anggota Dit Polairud Polda Malut), dan Bripda Putra Nusantara Ruslan (anggota Dit Polairud).

    Para korban selamat awalnya ditemukan oleh kapal cepat KM Cantika Lestari 10 yang sedang berlayar dari Pelabuhan Gita menuju Manado.

    Mereka kemudian dievakuasi ke Pelabuhan Gita dan mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Payahe sebelum akhirnya dipindahkan ke Ternate menggunakan KM Pandudewanata.

    Pencarian terhadap korban hilang masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan hingga saat ini. Pihak berwenang juga tengah menyelidiki penyebab ledakan speedboat tersebut.

    Azhari mengungkapkan, ketiga korban meninggal dunia telah dievakuasi ke Ternate menggunakan kapal cepat milik Polairud Polda Maluku Utara.

    “Untuk korban meninggal dunia atas nama Bharatu Mardi Hadji sudah langsung dibawa ke rumah duka, sementara dua korban luka berat langsung dirawat di RSUD Chasan Boesoirie Ternate,” ujarnya.

    Namun, ia belum bisa memberikan keterangan secara perinci mengenai kronologi insiden tersebut. “Kalau kronologis saya belum dapat sampaikan, biar pihak Basarnas saja,” ucapnya.

    Ketika ditanya mengenai kemungkinan penyelidikan penyebab ledakan speedboat, Azhari menegaskan bahwa saat ini pihaknya masih fokus menangani para korban.

    Ledakan speedboat RIB 04 terjadi sekitar pukul 00.00 WIT saat tim SAR gabungan sedang dalam misi penyelamatan dua nelayan yang mengalami mati mesin di perairan Gita.
     

  • Kronologi Bocah di Bangka Diterkam Buaya, 24 Jam Pencarian Belum Membuahkan Hasil – Halaman all

    Kronologi Bocah di Bangka Diterkam Buaya, 24 Jam Pencarian Belum Membuahkan Hasil – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Nasib nahas dialami Tina Ramadani (8) dilaporkan menjadi korban penerkaman buaya di kawasan Air Anyir, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, Minggu (2/2/2025).

    Dikutip dari Pos Belitung, Tina yang berasal dari Pangkalarang, Kota Pangkalpinang saat itu tengah berlibur bersama keluarga dan kerabat.

    Tina bermain air di pinggir Sungai Pangkalbalam di kawasan dermaga.

    Ketua Relawan Laskar Sekaban, M Achin mengungkapkan, menurut keterangan keluarga, Tina tiba-tiba disambar buaya.

    Peristiwa itu terjadi sekira pukul 10.45 WIB.

    “Menurut keluarga mereka sedang bermain air ada ibu, kakak, adik dan bibinya di air setinggi lutut.”

    “Tiba-tiba disambar buaya yang membuat keluarga tersebut panik, korban langsung ditarik dan diseret ke tengah sungai,” kata Achin, Minggu (2/2/2025).

    Hingga berita ini diturunkan, pencarian korban belum membuahkan hasil.

    Aparat Polairud Polresta Pangkalpinang membantu upaya pencarian Tina, Minggu..

    Mereka bergabung dengan tim pencarian lain, yang terjun ke lokasi kejadian di dermaga kawasan Airanyir, Kabupaten Bangka.

    Kasatpolairud Polresta Pangkalpinang AKP Asmadi, pihaknya masih melakukan upaya pencarian dengan menyusuri tempat kejadian.

    “Anggota mendapatkan laporan dari warga ada bocah diduga diterkam buaya, ketika mancing di Dermaga BPP (Paulus) sekitar pukul 11.00 WIB,” kata AKP Asmadi.

    Mendapatkan laporan tersebut anggota Satpolairud bersama tim gabungan, sedang berupaya melakukan pencarian di daerah sekitar.

    “Masih terus dilakukan pencarian, berdasarkan keterangan saksi Ade selaku kakak kandung.”

    “Korban pada saat pukul 10.45 WIB, sedang bermain air di pinggir sungai Dermaga BBP (Paulus) dan diterkam oleh buaya dan langsung diseret kedalam air,” ujarnya.

    Pencarian Dilanjutkan Hari Ini

    Upaya pencarian Tina berlanjut hari ini, Senin (3/2/2025).

    Tim SAR yang turun dalam upaya pencarian terdiri dari Basarnas Pangkalpinang, Dit Polairud Polda Kepulauan Bangka Belitung, Bakamla, BPBD Bangka, Sat Polairud Polres Bangka, Relawan Laskar Sekaban, dan lainnya. 

    M Achin mengungkapkan, hari ini penyisiran diperluas mulai dari Muara Pangkalbalam dan sisi aliran.

    Baik di sisi Kota Pangkalpinang maupun di sisi Desa Air Anyir, Kabupaten Bangka.

    “Pagi ini kita kembali turun melakukan pencarian korban disambar buaya yang kejadiannya kemarin anak perempuan berusia delapan tahun,” kata Achin.  

    “Kalau pengalaman kita, biasanya korban sambaran buaya disembunyikan predator tersebut setelah ditarik ke dalam aliran air. Namun karena luasnya aliran Pangkalbalam, kita hanya bisa melakukan penyisiran guna melihat tanda-tanda korban dan buayanya,” jelasnya.

    Buaya Sempat Terekam Drone

    Tim SAR gabungan menggunakan kamera drone untuk membantu melakukan pencarian Tina, Minggu.

    Seekor buaya sempat terekam kamera drone.

    Dalam video hasil rekaman drone Kantor Basarnas Pangkalpinang berdurasi 27 detik, tampak seekor buaya muncul ke permukaan.

    Tetapi, buaya itu kemudian kembali menyelam ke dalam air.

    “Sempat terekam video drone seekor buaya muncul tapi belum tahu apakah itu buaya yang menerkam korban atau bukan,” kata Dantim Kasarnas Pangkalpinang, Suparmi, Minggu. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di PosBelitung.co dengan judul Bocah Perempuan di Pangkalpinang Diterkam Buaya Belum Ditemukan, Tim SAR Lanjutkan Upaya Pencarian.

    (Tribunnews.com/Gilang Putranto) (PosBelitung.co/Deddy Marjaya, Novita)

  • Bocah 7 Tahun Hilang Diduga Diterkam Buaya di Perairan Muara Pangkalbalam

    Bocah 7 Tahun Hilang Diduga Diterkam Buaya di Perairan Muara Pangkalbalam

    Pangkalpinang, Beritasatu.com – Seorang bocah berusia 7 tahun dilaporkan hilang setelah diduga diterkam buaya muara di Perairan Muara Pangkalbalam, Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung. Korban, yang diketahui bernama Tina (7), merupakan warga Pangkalarang.

    Menurut laporan, kejadian tragis bocah hilang ini terjadi pada Minggu (2/2/2025) sore. “Saat korban sedang asyik bermain pasir di pinggir sungai, tiba-tiba seekor buaya langsung menerkam dan menyeret korban ke dalam air,” ujar Dantim Basarnas Pangkalpinang, Supani.

    Sebelum kejadian, Tina bersama kakaknya sedang memancing di sekitar perairan dekat Dermaga Polairud. Saat Tina bermain di tepi sungai, keluarga yang menyaksikan kejadian tersebut langsung melaporkan insiden ini ke pihak Polairud dan Basarnas untuk meminta bantuan pencarian.

    Tim SAR Gabungan segera melakukan upaya pencarian maksimal dengan penyisiran di permukaan air menggunakan rigid inflatable boat (RIB) milik Basarnas, RIB Polairud, beberapa perahu karet dari potensi SAR, serta pemantauan udara melalui drone. Hingga berita ini dibuat, pencarian bocah hilang masih terus dilakukan.