Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • Banjir Rob Terjang Pesisir Tablolong NTT, Ribuan Warga Mengungsi

    Banjir Rob Terjang Pesisir Tablolong NTT, Ribuan Warga Mengungsi

    Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) turun langsung memberikan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat pesisir Pantai Tablolong, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, yang terdampak banjir rob, 5 Februari 2025.

    Tim SAR Ditpolairud Polda NTT yang berjumlah 24 personel dikerahkan untuk membantu warga di Dusun 1, 2, dan 3—wilayah yang paling parah terdampak banjir rob akibat air pasang dan gelombang tinggi yang menghantam pesisir.

    Dirpolairud Polda NTT, Kombes Pol. Irwan Deffi Nasution menyatakan timnya melakukan berbagai upaya untuk membantu warga pasca-banjir. Pihaknya membersihkan rumah warga yang tertimbun pasir laut akibat banjir rob, mengangkat sampah laut yang terbawa ke permukiman hingga mendata jumlah warga terdampak dan tingkat kerusakan di lokasi.

    Hingga saat ini, tidak ada laporan korban jiwa akibat bencana tersebut. Namun, warga menghadapi kesulitan akibat minimnya pasokan makanan, minuman, serta tenda darurat untuk mengungsi.

    Untuk membantu warga terdampak, Kementerian Sosial (Kemensos) telah mendirikan satu dapur umum di halaman Kantor Desa Tablolong, dengan 45 personel Tagana yang bertugas menyediakan makanan bagi korban.

    Selain Ditpolairud Polda NTT, berbagai pihak turut berperan dalam operasi kemanusiaan ini, termasuk personel Lantamal VI Kupang (1 personel), Babinsa Kupang Barat (3 personel), Bhabinkamtibmas Kupang Barat (1 personel), Tagana (45 personel), Puskesmas Pembantu Tablolong (4 personel) dan Puskesmas Batakte (3 personel).

    Banjir rob terjadi akibat fenomena air pasang penuh yang disertai gelombang tinggi. Banyak warga tidak mengetahui potensi bencana ini karena minimnya informasi mengenai prakiraan cuaca di wilayah pesisir.

  • Kisah Pilu Naya: Hilang Empat Hari Dikira Diculik Jin, Ternyata Tewas Tenggelam di Rawa-rawa

    Kisah Pilu Naya: Hilang Empat Hari Dikira Diculik Jin, Ternyata Tewas Tenggelam di Rawa-rawa

    TRIBUNJATENG.COM – Viral kabar bocah 5 tahun hilang diduga  disembunyikan jin atau makhluk halus.

    Kejadian bocah wanita tersebut pun viral di media sosial.

    Bahkan peristiwa tersebut membuat geger warga Desa Bone Baru, Kecamatan Banggai Laut, Sulawesi Tengah.

    Video pencarian Hijrah Adriani (5), yang biasa dipanggil Naya, menjadi viral setelah dikaitkan dengan dugaan penculikan makhluk halus.

    Beberapa warga mengaku mendengar suara Naya dari atap plafon ruang kelas, namun setelah dicari, Naya tak ditemukan.

    Dilansir dari akun TikTok @puspitadewi179, terlihat warga ramai ikut mencari keberadaan Naya.

    Beberapa pria bahkan sampai naik ke atas plafon.

    Rupanya para warga meyakini kalau Naya telah disembunyikan oleh makhluk halus.

    Bahkan Naya sudah hilang selama 4 hari sejak Sabtu (1/2/2025).

    “ini mi saya yg tdk kasih sekali anakku bermain sampe sore menjelang maghrib Hu

    kejadian di banggai laut, desa bone baru, anak sekitar usia 5 thn hilang, katanya disembunyi jin wallahu a’laam.

    mlm ini memasuki hr ke 4 mnurut info ya & belum ditemukan juga

    yaa allah nak, balik ki. orang tuamu menunggu ksihan,” tulis akun itu.

    Warga yang mencari keberadaan Naya pun mengaku sempat mendengar suaranya dari atas plafon.

    Bahkan mereka mengaku sempat melihat Naya muncul namun hilang kembali.

    Hal itu membuat warga semakin yakin kalau Naya disembunyikan oleh jin.

    Ditemukan tewas

    Sempat diduga disembunyikan jin, Naya akhirnya ditemukan pada Selasa (4/2/2025) Sekitar pukul 16.18 WITA.

    Saat ditemukan, anak perempuan itu sudah meninggal dunia.

    Koordinator Lapangan Unit Siaga SAR Banggai Laut Erdiansyah mengatakan, korban pertama kali ditemukan oleh seorang warga di rawa-rawa Desa Bone Baru.

    “Saat kami tengah melakukan pencarian, kami mendapat informasi bahwa warga melihat mayat terapung di rawa-rawa. Tim SAR gabungan langsung menuju lokasi bersama keluarga, memastikan korban tersebut adalah korban hilang,” kata Erdiansyah dikutip dari TribunPalu.com, Kamis (6/2/2025).

    Jenazah bocah berusia 5 tahun itu kmeudian dibawa ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan otopsi.

    Pria yang pertama kali menemukan Naya mengungkap kondisi sang bocah.

    Menurut pria itu, Naya saat ditemukan dalam posisi tengkurap.

    “Baju masih ada, celana dan sandal tidak ada. Kalau ada celana tidak mungkin terlihat ini (bokong),” kata dia dikutip dari TikTok @puspitadewi179.

    Menurut beberapa netizen, tempat Naya ditemukan yakni tak jauh dari rumahnya.

    Bocah perempuan itu diduga tewas karena terpeleset.

    “Uda ketemu di samping rumahnya ka, di samping rumahnya ada kaya air, jadi mungkin kepeleset atau apa, jadi terjun kak jadi nnt di dapat udah 3 hari dan keadaan terapung
    Rip Ade Naya surga tmpatmu,” tulis akun @mirachel.

    Hal itu juga dibernarkan oleh akun lainnya, Carlissa Lamba.

    Menurut dia, tidak ada hal mistis dalam kasus hilangnya Naya.

    “di sini gk ad mistis2nya ya guys anaknya nyemplung di rawa dekat rmhnya pas mau plg mngkin dia mampir main bru kejebur, heran ny sy knp jga mmnya gk plg sama2 mlh di tingal anaknya,” kata dia lagi.

    Diketahui sebelum hilang, Naya sedang pergi ke kebun bersama ibunya.

    Kemudian pada pukul 16.45 WIB, Naya diminta pulang ke rumah lebih dulu oleh ibunya.

    Namun saat ibunya tiba di rumah, sang anak belum ada dan tak kunjung kembali.

    Warga sempat meyakini kalau Naya hilang disembunyikan makhluk halus.

    Namun ternyata bocah 5 tahun itu ditemukan tewas mengapun di dekat rumahnya. (*)

     

  • Berenang di Zona Terlarang Pantai Madasari Pangandaran, 2 Wisatawan Tewas Terseret Ombak

    Berenang di Zona Terlarang Pantai Madasari Pangandaran, 2 Wisatawan Tewas Terseret Ombak

    Pangadaran, Beritasatu.com – Dua wisatawan tenggelam di Pantai Madasari, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, saat berenang di zona terlarang. Keduanya terseret ombak dan ditemukan tewas setelah dilakukan pencarian oleh tim SAR gabungan.

    Video amatir yang direkam oleh nelayan memperlihatkan penemuan jasad yang mengambang di perairan Pantai Madasari pada Kamis (6/2/2025). Salah satu korban yang ditemukan adalah Dani (23), wisatawan asal Desa Kadu Jaya, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang. Jasadnya dievakuasi menggunakan perahu.

    Dani merupakan salah satu dari dua korban tenggelam pada Rabu (5/2/2025). Satu korban lainnya, Irfan Hidayat (24) asal Dusun Ciilat, Desa/Kecamatan Sukadana, Kabupaten Ciamis, ditemukan lebih awal setelah kejadian.

    Kejadian ini bermula ketika kedua korban sedang berlibur di Pantai Madasari. Mereka diduga berenang di zona terlarang, yang menyebabkan mereka terseret ombak besar dan tenggelam.

    Kasat Polairud Polres Pangandaran, Iptu Anang Tri menjelaskan bahwa Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI-Polri, dan unsur SAR lainnya segera melakukan pencarian setelah menerima laporan.

    Jasad Dani ditemukan mengambang pada jarak 4,5 mil dari lokasi Pantai Madasari Pangandaran, dan pertama kali ditemukan oleh nelayan.

    “Alhamdulillah, pada hari kedua pencarian, jasad korban Dani ditemukan dan langsung dievakuasi menggunakan perahu. Sedangkan korban Irfan ditemukan pada hari pertama pencarian,” ujar Iptu Anang Tri kepada wartawan, Kamis (6/2/2025).

    Saat ditemukan, Dani ditemukan dalam posisi tertelungkup dengan pakaian yang sudah terlepas. Diduga pakaian korban tersangkut karang laut saat dihantam ombak besar.

    “Jasad korban ditemukan 4,5 mil dari pantai. Pakaian korban terlepas, kemungkinan tersangkut karang saat terhantam ombak,” tambahnya.

    Jenazah Dani telah dibawa ke RSUD setempat untuk diproses, kemudian diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.

    Kejadian ini menjadi pengingat bagi para wisatawan untuk selalu mematuhi petunjuk dan rambu-rambu di Pantai Madasari Pangandaran agar kejadian serupa dapat dihindari, seperti dua wisatawan tersebut sampai tewas karena terseret ombak.

  • Sempat Hilang, Tim SAR Gabungan Temukan Korban Terseret Arus di Pantai Madasari Pangandaran

    Sempat Hilang, Tim SAR Gabungan Temukan Korban Terseret Arus di Pantai Madasari Pangandaran

    JABAR EKSPRES – Tim SAR Gabungan telah berhasil menemukan korban yang terseret arus di Pantai Masdasari, tepatnya di wilayah Kecamatan Cimekrak, Kabupaten Pangandaran, Kamis (6/2/2025).

    Kepala Kantor SAR (Kakansar) Bandung, Ade Dian Permana mengatakan, setelah melaksanakan pencarian sejak pagi tadi, Tim SAR Gabungan akhirnya menemukan korban terseret arus, bernama Dani (23) dalam keadaan meninggal dunia.

    “Tim SAR Gabungan menemukan jenazah korban sekitar pukul 10.15 WIB, (kondisikya) mengambang sekiar 5 nautical mile, ke arah tenggara dari lokasi kejadian awal,” katanya.

    BACA JUGA:Bermain di Pantai Madasari Pangandaran, Dua Orang Terseret Arus ketika Air Pasang

    Selanjutnya, disampaikan Ade, korban langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Pandega, Pangandaran untuk diserah-terimakan ke pihak keluarga korban.

    Diketahui, korban atas nama Dani (23) dilaporkan terseret arus saat tengah bermain air di Pantai Madasari pada Rabu (5/2) kemarin.

    Korban kala itu sedang bermain bersama teman-temannya, namun karena air pasang membuat Dani beserta satu rekannya, Ilham (24) terseret arus.

    Ilham lebih dahulu ditemukan pada hari kejadian, sedangkan Dani sempat hilang dan baru ditemukan sehari setelah peristiwa. Keduanya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

    BACA JUGA:Reborn Siskamling Desa Jilid 4 Feat W 175 Bandung-Madasari Pangandaran

    Ade menerangkan, mengenai unsur SAR yang terlibat dalam proses pencarian korban terseret arus itu, antara lain Kantor SAR Bandung melalui Pos SAR Pangandaran, Polairud Pangandaran, Koramil Cijulang, Tagana Pangandaran, Sigab Persis, Pangandaran Dive Club dan Nelayan Madasari.

    Dia menambahkan, terksit skema atau teknis pencarian, sebelumnya sejak pagi tadi Tim SAR Gabungan telah melaksanakan operasi dengan membagi tim menjadi 2 SRU (Search and Rescue Unit).

    “SRU 1 penyisiran menggunakan Waverunner di sekitar LKP dan SRU 2 penyisiran darat ke arah timur di pinggir pantai,” terang Ade.

    “Dengan telah ditemukannya korban, maka pada pukul 11.15 WIB operasi SAR dinyatakan selesai dan ditutup, seluruh unsur SAR kembali ke satuannya masing-masing,” pungkasnya. (Bas)

  • Begini Kondisi Jasad Korban Tenggelam di Bengawan Solo turut Desa Kanor Bojonegoro Setelah 15 Hari

    Begini Kondisi Jasad Korban Tenggelam di Bengawan Solo turut Desa Kanor Bojonegoro Setelah 15 Hari

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Jasad Tasam bin Sarim (67), warga Dusun Kanor, Desa Kanor, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, yang hilang setelah terseret arus Sungai Bengawan Solo pada 21 Januari 2025, akhirnya ditemukan pada Rabu (5/2/2025) sekitar pukul 09.15 WIB.

    Jasad tersebut ditemukan dalam kondisi terapung dan telah mengalami pembusukan.

    Menurut Kapolsek Kanor, AKP Slamet Hariyanto, korban sebelumnya dilaporkan hilang saat mencari kayu hanyut di Sungai Bengawan Solo pada Selasa (21/1/2025) sekitar pukul 15.15 WIB.

    Saat itu, korban terlihat melambaikan tangan dan tersangkut di tumpukan kayu sebelum akhirnya tenggelam terseret arus. Upaya warga untuk menolong dengan melempar tali jangkar tidak berhasil.

    Jasad korban ditemukan oleh warga yang sedang mencari pasir tradisional di sekitar Sungai Bengawan Solo, tepatnya di sebelah selatan Jembatan Kare, Desa Semambung, Kecamatan Kanor. Setelah diidentifikasi oleh keluarga, jasad tersebut dikonfirmasi sebagai Tasam bin Sarim.

    Ciri-ciri mayat yang ditemukan antara lain mengenakan kaos lengan panjang warna hijau dan celana pendek hitam, dengan kondisi tubuh yang sudah melepuh akibat pembusukan.

    Tim SAR/BPBD Kabupaten Bojonegoro bersama Polres Bojonegoro segera melakukan evakuasi dan membawa jasad ke RSUD Bojonegoro untuk pemeriksaan visum luar. Hasil pemeriksaan medis menyatakan tidak ada tanda-tanda kekerasan fisik pada tubuh korban.

    “Setelah proses identifikasi selesai, jasad diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan,” pungkas Kapolsek Kanor, AKP Slamet. [lus/ted]

  • Misteri Jasad Mengapung di Bengawan Solo, Terungkap Setelah 15 Hari Hilang

    Misteri Jasad Mengapung di Bengawan Solo, Terungkap Setelah 15 Hari Hilang

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Jasad seorang lelaki ditemukan mengapung di aliran sungai Bengawan Solo turut sekitar jembatan Kanor-Rengel (Kare) Desa Semambung Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro, Rabu (5/2/2025) sekitar pukul 09.30 WIB. Jasad tersebut ternyata adalah seorang warga yang telah 15 hari dinyatakan hilang.

    Warga yang mengetahui jasad tersebut kemudian langsung melaporkan ke pemerintah desa setempat dan diteruskan ke BPBD Bojonegoro. Tim Basarnas bersama BPBD Bojonegoro kemudian melakukan evaluasi jasad lelaki itu.

    “Setelah dievakuasi, atas persetujuan keluarga jasad kemudian dibawa ke RSUD Bojonegoro untuk divisum,” ujar Kalaksa BPBD Bojonegoro Laela Noer Aeny melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik (KL) BPBD Bojonegoro Agus Purnomo.

    Temuan jasad lelaki di sekitar jembatan kare tersebut diduga merupakan korban terseret arus dan tenggelam di Sungai Bengawan Solo atas nama Tasam (60) warga RT 01 RW 04 Desa/Kecamatan Kanor pada Selasa (21/1/2025) sekitar pukul 15.00 WIB yang belum ditemukan.

    Korban diketahui saat itu sedang mencari kayu dengan menggunakan jangkar. Ia menempatkan jangkar atau gantol dari tepi sungai. Setelah menyantol kayu ia menariknya ke tepian. Namun, saat itu kondisi sungai terpanjang di Pulau Jawa itu sedang banjir.

    Korban diduga terseret karena tidak kuat menarik kayu yang dia dapat ke tepi sungai. Setelah dilaporkan hilang, korban kemudian dilakukan pencarian oleh Tim SAR Gabungan. Namun selama 7 hari pencarian korban tidak berhasil ditemukan. [lus/aje]

  • Diterkam Buaya Saat Bermain Pasir di Pangkalpinang, Bocah yang Hilang Ditemukan Tewas

    Diterkam Buaya Saat Bermain Pasir di Pangkalpinang, Bocah yang Hilang Ditemukan Tewas

    Pangkalpinang. Beritasatu.com – Tina Ramadhani (7), bocah yang dilaporkan hilang setelah diterkam buaya, di Muara Pangkalbalam, Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, ditemukan meninggal dunia, Selasa (4/2/2025) pagi. Bocah perempuan ini hilang saat tengah bermain pasir di dekat rumahnya.

    Jasad Tina pertama kami ditemukan oleh seorang nelayan pencari kepiting yang sedang melintas di Perairan Jembatan Emas, Pangkalpinang.

    “Iya korban ditemukan  pada pukul 00.45 WIB dengan jarak 1 mil dari lokasi kejadian awal di sekitar Jembatan Emas,” kata Dantimopssar Basarnas, Supani, Selasa (4/2/2025), tentang bocah diterkam buaya di Pangkalpinang ini.

    Tim SAR gabungan berhasil menemukan korban dalam keadaan mengapung dengan kondisi meninggal dunia, Tubuh korban pada saat ditemukan dalam keadaan utuh, tetapi terdapat luka gigitan pada kaki sebelah kiri korban.

    Tim SAR gabungan bergegas mengevakuasi korban menuju dermaga KN SAR Karna dan menginformasikan penemuan korban kepada pihak keluarga. Ayah korban meminta untuk diantarkan ke rumah duka yang berada di Kelurahan Pangkalarang, Pangkalpinang

    “Kemudian kami menyerahkan korban langsung kepada pihak keluarga. Terima kasih kami ucapkan kepada segenap unsur Tim SAR gabungan yang turut membantu proses pencarian terhadap korban hingga korban berhasil ditemukan,” paparnya terkait bocah diterkam buaya tersebut.

  • Tim SAR Lanjutkan Pencarian Jurnalis Metro TV Korban Ledakan Speedboat Basarnas Ternate

    Tim SAR Lanjutkan Pencarian Jurnalis Metro TV Korban Ledakan Speedboat Basarnas Ternate

    Ternate, Beritasatu.com – Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian terhadap Sahril Helmi, jurnalis Metro TV yang hilang dalam insiden ledakan speedboat milik Kantor Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas Ternate pada Minggu (2/2/2025). Hingga hari kedua pencarian, korban belum ditemukan.

    Basarnas Ternate telah mengerahkan KN SAR 237 Pandudewanata untuk menyisir lokasi kecelakaan di perairan Kecamatan Oba, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara. Pencarian diperluas hingga perairan pulau-pulau kecil di Kecamatan Kayoa, Kabupaten Halmahera Selatan.

    Menurut Sujono, nahkoda kapal KN SAR Pandudewanata, pencarian dilakukan dengan memperluas area dari titik kejadian.

    “Pencarian dengan area sejauh 22 notikal mail di area sekitarnya barat Pulau Gita dan sampai di sebelah timur Pulau Kayoa, dan di sebelah barat laut Pulau Makian,” kata Sujono, Selasa (4/2/2025).

    Pencarian juga melibatkan masyarakat dan nelayan setempat. Hingga saat ini, tanda-tanda keberadaan korban belum ditemukan.

    Sujono menambahkan, kondisi cuaca pada hari kedua pencarian lebih baik dibandingkan hari sebelumnya, sehingga pencarian dapat berjalan lancar tanpa hambatan.

    “Cuaca membaik, sehingga pencarian diperluas mengikuti arah arus hingga barat Pulau Kayoa. Namun, sejauh ini korban belum ditemukan,” jelasnya.

    Sahril Helmi ikut dalam misi pencarian dua nelayan yang hilang di perairan Tidore Kepulauan pada Minggu (2/2/2025). Namun, speedboat yang ditumpangi tim SAR dan seorang jurnalis tersebut mengalami ledakan.

    Akibat insiden ini, tercatat tiga orang meninggal dunia, tujuh orang selamat dengan luka-luka, dan satu orang masih dalam pencarian.

    Data Korban Insiden Ledakan Speedboat

    Korban Selamat:
    1. M. Syahran Laturua, S.E. (Kasubsie OPS dan Siaga)
    2. Hamja Djirun (Rescuer)
    3. Ryan Azur Sakti Ali (Rescuer)
    4. Maretang (Rescuer)
    5. Darmanto Rauf (Rescuer)
    6. Irwan Idris (Polairud)
    7. Putra Nusantara Rustam (Polairud)

    Data Korban MD
    1. Fadli M. Malagapi (Rescuer)
    2. M. Riski Esa (PPPK Rescuer)
    3. Mardi Hadji (Polairud)

    Data Korban dalam pencarian
    – Syahril Helmi (jurnalis Metro TV)

  • 7 Fakta Meledaknya Kapal Basarnas Ternate, Apa yang Terjadi?
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        4 Februari 2025

    7 Fakta Meledaknya Kapal Basarnas Ternate, Apa yang Terjadi? Regional 4 Februari 2025

    7 Fakta Meledaknya Kapal Basarnas Ternate, Apa yang Terjadi?
    Tim Redaksi
    TERNATE, KOMPAS.com
    – Kapal Rigid Inflatable Boat (RIB) milik Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Ternate meledak saat hendak melakukan
    operasi penyelamatan
    nelayan yang mesin kapalnya mati di perairan Desa Gita, Kecamatan Oba, Kota Tidore Kepulauan pada Minggu (2/2/2025).
    Berikut sejumlah fakta terkait meledaknya RIB yang ditumpangi tim SAR gabungan:
    1.
    Tim SAR Gabungan Sebanyak 11 Orang
    Kepala
    Basarnas Ternate
    , Iwan Ramdani, mengatakan, awalnya RIB 04 diberangkatkan dari Ternate pada Minggu (2/2/2025) pukul 20.31 WIT, setelah mendapatkan laporan adanya dua nelayan yang mesin
    longboat
    -nya mati di perairan Desa Gita, Kecamatan Oba, Kota Tidore Kepulauan.
    Operasi penyelamatan
    nelayan ini dipimpin oleh Kasi Ops Basarnas Ternate, Syahran Laturua, dengan tim SAR gabungan yang diberangkatkan berjumlah 11 orang.
    “Terdiri dari tujuh orang tim dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Ternate, tiga orang dari Polairud Polda Maluku Utara, dan satu orang rekan media televisi nasional,” katanya.
    2.
     10 Menit dari Nelayan
    Iwan, yang baru menjabat sebagai Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Ternate selama lima hari, ini juga mengatakan telah meminta keterangan dari salah satu korban.
    Saat
    kapal RIB
    menuju lokasi nelayan yang akan diselamatkan, berjarak kurang lebih 10 menit dari lokasi nelayan tersebut, tiba-tiba terjadi ledakan.
    “Saya tadi sempat bertanya bahwa ketika berjalan dari awal sampai diperkirakan, ketika melihat peta, diperkirakan 10 menit lagi (mendekati lokasi nelayan), ledakan (terjadi) mereka tidak ada yang sadar lagi,” ujarnya.
    3.
    Tidak Ada Api Saat Ledakan Terjadi
    Semua korban sudah tidak sadar dan terhempas di air. Sementara itu, kondisi RIB dalam posisi tidak terbakar.
    “Kasi Ops kami yang kembali sadar, naik ke RIB tersebut. Posisi RIB tidak terbakar. Kita belum tahu (penyebabnya), masih dalam pendalaman,” katanya.
    4.
    3 Orang Meninggal, 7 Luka dan 1 Hilang
    Dari 11 korban ini, tiga orang dinyatakan meninggal dunia, tiga orang luka berat, tiga orang mengalami luka ringan, dan satu orang yang merupakan jurnalis MetroTV masih dalam pencarian.
    “Tujuh orang korban selamat. Tiga orang dinyatakan meninggal dunia, dua personel dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Ternate, satu orang personel Polairud Polda Maluku Utara, dan satu orang jurnalis salah satu televisi swasta masih dalam pencarian,” ucap Iwan, Senin (3/2/2025).
    Untuk empat orang korban luka berat, mereka dirawat di rumah sakit karena mengalami patah tulang.
    “Yang lain sudah bisa pulang, namun demikian masih mengalami trauma. Sementara yang meninggal sudah dimakamkan,” katanya.
    5.
    Kapal RIB yang Digunakan Laik Laut
    Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas Ternate, Iwan Ramdani, memastikan kapal Rigid Inflatable Boat (RIB) yang meledak, laik laut sebelum melakukan operasi.
    Iwan menyebut, RIB yang digunakan rutin dilakukan perawatan dan pemeliharaan setiap hari.
    Selain itu, kapal ini memiliki daya tahan dan kemampuan untuk bertahan dalam aktivitas tertentu dengan waktu yang cukup lama, hingga persentase 80 persen.
    “Sebelum melakukan operasi pertolongan, RIB tersebut dalam kondisi serviceable dan endurance 80 persen. Bahwa RIB dinyatakan baik untuk digunakan dalam misi pencarian dan pertolongan,” kata dia, Senin (3/2/2025).
    6.
    Jurnalis MetroTV Belum Ditemukan
    Upaya pencarian jurnalis MetroTV yang menjadi salah satu korban meledaknya kapal Rigid Inflatable Boat (RIB) milik Kantor Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas Ternate, belum membuahkan hasil.
    Kepala Seksi Sumber Daya Basarnas Ternate, Bram Madya Temara, mengatakan, unsur SAR telah dikerahkan untuk mencari Sahril Helmi.
    “Pada unsur yang di lokasi, mereka melakukan pencarian sesuai dengan pergerakan arus ke arah Selatan. Informasi yang kami dapat kurang lebih lima hingga tujuh nautical mile laut,” kata Bram, Senin (3/2/2025) malam.
    Data Basarnas menunjukkan, korban meninggal sebanyak tiga orang, luka berat empat orang, luka ringan sebanyak tiga orang, dan satu masih hilang.
    “Untuk pencarian hari kedua, korban meninggal tiga orang, terdiri dari dua orang anggota Basarnas dan satu orang anggota Polairud Polda Maluku Utara. Sedangkan korban selamat tujuh orang, dan yang masih dirawat hingga saat ini empat orang, dua dari Basarnas dan dua lagi dari Polairud. Sementara Sahril Helmi, salah satu wartawan televisi nasional, kontributor,” jelasnya.
    7.
    Kenaikan Pangkat Anumerta
    Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan kenaikan pangkat luar biasa (KPLB) Anumerta kepada Bharatu Mardi Hadji.
    Kenaikan pangkat ini ditetapkan berdasarkan Keputusan Kapolri Nomor: Kep/208/II/2025, yang berlaku mulai 3 Februari 2025.
    “Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Kenaikan Pangkat Luar Biasa Anumerta bagi personel Polri yang namanya tercantum dalam daftar lampiran keputusan ini, terhitung mulai tanggal 3 Februari 2025,” demikian bunyi petikan keputusan kenaikan pangkat yang dirilis oleh Bidang Humas Polda Maluku Utara pada Senin (3/2/2025).
    Mardi Hadji merupakan anggota Dit Polairud Polda Malut yang menjadi salah satu korban dalam insiden meledaknya kapal Rigid Inflatable Boat (RIB) milik Basarnas Ternate.
    Insiden tersebut terjadi saat Mardi menjalankan misi kemanusiaan untuk menyelamatkan dua nelayan yang mengalami kerusakan mesin di perairan Desa Gita, Kecamatan Oba, Kota Tidore Kepulauan, Minggu (2/2/2025).
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir Bandang di Bima, 3 Orang Meninggal dan 5 Hilang

    Banjir Bandang di Bima, 3 Orang Meninggal dan 5 Hilang

    Bima, Beritasatu.com – Pascabanjir bandang yang melanda Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengakibatkan delapan orang dilaporkan hilang yang diduga hanyut terseret banjir bandang. Dari delapan orang, tiga di antaranya berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, yaitu Hermawati (40) asal Desa Wora, Aisah (5) dari Desa Nangawera, dan Burhan (50) warga Desa Nunggi.

    Sementara lima orang korban lagi belum ditemukan, yakni masing-masing atas nama Ibrahim (75) asal Nangawera, Yani (28) asal Nangawera, Juliani (32) Nangawer, Irgi (4) Nangawera dan One (10 bulan) asal Nangawera Kecamatan Wera.

    “Kami telah menemukan tiga korban jiwa dari Kecamatan Wera, tetapi masih ada lima korban yang kami fokuskan untuk pencarian esok hari,” ungkap Koordinator Lapangan Pos SAR Bima, Kurais kepada awak media, Senin (3/2/2025).

    Pencarian korban tidak berjalan mulus. Cuaca yang tidak menentu menjadi kendala utama tim SAR dalam menjalankan tugasnya.

    “Kendala utama dalam pencarian adalah cuaca yang tidak beraturan, yang kami khawatirkan dapat menyebabkan banjir susulan,” tambahnya.

    Sejak Minggu (2/2/2025) malam, tim rescue dari Pos SAR Bima dikerahkan untuk melakukan upaya pencarian bersama dengan TNI, Polri, BPBD Bima, Polair Kota Bima, PMI, Tagana, TSBK Kota Bima, Potensi 204 Bima, relawan, aparatur desa, masyarakat setempat, dan pihak terkait lainnya.

    “Upaya pencarian dilakukan dengan menyisir aliran sungai hingga ke muara menggunakan perahu karet,” jelasnya.

    Untuk pencarian, rencana tim SAR dibagi menjadi dua kelompok. Tim pertama akan melakukan penyisiran mulai dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) menuju muara.

    “Sementara itu, tim kedua akan melanjutkan pencarian di muara,” pungkasnya.

    Sebelumnya banjir bandang melanda dua kecamatan di Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Minggu (2/2/2025) pukul 19.00 WITA.

    Hujan deras yang disertai angin kencang menyebabkan luapan air dari pegunungan yang membawa material kayu dan batu, merendam permukiman warga di Kecamatan Wera dan Kecamatan Ambalawi.