Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • Misteri Hilangnya Kepala Desa Liang, Motor Terparkir di Jembatan

    Misteri Hilangnya Kepala Desa Liang, Motor Terparkir di Jembatan

    TRIBUNJATENG.COM – Bahagia Tarigan (54), Kepala Desa Liang Pematang di Kecamatan STM Hulu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dilaporkan hilang secara misterius pada Selasa (25/2/2025).

    Proses pencarian yang dilakukan masyarakat hanya menemukan sepeda motor milik Bahagia terparkir di jembatan Lau Luhung di Kecamatan STM Hulu.

    Hilangnya Bahagia menjadi perbincangan hangat di media sosial, terutama di akun Facebook Jaka Harapenta.

    Dalam sebuah postingan, terlihat sepeda motor Bahagia terparkir di samping jembatan pada malam hari, sementara warga dan tim SAR gabungan mengerumuni lokasi tersebut.

    Menurut narasi dalam video yang beredar, kronologi hilangnya Bahagia dimulai pada Selasa pagi, ketika ia meninggalkan rumahnya.

    Namun, hingga pukul 22.45, Bahagia belum juga kembali, yang membuat keluarganya khawatir.

    Mereka kemudian menghubungi Camat STM Hulu, yang selanjutnya meminta bantuan Kepala Desa Tanjung Muda, Tarjan Tarigan, untuk mencari Bahagia.

    Dalam proses pencarian, Tarjan sempat bertemu Bahagia di Desa Durin Tinggung, Kecamatan STM Hulu, dan mengajaknya pulang.

    Keduanya kemudian mengendarai sepeda motor masing-masing.

    Namun, saat Tarjan tiba di Kantor Desa Tanjung Muda, ia tidak melihat Bahagia dan memutuskan untuk menunggu.

    Setelah beberapa menit menunggu, Bahagia tidak kunjung datang.

    Tarjan kemudian bertemu sepupunya, Toni Tarigan, di dekat kantor desa dan mengajaknya untuk mencari Bahagia.

    Saat melintas di Jembatan Lau Luhung, mereka menemukan sepeda motor Bahagia terparkir di sisi kanan trotoar, sementara keberadaan Bahagia sendiri tidak diketahui.

    Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Pemkab Deli Serdang, Khairul Azman, membenarkan hilangnya Bahagia.

    “Tanggal (25/2/2025), hilangnya hanya ada sepeda motornya di jembatan itu. Kami sedang melakukan pencarian ini,” kata Khairul saat dihubungi Kompas.com melalui keterangan tertulisnya, Kamis (27/2/2025).

    Khairul menjelaskan bahwa pihaknya belum dapat memastikan penyebab hilangnya Bahagia.

    Tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian, termasuk menyelidiki dasar sungai di bawah jembatan setinggi 100 meter tersebut.

    “Karena medan yang dilalui ekstrem, kami mengalami kesulitan dalam proses pencarian. Pencariannya dilakukan sampai ke jurang, kondisi alamnya sangat curam dan berbahaya.”

    “Tapi kami akan terus melakukan pencarian untuk memastikan segala kemungkinan,” ungkapnya.

    Meskipun sempat beredar informasi bahwa Bahagia melompat ke jurang karena mengalami depresi setelah istrinya meninggal pada tahun 2024, Khairul menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin berspekulasi.

    “Yang jelas sepeda motornya diletakkan di jembatan, tapi kami tidak tahu ke mana dia pergi. Bisa saja dia tidak melompat ke sungai, bisa juga dia berada di tempat saudaranya. Intinya, kami masih melakukan pencarian,” tutupnya. (*)

     

  • Basarnas Temukan Pemuda yang Terjun di Jembatan 4 Barelang dalam Kondisi Meninggal

    Basarnas Temukan Pemuda yang Terjun di Jembatan 4 Barelang dalam Kondisi Meninggal

    Liputan6.com, Batam – Alamsyah (20), pemuda asal Kota Batam yang terjun dari Jembatan 4 Barelang, akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Senin (24/2/2025) sekitar pukul 21.35 WIB.

    Korban ditemukan tersangkut di keramba nelayan, berjarak sekitar 1,3 mil laut (NM) dari lokasi kejadian. Jenazahnya kemudian dievakuasi ke RS Bhayangkara.

    Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Tanjungpinang, Rahmat Hidayat, membenarkan bahwa korban telah ditemukan setelah pencarian intensif oleh Tim SAR Gabungan.

    “Korban berhasil ditemukan setelah pencarian selama dua hari. Tim SAR menggunakan teknik penyisiran permukaan air dengan RIB (Rigid Inflatable Boat) dan penyelaman di sekitar lokasi yang diduga menjadi titik jatuh korban,” ujar Rahmat Hidayat dalam wawancara, Selasa (25/2/2025).

    Sebelumnya, Rahmat mengungkapkan pada Minggu (23/2/2025) pukul 07.25 WIB, Kantor Pencarian dan Pertolongan Tanjungpinang menerima laporan dari Kapolsek Galang, Iptu Alex, mengenai seorang pria yang melompat dari Jembatan 4 Barelang. Peristiwa itu terjadi dini hari sekitar pukul 01.40 WIB.

    Berdasarkan keterangan saksi, Sudirman (45) dan Suryadi (42), korban yang mengendarai motor Yamaha Mio J dengan nomor polisi BP 5289 JJ terlihat duduk di pinggir jembatan sebelum akhirnya melompat. Saksi kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Galang.

    Menindaklanjuti laporan tersebut, Tim SAR Gabungan yang terdiri dari Basarnas Tanjungpinang, Polairud Polda Kepri, TNI AL, BPBD Batam, serta relawan segera melakukan pencarian. Namun, proses pencarian sempat terkendala arus laut yang cukup kuat dan kondisi cuaca yang berubah-ubah.

    Rahmat Hidayat menjelaskan bahwa keberhasilan pencarian ini tidak terlepas dari kerja sama seluruh unsur SAR yang terlibat.

    “Kami mengapresiasi kerja keras semua tim yang terlibat dalam operasi ini. Dengan ditemukannya korban, operasi SAR resmi ditutup, dan seluruh personel kembali ke satuan masing-masing,” ucapnya.

    Hingga saat ini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait motif korban melompat dari jembatan.

     

    Biadab, Guru dan Tukang Kebun Cabuli Siswi di Pemalang

  • KKN Berujung Duka, 3 Mahasiswa di Lampung Hanyut di Sungai Way Sabu

    KKN Berujung Duka, 3 Mahasiswa di Lampung Hanyut di Sungai Way Sabu

    Pesawaran, Beritasatu.com – Tiga mahasiswa Institut Maritim Prasyeta Mandiri Lampung yang sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Lampung, tewas akibat terseret banjir bandang saat berenang di bendungan Sungai Way Sabu.

    Dua korban ditemukan pada hari pertama pencarian, sementara satu korban lainnya ditemukan oleh tim SAR gabungan pada hari kedua.

    Peristiwa tragis ini terjadi pada Senin (24/2/2025) sekitar pukul 14.00 WIB. Ketiga korban berenang di bendungan aliran Sungai Way Sabu bersama empat rekan mereka. Namun, secara tiba-tiba, banjir bandang datang dan menghanyutkan tujuh mahasiswa tersebut. Empat di antaranya berhasil menyelamatkan diri, sementara tiga lainnya terseret arus deras.

    Dua korban, Risky Kurniawan (24) dan Ricky Anggara (23), ditemukan warga beberapa jam setelah kejadian dalam kondisi meninggal dunia. Sementara itu, jenazah korban lainnya, Dedi Muhammad Sanjaya (22), ditemukan keesokan harinya.

    Komandan Tim Rescuer Basarnas Lampung Febri Yanda mengungkapkan, korban kedua ditemukan berjarak 2,1 kilometer dari lokasi kejadian di aliran Sungai Way Sabu.

    “Setelah ditemukan, tim SAR gabungan segera mengevakuasi jasad korban ke rumah duka untuk diserahkan kepada pihak keluarga,” ujar Febri Yanda di lokasi pencarian, Selasa (25/2/2025).

    Pasca kejadian mahasiswa KKN tewas terseret banjir bandang, Basarnas Lampung mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih terjadi dalam beberapa hari terakhir. Masyarakat diminta untuk berhati-hati saat beraktivitas di sekitar sungai, terutama ketika kondisi cuaca tidak menentu.

  • Tiga Mahasiswa Institut Maritim Prasyeta Lampung Tewas Tenggelam di Bendungan Way Sabu Pesawaran – Halaman all

    Tiga Mahasiswa Institut Maritim Prasyeta Lampung Tewas Tenggelam di Bendungan Way Sabu Pesawaran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG – Kejadian tragis menimpa tiga mahasiswa Institut Maritim Prasyeta Lampung yang sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sidodadi, Kecamatan Teluk Pandan, Pesawaran.

    Ketiga mahasiswa tersebut ditemukan tewas setelah terseret arus saat berenang di Bendungan Way Sabu pada Senin (24/2/2025).

    Ketiga korban adalah Risky Kurniawan (24), warga Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandar Lampung, 
    Ricky Anggara A (23), warga Dusun Way Apus, Desa Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan dan Dedi Muhammad Sanjaya (22), warga Kelurahan Gunung Sula, Kecamatan Way Halim, Kota Bandar Lampung.

    Korban pertama yang ditemukan adalah Risky dan Ricky pada hari kejadian, sementara itu, jasad Dedi berhasil ditemukan oleh tim SAR Gabungan pada Selasa (25/2/2025) setelah pencarian hari kedua.

    Kronologi Kejadian

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, enam mahasiswa bersama satu pendamping pergi ke Bendungan Way Sabu untuk berenang sekitar pukul 10.00 WIB.

    Sesampainya di lokasi, tiga mahasiswa memutuskan untuk langsung masuk ke dalam air sekitar pukul 12.30 WIB namun tanpa diduga arus sungai tiba-tiba menjadi deras dan menyeret ketiganya.

    Teman-teman korban yang berada di tepi sungai segera berusaha memberikan pertolongan dan meminta bantuan warga setempat.

    Tim Gabungan yang terdiri dari TNI/Polri, Aparat Kecamatan, Puskesmas Teluk Pandan, serta warga setempat segera melakukan pencarian.

    Proses Pencarian dan Evakuasi

    Tim SAR Gabungan yang terdiri dari Kantor SAR Lampung, Batalyon Marinir 9 Piabung, Lanal Lampung, Forum Rescue Relawan Lampung (FRRL), Forkopimcam Teluk Pandan, serta masyarakat setempat, melakukan pencarian sejak Senin siang.

    Selain itu, pencarian juga dibantu dengan drone thermal Basarnas yang menyisir area sejauh dua kilometer dari jembatan Sungai Way Sabu.

    Akhirnya, pada pukul 11.30 WIB, jasad Dedi Muhammad Sanjaya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di koordinat 5°35’8.04″S – 105°10’37.84″E, sekitar 2,1 km dari lokasi kejadian.

    Setelah berhasil dievakuasi, ketiga jasad korban langsung diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.

     

  • Truk Terjun ke Sungai di Pelalawan, 15 Korban Tewas Ditemukan dan 17 Selamat

    Truk Terjun ke Sungai di Pelalawan, 15 Korban Tewas Ditemukan dan 17 Selamat

    Pelalawan, Beritasatu.com – Tim SAR gabungan berhasil menemukan seluruh korban tewas dalam kecelakaan truk yang terjun ke Sungai Segati, Kabupaten Pelalawan, Riau, Senin (24/2/2025). Total 15 korban meninggal dalam insiden tragis ini. Korban terakhir yang ditemukan adalah seorang anak bernama Arman.

    Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal mengonfirmasi korban terakhir ditemukan pada Senin (24/2/2025) sekitar pukul 13.00 WIB dalam kondisi meninggal dunia. “Alhamdulillah, seluruh korban kecelakaan sudah ditemukan. Total korban meninggal dunia menjadi 15 orang,” ujar Iqbal.

    Dari jumlah korban meninggal kecelakaan truk terjun ke sungai di Pelalawan, delapan di antaranya adalah anak-anak dan tujuh orang dewasa. Nama-nama korban yang meninggal dunia adalah Cahaya, Tri, Cel, Maranata, Solina, Yaman Hulu, Yusnidar, Hasani, Setia Murni, Aferius, Amel, Wilda, Noel, Ciras, dan Arman.

    Sementara itu, 17 korban selamat diidentifikasi sebagai Juventus, Febri, Dia, Berkat, Yerniwati, Sekian Sebuah, Yasman Gulo, Novayanti, Taogomano, Seja, Ina Nove, Epriniwati, Dameria, Jelisman, Otonius, Yantonius, dan Melanius.

    “Upaya pencarian berlangsung selama tiga hari sejak kejadian pada Sabtu (22/2/2025). Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim yang telah terlibat dalam pencarian. Seluruh jenazah korban sudah dievakuasi dan akan diserahkan kepada pihak keluarga,” tutup Iqbal.

    Sebelumnya, kecelakaan truk yang terjun ke sungai di Pelalawan mengangkut 32 orang, termasuk sopir, mengalami insiden di jembatan Sungai Segati, Kabupaten Pelalawan, pada Sabtu (22/2/2025).

  • Truk Terjun ke Sungai di Pelalawan: 14 Korban Tewas Ditemukan, 1 Orang Masih Hilang

    Truk Terjun ke Sungai di Pelalawan: 14 Korban Tewas Ditemukan, 1 Orang Masih Hilang

    Pelalawan, Beritasatu.com – Tim SAR gabungan telah menemukan 14 korban tewas dalam kecelakaan truk colt diesel yang jatuh ke Sungai Segati, Kabupaten Pelalawan, Riau. Saat ini, pencarian masih berlanjut untuk satu korban yang hilang.

    Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Anom Karabianto menyampaikan, total korban kecelakaan ini berjumlah 15 orang, terdiri dari sembilan anak-anak dan enam orang dewasa.

    “Total korban yang sudah ditemukan 14 orang, semuanya dalam keadaan meninggal dunia. Satu korban lagi, atas nama Arman Mandrefa, masih dalam pencarian,” ujar Anom, Senin (25/2/2025).

    Insiden truk terjun ke Sungai di Pelalawan itu terjadi pada Sabtu (22/2/2025), ketika truk colt diesel mengangkut 32 penumpang menuju Desa Segati. Di tengah perjalanan, truk tersebut tiba-tiba terjun ke sungai.

    Berdasarkan data sementara insiden truk terjun ke Sungai di Pelalawan, total penumpang mencapai 32 orang, korban selamat 17, tewas 14, dan satu korban dinyatakan hilang.

    Anom menjelaskan, pada hari pertama, tiga korban ditemukan meninggal dunia dan 17 orang selamat. Pada hari kedua, ditemukan satu korban meninggal, disusul dua korban lainnya pada hari selanjutnya.

    “Hari ini, kembali ditemukan delapan korban dalam keadaan meninggal dunia,” jelas Anom.

    Tim SAR gabungan, yang terdiri dari BPBD, Polairud, TNI, dan Pemerintah Kabupaten Pelalawan, terus melakukan pencarian korban yang masih hilang. “Kami menyisir aliran sungai hingga 15 kilometer dari titik kejadian, menggunakan perahu karet dan melakukan penyelaman,” tambahnya.

    Pencarian akan terus dilakukan hingga seluruh korban kecelakaan truk terjun ke Sungai di Pelalawan berhasil ditemukan.

  • Seorang Pria Loncat dari Jembatan Barelang Batam, Tim SAR Gelar Operasi Pencarian

    Seorang Pria Loncat dari Jembatan Barelang Batam, Tim SAR Gelar Operasi Pencarian

    JAKARTA – Badan Pertolongan dan Pencarian (SAR) Kepulauan Riau melakukan operasi pencarian seorang pria yang dilaporkan melompat dari Jembatan 4 Barelang, Kota Batam, Minggu.

    Kepala SAR Tanjungpinang Fazzli menyebut pria tersebut bernama Alamsyah usia 20 tahun asal Kota Batam.

    “Kami menerima laporan dari Kapolsek Galang pagi tadi pukul 07.25 WIB, telah terjadi kejadian kondisi membahayakan manusia, seorang pria asal Kota Batam melompat dari Jembatan 4 Barelang,” katanya.

    Menurut dia, pria muda tersebut melompat itu dilaporkan terjadi Minggu dini hari sekitar pukul 01.40 WIB.

    Berdasarkan penuturan saksi, kata dia, pria tersebut mengendarai sepeda motor Yamaha Mio dengan nomor polisi BP 5289 JJ.

    “Keterangan saksi menyebut, pria itu duduk di pinggir Jembatan 4 Barelang, tak lama kemudian terjun dari jembatan tersebut,” kata Fazzli, kepada ANTARA.

    Saksi mata yang melihat kejadian langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Galang.

    Berdasarkan laporan tersebut, SAR Tanjungpinang melakukan koordinasi. Setelah itu, Tim Rescue Pos SAR Batam yang terdiri atas enam personel berangkat ke lokasi kejadian menggunakan rescue car dan perahu karet serta mopel.

    Operasi SAR juga melibatkan SAR gabungan dari Polairud Polda Kepri, Polairud Polresta Barelang, Polsek Galang, Bhabinkamtibmas Rempang Cate, BP Batam, masyarakat dan lainnya.

    “Pencarian dilaksanakan hingga pukul 18.00 WIB, dengan hasil belum ditemukan (nihil),” katanya.

    Saat ini operasi SAR ditutup sementara, tim SAR gabungan melanjutkan dengan evaluasi hari pertama dan persiapan perencanaan hari kedua operasi.

    “Operasi SAR akan dilanjutkan kembali Senin (24/2) pukul 07.15 WIB,” kata Fazzli.

  • Bocah Main Seluncuran Kolam Renang, Tak Kunjung Muncul saat Tangannya Tersangkut, Pengunjung Panik

    Bocah Main Seluncuran Kolam Renang, Tak Kunjung Muncul saat Tangannya Tersangkut, Pengunjung Panik

    TRIBUNJATIM.COM – Nasib bocah yang meninggal akibat tenggelam di kolam renang sedalam satu meter.

    Bocah bernama Bagja Nurjaman (6) itu meninggal setelah tangannya tersangkut di pipa saluran pembuangan kolam renang tersebut.

    Diketahui ia sedang berenang di Kolam Renang Hotel ANB, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Minggu (23/2/2025) pukul 10.00 WIB.

    Plt Kasat Polairud Polres Garut, Iptu Aep Saprudin, mengatakan, korban awalnya bermain wahana perosotan. 

    Dia meluncur ke dalam kolam sedalam satu meter.

    “Saat dilihat oleh saksi, korban ternyata tidak muncul kembali ke permukaan. Ternyata tangan korban tersangkut saluran pembuangan air,” ujar Aep.

    Ia menuturkan, pengunjung lain sudah mencoba menyelamatkan korban.

    Namun kondisi korban sulit untuk diangkat ke permukaan.

    Tangan korban diketahui tersangkut di saluran air dengan kondisi penutup saluran terbuka hingga menyebabkan air deras keluar lewat lubang itu.

    “Akhirnya keluarga korban melapor ke Dinas Damkar dan puskesmas. Kemudian kami juga menerima laporan dan langsung ke lokasi,” ungkapnya.

    Kepala UPT Damkar Pameungpeuk, Dadan Wandani, mengatakan proses evakuasi terhadap korban berjalan alot.

    Korban sempat diberi pertolongan pertama berupa oksigen bantuan saat petugas melakukan evakuasi.

    Dadan mengatakan, pihaknya juga harus membongkar bagian saluran pembuangan kolam renang untuk mengangkat tangan korban.

    “Kami sudah berusaha maksimal, korban dinyatakan meninggal dunia setelah dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk,” ujarnya.

    Detik-detik evakuasi terhadap korban berjalan dramatis.

    Warga berjibaku membantu proses evakuasi, termasuk menguras air kolam dengan ember agar Bagja tidak terus tenggelam.

    Bagja tidak bisa langsung diangkat karena tangannya terjebak di saluran pembuangan air yang terbuka.

    Air menarik tangan Bagja.

    Dari video amatir milik warga yang beredar, seisi pengunjung kolam renang saat itu sibuk menguras kolam renang dengan ember.

    Beberapa pengunjung lain histeris melihat korban dalam kesulitan bernapas di dasar kolam.

    Sementara itu, kasus tenggelam lainnya juga pernah terjadi di Surabaya, Jawa Timur.

     Remaja perempuan yang dikabarkan hilang tenggelam di Sungai Kali Jagir kawasan Jalan Medokan Semampir Indah, Sukolilo Surabaya, Jumat (21/2/2025), berhasil ditemukan saat Operasi Pencarian Tim SAR Gabungan, pada Sabtu (22/2/2025) pagi. 

    Jenazah ditemukan mengapung di permukaan sungai berjarak lima meter dari titik awal lokasi korban pertama kali dikabarkan hilang tenggelam. 

    Sayangnya, korban berinisial RA (15) itu, ditemukan oleh petugas SAR sekitar pukul 08.43 WIB, dalam kondisi terbujur kaki tak bernyawa.

    Kini jenazah korban sudah dievakuasi ke kamar mayat RSUD dr Soetomo Surabaya untuk dilakukan visum dan autopsi. 

    “Alhamdulillah, korban tenggelam yang dilaporkan tenggelam, ditemukan pagi ini 08.44 di jarak kurang lebih 5 meter dari lokasi terakhir terlihat,” ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, pada Sabtu (22/2/2025). 

    Sebelumnya, korban RA dikabarkan tenggelam di sungai tersebut karena diduga terpeleset lalu tercebur di sungai belakang rumahnya, saat sedang menjemur pakaian. 

    Lurah Medokan Semampir Moerita menjelaskan bahwa tidak ada saksi sama sekali yang melihat insiden terceburnya korban. 

    Namun, menurut pengakuan kakek korban, sempat terdengar suara benda terjatuh ke permukaan sungai.

    Nah, pengakuan atas adanya suara tersebut, dianggap sebagai petunjuk yang menjelaskan dugaan korban hilang karena jatuh ke sungai saat menjemur pakaian di belakang rumah. 

    Apalagi, lanjut Moerita, di pinggiran sungai yang menjadi lokasi titik korban dikabarkan hilang, terdapat satu sandal sisi kiri milik korban. 

    “Sandalnya ketinggalan satu sebelah kiri. Kanan mungkin melekat. Laporan awal jam 11.00 untuk laporan ke mako sekitar jam 13.00. Tadi saudaranya sempat mencari,” katanya pada awak media di lokasi, Jumat (21/2/2025). 

    Korban RA merupakan anak sulung dari dua bersaudara. Korban memiliki seorang adik yang masih duduk di bangku sekolah taman kanak-kanak (TK). 

    “Lokasi tenggelam di belakang rumahnya. Nama anaknya Reina, dua saudara. Adiknya masih sekolah TK,” ungkapnya. 

    Sementara itu, Komandan Tim Operasi Sar Kantor Basarnas Surabaya Andy Pamudji menduga korban hilang terjatuh ke sungai karena terpeleset saat menjemur pakaian di belakang rumah. 

    Rumah korban pada bagian sisi belakangnya, berbatasan langsung sungai tersebut. Apalagi didapatkan adanya petunjuk bahwa korban diketahui sempat mencuri pakaian, sesaat sebelum dikabarkan hilang. 

    Lalu, ditambah lagi ada bukti petunjuk temuan sandal sisi kiri dari korban yang teronggok di pinggir sungai dan pakaian yang baru dicuci oleh korban. 

    “Diduga korban terpleset saat menjemur pakaian di belakang rumah. Kemudian tercebur sungai,” kata Pamudji. 

  • Banjir Lampung Surut, BPBD Tetap Siaga Antisipasi Banjir Susulan

    Banjir Lampung Surut, BPBD Tetap Siaga Antisipasi Banjir Susulan

    Bandar Lampung, Beritasatu.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandar Lampung tetap mengantisipasi adanya banjir susulan meski ketinggian air mulai surut.

    Meski banjir perlahan mulai surut, tetapi banjir masih melanda di sejumlah tempat yang ada di Kota Bandar Lampung. Salah satunya berada di Kecamatan Tanjung Senang.

    Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandar Lampung tetap siaga membantu warga terdampak banjir dan mengantisipasi potensi banjir susulan agar proses evakuasi dapat dilakukan dengan cepat.

    Banjir yang merendam ratusan rumah di sembilan kecamatan telah surut pada Minggu (23/2/2025). Namun, di Komplek Perumahan Arinda, Kelurahan Pematang Wangi, Kecamatan Tanjung Senang, sebanyak puluhan rumah masih terendam dengan ketinggian air mencapai 40 sentimeter.

    Beberapa warga yang rumahnya terendam banjir terpaksa mengungsi ke rumah kerabat, sementara yang lainnya memilih bertahan sembari menunggu ketinggian air surut. Sementara itu, warga yang rumahnya sudah tidak terendam mulai membersihkan rumah mereka dari sisa lumpur yang terbawa banjir.

    Untuk memudahkan evakuasi, BPBD Kota Bandar Lampung menyiagakan perahu karet yang digunakan warga untuk mengambil barang dari rumah mereka yang masih terendam.

    Perahu tersebut juga disiapkan untuk evakuasi lebih lanjut jika terjadi banjir susulan, mengingat hujan yang masih terus mengguyur wilayah tersebut.

    Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan warga terdampak, Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung telah mendirikan posko kesehatan di Kelurahan Pematang Wangi, Kecamatan Tanjung Senang, yang merupakan wilayah terdampak parah. Banjir ini dipicu oleh meluapnya sejumlah sungai dan buruknya sistem drainase di wilayah tersebut.

    Warga RT 14 Kelurahan Pematang Wangi, Fitri (55) mengungkapkan, rumahnya telah terendam banjir selama dua hari terakhir.

    “Tembok dapur rumah saya juga roboh akibat banjir,” ujar Fitri.

    Ia menambahkan meski rumahnya masih terendam, dirinya kini mengungsi ke rumah tetangga yang tidak terkena banjir.

    Fitri menyampaikan rasa syukurnya atas bantuan yang telah diterima, seperti nasi bungkus, air bersih, dan layanan kesehatan.

    “Alhamdulillah bantuan sudah ada, termasuk air bersih dan layanan kesehatan,” tambahnya.

    Setelah banjir surut, beberapa warga terlihat memancing ikan di sungai yang meluap serta sawah yang terendam banjir.

    Hujan deras yang mengguyur Provinsi Lampung pada Jumat (21/2/2025) menyebabkan banjir yang merendam 2.181 rumah di Kota Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Selatan, dan Kabupaten Pesawaran. Selain itu, banjir juga mengakibatkan tiga korban jiwa.

    Dua di antaranya adalah pasangan suami istri yang ditemukan tewas akibat tertimpa tembok rumah yang roboh di Kelurahan Gedong Air, Kecamatan Tanjung Karang Barat.

    Satu korban lainnya, Sutiyem, tewas akibat mobil yang dikendarainya terseret banjir di Kelurahan Campang Raya, Kecamatan Tanjung Karang Timur.

    Tim SAR gabungan masih disiagakan di lokasi terdampak banjir untuk mengantisipasi terjadinya banjir susulan.

  • Pendaki Muda Terjatuh di Gunung Slamet, Pencarian Masih Berlanjut
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        23 Februari 2025

    Pendaki Muda Terjatuh di Gunung Slamet, Pencarian Masih Berlanjut Regional 23 Februari 2025

    Pendaki Muda Terjatuh di Gunung Slamet, Pencarian Masih Berlanjut
    Tim Redaksi
    PURBALINGGA, KOMPAS.com –
    Seorang pendaki berusia 16 tahun bernama Marcel, asal Bekasi, Jawa Barat, dilaporkan terjatuh ke jurang di kawasan Batu Merah, puncak
    Gunung Slamet
    , Jawa Tengah, pada Minggu (23/2/2025).
    Kejadian tersebut terjadi saat Marcel mendaki bersama empat rekannya pada Sabtu (22/2/2025).
    Supervisor Site Gunung Slamet Perhutani Alam Wisata Wilayah Barat, Sugeng Utomo, menjelaskan bahwa kelompok pendaki tersebut mencapai puncak pada pagi hari dan mulai turun sekitar pukul 07.30 WIB.
    “Tadi pagi mereka sampai puncak dan sekitar pukul 07.30 WIB mulai turun dari puncak,” ungkap Sugeng melalui pesan tertulis.
    Saat turun, Marcel berjalan lebih cepat dari rombongannya.
    Menurut informasi yang diperoleh, dia bergegas karena ingin mengejar jadwal keberangkatan kereta.
    “Saat survivor sudah berada di depan, salah satu rekannya sekilas melihat kalau survivor tersandung dan jatuh,” terang Sugeng.
    Keempat rekan Marcel segera berupaya menolong, namun Marcel sudah hilang dari pandangan.
    Dalam kondisi kabut yang sangat tebal, mereka berteriak memanggil namanya, tetapi tidak mendapatkan jawaban.
    Sugeng melanjutkan, Basecamp Bambangan Purbalingga menerima laporan awal mengenai insiden ini pada pukul 09.57 WIB.
    Setelah memverifikasi informasi tersebut, tim SAR pertama diberangkatkan pada pukul 13.30 WIB, diikuti oleh Tim SAR kedua pada pukul 14.56 WIB.
    “Pukul 19.00 tim SAR pertama sudah sampai di Pos 9 dan lanjut penyisiran di area kejadian,” ujarnya.
    Hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi mengenai keberadaan Marcel dan kondisi terakhirnya.
    Pencarian masih terus dilakukan oleh tim SAR.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.