Respons Baznas untuk Gempa Myanmar: Panggilan Kemanusiaan Menjelang Gema Takbir
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Di malam yang hening menjelang akhir Ramadhan, Jakarta dipenuhi suasana hikmat dalam menyambut Idul Fitri.
Hampir di setiap rumah, keluarga berkumpul, berbincang, dan menyiapkan hidangan khas Lebaran.
Namun, di tengah kegembiraan itu, sejumlah personel Badan Amil Zakat Nasional (
Baznas
)
Tanggap Bencana
(BTB) harus meninggalkan Tanah Air untuk memenuhi panggilan
kemanusiaan
.
Saat dunia bersiap merayakan hari kemenangan, berita memilukan datang dari Myanmar.
Pada Jumat (28/3/2025), gempa besar mengguncang negeri itu. Bencana ini menimbulkan kerusakan luar biasa dan membuat ratusan ribu orang terjebak dalam penderitaan.
Bagi Tim
Kemanusiaan
Baznas RI, membantu para penyintas adalah tugas mulia yang tak bisa ditunda.
Meski mereka tengah berlibur bersama keluarga untuk merayakan Idul Fitri, ada panggilan kemanusiaan yang harus dijalankan.
Saat gema takbir berkumandang, mereka bersiap melakukan perjalanan ke Myanmar, negeri yang dahulu bernama Burma. Keberangkatan ini tidaklah mudah.
Momen hari raya yang seharusnya penuh kebahagiaan bersama keluarga harus rela ditinggalkan.
“Di tengah kegembiraan dan hiruk-pikuk persiapan Lebaran, kami memilih menanggalkan pakaian terbaik dan berganti mengenakan seragam, bersiaga untuk membantu korban bencana,” ujar Kepala Biro Urusan Rumah Tangga (URT) dan Protokol Baznas RI, Tito Kurniawan, dalam siaran persnya, Kamis (3/4/2025).
Pada Minggu (30/3/2025), ia mendapat tugas pertama untuk berangkat bersama Tim Aju Satuan Tugas (Satgas) Kemanusiaan Pemerintah RI yang dikoordinasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Pada Senin (1/4/2025), lima anggota tim SAR dari BTB diterbangkan ke Myanmar. Mereka adalah Taufiq Hidayat (koordinator), Ade Hilman, Marwan, Sandi Setia Mihardja, dan Heru Jatmiko.
Di dalam pesawat menuju Naypyidaw, ibu kota Myanmar, perasaan mereka bercampur aduk.
Ada keharuan karena harus meninggalkan keluarga di momen yang seharusnya menjadi waktu berkumpul. Namun, ada pula kebanggaan karena bisa berkontribusi dalam membantu sesama.
“Ini adalah panggilan kemanusiaan, dan kami harus menjalankannya dengan sepenuh hati,” ujar Tito, sambil menatap ke luar jendela pesawat seolah mencoba menenangkan dirinya.
Rombongan Baznas berangkat bersama BNPB dan Satgas Kemanusiaan Pemerintah RI dalam misi yang penuh tantangan.
Mereka sadar, meskipun tidak berada di rumah saat Lebaran, ada banyak keluarga di Myanmar yang lebih membutuhkan bantuan.
Pada keberangkatan pertama, pesawat transit di Aceh. Bagi tim Baznas, momen ini menjadi kesempatan untuk mengoptimalkan konsolidasi dan mempersiapkan mental sebelum melanjutkan penerbangan ke Naypyidaw.
Bumi Serambi Mekah, yang pernah dilanda gempa dan tsunami pada 2004, menjadi saksi bahwa bencana adalah kenyataan yang harus dihadapi dengan ketabahan dan
solidaritas
.
Di Aceh, tim beristirahat sejenak, melanjutkan koordinasi dengan rekan-rekan Satgas dan BNPB, serta memastikan bantuan logistik yang akan dibawa telah siap.
Meskipun transit hanya sementara, rasa tanggung jawab tetap menguat. Ada sesuatu yang lebih besar daripada sekadar perjalanan fisik yang mereka tempuh.
“Ini adalah perjalanan hati, sebuah pengabdian yang melampaui batas waktu dan tempat,” ujar Wakil Ketua BTB, Taufiq Hidayat, yang berangkat pada penerbangan berikutnya.
Ia menegaskan bahwa momen tersebut mengajarkan tentang arti kesabaran dan pengorbanan.
“Lebaran bukan hanya tentang berkumpul dengan keluarga, tetapi juga tentang berbagi dan peduli terhadap mereka yang membutuhkan,” tambah Taufiq.
Akhirnya, setelah perjalanan panjang, pesawat yang membawa tim Baznas mendarat di Naypyidaw. Kota yang dulu ramai dengan aktivitas, kini berubah menjadi wilayah yang penuh lara.
“Gempa yang terjadi telah menghancurkan banyak bangunan, meluluhlantakkan kehidupan mereka, dan meninggalkan puing-puing yang mengingatkan kita betapa rapuhnya kehidupan ini,” ucap Taufiq.
Sesampainya di lokasi, tim Baznas langsung bergerak cepat. Mereka berkoordinasi, menyusun strategi penyaluran bantuan, serta menyiapkan makanan, pakaian, obat-obatan, dan perlengkapan darurat bagi para penyintas.
Para korban, yang sebagian besar kehilangan rumah mereka, menyambut kedatangan bantuan dengan haru.
“Ada yang mengucapkan terima kasih, ada yang menangis, dan ada pula yang hanya bisa diam menatap tim dengan mata penuh rasa syukur,” ucap Taufiq.
Tim Kemanusiaan Baznas, yang biasanya menghabiskan malam Lebaran bersama keluarga, merasa terharu melihat para ibu memeluk erat anak-anak mereka yang terluka.
“Kami datang untuk membantu. Meski kami tidak bersama keluarga malam ini, kami tahu tempat kami seharusnya berada di sini,” kata Taufiq dengan suara lirih.
Di antara jutaan suara takbir yang menggema di Indonesia, doa juga mengalir bagi mereka yang bekerja keras di Naypyidaw dan berbagai wilayah terdampak lainnya di Myanmar.
Takbir yang berkumandang di Tanah Air menjadi simbol bahwa meski jauh dari rumah, semangat kebersamaan dan kepedulian tetap menyatukan mereka.
Hari Raya Idul Fitri datang dan pergi, tetapi bagi Tim Kemanusiaan Baznas RI, perjalanan mereka ke Myanmar adalah salah satu ibadah yang mulia.
Mereka tidak hanya menjalankan kewajiban kemanusiaan, tetapi juga memberikan contoh bagaimana manusia seharusnya memaknai kebersamaan, baik dalam momen bahagia maupun dalam masa-masa sulit.
Setelah beberapa hari bekerja di lokasi bencana, tim Baznas mengoptimalkan misinya dengan mengirimkan tambahan tim dan donasi medis. Mereka akan kembali ke Indonesia dengan nuansa yang berbeda.
“Meski tidak bersama keluarga saat Lebaran, kami merasa telah merayakan kemenangan yang lebih besar, yaitu kemenangan hati yang telah berbagi dengan sesama,” ujar Taufiq.
Perjalanan tersebut mengajarkan banyak hal tentang arti pengorbanan.
Bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
khayrunnas anfa’uhum li al-nas
(sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya).
Semoga semangat dan misi kemanusiaan Baznas dapat menjadi inspirasi bagi dunia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kementrian Lembaga: Tim SAR
-
/data/photo/2025/04/03/67ee093d6c905.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Respons Baznas untuk Gempa Myanmar: Panggilan Kemanusiaan Menjelang Gema Takbir
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5179716/original/001138300_1743652293-IMG_20250403_102256.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tim K9 SAR Indonesia Temukan Korban Gempa Myanmar di Reruntuhan Bangunan – Page 3
Liputan6.com, Jakarta – Tim K9 INASAR 1 yang tergabung dalam Operasi Kemanusiaan Myanmar 2025 telah menemukan satu korban gempa dalam pencarian yang dilakukan pada Selasa, 2 April 2025. Operasi pencarian oleh tim SAR Indonesia ini dilaksanakan di dua lokasi perumahan warga di Naypyidaw dengan melibatkan empat personel Polri dan dua anjing pelacak K9.
K9 Officer, Iptu Erasmus mengatakan, kegiatan dimulai sekitar pukul 12.30 waktu setempat, saat tim K9 mempersiapkan diri dan mengikuti apel sebelum berangkat menuju lokasi pencarian.
Lokasi pertama yang dituju adalah Site I, di mana anjing pelacak K9 Walet sukses menemukan satu titik sumber bau yang diduga berasal dari jenazah korban gempa Myanmar.
“Setelah K9 Walet menemukan titik bau di Site I, kami segera melakukan eksekusi dan berhasil menemukan satu korban perempuan yang sudah meninggal dunia,” kata Erasmus dalam keterangannya, Kamis (3/4/2025).
Setelah berhasil mengeksekusi pencarian di Site I, tim K9 melanjutkan pencarian ke lokasi kedua yakni Site II sekitar pukul 14.00 waktu Myanmar.
“Di sini, K9 Walet kembali menunjukkan hasil yang positif dengan menemukan titik bau yang diduga berasal dari korban lain,” ujarnya.
“Kami langsung menginformasikan temuan ini kepada tim penyelamat INASAR untuk segera melakukan evakuasi di lokasi tersebut,” sambungnya.
-

Sugiono: Kemlu Kirimkan Bantuan kepada Korban Gempa Myanmar Besok – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Sugiono mengatakan, kementeriannya akan mengirimkan bantuan bagi korban gempa 7,7 magnitudo di Myanmar.
Saat ini, Sugiono menjelaskan bahwa pihaknya masih dalam tahap persiapan sebelum pengiriman bantuan dilakukan.
“Ya jadi kita merespons apa yang disampaikan oleh Myanmar pasca-kejadian gempa kemarin, ini sedang kita proses persiapannya,” kata Sugiono, seusai acara open house di kediaman Ketua MPR RI, Ahmad Muzani di kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Rabu (2/4/2025).
Sugiono menyebut bahwa bantuan tersebut rencananya akan dikirimkan besok. Sejak 31 Maret lalu, kata dia, pemerintah Indonesia telah mengirimkan tim bantuan ke lokasi gempa.
“Rencananya besok bantuan yang jadi mulai dari tanggal 31 sudah ada tim yang kita kirimkan. Jadi besok secara resmi kita akan kirimkan bantuan,” ujarnya.
Diketahui, pemerintah Indonesia juga mengirimkan Tim Urban Search and Rescue (USAR) untuk membantu proses penanganan gempa bumi di Myanmar.
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto mengatakan, pengiriman tim SAR tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap negara yang sedang dilanda bencana.
“Kita bergerak atas permintaan negara Myanmar, dari Pemerintah Myanmar meminta bantuan melalui Kemenlu kemudian berkoordinasi,” ujar Suharyanto, Selasa (1/4/2025).
Suharyanto menambahkan, pengiriman bantuan ini juga telah disepakati dalam rapat tingkat menteri yang dilaksanakan satu hari setelah kejadian gempa dan dipimpin oleh Menko PMK.
“Hari Minggu meskipun suasananya masih Lebaran, langsung Rakor di bawah pimpinan Menko PMK, rapat ini memutuskan pengiriman bantuan kepada masyarakat terdampak di Myanmar,” ujarnya.
Pelepasan kali ini tidak hanya berisikan Tim USAR, tetapi juga perwakilan Kementerian Luar Negeri dan TNI dengan total 73 personel.
Suharyanto mengatakan bahwa tim akan bertugas selama dua minggu dan dapat menyesuaikan jika masih dibutuhkan.
-

Longboat Tenggelam di Maluku Utara, 9 Penumpang Berhasil Dievakuasi
Ternate, Beritasatu.com – Sebuah longboat yang membawa sembilan penumpang, termasuk juru mudi, tenggelam di perairan antara Pulau Mare dan Pulau Moti, Maluku Utara, pada Selasa (1/4/2025). Longboat tersebut berlayar dari Pulau Mare, Kota Tidore Kepulauan, menuju Pulau Kayoa, Kabupaten Halmahera Selatan, sebelum mengalami musibah.
Rekaman video amatir menunjukkan longboat dalam posisi terbalik, sementara para penumpang terombang-ambing di laut. Mereka berusaha bertahan menggunakan pelampung seadanya. Beberapa anak-anak juga terlihat bertahan di atas perahu yang hampir tenggelam.
Salah satu penumpang berhasil menghubungi tim SAR gabungan untuk meminta pertolongan. Beruntung, kondisi cuaca saat itu cukup tenang, sehingga para korban berhasil ditemukan oleh nelayan dan tim SAR gabungan. Seluruh penumpang kemudian dievakuasi ke Pelabuhan Moti sebelum dipindahkan ke Pelabuhan Perikanan Kota Ternate dan diserahkan kepada pihak keluarga.
Kepala Basarnas Ternate Iwan Ramdani mengonfirmasi, pihaknya menerima laporan dari penumpang terkait insiden tersebut pada pukul 10.00 WIT.
“Berdasarkan keterangan korban, kejadian terjadi sekitar pukul 10.00 WIT. Pada pukul 12.00 WIT, kami segera melakukan tindakan awal dengan mengerahkan tim SAR gabungan ke lokasi dan berhasil mengevakuasi seluruh penumpang. Kesembilan korban telah dievakuasi ke Pelabuhan Perikanan Ternate dan diserahkan kepada pihak keluarga,” ujar Iwan Ramdani terkait longboat tenggelam di Maluku Utara.
Ia juga menegaskan bahwa penyebab terbaliknya longboat tersebut masih belum diketahui. Namun, pihaknya mengutamakan misi penyelamatan korban. Saat ini, tim SAR terus melakukan siaga di sejumlah titik rawan kecelakaan, termasuk di pelabuhan di berbagai kabupaten dan kota di Maluku Utara.
“Kami belum mengetahui penyebab pasti kecelakaan ini karena fokus utama kami adalah menyelamatkan korban. Saat ini, kami masih dalam status siaga satu dengan menempatkan tim di berbagai lokasi seperti Bandara Sultan Babullah, Pelabuhan Ahmad Yani Ternate, Dermaga ASDP, serta pelabuhan lainnya di Sanana, Morotai, dan wilayah rawan kecelakaan lainnya,” jelasnya terkait longboat tenggelam di Maluku Utara.
-
/data/photo/2025/04/01/67ebcee974886.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Speedboat Tenggelam di Perairan Ternate, 9 Penumpang Dievakuasi Tim SAR Gabungan Regional 1 April 2025
Speedboat Tenggelam di Perairan Ternate, 9 Penumpang Dievakuasi Tim SAR Gabungan
Tim Redaksi
TERNATE, KOMPAS.com
– Sebuah
speedboat tenggelam
saat berlayar di perairan sekitar
Pulau Moti
, Kota Ternate, Maluku Utara pada Selasa (1/4/2025).
Tim pencarian dan penyelamatan (SAR) gabungan berhasil mengevakuasi sembilan penumpang yang berada di dalam speedboat tersebut.
Kapal cepat itu berangkat dari Pulau Marekofo, Kota Tidore Kepulauan menuju Pulau Moti, Kota Ternate sekitar pukul 10.00 WIT.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Ternate, Iwan Ramdani, menjelaskan bahwa saat ditemukan, para penumpang sudah berada di atas speedboat yang terbalik, sementara sebagian lainnya berada di dalam air menunggu kedatangan tim penyelamat.
“Korban terdiri dari orang dewasa dan anak-anak,” ungkap Iwan di Ternate, Selasa malam.
Tim SAR
gabungan mulai bergerak menuju lokasi kejadian pada pukul 12.15 WIT menggunakan speedboat milik Polairud Polda Malut untuk melakukan pertolongan terhadap korban.
Empat orang korban dievakuasi sementara ke pelabuhan Pulau Moti, sedangkan lima korban lainnya dievakuasi ke Desa Marekofo menggunakan longboat pemerintah desa setempat.
“Tim kemudian bergerak menuju Desa Marekofo untuk melakukan pengecekan terhadap lima korban, lalu dibawa menggunakan speedboat Polairud menuju Moti Kota,” ujar Iwan.
Setelah dilakukan pendataan dan pemeriksaan kesehatan oleh tim medis, kesembilan korban dibawa ke Ternate.
“Pukul 18.06 WIT, seluruh korban tiba di pelabuhan perikanan Ternate dalam keadaan selamat dan diserahkan kepada pihak keluarga masing-masing,” pungkas Iwan.
Iwan juga menambahkan bahwa penyebab kecelakaan speedboat tersebut masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

/data/photo/2021/03/03/603f0bd5e667a.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)


