Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • Temuan Mayat di Pulau Sabesi Lampung, Tim SAR Evakuasi ke RSUD Bob Bazar

    Temuan Mayat di Pulau Sabesi Lampung, Tim SAR Evakuasi ke RSUD Bob Bazar

    JAKARTA – Tim SAR Gabungan berhasil mengevakuasi mayat tanpa identitas yang ditemukan warga di pesisir pantai Desa Tejang Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan.

    Kepala Pos SAR Bakauheni, Rezie Kuswara membenarkan pihaknya bersama Tim SAR, TNI Polri, BPBD dan masyarakat setempat berhasil mengevakuasi mayat tanpa identitas yang sudah dibawa warga di bibir pantai Pulau Sebesi.

    “Iya betul, tadi sekitar pukul 16:00 WIB, kami mendapatkan laporan, kemudian petugas gabungan bergerak cepat langsung menuju lokasi untuk mengevakuasi mayat anonim itu,” kata dia di Lampung Selatan, Minggu, 20 April, disitat Antara.

    Ia mengatakan setelah dievakuasi jenazah tersebut di bawa menuju dermaga Canti Kecamatan Rajabasa lalu kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bob Bazar Kalianda untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

    Menurutnya, mayat tanpa identitas tersebut berjenis kelamin laki-laki dan pertama kali ditemukan oleh warga setempat.

    Sebelumnya, masyarakat digegerkan dengan penemuan sesosok mayat laki-laki tanpa identitas mengapung di pantai, Desa Tejang Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan pada Minggu 20 April sore.

    Sekretaris Desa Tejang Pulau Sebesi, Riko Iswanto di Lampung Selatan, Minggu membenarkan, bahwa warganya telah menemukan mayat di Pantai Pulau Sebesi pada pukul 15:30 WIB.

    “Iya benar, kurang lebih tadi pukul 15.30 WIB sore tadi warga melihat adanya mayat yang mengapung di tengah laut,” kata dia.

    Ia membeberkan mayat tanpa identitas tersebut berjenis kelamin laki-laki dan pertama kali ditemukan oleh warga setempat.

    Dia menyebutkan ciri-ciri yang dimiliki korban menggunakan kaos, celana jeans hitam dengan kondisi kepala sudah berbentuk tengkorak.

  • Suraji Hilang Saat Memancing di Pantai Ngambur Pacitan, SAR Resmi Hentikan Pencarian

    Suraji Hilang Saat Memancing di Pantai Ngambur Pacitan, SAR Resmi Hentikan Pencarian

    Pacitan (beritajatim.com) – Hingga hari ketujuh, pencarian terhadap seorang warga yang hilang saat memancing di Pantai Ngambur, Desa Plumbungan, Kecamatan Kebonagung, Pacitan, masih belum membuahkan hasil. Korban diketahui bernama Suraji, warga Dusun Watu Adeg, Desa Karangnongko.

    Komandan Tim Basarnas Trenggalek, Fitra Adma Chasanda, menyampaikan bahwa penyisiran terus dilakukan oleh tim SAR gabungan di titik pencarian yang difokuskan ke arah timur dari lokasi kejadian awal. Dua unit perahu karet dikerahkan untuk menyisir wilayah pantai timur, termasuk Pantai Ngambur.

    “Penyisiran dilakukan pagi dan sore hari. Kami menyisir area sekitar lokasi kejadian dan wilayah sekitarnya,” ujar Fitra saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp Sabtu (19/4/2025).

    Selama proses pencarian selama tujuh hari, tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, Kamladu, BPBD, TNI, Polri, relawan, Tagana, serta warga dan nelayan setempat, menemukan sebuah celana panjang berwarna hitam yang diidentifikasi oleh keluarga sebagai milik korban. Celana tersebut merupakan pakaian yang dikenakan korban saat terakhir kali terlihat memancing.

    Menurut Fitra, secara umum korban tenggelam biasanya muncul ke permukaan sekitar tiga hari setelah kejadian. Namun, hingga hari ketujuh, korban belum juga ditemukan. Saat ini, kondisi ombak di perairan selatan Pacitan terpantau tinggi, berkisar antara 2 hingga 2,5 meter, yang menjadi salah satu kendala dalam pencarian.

    Melihat kondisi tersebut, operasi pencarian atau operasi SAR resmi dihentikan sementara. “Operasi SAR kami tutup dan akan dibuka kembali jika ada tanda-tanda penemuan korban,” pungkas Fitra. (tri/kun)

  • Lakukan Pencarian Sejak Sabtu, Tim SAR Gabungan Temukan Korban Tertimbun Longsor di Subang Meninggal Dunia

    Lakukan Pencarian Sejak Sabtu, Tim SAR Gabungan Temukan Korban Tertimbun Longsor di Subang Meninggal Dunia

  • 21 Tahun Mengabdi, Empop Hasbulloh Akhirnya Dilantik Jadi PPPK

    21 Tahun Mengabdi, Empop Hasbulloh Akhirnya Dilantik Jadi PPPK

    JABAR EKSPRES -Honorer Kecamatan Klapanunggal, Empop Hasbulloh (50) akhirnya diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

    Empop mengawali kariernya sebagai tenaga sukarelawan di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, pada tahun 2004 silam.

    Lalu, ia menjadi tenaga outsourcing, perjalanan karier nya pun menghadapi banyak tantangan termasuk penghasilan yang sangat minim.

    “Kalau itu relatif, kita tidak bisa menyebutkan kalau masalah honorer,” ujarnya saat ditemui di Lapangan Tegar Beriman usai pelantikan PPPK dan CPSN, Kamis (17/4).

    BACA JUGA: Terungkap! Polisi sebut Oknum Dokter Kandungan di Garut Tidak hanya Sekali Melakukan Aksinya!

    Kini, setelah penantian panjang, pengangkatannya sebagai ASN PPPK akhirnya terwujud.

    Setelah dilantik, dirinya akan bertugas kembali di Kecamatan Klapanunggal bagiam seksi ekonomi dan pembangunan.

    Empop berjanji akan lebih meningkatkan kedisiplinan dan kinerja selama menjadi PPPK di Kecamatan Klapanunggal.

    Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, DPRD , dan BPKSDM Kabupaten Bogor atas perjuangan mereka dalam memperjuangkan nasib para honorer.

    BACA JUGA: Lakukan Pencarian Sejak Sabtu, Tim SAR Gabungan Temukan Korban Tertimbun Longsor di Subang Meninggal Dunia

    “Syukur Alhamdulillah dengan adanya bantuan pemerintah daerah terutama BPKSDM kita jadi tepat waktu diangkat menjadi PPPK,” pungkasnya.

  • Hilang di Hutan, Warga Purworejo Ditemukan Lemas oleh Tim SAR
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        17 April 2025

    Hilang di Hutan, Warga Purworejo Ditemukan Lemas oleh Tim SAR Regional 17 April 2025

    Hilang di Hutan, Warga Purworejo Ditemukan Lemas oleh Tim SAR
    Tim Redaksi
    PURWOREJO, KOMPAS.com
    – Seorang warga Desa Dilem, Kecamatan Kemiri, Kabupaten
    Purworejo
    , yang sempat dilaporkan
    hilang di hutan
    , akhirnya berhasil ditemukan dalam keadaan selamat oleh Tim SAR Gabungan pada Rabu malam (16/4/2025).
    Korban bernama Tuwarno (60) sempat menghilang sejak Rabu sore, saat pergi ke hutan yang berjarak sekitar satu kilometer dari rumahnya.
    “Menurut keterangan warga, Tuwarno terlihat membawa sabit saat berada di hutan, namun hingga Rabu (16/4) pukul 15.00 WIB, ia belum juga kembali ke rumah,” ujar Kepala Kantor SAR Cilacap, M. Abdullah, dalam keterangan resmi, Kamis (17/4/2025).
    Keluarga dan warga sekitar sempat melakukan pencarian mandiri, namun tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Tuwarno.
    Mereka kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Koramil, Polsek, dan BPBD Purworejo, yang diteruskan ke Basarnas Cilacap.
    Tim SAR Gabungan langsung dikerahkan setelah laporan diterima. Unsur SAR terdiri dari tim Basarnas, TNI, Polri, BPBD, dan masyarakat sekitar.
    Mereka menyisir lokasi kejadian perkara (LKP) serta area-area yang dicurigai sebagai tempat korban beristirahat.
    “Pada Rabu malam sekitar pukul 23.30 WIB, Tim SAR Gabungan akhirnya menemukan Tuwarno dalam keadaan lemas di semak-semak. Ia ditemukan sedang jongkok dan segera dievakuasi ke rumah keluarga untuk mendapatkan perawatan awal,” jelas Abdullah
    Setelah mendapatkan perawatan darurat di rumah, Tuwarno kemudian dibawa ke RS Palang Biru Kutoarjo pada Kamis dini hari (17/4) pukul 01.00 WIB, untuk pemeriksaan dan penanganan medis lebih lanjut.
    “Kami bersyukur survivor berhasil ditemukan dalam keadaan selamat. Dengan demikian, operasi SAR dinyatakan selesai, dan seluruh personel yang terlibat telah dikembalikan ke kesatuannya masing-masing,” ujar Abdullah.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hari Ketiga Pencarian Suraji di Perairan Pacitan, Tim SAR Temukan Petunjuk Baru

    Hari Ketiga Pencarian Suraji di Perairan Pacitan, Tim SAR Temukan Petunjuk Baru

    Pacitan (beritajatim.com) – Pencarian terhadap Suraji, seorang pemancing yang hilang setelah diduga terseret ombak di perairan Pacitan, memasuki hari ketiga pada Rabu (16/4/2025). Tim SAR gabungan akhirnya menemukan petunjuk baru berupa celana kolor hitam milik korban, yang ditemukan mengambang tidak jauh dari lokasi awal kejadian.

    Komandan Poskamladu Pacitan, Letda Laut Agung Utomo, mengonfirmasi temuan tersebut, yang menjadi titik harapan baru dalam pencarian. “Alhamdulillah pada pencarian hari ketiga, ditemukan celana milik korban, tidak jauh dari lokasi tenggelamnya,” ujarnya.

    Celana tersebut telah dikenali oleh pihak keluarga sebagai milik Suraji. Letda Agung menjelaskan bahwa celana kolor hitam itu ditemukan di sisi timur lokasi kejadian. “Kita sisir lagi area tersebut, tapi korban belum ditemukan,” tambahnya, menandakan bahwa meskipun ada petunjuk baru, tubuh korban masih belum berhasil ditemukan.

    Dengan memperhatikan kondisi perairan yang sangat dinamis, pencarian pada hari keempat diperluas ke kawasan Pantai Klayar. Hal ini dilakukan mengingat arah arus laut yang cukup kompleks, dengan arus bawah yang mengarah ke barat dan arus atas yang ke timur. “Jadi kita perluas penyisiran ke dua arah tersebut,” jelas Letda Agung.

    Meski tim SAR bersama nelayan setempat menghadapi tantangan berupa ombak tinggi yang mencapai 1 hingga 2 meter, mereka tetap optimistis dan melanjutkan pencarian. “Semoga tidak sampai hari ketujuh, korban sudah ditemukan,” pungkasnya. [tri/beq]

  • 10 Mahasiswa KKN Hanyut di Sungai Bolango Gorontalo, 3 Orang Tewas

    10 Mahasiswa KKN Hanyut di Sungai Bolango Gorontalo, 3 Orang Tewas

    Jakarta

    Sebanyak 10 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) hanyut di Sungai Bulawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Tiga korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

    “Iya, ada 10 mahasiswa UNG terseret arus sungai,” ujar Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KKP) Provinsi Gorontalo, Heriyanto dilansir detikSulsel, Rabu (16/4/2025).

    Peristiwa tersebut terjadi di Sungai Bulawa, Desa Dunggilata, Kecamatan Bulawa pada Selasa (15/4) sekitar pukul 16.00 Wita. Heriyanto mengatakan 10 mahasiswa terseret arus sungai usai melakukan pemetaan.

    “Mahasiswa selesai melaksanakan pemetaan di area pegunungan Desa Dunggilata. Kemudian 10 mahasiswa menyeberangi sungai tiba-tiba air bah sungai meluap dan 10 korban tersebut terseret arus sungai,” terangnya.

    Sejumlah warga dan tim SAR turut melakukan pencarian terhadap korban hingga berhasil ditemukan. Heriyanto mengatakan, saat ini ketiga korban sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tombulilato Kabupaten Bone Bolango untuk pemeriksaan.

    Sementara itu, Kapolsek Bone Pantai Hasan Tahir Halukoi menambahkan, 10 mahasiswa itu datang ke lokasi melakukan pemetaan. Dia memastikan seluruh korban selamat dan meninggal sudah dievakuasi. “Iya, mahasiswa KKN UNG ini ada 10 orang. Sudah ditemukan dan dievakuasi tadi malam,” kata Hasan Tahir Halukoi, Rabu (16/4).

    (rdp/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Siswa SMP di Ngawi Hanyut di Bengawan Madiun, Jasad Ditemukan 50 Km dari Lokasi

    Siswa SMP di Ngawi Hanyut di Bengawan Madiun, Jasad Ditemukan 50 Km dari Lokasi

    Ngawi (beritajatim.com) – Peristiwa tragis terjadi di Desa Purwosari, Kecamatan Kwadungan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Seorang siswa SMP berinisial RD berusia 14 tahun dilaporkan hanyut terbawa arus deras Sungai Bengawan Madiun pada Sabtu (12/4/2025) siang sekitar pukul 12.00 WIB.

    Pencarian intensif oleh tim SAR gabungan akhirnya membuahkan hasil pada Senin (14/4/2025) pukul 15.00 WIB. Komandan Basarnas Unit Siaga SAR Bojonegoro, Novix Heriyadi, mengonfirmasi bahwa korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

    “Pada Senin (14/4/2025) pukul 15.00 tim SAR gabungan ya telah mengevakuasi korban RD, yang mana tadi menurut info dari petugas proyek Bendungan Karangnongko yang ada di Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro tadi menemukan jenazah remaja mengapung,” ungkap Novix Heriyadi.

    Jenazah ditemukan mengambang di dekat bendungan yang berjarak sekitar 50 kilometer dari lokasi awal korban hanyut. Proses evakuasi sempat mengalami kendala karena medan yang curam.

    “Posisinya dia korban ini mengambang, pada saat evakuasi kami mengalami agak kesulitan karena di sini di situ posisinya curam,” lanjut Novix.

    Setelah proses evakuasi selesai, pihak keluarga datang ke lokasi untuk memastikan identitas korban. Jenazah dikenali dari pakaian yang digunakan, termasuk celana pendek yang dipakai saat kejadian. Yakni celana pendek dengan motif batik kecil.

    Pihak kepolisian sektor Margomulyo langsung menghubungi Puskesmas Margomulyo untuk pelaksanaan visum luar. Selanjutnya, jenazah dibawa ke RSUD Ngawi untuk proses lebih lanjut.

    Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan saat beraktivitas di area sungai, terutama bagi anak-anak di lingkungan permukiman yang berdekatan dengan aliran air berarus deras.

    Diketahui, orban berinisial RD, merupakan siswa kelas VII di SMP Negeri Kwadungan. Dia dikabarkan tenggelam saat sedang mandi bersama tiga orang temannya di sungai yang berada tepat di belakang rumahnya. Kejadian mendadak ini memicu kepanikan warga setempat, terlebih sang ibu korban, Sri Hartini (40), yang langsung menangis histeris setelah mengetahui kabar tersebut.

    Sri Hartini, seorang ibu rumah tangga dan istri dari Sukarno (48), mendapat kabar dari ketiga teman anaknya yang bergegas lari ke rumah meminta pertolongan. Lokasi kejadian hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumah korban. [fiq/but]

  • Tim SAR Evakuasi Empat Nelayan Korban Kecelakaan Kapal di Wakatobi

    Tim SAR Evakuasi Empat Nelayan Korban Kecelakaan Kapal di Wakatobi

    JAKARTA – Tim SAR Gabungan mengevakuasi sebanyak empat orang nelayan yang mengalami kecelakaan kapal di Perairan Kaledupa, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

    Kepala Basarnas Kendari Aminuddin saat dihubungi di Kendari, Minggu, mengatakan bahwa laporan kecelakaan kapal tersebut pertama kali dilaporkan oleh istri dari salah satu korban, pada Sabtu, 13 April, sekitar pukul 23.30 WITA.

    “Kami menerima informasi telah terjadi kecelakaan kapal terhadap satu buah perahu yang memuat empat orang mengalami mati mesin di Perairan Kaledupa,” kata Aminuddin.

    Dia menyebutkan bahwa berdasarkan laporan tersebut, pihaknya kemudian memberangkatkan Tim Penyelamat Pos SAR Wakatobi menuju ke lokasi untuk memberikan bantuan SAR, pada pukul 23.45 WITA, dengan jarak tempuh sekitar 25 mil laut dari Pos.

    “Empat orang nelayan tersebut masing-masing bernama Ruamya (42), Amirudin (42), Suriadin (33), dan La Tati (35),” ujarnya.

    Aminuddin mengungkapkan bahwa pada pukul 01.05 WITA, Tim SAR Gabungan berhasil menemukan perahu para korban sekitar 3,19 mil laut arah utara barat laut dari perkiraan lokasi terakhir mereka dalam keadaan selamat.

    “Selanjutnya, seluruh nelayan tersebut dievakuasi ke Pelabuhan Marina Wanci,” ungkap Aminuddin.

    Ia menjelaskan bahwa dengan ditemukannya perahu dan para nelayan itu dalam keadaan selamat, operasi SAR kecelakaan kapal terhadap satu perahu yang mengalami mati mesin di Perairan Kaledupa, dinyatakan selesai dan ditutup, pada pukul 02.40 WITA.

    “Seluruh unsur yang terlibat dalam operasi dikembalikan ke kesatuannya masing-masing,” katanya.

    Aminuddin menambahkan bahwa kecelakaan kapal tersebut bermula saat empat nelayan pergi melaut untuk mencari ikan, pada Sabtu (12/4) sekitar pukul 17.30 WITA.

    Namun, sekitar pukul 20.00 WITA perahu mereka mengalami mati mesin akibat selang bahan bakar pecah, sehingga membutuhkan bantuan SAR.

  • Dicari di Perairan Tanjung Ngambur Pacitan, Suraji Belum Ditemukan

    Dicari di Perairan Tanjung Ngambur Pacitan, Suraji Belum Ditemukan

    Pacitan (beritajatim.com) – Upaya pencarian terhadap Suraji (71), warga Dusun Watu Adeg, Desa Karangnongko, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, yang diduga tenggelam di perairan Tanjung Ngambur, belum membuahkan hasil. Hingga Minggu sore (13/4/2025), Tim SAR gabungan masih belum menemukan keberadaan korban.

    Suraji dilaporkan hilang pada Sabtu malam (12/4/2025) saat memancing di kawasan Pantai Dondong, Kecamatan Kebonagung. Lokasi kejadian berada di perairan Tanjung Ngambur, yang dikenal memiliki ombak tinggi dan akses darat yang sulit.

    “Pencarian dilakukan dari darat dan laut. Kalau dari darat, aksesnya cukup berat. Jalur masuk dan keluar harus jalan kaki sekitar 40 menit sebelum bisa sampai ke lokasi parkir sepeda,” ujar Letda Laut (P) Agung Utomo, Danposmat Tamperan.

    Tim SAR yang terdiri dari TNI AL, TNI AD, Polsek Kebonagung, Polairud BKO Polres Pacitan, BPBD, Basarnas, serta relawan dan masyarakat sekitar mulai bergerak sejak pagi hari. Mereka menyisir pantai dan perairan sekitar lokasi korban dilaporkan menghilang. Namun hingga sore hari, pencarian belum membuahkan hasil.

    Rencananya, pencarian akan dilanjutkan esok hari dengan memperluas area pencarian, bergantung pada kondisi cuaca dan ombak.

    “Kami tetap berharap korban bisa segera ditemukan. Tim terus melakukan evaluasi untuk memaksimalkan upaya penyelamatan,” tambah Agung. (tr/buti