Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • Tim SAR Kembali Temukan Satu Korban Longsor Gunung Kuda Cirebon

    Tim SAR Kembali Temukan Satu Korban Longsor Gunung Kuda Cirebon

    Liputan6.com, Cirebon Tim SAR kembali menemukan 1 korban longsor gunung kuda Cirebon di hari ke 3. Korban yang diketahui atas nama Nalo Sanjaya warga Kelurahan Kedondong Kidul Kecamatan Dukuhpuntang Kabupaten Cirebon tersebut ditemukan pada pukul 10.41 Wib.

    Dandim 0620 Kabupaten Cirebon Letkol Inf Mukhammad Yusron mengatakan, dari penemuan tersebut, jumlah korban meninggal akibat longsor gunung kuda Cirebon bertambah satu orang. Semula sebanyak 17 orang bertambah menjadi 18 orang.

    Sementara itu, jumlah korban yang masih tertimbun longsoran Gunung Kuda berkurang dari semula 8 orang menjadi 7 orang berdasarkan laporan yang diterima dari warga. Tim SAR terus fokus mencari korban yang tertimbun longsoran di lokasi tambang batu alam Cirebon.

    Yusron mengatakan, ada dua titik fokus pencarian yang dilakukan Tim SAR dan gabungan di kawasan tambang batu alam Cirebon. Pencarian terutama di wilayah tambang yang sering dikeruk hingga mengalami longsor.

    “Untuk titik sektor A dan B, tim inspektur pertambangan sebelumnya mensurvey sebelum pencarian dan melakukan assesment kelayakan pencarian jenazah sebelum melakukan pencarian,” ujarnya, Minggu (1/6/2025).

    Sementara itu, kata dia, salah satu yang memiliki peran dalam upaya pencarian adalah tim anjing pelacak. Sebelum melakukan pencarian, kata dia, tim anjing pelacak K9 diterjunkan ke lokasi titik longsor yang diduga menjadi tempat korban tertimbun.

    Pada prosesnya, kata dia, tim pencari juga kerap mencium bau aroma mayat dengan lokasi tak jauh dari reruntuhan terutama titik ditemukannya jenazah yang tertimbun.

  • Cerita Korban Selamat Longsor Gunung Kuda Cirebon, 30 Menit Tertimbun di Dalam Mobil

    Cerita Korban Selamat Longsor Gunung Kuda Cirebon, 30 Menit Tertimbun di Dalam Mobil

    Dongkrak mobil tidak berhasil digunakan, hingga akhirnya mereka menggunakan pipa besi untuk mengangkat dan membengkokkan setir mobil agar Taryana bisa keluar.

    “Pas setirnya dibengkokin, baru saya bisa keluar. Alhamdulillah, saya selamat. Nggak ada luka serius, hanya tangan sedikit nyeri,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

    Menurut Taryana, saat kejadian ada sekitar 20 orang di sekitar lokasi, sebagian besar pekerja tambang batu dan sopir. Ia juga menyebutkan ada dua mobil lain yang tertimbun, salah satunya membawa keluarga pekerja yang menjadi korban meninggal dunia. 

    Taryana masih berharap mobil miliknya yang tertimbun segera ditemukan. Ia mengaku, monil truk miliknya masih ada tanggungan kredit. 

    “Saya hanya bisa bersyukur, Allah masih kasih kesempatan hidup. Saya tidak mikir apa-apa lagi, cuma ingin selamat,” ucapnya.

    Peristiwa longsor ini menyisakan duka mendalam. Beberapa korban telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sementara tim SAR terus melanjutkan proses pencarian di lokasi bencana.

  • BNPB: Korban Longsor Tambang Gunung Kuda Cirebon Jadi 13 Orang

    BNPB: Korban Longsor Tambang Gunung Kuda Cirebon Jadi 13 Orang

    Jakarta (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat longsor yang melanda kawasan tambang galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, bertambah menjadi 13 orang.

    “Operasi pencarian dan penyelamatan korban masih menjadi prioritas penanganan darurat saat ini,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Sabtu (31/5/2025).

    Menurut Muhari, dari 13 korban meninggal dunia, lima di antaranya masih dalam proses identifikasi. Tim gabungan juga melaporkan bahwa longsor tersebut turut menimbun tiga unit alat berat ekskavator dan enam truk pengangkut material tambang.

    Tim SAR gabungan yang terdiri dari BPBD Kabupaten Cirebon, TNI, Polri, Basarnas, relawan, dan warga telah menghentikan sementara pencarian pada pukul 17.30 WIB dan akan melanjutkannya besok pagi. Pusdalops BNPB terus berkoordinasi dengan semua pihak untuk mempercepat proses evakuasi.

    “Berdasarkan prakiraan cuaca hingga dua hari ke depan, kondisi di wilayah Kabupaten Cirebon terpantau cerah berawan,” ujarnya.

    Muhari mengimbau tim SAR tetap mengutamakan keselamatan saat bertugas, karena potensi bencana susulan masih bisa terjadi. BNPB juga mengingatkan masyarakat yang tinggal di sekitar lereng tebing dan aliran sungai agar meningkatkan kewaspadaan.

    “Warga juga diminta melakukan evakuasi mandiri jika terjadi hujan terus menerus selama dua jam atau lebih,” pungkasnya. [hen/beq]

  • Update Longsor Tambang di Cirebon: 14 Meninggal Dunia dan 4 Terluka
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        31 Mei 2025

    Update Longsor Tambang di Cirebon: 14 Meninggal Dunia dan 4 Terluka Regional 31 Mei 2025

    Update Longsor Tambang di Cirebon: 14 Meninggal Dunia dan 4 Terluka
    Tim Redaksi
     
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Sebanyak 14 orang ditemukan meninggal dunia dan 4 lainnya mengalami luka-luka dalam insiden longsor di
    tambang Galian C
    Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten
    Cirebon
    , Jawa Barat.
    “Info terakhir korban ditemukan sebanyak 18 orang dengan keterangan 14 MD dan 4 luka-luka,” kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan, Sabtu (31/5/2025).
    Polda Jabar menerjunkan 50 personel dari Tim SAR Kompi 1 Batalyon C Pelopor Satbrimob Polda Jabar dalam operasi pencarian dan evakuasi.
    Pencarian sebelumnya sempat dihentikan pada Jumat (30/5/2025) malam karena minimnya penerangan dan risiko keselamatan. Pagi ini, operasi SAR kembali dilanjutkan.
    Berdasarkan informasi terakhir, masih ada 4 orang yang belum ditemukan.
    Badan Geologi menyebut lokasi tambang Galian C Gunung Kuda berada di zona kerentanan gerakan tanah tinggi, dengan probabilitas kejadian longsor lebih dari 50 persen berdasarkan peta geologi nasional.
    “Zona kerentanan gerakan tanah tinggi merupakan wilayah yang sering mengalami kejadian gerakan tanah,” kata Kepala Badan Geologi, M. Wafid.
    Ia menambahkan bahwa gerakan tanah di kawasan tersebut masih aktif, terutama akibat curah hujan tinggi dan kemiringan lereng yang curam.
    “Pada umumnya kisaran kemiringan lereng dari terjal (17 s.d. 36 derajat) sampai curam (> 36 derajat), tergantung pada kondisi geologi setempat dan lereng yang dibentuk oleh bahan timbunan,” jelasnya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Daftar 14 Korban Tewas Akibat Longsor di Tambang Gunung Kuda Cirebon

    Daftar 14 Korban Tewas Akibat Longsor di Tambang Gunung Kuda Cirebon

    Bisnis.com, CIREBON – Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana tanah longsor yang terjadi di area tambang batu Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dilaporkan bertambah menjadi 14 orang. 

    Angka tersebut didapat berdasarkan data terbaru hingga Sabtu (31/5/2025) pukul 05.00 WIB. Selain korban meninggal, terdapat enam orang lainnya yang mengalami luka-luka dan telah dievakuasi ke sejumlah rumah sakit di wilayah Cirebon.

    Insiden longsor yang terjadi di kawasan tambang tersebut memicu respons cepat dari tim SAR gabungan yang segera dikerahkan ke lokasi untuk melakukan upaya penyelamatan dan evakuasi. 

    Proses pencarian korban dilakukan dengan bantuan dua alat berat serta pelibatan berbagai unsur relawan dan petugas gabungan dari instansi terkait.

    Enam korban selamat saat ini tengah mendapatkan perawatan intensif di tiga rumah sakit berbeda. 

    RS Arjawinangun Cirebon merawat dua korban, yakni Efan Herdiansyah asal Pabedilan dan Safitri asal Kertajati, Majalengka. Dua korban lainnya, Aji dan Kurnoto, dirawat di RS Mitra Plumbon. 

    Sementara RS Sumber Hurip menangani Reni dan Abdurohim, keduanya berasal dari wilayah Kertajati dan Bantarjati, Majalengka.

    Sementara itu, jenazah korban yang ditemukan dengan kondisi meninggal dunia telah dievakuasi ke rumah sakit terdekat untuk proses identifikasi dan penanganan lebih lanjut. Dari total 14 korban meninggal, 13 di antaranya telah teridentifikasi di RS Arjawinangun dan satu korban lainnya tercatat di RS Sumber Hurip.

    Sebanyak 13 orang dilaporkan meninggal dunia di RS Arjawinangun Korban berasal dari berbagai daerah, antara lain Sukandra Bin Hadi (51) dari Desa Girinata, Dukupuntang; Andri Bin Surasa (41) dari Kelurahan Padabenghar, Kuningan; Sukadi Bin Sana (48) dari Kecamatan Astanajapura; Sanuri Bin Basar (47) dari Desa Semplo, Palimanan; dan Dendi Irawan (45) dari Kampung Sukasri, Cimenyan/Bobos, Dukupuntang. 

    Korban lainnya yakni Sarwa Bin Sukira (36) dari Blok Pontas Kenanga, Sumber; Rusjaya Bin Rusdi (48) dari Blok Beran Barat, Beberan, Palimanan; Suparta Bin Supa (42) dari Desa Kepuh, Palimanan; Rio Ahmadi Bin Wahyudin (28) dari Desa Cikalahang, Dukupuntang; Ikad Budiargo Bin Arsia (47) dari Desa Budur, Ciwaringin; serta Jamaludin (49) dan Wastoni (25) dari Blok Lurah, Krangkeng, Indramayu. 

    Satu korban lain atas nama Toni, juga berasal dari Desa Kepuh, Palimanan. Hingga saat ini, pihak berwenang masih terus melakukan penyelidikan terkait penyebab kejadian yang menewaskan para korban tersebut.

    Satu korban lainnya, Rion Firmansyah (28), asal Gunung Santri, Kelurahan Kepuh, Kecamatan Palimanan, terdata meninggal dunia dan dibawa ke RS Sumber Hurip.

    Proses evakuasi dan pencarian terhadap kemungkinan korban lainnya masih akan dilanjutkan pada hari berikutnya, setelah pada malam ini operasi SAR dihentikan sementara karena keterbatasan cahaya dan risiko keselamatan tim.

    Pihak berwenang terus berkoordinasi untuk pendataan dan penanganan lebih lanjut bagi para korban, serta memastikan keluarga korban mendapatkan informasi dan pendampingan yang dibutuhkan. Masyarakat sekitar diimbau tetap waspada dan menjauhi lokasi bencana untuk menghindari risiko lanjutan.

    Bencana longsor di Tambang Batu Gunung Kuda ini kembali menjadi peringatan serius mengenai pentingnya pengawasan aktivitas tambang serta mitigasi bencana di wilayah rawan longsor.

  • Tersesat Usai Ikuti Jalur dari YouTube, 11 Pendaki Diselamatkan di Gunung Arjuno

    Tersesat Usai Ikuti Jalur dari YouTube, 11 Pendaki Diselamatkan di Gunung Arjuno

    Malang (beritajatim.com) – Sebanyak 11 orang pendaki dilaporkan tersesat di kawasan Bukit Lincing, yang berada di wilayah Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Gunung Arjuno, Kabupaten Malang.

    Beruntung, seluruh pendaki berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat oleh tim gabungan dari Kepolisian Resor Malang, SAR, dan relawan, Kamis (29/5/2025).

    Kasihumas Polres Malang AKP Bambang Subinajar mengatakan, proses evakuasi dilakukan usai laporan masuk sekitar pukul 09.00 WIB. Salah satu pendaki sempat menghubungi rekannya untuk meminta bantuan setelah mereka kehilangan arah di area kaki Bukit Lincing.

    “Tim evakuasi terdiri dari personel Tahura, Perhutani, Bhabinkamtibmas Polsek Singosari, Babinsa, SAR Samudra, dan relawan PMI. Mereka bergerak cepat setelah mendapat koordinat lokasi dari komunikasi yang dilakukan pendaki dengan pihak luar,” kata Bambang saat dikonfirmasi, Kamis (29/5/2025).

    Bambang menjelaskan, peristiwa ini bermula saat 11 orang pendaki melakukan perjalanan ke Bukit Lincing pada Kamis dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.

    Mereka diduga naik melalui jalur tidak resmi via Kebun Teh Wonosari tanpa mengantongi tiket pendakian atau registrasi kepada pengelola.

    Berdasarkan informasi salah satu peserta, pendakian dilakukan berdasarkan informasi dari video YouTube. Namun, di tengah perjalanan menuju puncak, rombongan kehilangan jejak jalur yang benar dan tersesat di area hutan.

    “Rombongan sempat kehilangan arah saat berada di jalur pendakian, diduga mereka menggunakan jalur yang tidak resmi,” jelasnya.

    Dikatakan Bambang, usai menerima informasi rombongan pendaki tersesat, pihaknya kemudian melakukan koordinasi bersama tim SAR dan relawan terkait.

    Tim gabungan mulai melakukan pencarian sejak pukul 10.00 WIB. Setelah lebih dari lima jam penyisiran, seluruh pendaki akhirnya berhasil ditemukan dan dievakuasi pada pukul 15.30 WIB dalam kondisi selamat.

    Para pendaki yang berhasil dievakuasi adalah EY (45), A (45), dan V (18) asal Jl. Plaosan Barat, Kota Malang; S (18) asal Wagir, Kabupaten Malang; MRM (17) asal Blimbing, Kota Malang; AZ (46) dan NF (46) asal Sapto Renggo, Kecamatan Pakis.

    Selain itu, juga terdapat KA (42) dan LN (45) asal Lawang; serta NPI (15) dari Dusun Sapto Renggo, Pakis, dan KM (18) asal Dusun Krajan Tengah, Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang.

    “Seluruh pendaki dalam keadaan selamat, mereka kemudian diserahkan kepada pihak keluarga masing-masing,” ungkap Bambang.

    Bambang menambahkan, kejadian ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat, terutama menjelang libur panjang peringatan Kenaikan Isa Almasih yang kerap dimanfaatkan untuk wisata alam dan pendakian.

    Ia mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pendakian secara sembarangan, apalagi melalui jalur tidak resmi. Jika belum berpengalaman, disarankan menggunakan jasa pemandu.

    “Pastikan mengikuti prosedur, melapor ke pengelola, dan membawa perlengkapan memadai. Jangan hanya berbekal informasi media sosial atau video dari medsos,” pungkasnya. (yog/kun)

  • Nelayan Hilang di Pamekasan Ditemukan Meninggal Dunia di Perairan Sumenep

    Nelayan Hilang di Pamekasan Ditemukan Meninggal Dunia di Perairan Sumenep

    Pamekasan (beritajatim.com) – Seorang nelayan asal Desa Kaduara Barat, Kecamatan Larangan, Pamekasan, yang sebelumnya dilaporkan hilang di perairan Talang Siring, Pamekasan, akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, Kamis (29/5/2025).

    Nelayan yang diketahui bernama Moh Fahral (55) dilaporkan hilang saat melakukan aktivitas melaut sejak Rabu (28/5/2025) kemarin. “Korban ditemukan oleh Tim SAR gabungan setelah melakukan pencarian di perairan setempat,” kata Kasat Polairud Polres Pamekasan, IPDA Isyrok Wahyudi.

    “Jasad korban ditemukan sekitar 10 mil dari lokasi perahu korban yang lebih dulu ditemukan, tepatnya di sisi timur perairan Talang Siring atau sekitar Prenduan, Sumenep. Saat ditemukan korban dalam kondisi meninggal dunia,” ungkapnya.

    Dalam proses pencarian, Tim SAR Gabungan juga dibantu nelayan setempat yang bekerjasama menemukan korban. “Saat ditemukan, jasad korban langsung dievakuasi dan selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarga,” jelasnya.

    “Untuk penyebab korban mengalami laka laut, diduga kuat karena terpeleset saat hendak menjaring rajungan di tengah laut, dan akhirnya tenggelam,” pungkasnya.

    Untuk diketahui, proses pencarian korban melibatkan personil gabungan lintas instansi, meliputi personil BPBD, Basarnas, Pol Airud, TNI, Polsek Larangan, Pangkalan TNI AL Batuporon, Tagana, relawan hingga nelayan setempat. [pin/ian]

  • Tim SAR Temukan Satu ABK KM Sumber Wangi yang Tenggelam di Banyuwangi

    Tim SAR Temukan Satu ABK KM Sumber Wangi yang Tenggelam di Banyuwangi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Tim SAR gabungan berhasil menemukan satu orang Anak Buah Kapal (ABK) KM Sumber Wangi yang tenggelam di perairan Pantai Sembulungan, Kecamatan Muncar, Banyuwangi. Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia terapung tak jauh dari titik lokasi kapal tenggelam, Selasa (27/5/2025).

    Koordinator Pos Basarnas Banyuwangi, Wahyu Setyabudi, menyatakan bahwa korban yang ditemukan bernama Pairin (50), asal Desa Bagorejo, Kecamatan Srono.

    “Alhamdulillah, satu orang berhasil kami temukan dan teridentifikasi bernama Pairin, ABK KM Sumber Wangi asal Desa Bagorejo, Kecamatan Srono,” ujar Wahyu, Selasa (27/5).

    Wahyu menjelaskan bahwa tubuh korban ditemukan terapung di perairan dekat lokasi tenggelamnya KM Sumber Wangi, tepatnya di Pantai Sembulungan sekitar pukul 10.30 WIB.

    “Korban ditemukan di titik lokasi tenggelamnya kapal. Kami langsung melakukan proses evakuasi pada pukul 11.30 WIB menggunakan perahu karet,” tambahnya.

    Dengan ditemukannya Pairin, masih tersisa satu ABK KM Sumber Wangi yang belum ditemukan hingga saat ini, yaitu Harry (54), asal Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar. Pencarian masih terus dilakukan oleh seluruh unsur SAR yang terdiri dari Pos Basarnas, TNI, Polri, BPBD, relawan, dan nelayan setempat.

    Diketahui, KM Sumber Wangi tenggelam setelah diterpa ombak besar di Pantai Sembulungan saat kapal dalam perjalanan pulang dari melaut di Perairan Senggrong. Kapal yang bermesin gardan itu membawa 29 ABK dan hendak bersandar di Pelabuhan Muncar saat insiden terjadi. [alr/beq]

  • Tim SAR Polda Metro temukan korban tewas tenggelam di Sungai CBL

    Tim SAR Polda Metro temukan korban tewas tenggelam di Sungai CBL

    Jakarta (ANTARA) – Tim SAR Regu I Direktorat Polairud Polda Metro Jaya bersama unsur SAR gabungan berhasil menemukan satu korban tewas akibat tenggelam di Daerah Aliran Sungai (DAS) CBL di Kampung Pasar Mas, Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.

    “Hingga saat ini baru satu korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, yaitu karyawan bagian Divisi Engine PT Tesco,” kata Dirpolairud Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Joko Sadono di Jakarta, Sabtu.

    Joko mengatakan jenazah kemudian dibawa ke RSUD Bekasi untuk proses visum dengan pengantar dari Polsek Babelan.

    Peristiwa itu terjadi pada Jumat (23/5) siang pukul 14.25 WIB, saat dilaksanakan uji coba perahu patroli Jenis Kapal Rigid Inflatable Boat (RHIB) dengan kapasitas delapan penumpang di DAS CBL Atas.

    “Saat selesai uji coba, ternyata setir kemudi perahu hilang kendali yang menyebabkan tujuh orang tercebur,” jelasnya.

    Regu I Ditpolairud Polda Metro Jaya langsung mengerahkan 10 personel dengan dukungan satu unit perahu viber (skoci) mendatangi lokasi untuk mengevakuasi korban yang tercebur.

    Setibanya di lokasi, tim melakukan koordinasi lintas instansi, persiapan peralatan SAR, dan pencatatan identitas korban serta saksi. Hingga akhirnya tim SAR mampu menyelamatkan tiga orang korban.

    Sementara itu, satu orang tewas berhasil dievakuasi dan satu lainnya belum ditemukan.

    Proses pencarian korban yang belum ditemukan akan terus dilanjutkan hingga ada perkembangan terbaru.

    Hingga kini penyebab insiden tenggelamnya dua pekerja ini masih dalam penyelidikan oleh Polsek Babelan.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Riza Mulyadi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pencarian Hari Keenam Longsor Trenggalek, Petugas Libatkan Saksi Keluarga Korban dan Tambah Alat Berat

    Pencarian Hari Keenam Longsor Trenggalek, Petugas Libatkan Saksi Keluarga Korban dan Tambah Alat Berat

    Trenggalek (beritajatim.com) – Petugas gabungan kembali melanjutkan proses pencarian korban longsor di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. Sebanyak 150 personel diterjunkan untuk membantu proses pencarian di hari keenam ini.

    Mereka juga melibatkan saksi dari keluarga korban, guna tim SAR gabungan terus melanjutkan operasi pencarian terhadap empat korban yang masih dinyatakan hilang. Sebanyak 150 personel dari berbagai instansi dikerahkan untuk mempercepat proses evakuasi.

    Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Surabaya, Didit Arie Ristandy, menyampaikan bahwa pencarian kali ini difokuskan pada lokasi yang ditunjukkan oleh saksi dari pihak keluarga korban. Langkah ini diambil setelah adanya perbedaan keterangan dari sejumlah warga yang mengaku sebagai kerabat korban.

    “Dari evaluasi sebelumnya, kami menerima informasi dari beberapa warga yang menunjukkan titik pencarian berbeda-beda. Hal ini menyulitkan kami dalam menentukan lokasi yang tepat,” ujarnya, Sabtu (24/5/2025).

    Untuk mengatasi hal tersebut, tim SAR mendatangkan Minto, suami dari salah satu korban bernama Nitin, yang diduga masih tertimbun material longsor. Meski masih dalam kondisi trauma, Minto akhirnya bersedia hadir di lokasi setelah didampingi Kapolsek, Danramil, Camat, Kepala Desa, dan Carik. “Keterangan dari Pak Minto menjadi acuan utama kami hari ini, karena beliau adalah saksi kunci dan diyakini paling mengetahui posisi terakhir istrinya,” tuturnya.

    Selain melibatkan saksi, petugas juga berencana menambah alat berat untuk mempercepat proses pencarian. Mereka meminta bantuan alat berat untuk mempermudah proses pencarian ini. Rencananya alat berat tersebut akan membantu proses pencarian dari jalur bawah.”Kami berharap cuaca cerah agar proses pencarian bisa maksimal,” pungkasnya. [nm/ian]