Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • Keluarga Jenazah Pendaki Rinjani Asal Brazil Juliana Marins Minta Autopsi, Ini Alasannya

    Keluarga Jenazah Pendaki Rinjani Asal Brazil Juliana Marins Minta Autopsi, Ini Alasannya

    PIKIRAN RAKYAT – Keluarga mendiang pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang tewas saat mendaki Gunung Rinjani, meminta dilakukan autopsi terhadap jenazah korban.

    Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Indah Dhamayanti Putri, dalam konferensi pers yang digelar di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, Kamis, 26 Juni 2025.

    “Pihak keluarga mau tahu proses kematian karena apa. Mereka hanya ingin tahu kapan kematiannya,” ujar Indah, usai meninjau kondisi jenazah bersama sejumlah pejabat daerah.

    Menurut Indah, informasi dari autopsi nantinya dibutuhkan sebagai bagian dari kelengkapan dokumen administrasi untuk proses pemakaman Juliana di negara asalnya, Brasil.

    Permintaan itu disampaikan sebab keluarga ingin memperoleh kejelasan mengenai penyebab dan waktu kematian Juliana.

    Autopsi Dipindah ke Bali

    Rencana awal, autopsi akan dilakukan di RS Bhayangkara Mataram. Namun karena dokter forensik yang bertugas sedang berada di Semarang, tindakan medis tersebut tidak dapat dilakukan di lokasi tersebut.

    Oleh karena itu, jenazah Juliana akan dibawa ke Denpasar, Bali, untuk menjalani autopsi.

    “Setelah administrasi selesai, maka akan diberangkatkan dengan ambulans dari RS Bhayangkara Mataram,” ujar Indah.

    Jenazah akan dibawa ke Bali melalui jalur darat menggunakan ambulans milik RS Bhayangkara.

    Kronologi Kejadian

    Juliana Marins mengalami kecelakaan saat melakukan pendakian di jalur Gunung Rinjani pada Sabtu, 21 Juni 2025. Ia dilaporkan terjatuh di lereng gunung dan dinyatakan hilang.

    Upaya pencarian pun dilakukan oleh tim SAR gabungan. Setelah tiga hari pencarian, jenazah Juliana akhirnya ditemukan pada Selasa, 24 Juni 2025, di kedalaman sekitar 600 meter dari titik Lost Know Position (LKP) atau titik terakhir keberadaan yang diketahui.

    Evakuasi jenazah sempat direncanakan menggunakan helikopter, namun batal dilakukan karena cuaca di kawasan pegunungan tidak memungkinkan. Tim SAR kemudian mengevakuasi jenazah secara manual.

    Dari Pos Pelawangan, jenazah ditandu menuruni jalur menuju Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), dekat pintu masuk pendakian. ***

  • Turis Brasil Jatuh di Gunung Rinjani, DPR Minta Pemerintah Evaluasi – Page 3

    Turis Brasil Jatuh di Gunung Rinjani, DPR Minta Pemerintah Evaluasi – Page 3

    Operasi pencarian dan pertolongan terhadap JDSP (27), pendaki Brasil yang sebelumnya dilaporkan jatuh di Gunung Rinjani, berakhir dengan kabar duka. Tim SAR gabungan menemukan Juliana Marins dalam keadaan meninggal dunia pada Selasa (24/6) di kedalaman sekitar 600 meter.

    Kepala Kantor SAR Mataram Muhamad Hariyadi menerangkan, salah satu personel berhasil mencapai lokasi korban di jurang sekitar pukul 18.00 Wita di datum point. “Setelah pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan pada korban,” terang Hariyadi.

    Konfirmasi status meninggal dunia diperkuat setelah tiga personel lainnya, menyusul turun dan memastikan kondisi korban. Jenazah kemudian langsung di-wrapping (dibungkus) untuk persiapan evakuasi.

    “Menyusul temuan ini, tim SAR yang berada di last known position (LKP) atau lokasi terakhir korban terlihat, segera menyiapkan sistem evakuasi,” tambahnya.

    Tujuh orang personel melakukan flying camp atau menginap di sekitar lokasi, dengan tiga orang di anchor point kedua (kedalaman 400 meter) dan empat orang lainnya berada di samping korban (kedalaman 600 meter).

    Keputusan untuk menunda evakuasi pendaki asal Brasil itu dikarenakan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan dan visibilitas yang sangat terbatas. Proses evakuasi dilanjutkan pagi hari ini, Rabu (25/6) dimana jenazah rencananya akan diangkat (lifting) terlebih dahulu ke atas (LKP).

    “Kemudian dievakuasi dengan ditandu menyusuri rute pendakian menuju Posko Sembalun,” ucap Kepala Kantor SAR Mataram saat ditemui di Sembalun.

    Selanjutnya, dari Posko Sembalun, jenazah akan dievakuasi menggunakan helikopter menuju RS Bhayangkara Polda NTB untuk penanganan lebih lanjut. Seluruh tim berharap proses evakuasi yang akan dilaksanakan pagi ini dapat berjalan lancar dan aman sesuai rencana.

  • Kapal Pengangkut Tim Sepak bola Tenggelam di Perairan Batam, 8 Orang Hilang

    Kapal Pengangkut Tim Sepak bola Tenggelam di Perairan Batam, 8 Orang Hilang

    BATAM – Kecelakaan laut menimpa kapal Long Boat yang membawa 13 orang penumpang merupakan tim sepak bola Pulau Nenek, tenggelam usai dihantam gelombang di Selat Nenek Perairan Kota Batam, Kepulauan Riau.

    Kepala Kantor SAR Tanjungpinang, Fazzli, mengatakan dari 13 orang korban, sebanyak lima orang selamat dan delapan orang lainnya masih dalam pencarian.

    “Jumlah korban seluruhnya 13 orang, jumlah yang selamat lima orang, dan jumlah korban dalam pencarian delapan orang,” kata Fazzli dilansir ANTARA, Rabu, 25 Juni.

    Operasi SAR telah dilakukan sejak laporan kapal tenggelam diterima sekitar pukul 17.50 WIB. Tim SAR gabungan melibatkan unsur dari Lantamal IV, Basarnas, Polairud Polda Kepri, Polairud Polresta Barelang, BP Batam, Polsek Bulang, perangkat Desa Pulau Setokok, dan masyarakat setempat.

    Kronologi kejadian, kata dia, sekitar pukul 16.00 WIB, tim sepak bola Pulau Nenek hendak berangkat bertanding menuju Pulau Setokok, Kota Batam

     

    Di tengah perjalanan, Long Boat yang ditumpangi 13 orang tersebut dihantam gelombang dan terbalik di perairan Selat Nenek Batam, berjarak sekitar 26 km, radial 154,5 derajat dari Pos SAR Batam.

    Pukul 18.00, tim Search Rescue Unit (SRU) Pos SAR Batam berjumlah enam orang bergerak menuju lokasi kecelakaan kapal dengan menggunakan Rescue Car Type II dilengkapi Rubber Boat dengan jarak tempuh 26 km.

    “Perkiraan SRU tiba di lokasi kecelakaan kapal pada pukul 19.40 WIB,” katanya.

    Tim SAR telah menyiagakan RIB Pos SAR Batam. Hingga berita ini diturunkan, pencarian ditutup sementara karena faktor cuaca.

    “Kondisi cuaca berawan dan hujan ringan dengan kecepatan angin Tenggara 8 hingga12 knot, tinggi gelombang 0,5 sampai 1 meter,” ujarnya.

    Pencarian terhadap delapan penumpang kapal lainnya dilanjutkan esok pagi pukul 06.00 WIB.

    Adapun daftar korban selama yakni, Rahel, Peri, Riko, Boge dan Rehan.

    Sedangkan korban yang masih dalam pencarian, Tepok, Damar, Maher, Papat, Pai Fir, Andika, dan Amirul.

     

  • Jenazah Pendaki Brasil yang Tewas di Rinjani Juliana Marins Batal Diautopsi di NTB

    Jenazah Pendaki Brasil yang Tewas di Rinjani Juliana Marins Batal Diautopsi di NTB

    Bisnis.com, JAKARTA – Jenazah pendaki asal Brasil Juliana Marins, yang menjadi korban kecelakaan di jalur pendakian Gunung Rinjani, rencananya akan diautopsi di Bali. 

    Wakil Gubernur NTB Indah Dhamayanti Putri mengatakan jenazah Juliana batal diautopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, Nusa Tenggara Barat.

    “Autopsi direncanakan dilaksanakan di Bali,” katanya dilansir dari Antara, Kamis (26/6/2025) 

    Dia mengungkapkan alasan tidak dilaksanakan di Mataram karena dokter forensik yang punya keahlian di bidang autopsi tersebut sedang berada di Semarang.

    “Dokter autopsi lagi di luar daerah, cuma satu di NTB. Jadi, kami cari opsi terdekat di Bali, dan Kapolda NTB sudah berkoordinasi dengan Kapolda Bali,” ujarnya.

    Selanjutnya, kata dia, pihak rumah sakit kini sedang menyelesaikan administrasi kebutuhan jenazah untuk dibawa ke Bali.

    “Setelah administrasi selesai, maka akan diberangkatkan dengan ambulans dari RS Bhayangkara Mataram,” ucap dia.

    Perihal biaya penanganan jenazah selama di NTB, Indah menegaskan hal tersebut masuk dalam tanggungan pemerintah daerah.

    Dia turut menyampaikan terkait penanganan dari korban kecelakaan di kawasan wisata NTB ini, Pemerintah Provinsi NTB sudah membangun koordinasi dengan seluruh pihak, termasuk dengan pihak Kedutaan Brasil.

    “Jadi, kedukaan ini bukan hanya milik keluarga, tetapi juga milik masyarakat NTB, karena korban datang sebagai wisatawan di NTB, kita semua, kita sampaikan duka yang mendalam,” kata Indah.

    Insiden Juliana terjatuh di lereng Gunung Rinjani terjadi pada Sabtu (21/6). Pencarian kemudian dilakukan hingga jenazah ditemukan oleh tim SAR gabungan pada Selasa (24/6) pada kedalaman 600 meter menuju Lost Know Position (LKP).

    Tim SAR gabungan berhasil melakukan evakuasi jenazah Juliana yang pada akhirnya mengurungkan niat menggunakan helikopter karena kondisi cuaca kurang bersahabat.

    Dari pos Pelawangan, jenazah Juliana ditandu menuju Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) yang berada dekat pintu masuk jalur pendakian.

  • IG Prabowo Diserbu Warganet Brasil Imbas Tewasnya Juliana di Rinjani, Ini Saran PDIP

    IG Prabowo Diserbu Warganet Brasil Imbas Tewasnya Juliana di Rinjani, Ini Saran PDIP

    Bisnis.com, JAKARTA — Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Aria Bima berharap pemerintah dapat bersikap tegas dan jelas dalam menyikapi serbuan warganet Brasil di media sosial. Bahkan kini  warganet Indonesia yang tidak terima turut merespons itu.

    Adapun, serbuan warganet Brasil ini muncul imbas kecewa terhadap kinerja tim SAR Indonesia saat mengevakuasi pendaki Brasil, Juliana Marins (27) yang ditemukan tewas setelah jatuh di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Sabtu (21/6/2025).

    Menurut Aria, seharusnya gesekan-gesekan antara warganet Brasil dan Indonesia itu tidak perlu terjadi. Yang diperlukan adalah perhatian terhadap sisi kemanusiaan kepada yang bersangkutan. Hal itulah yang menurutnya penting dilakukan dalam menjaga warga negara asing di Indonesia.

    “Jadi menurut saya, perlu ada ketegasan dari pemerintah bahwa setiap warga negara, baik itu asing maupun Indonesia harus dijaga karena kita harus menjaga prinsip-prinsip yang lebih manusiawi,” tuturnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (25/6/2025).

    Legislator PDIP ini berpesan agar pemerintah jangan sampai mengeluarkan pernyataan atau kebijakan yang berpotensi membuat kehebohan dan situasi menjadi tidak damai.

    Karena, lanjutnya, saat ini kehebohan tidak hanya terjadi secara fisik saja, melainkan di media sosial juga. Sebab itu, penting untuk menjaga kedamaian di media sosial supaya tidak muncul informasi-informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

    “Kalau berita dari pemerintah, statement pemerintah yang dimuat di media mainstream, baik di online maupun di media cetak itu adalah berita yang bisa dipertanggungjawabkan di seluruh dunia. Saya harapkan sikap pemerintah di dalam menyikapi harus secara tegas dan jelas supaya tidak menjadi kehebohan di media sosial,” pungkasnya.

  • Jenazah Pendaki Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Diautopsi Hari Ini

    Jenazah Pendaki Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Diautopsi Hari Ini

    Dalam persoalan ini Faozal menyampaikan bahwa Pemprov NTB menanggung seluruh kebutuhan keluarga Juliana selama berada di NTB. Mulai fasilitas mobil ambulans hingga transportasi. Pemprov menilai ini sebagai wujud empati kepada korban.

    Insiden Juliana terjatuh di lereng Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6/2025). Pencarian kemudian dilakukan hingga jenazah ditemukan oleh tim SAR gabungan pada Selasa (24/6/2025) pada kedalaman 600 meter menuju Lost Know Position (LKP).

    Tim SAR gabungan di tengah kondisi cuaca kurang bersahabat, berhasil melakukan evakuasi terhadap jenazah Juliana meskipun tanpa bantuan helikopter.

    Dari pos Pelawangan, jenazah Juliana ditandu menuju Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) yang berada dekat pintu masuk jalur pendakian.

  • Fakta Seputar Proses Evakuasi Jenazah Pendaki Brasil di Rinjani

    Fakta Seputar Proses Evakuasi Jenazah Pendaki Brasil di Rinjani

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan SAR Nasional atau Basarnas resmi menghentikan pencarian terhadap pendaki asal Brasil berinisial JDSP yang jatuh di jurang Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

    Kepala Kantor SAR Mataram Muhamad Hariyadi mengatakan bahwa bahwa JDSP (27) yang terjatuh di Gunung Rinjani ditemukan tim SAR gabungan sudah dalam keadaan meninggal dunia.

    Hariyadi menuturkan bahwa salah satu personel berhasil mencapai lokasi korban di jurang pada Selasa (24/6) sekitar pukul 18.00 WITA. Jenazah JDSP ditemukan di kedalaman sekitar 600 meter.

    “Setelah pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan pada korban,” kata Hariyadi dilansir dari Antara.

    Konfirmasi status meninggal dunia diperkuat setelah tiga personel lainnya menyusul turun dan memastikan kondisi korban. Jenazah kemudian langsung dibungkus untuk persiapan evakuasi.

    “Menyusul temuan ini, tim SAR yang berada di Last Known Position (LKP) atau lokasi terakhir korban terlihat, segera menyiapkan sistem evakuasi,” ucapnya.

    Personel Flying Camp

    Tujuh personel melakukan flying camp atau menginap di sekitar lokasi, dengan tiga orang di anchor point kedua (kedalaman 400 meter) dan empat orang lainnya berada di samping korban (kedalaman 600 meter).

    Keputusan untuk menunda evakuasi dikarenakan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan dan visibilitas yang sangat terbatas. Proses evakuasi dilanjutkan pagi hari ini, Rabu (25/6), dimana jenazah rencananya akan diangkat (lifting) terlebih dahulu ke atas (LKP).

    “Kemudian dievakuasi dengan ditandu menyusuri rute pendakian menuju Posko Sembalun,” ujarnya.

    Selanjutnya, kata dia, dari Posko Sembalun, jenazah akan dievakuasi menggunakan helikopter menuju RS Bhayangkara Polda NTB untuk penanganan lebih lanjut. “Seluruh tim berharap proses evakuasi yang akan dilaksanakan pagi ini dapat berjalan lancar dan aman sesuai rencana,” katanya.

    Akun Instagram Prabowo Diserbu

    Sementara itu, warganet atau netizen asal Brasil tengah menyerbu akun instagram pribadi milik Presiden Prabowo Subianto dengan banjir komentar guna menyuarakan permintaan agar pemerintah Indonesia segera menyelamatkan Juliana Marins, warga negara Brasil yang mengalami kecelakaan di Gunung Rinjani.

    Juliana dilaporkan terjatuh ke dalam jurang sedalam sekitar 200 meter di jalur pendakian menuju Puncak Gunung Rinjani, yang berada di wilayah Lombok Timur.

    Misalnya akun @pancsoliveira dan @andressa.ffreitas yang menggaungkan tagar #savejuliana dan menggunggah komen “Salvem a Juiana” atau berarti “Selamatkan Juliana”.

    Salah satu akun milik @anapaulappasos pun juga meminta agar penyelamatan juga segera dilakukan.

    “Itu adalah nyawa seseorang, tolong selamatkan dia [Juliana]! Tempat ini [Rinjani] ini harus ditutup sampai dia diselamatkan. Sayangnya, taman itu beroperasi secara normal. Ini tidak ada yang benar! saya ingin tahu presiden @prabowo apakah mereka perlu waktu selama ini untuk mencarinya,” pungkas akun dari warganet Brasil itu.

    Sekadar informasi, pada Senin (23/6/2025) Tim SAR Gabungan telah melanjutkan operasi penyelamatan terhadap Juliana yang terjatuh di kawasan tebing sekitar Cemara Nunggal, salah satu jalur menuju puncak Rinjani.

    Sekitar pukul 06.30 WITA, keberadaan Juliana terpantau melalui drone. Dia terlihat tersangkut di tebing batu pada kedalaman sekitar 500 meter. Dari hasil pengamatan visual, dia tampak dalam kondisi tidak bergerak.

  • Tim SAR Berhasil Evakuasi Jasad Pendaki Brasil Juliana Marins dari Jurang Gunung Rinjani

    Tim SAR Berhasil Evakuasi Jasad Pendaki Brasil Juliana Marins dari Jurang Gunung Rinjani

    JAKARTA – Tim SAR gabungan akhirnya berhasil mengevakuasi jenazah Juliana De Sauza Pereira Marins (27), pendaki asal Brasil yang jatuh di tebing Cemara Nunggal, Gunung Rinjani.

    Juliana ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di dasar jurang dan saat ini sedang ditandu menuju Posko Sembalun, Rabu, 25 Juni.

    Selanjutnya, tim akan melakukan evakuasi jalur udara ke RS Bhayangkara Polda NTB.

    Operasi penyelamatan ini melibatkan Tim SAR Gabungan dari Brimob Polda NTB, Basarnas, TNI, TNGR, dan relawan.

    Medan Rinjani yang terjal dan vertikal menjadi tantangan besar. Upaya awal dengan pemasangan tali 300 meter gagal menjangkau korban.

    Salah satu personel bahkan harus bermalam di tebing dengan metode flying camp.

     

    Tim sempat menggunakan drone thermal untuk mendeteksi posisi korban, namun cuaca buruk menghambat pencarian. Korban akhirnya ditemukan tersangkut di kedalaman 500 meter tanpa tanda kehidupan.

    Komandan Satuan Brimob Polda NTB Kombes  Dwi Yanto Nugroho turun langsung ke Resort TNGR Sembalun untuk memantau dan memberi dukungan moril pada personel Brimob yang terlibat.

  • Legislator minta Basarnas siapkan peralatan standar penyelamatan

    Legislator minta Basarnas siapkan peralatan standar penyelamatan

    Anggota Komisi V DPR RI Dapil NTB 2 Pulau Sumbawa, Mori Hanafi dikonfirmasi wartawan di Mataram, Rabu (25/6/2025). ANTARA/Nur Imansyah.

    Legislator minta Basarnas siapkan peralatan standar penyelamatan
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 25 Juni 2025 – 21:48 WIB

    Elshinta.com – Anggota Komisi V DPR RI, Mori Hanafi meminta pemerintah melalui Badan SAR Nasional (Basarnas) untuk menyiapkan peralatan penyelamatan yang berstandar untuk Nusa Tenggara Barat guna mendukung proses evakuasi menyusul peristiwa jatuhnya WNA asal Brasil di Gunung Rinjani.

    “Saya sudah telepon Sestama Basarnas meminta untuk NTB dipenuhi, harus ada peralatan penyelamatan yang berstandar. Kenapa ini penting, supaya kejadian seperti di Rinjani ini tidak terulang,” ujarnya di Mataram, Rabu (25/6).

    Ia menegaskan pada umumnya proses evakuasi yang dilakukan tim SAR sudah maksimal. Hanya saja, proses penyelamatan ini perlu juga di dukung dengan peralatan yang memadai dan sumber daya manusia (SDM) di bidang penyelamatan.

    “Apa yang terjadi di Rinjani harus menjadi pembelajaran. Karena kejadian seperti ini tidak mungkin tidak terulang lagi. Untuk itu, kita butuh peralatan dan SDM yang bagus. Apakah itu tali, SDM, drone canggih dan lain-lainnya bisa dipenuhi,” kata Mori Hanafi.

    Disinggung terkait kebutuhan Helikopter penyelamat di tempatkan di NTB untuk memudahkan dan membantu evakuasi tim SAR, Mori mengatakan bisa saja. Namun, kebutuhan helikopter tersebut tidak gampang. Pasalnya selain harganya mahal, biaya perawatannya juga tidak sedikit.

    “Untuk helikopter ini bisa saja, tapi kendalanya di perawatan, belum SDM (pilot) itu harus tinggal di sini, belum basecamp, belum tempat tinggal pilotnya, ini biayanya cukup besar,” kata anggota DPR RI Dapil NTB 1 Pulau Sumbawa ini.

    Mori menambahkan, menyusul telah ditemukan WNA Brasil dalam keadaan meninggal dunia, dirinya menyampaikan rasa duka yang mendalam atas peristiwa tersebut.

    “Tentu kami merasa prihatin dan sangat berduka atas peristiwa ini. Semoga, peristiwa ini tidak terjadi lagi di masa mendatang,” katanya.

    Sebelumnya, pendaki asal Brasil JDSP (27) yang terjatuh di Gunung Rinjani ditemukan Tim SAR gabungan sudah dalam keadaan meninggal dunia pada Selasa (24/6) di kedalaman sekitar 600 meter.

    Kepala Kantor SAR Mataram Muhamad Hariyadi mengatakan, salah satu personil berhasil mencapai lokasi korban di jurang sekitar pukul 18.00 Wita, Selasa kemarin di datum point.

    “Setelah pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan pada korban,” kata Hariyadi.

    Konfirmasi status meninggal dunia diperkuat setelah tiga personil lainnya, menyusul turun dan memastikan kondisi korban. Jenazah kemudian langsung di-wrapping (dibungkus) untuk persiapan evakuasi.

    “Menyusul temuan ini, tim SAR yang berada di last known position (LKP) atau lokasi terakhir korban terlihat, segera menyiapkan sistem evakuasi,” cakapnya.

    Tujuh orang personel melakukan flying camp atau menginap di sekitar lokasi, dengan tiga orang di anchor point kedua (kedalaman 400 meter) dan empat orang lainnya berada di samping korban (kedalaman 600 meter).

    Proses evakuasi dilanjutkan pagi hari ini, Rabu (25/6) dimana jenazah rencananya akan diangkat (lifting) terlebih dahulu ke atas (LKP). Kemudian dievakuasi dengan ditandu menyusuri rute pendakian menuju Posko Sembalun.

    Selanjutnya, dari Posko Sembalun, jenazah dievakuasi menggunakan helikopter menuju RS Bhayangkara Polda NTB untuk penanganan lebih lanjut.

    Sumber : Antara

  • 4
                    
                        Jenazah Pendaki Brasil Berhasil Diangkat dari Kedalaman 600 Meter di Gunung Rinjani
                        Regional

    4 Jenazah Pendaki Brasil Berhasil Diangkat dari Kedalaman 600 Meter di Gunung Rinjani Regional

    Jenazah Pendaki Brasil Berhasil Diangkat dari Kedalaman 600 Meter di Gunung Rinjani
    Tim Redaksi
    LOMBOK TIMUR, KOMPAS.com
    – Jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins (27), akhirnya berhasil diangkat dari kedalaman 600 meter di Cemare Nunggal,
    Gunung Rinjani
    , pada Rabu (25/6/2025) sekitar pukul 15.50 Wita.
    Kini, tim SAR sedang mengevakuasi jenazah menuju posko pendakian di Sembalun,
    Lombok
    Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
    “Jenazah sudah berhasil diangkat dari kedalaman 600 meter oleh tim evakuasi di hari kelima ini,” Kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, Ahmadi kepada
    Kompas.com
    di Sembalun.
    Ahmadi menjelaskan, jenazah telah sampai di pos IV jalur pendakian Sembalun dan dalam perjalanan menuju pos III. Diperkirakan, perjalanan akan menghabiskan waktu 1-2 jam dan  akan menuju ke pos II dan pos I.
    Setelah itu, jenazah akan dibawa ke gerbang keluar kawasan pendakian.
    Masih belum dipastikan apakah akan melewati Bukit Tiga atau gerbang Kandang Sapi, menuju jalur utama Sembalun dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB di Mataram. 
    Prediksi awal, jenazah akan tiba pukul 01.00 Wita atau 03.00 Wita dini hari di posko pendakian di Sembalun.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lapangan, hujan deras sempat mengguyur Sembalun. Cuaca yang kurang bersahabat ini menjadi kendala bagi tim SAR yang sedang mengevakuasi korban.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.