Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • Ciri-ciri Jasad Korban KMP Tunu: Kaos Biru, Celana Cokelat, Tangan Terkelupas
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        6 Juli 2025

    Ciri-ciri Jasad Korban KMP Tunu: Kaos Biru, Celana Cokelat, Tangan Terkelupas Regional 6 Juli 2025

    Ciri-ciri Jasad Korban KMP Tunu: Kaos Biru, Celana Cokelat, Tangan Terkelupas
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Tim SAR gabungan menemukan satu jasad korban
    KMP Tunu
    Pratama Jaya pada hari keempat pencarian, Minggu (6/7/2025). Jasad ditemukan dalam kondisi terapung dan tertelungkup sekitar 5,7 hingga 6 nautical mile dari titik terakhir kapal dilaporkan tenggelam.
    Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno, menjelaskan jasad yang ditemukan berjenis kelamin laki-laki dengan tinggi sekitar 170 sentimeter.
    “Jenazah ditemukan sekitar 5,7–6 NM dari *last known position*. Satu jenazah ditemukan terapung pada 10.41 WIB,” kata Eko saat memberikan keterangan di Banyuwangi, Minggu.
    Jasad korban saat ditemukan mengenakan kaos oblong berwarna biru dan celana pendek berwarna cokelat. Namun, kondisi tubuh korban sudah mulai rusak.
    “Kulit tangan kiri kanan jenazah sudah dalam kondisi terkelupas, maka dari itu tadi kami beri sarung supaya (kulit) tidak terlepas,” urai Eko.
    Saat ini, jenazah telah diberi label identifikasi dan dibawa ke RSUD Blambangan untuk pemeriksaan antemortem oleh tim DVI. Eko mengatakan, pihak DVI akan mendahulukan ketepatan dalam proses identifikasi.
    Sebelumnya,
    KMP Tunu Pratama Jaya
    tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) saat membawa 65 orang. Hingga kini, 30 orang berhasil dievakuasi selamat, enam meninggal dunia, dan sisanya masih dalam pencarian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • VIDEO: Tim SAR Kerahkan Teknologi Canggih Cari Korban KMP Tunu Pratama

    VIDEO: Tim SAR Kerahkan Teknologi Canggih Cari Korban KMP Tunu Pratama

    Tim SAR gabungan terus intensifkan pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di hari kelima. Pencarian dilakukan dari udara, laut, hingga bawah permukaan dengan dukungan kapal KRI Fanildo yang menggunakan teknologi Side Scan Sonar dan ROV.

    Ringkasan

  • Longsor Terjang Villa di Bogor, Dua Warga Jakarta Masih Dicari Tim SAR

    Longsor Terjang Villa di Bogor, Dua Warga Jakarta Masih Dicari Tim SAR

    JAKARTA – Peristiwa tanah longsor kembali melanda sebuah Villa di kawasan Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat sejak Sabtu malam, 5 Juli.

    Akibat peristiwa tersebut, sejumlah warga dilaporkan hilang diterjang longsoran tanah. Peristiwa tanah longsor terjadi akibat curah hujan yang tinggi di wilayah Bogor, Jawa Barat.

    “Bencana longsor di wilayah tersebut diduga ada dua orang tertimbun tanah longsor,” kata Kepala Kantor SAR Jakarta, Desiana Kartika Bahari saat dikonfirmasi, Minggu, 6 Juli.

    Hingga Minggu hari ini, proses pencarian korban masih terus dilakukan oleh Tim SAR gabungan.

    Seperti diketahui, Tim SAR gabungan melaksanakan briefing dan menuju ke lokasi kejadian. Setelah tiba di lokasi, tim SAR langsung berkoordinasi dengan unsur lainnya untuk melanjutkan pencarian korban hilang.

    Pencarian korban dimulai sejak Minggu pagi sekitar pukul 07.00 WIB. Adapun dua korban hilang diketahui bernama Ruben (30) warga Jakarta dan Jeremia (28) perempuan warga Jakarta.

    Sementara 3 orang korban lainnya berhasil diselamatkan saat kejadian.

    Humas Kantor SAR Jakarta, Ramli Prasetyo mengatakan, pada proses pencarian korban dikerahkan sejumlah alat seperti palsar ekstrikasi dan peralatan evakuasi lainnya yang dilengkapi APD safety secara lengkap.

    “Faktor penghambat curah hujan intensitas sedang hingga deras dan kontur tanah yang labil,” ujarnya.

    Saat ini, kondisi cuaca di lokasi evakuasi masih turun hujan dengan intensitas sedang. Proses pencarian kedua korban terus berlangsung.

  • Vila di Puncak Bogor Diterjang Tanah Longsor, Dua Orang Tewas dan Tiga Selamat – Page 3

    Vila di Puncak Bogor Diterjang Tanah Longsor, Dua Orang Tewas dan Tiga Selamat – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Tanah longsor menerjang sebuah vila di kawasan Puncak, Kampung Sukatani, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, pada Sabtu (5/7/2025) malam. Dua orang tewas, tiga orang selamat dalam kejadian tersebut.

    Dua mayat korban atas nama Jeri ditemukan Tim SAR gabungan pada pukul 11.15 WIB dan Ruben ditemukan Minggu (6/7/2025) sekitar pukul 11.30 WIB. Keduanya ditemukan di bawah reruntuhan puing dan tanah pada kedalaman sekitar 2 meter.

    Sementara dua korban selamat atas nama Hilman, Ana dan, Jojo. Ketiga korban selamat sempat terseret material longsor.

    Danton Pelopor Resimen 1 Brimob Kedunghalang, IPDA Ajub Wilustombang mengatakan seluruh korban tertimbun longsor di sebuah vila di Puncak sudah ditemukan. Dari lima korban, tiga selamat dan dua lainnya meninggal dunia.

    “Korban selamat ditemukan Sabtu malam sekitar pukul 11.30 WIB, setelah dievakuasi langsung dilarikan ke RSPG Cisarua untuk menjalani perawatan,” kata Ajub.

     

  • 4
                    
                        Diamnya Gibran Saat Tinjau Update Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya
                        Surabaya

    4 Diamnya Gibran Saat Tinjau Update Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya Surabaya

    Diamnya Gibran Saat Tinjau Update Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Wakil Presiden RI
    Gibran Rakabuming Raka
    mengunjungi
    Pelabuhan Ketapang
    di
    Banyuwangi
    , Jawa Timur, yang menjadi pusat informasi tragedi tenggelamnya
    KMP Tunu Pratama Jaya
    di
    Selat Bali
    pada Rabu (2/7/2025).
    Mengenakan kemeja putih, Gibran mengawali kunjungannya di Kantor ASDP Ketapang, Minggu (6/7/2025).
    Gibran didampingi Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan beberapa pejabat lintas sektor.
    “Hari ketiga, operasi dikembangkan hingga 23 NM,” ucap Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno terdengar samar menjelaskan kepada Gibran.
    Gibran memperhatikan layar dengan seksama dan melihat setiap tampilan layar yang diputar, yang menjelaskan tentang operasi pencarian yang telah dilakukan, serta rencana yang akan dilakukan tim SAR gabungan.
    Termasuk di antaranya, rencana mengerahkan penyelam ke titik objek diduga kapal yang berada di sekitar 40-50 meter di bawah laut. Sebelum mengerahkan penyelam, tim masih menunggu hasil ROV dari KRI Fanildo milik TNI AL.
    Agenda selanjutnya, Gibran mengarah ke posko tempat keluarga penumpang menginap di Pelabuhan Ketapang.
    Titik terakhir yang dikunjungi Gibran adalah posko Basarnas yang berada di Pelabuhan Ketapang. Hingga akhir kunjungannya, Gibran tak mengeluarkan satu kata pun kepada awak media yang telah menunggunya sejak pagi.
    Penjelasan terkait operasi SAR gabungan kemudian dijelaskan oleh Basarnas yang mengatakan bahwa saat ini data infografik sedang diolah dan KRI Fanildo milik TNI AL menurunkan ROV.
    Para penyelam yang akan dikerahkan juga tengah menyiapkan peralatan.
    “Nantinya kami akan menurunkan penyelam yang mengobservasi secara fisik langsung di palka dan di objek benda (diduga kapal) yang di situ (titik temuan objek),” kata Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno.
    Total penyelam sebanyak 34 orang dari berbagai unsur gabungan termasuk TNI AL. Adapun total personel yang terlibat pencarian hingga saat ini sebanyak 612 orang.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Diduga Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya Ditemukan, Lokasinya 40-50 M di Bawah Permukaan Laut
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        5 Juli 2025

    Diduga Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya Ditemukan, Lokasinya 40-50 M di Bawah Permukaan Laut Surabaya 5 Juli 2025

    Diduga Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya Ditemukan, Lokasinya 40-50 M di Bawah Permukaan Laut
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Tim SAR gabungan berhasil mengidentifikasi adanya obyek di bawah air yang diduga merupakan bangkai
    KMP Tunu Pratama Jaya
    yang tenggelam pada Rabu (2/7/2025) malam.
    Temuan tersebut diungkapkan oleh Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno, saat konferensi pers di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (5/7/2025).
    “Pagi ini fokus ke kegiatan
    underwater surveillance
    yang bergerak ke
    last known position
    , tapi cuaca buruk, kami kembali. Kurang dari 1 jam kami kembali lagi dan sampai titik lokasi. Hasil identifikasi bentuk di bawah air hampir sama dengan kapal,” kata Eko.
    Namun, Eko mengatakan bahwa pihaknya perlu memastikan kembali hal tersebut dengan pemeriksaan ulang menggunakan peralatan lain, yaitu kendaraan bawah air ROV (
    remotely operated vehicle
    ) dan sonar dari KRI Fanildo yang datang malam ini.
    Malam ini, tim SAR gabungan, kata dia, akan terus bekerja cepat.
    Apabila dugaan lokasi KMP Tunu Pratama Jaya itu benar, pihaknya akan memulai pencarian lebih awal pada esok hari.
    “Kami ada di sini malam ini untuk mengidentifikasi dan verifikasi lanjut,” katanya. 
    Eko menyampaikan, kedalaman obyek tersebut berada di antara 40-50 meter di bawah permukaan laut.
    Untuk tindakan lanjutan, pihaknya juga telah menyiapkan tim penyelam yang akan diterjunkan.
    Selain itu, pihaknya akan menambah satu
    on-screen
    koordinator bidang bawah air untuk melakukan pekerjaan bawah air besok.
    “Tim dan kapal sudah bergabung sehingga mekanisme pencarian bisa berjalan optimal,” katanya. 
    Di sisi lain, berdasarkan hasil pantauan udara hari ini, kecil kemungkinan ada tanda-tanda kehidupan yang masih ada di permukaan, dan untuk properti korban telah diamankan di
    Gilimanuk
    .
    “Di permukaan belum kita temukan apa-apa. Kita berpacu dengan waktu yang ada dan pencarian diperluas 25 NM,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemerintah Siap Bentuk Tim Investigasi Gabungan dengan Brasil Selidiki Kematian Juliana Marins

    Pemerintah Siap Bentuk Tim Investigasi Gabungan dengan Brasil Selidiki Kematian Juliana Marins

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra menyebut Pemerintah Indonesia terbuka untuk melakukan investigasi gabungan dengan pemerintah Brasil, guna menyelidiki lebih lanjut kematian turis pendaki Gunung Rinjani, Juliana Marins. 

    Hal itu disampaikan Yusril, Jumat (4/7/2025). Dia menyebut pemerintah Indonesia mengusulkan berbagai solusi terhadap penuntasan kasus tersebut, termasuk melakukan investigasi gabungan secara bilateral dengan Brasil. 

    Yusril tidak memerinci apabila usulan tersebut sudah disampaikan secara resmi ke pemerintah Brasil. Namun, usulan itu datang usai keluarga almarhum dan salah satu lembaga independen dari negara Amerika Latin itu berencana untuk membawa kasus ini ke ranah hukum internasional. 

    “Jadi aparat penegak hukum di Indonesia dalam hal ini adalah kepolisian dapat bekerja sama dengan pihak otoritas Brasil yang menangani satu investigasi untuk menyelidiki kasus ini dan kita terbuka untuk itu,” ujarnya di Kantor Kemenko Kumham Imipas, Jakarta, dikutip Sabtu (5/7/2025). 

    Yusril menyebut pembentukan tim investigasi gabungan antara dua pihak sudah pernah dilakukan di Indonesia secara terbuka dan adil menurut hukum. 

    Apapun hasil dari investigasi itu, terangnya, akan diungkapkan ke publik di dua negara tersebut apabila disetujui. 

    “Saya kira langkah ini akan fair, jujur, adil, lebih terbuka daripada membuat statement-statement mau membawa Indonesia ke hukum internasional hanya berdasarkan atas dugaan-dugaan, spekulasi yang tanpa didasari oleh satu penyelidikan yang sungguh-sungguh untuk mengungkapkan fakta yang sesungguhnya terjadi,” kata ahli hukum tata negara itu. 

    Yusril mengakui pemerintah Indonesia mengetahui rencana keluarga Juliana dan salah lembaga independen asal Brasil, Federal Public Defender’s Office (FPDO), untuk membawa kasus kematian almarhum ke ranah hukum internasional. 

    Keluarga pun diketahui juga mendorong agar adanya otopsi ulang atas jenazah Juliana yang saat ini sudah dipulangkan ke negara asal. Hal itu kendati otoritas di Denpasar dan Brasil juga telah menggelar otopsi terhadap jenazah Juliana. 

    Adapun terkait dengan tuntutan hukum dimaksud, Yusril menyatakan bahwa pemerintah Indonesia tidak atau belum pernah menerima nota diplomatik resmi dari pemerintah Brasil. 

    “Jadi bukan pemerintah Brasil, belum atau mungkin tidak sampai hari ini menyampaikan nota diplomatik ataupun menyampaikan surat kepada pemerintah Indonesia mempertanyakan kasus kematian Juliana Marins ini,” papar menteri yang pernah menjabat di kabinet pemerintahan Gus Dur, Megawati dan SBY ini. 

    Seperti diberitakan Bisnis sebelumnya, RSUD Bali Mandara telah melakukan otopsi terhadap jenazah Juliana. Hasilnya, Dokter Spesialis Forensik Rumah Sakit Bali Mandara, Ida Bagus Putu Alit mengungkap bahwa Juliana meninggal akibat benturan dengan benda tumpul saat jatuh di Gunung Rinjani. 

    Benturan tersebut menyebabkan luka lecet geser, patah tulang hingga pendarahan.  

    “Kami melakukan pemeriksaan luar dan otopsi, jadi hasilnya kita memang menemukan luka-luka pada seluruh tubuh korban [Juliana], terutama yang ada adalah luka lecet geser, yang menandakan bahwa korban itu memang geser dengan benda tumpul. Kemudian kita juga menemukan adanya patah-patah tulang, terutama di daerah dada bagian belakang, tulang punggung dan paha,” jelas Putu Alit kepada media, Jumat (27/6/2025). 

    Berdasarkan kronologinya, Juliana jatuh ke lereng Gunung Rinjani dari yang awalnya 200 meter, kemudian semakin terperosok hingga kedalaman 600 meter.

    Setelah lima hari berselang pada 25 Juni 2025 pukul 13:51 WITA, tim SAR gabungan baru bisa mengangkat jenazah korban dari dasar jurang menggunakan peralatan manual dengan tali yang ditarik pakai teknik lifting.

  • Penambang Timah di Bangka Tewas Diterkam Buaya di Sungai

    Penambang Timah di Bangka Tewas Diterkam Buaya di Sungai

    Bangka Belitung, Beritasatu.com — Tim SAR gabungan berhasil menemukan jenazah penambang timah yang sebelumnya dilaporkan hilang di Sungai Pelaben, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Korban diduga tewas akibat diserang buaya saat sedang bekerja.

    “Tim SAR gabungan berhasil menemukan tubuh Febri pada Jumat sore dalam keadaan meninggal dunia,” kata Komandan Tim (Dantim) Basarnas Pangkalpinang, Yurizal, Jumat (4/7/2025).

    Yurizal menjelaskan, korban diketahui bernama Febri (17), warga Desa Batu Rusa, Kabupaten Bangka. Sebelumnya, pada Selasa (2/7/2025) pukul 18.07 WIB, korban sedang mendorong alat penambang bijih timah di dalam sungai.

    Saat bekerja, seorang rekan korban melihat Febri tiba-tiba diterkam buaya di dekat ponton dan diseret ke dalam sungai. Rekan korban yang menyaksikan kejadian tersebut langsung melaporkannya kepada keluarga, yang kemudian meneruskan laporan ke Kantor SAR (Kansar) Pangkalpinang untuk meminta bantuan pencarian.

    Setelah tiga hari pencarian, tim SAR gabungan bersama keluarga korban melakukan penyisiran menggunakan perahu karet dan perahu milik para pekerja timah.

    “Korban ditemukan berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi kejadian awal, tepatnya di pinggiran kolong bekas tambang timah yang terhubung dengan sungai,” jelas Yurizal.

    Ia menambahkan, saat ditemukan, kondisi tubuh korban sudah tidak utuh. Jenazah kemudian langsung dibawa ke rumah duka di Desa Batu Rusa untuk diserahkan kepada keluarga.

  • Yusril: RI Belum Terima Nota Diplomatik Brasil soal Kematian Juliana Marins di Rinjani

    Yusril: RI Belum Terima Nota Diplomatik Brasil soal Kematian Juliana Marins di Rinjani

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah buka suara usai munculnya kabar terkait dengan rencana penuntutan terhadap pemerintah Indonesia atas penanganan kecelakaan maut turis asal Brasil, Juliana Marins, di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). 

    Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra mengatakan pemerintah terus memantau perkembangan setelah jenazah Juliana dikembalikan ke Brasil. 

    Pemerintah, kata Yusril, juga mengetahui adanya rencana keluarga Juliana untuk menuntut tanggung jawab otoritas di Indonesia. Namun demikian, dia memastikan bahwa rencana upaya hukum itu bukan dilakukan dari pemerintah Brasil. 

    Lembaga negara dimaksud adalah Federal Public Defender’s Office, yang disebut Yusril bersifat independen dan serupa dengan Komnas HAM di Indonesia. Dia mengakui bahwa pemerintah mengetahui lembaga tersebut telah aktif bersuara untuk mendorong adanya penyelidikan lebih lanjut terhadap penyebab kematian Juliana di Rinjani. 

    “Lembaga ini sebenarnya adalah lembaga negara independen di Brasil, kira-kira sama dengan Komnas HAM di sini yang bertugas untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan atas laporan dugaan terjadinya kasus-kasus pelanggaran HAM di Brasil. Jadi, lembaga inilah yang bersuara keras mengenai kasus insiden kematian dari Juliana Marins ini,” ujarnya saat ditemui di Kantor Kemenko Kumham Imipas, Jakarta, Jumat (4/7/2025). 

    Lembaga itu, lanjut Yusril, juga telah mendorong agar adanya otopsi ulang atas jenazah Juliana. Pemerintah Indonesia pun disebut menghormati permintaan lembaga yang juga sejalan dengan keinginan keluarga almarhum.

    Hal itu kendati otoritas di Denpasar dan Brasil juga telah menggelar otopsi terhadap jenazah Juliana. Adapun terkait dengan tuntutan hukum dimaksud, Yusril menyatakan bahwa pemerintah Indonesia tidak atau belum pernah menerima nota diplomatik resmi dari pemerintah Brasil. 

    “Jadi, bukan pemerintah Brasil, belum atau mungkin tidak sampai hari ini menyampaikan nota diplomatik ataupun menyampaikan surat kepada pemerintah Indonesia mempertanyakan kasus kematian Juliana Marins ini,” papar menteri yang pernah menjabat di kabinet pemerintahan Gus Dur, Megawati dan SBY ini. 

    Yusril pun mengaku sudah mencoba untuk menghubungi Duta Besar Brasil di Indonesia, namun belum ada respons. Dia menduga Duta Besar sedang menemani kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke KTT BRICS, yang juga akan diselenggarakan di Brasil. 

    Di sisi lain, Yusril turut mengetahui rencana FPDO untuk menggugat Indonesia secara hukum internasional, maupun menyeret perkara ini ke Inter-American Commission on Human Rights. Namun, dia menyebut Indonesia bukanlah pihak dalam Konvensi HAM maupun anggota dari komisi tersebut. 

    “Jadi tidak ada suatu upaya internasional untuk membawa satu negara ke dalam satu forum, kalau negara itu bukan pihak di dalam konvensi atau statutanya dan tidak akan dibawa ke badan itu kalau tidak ada persetujuan dari negara yang bersangkutan,” terang akademisi hukum tata negara itu. 

    Seperti diberitakan Bisnis sebelumnya, RSUD Bali Mandara telah melakukan otopsi terhadap jenazah Juliana. Hasilnya, Dokter Spesialis Forensik Rumah Sakit Bali Mandara, Ida Bagus Putu Alit mengungkap bahwa Juliana meninggal akibat benturan dengan benda tumpul saat jatuh di Gunung Rinjani. 

    Benturan tersebut menyebabkan luka lecet geser, patah tulang hingga pendarahan. “Kami melakukan pemeriksaan luar dan otopsi, jadi hasilnya kita memang menemukan luka-luka pada seluruh tubuh korban [Juliana], terutama yang ada adalah luka lecet geser, yang menandakan bahwa korban itu memang geser dengan benda tumpul. Kemudian kita juga menemukan adanya patah-patah tulang, terutama di daerah dada bagian belakang, tulang punggung dan paha,” jelas Putu Alit kepada media, Jumat (27/6/2025). 

    Berdasarkan kronologinya, Juliana jatuh ke lereng Gunung Rinjani dari yang awalnya 200 meter, kemudian semakin terperosok hingga kedalaman 600 meter.

    Setelah lima hari berselang pada 25 Juni 2025 pukul 13:51 WITA, tim SAR gabungan baru bisa mengangkat jenazah korban dari dasar jurang menggunakan peralatan manual dengan tali yang ditarik pakai teknik lifting.

  • Peduli Korban KMP Tunu Pratama Jaya, Bupati Ipuk Jamin Penanganan Keluarga Korban – Page 3

    Peduli Korban KMP Tunu Pratama Jaya, Bupati Ipuk Jamin Penanganan Keluarga Korban – Page 3

    Ipuk mengatakan Pemkab melalui Dinas Sosial telah melakukan assesment awal keluarga korban meninggal guna memastikan penanganan yang tepat. Mulai dari pendampingan psikologis hingga bantuan untuk keluarga. 

    “Dinas Sosial sudah turun mengecek kondisi keluarga korban. Termasuk keluarga almarhumah Elok maupun keluarga lain yang menjadi korban. Apakah mereka membutuhkan pendampingan psikologis hingga bantuan sosial lainnya. Terutama yang paling penting adalah jaminan pendidikan anak-anak mereka,” kata Ipuk. 

    Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan KB Banyuwangi, Henik Setyorini menambahkan, pihaknya telah melakukan pendataan terkait keluarga korban. 

    “Untuk keluarga Bu Elok, keluarga korban sudah masuk dalam penerima manfaat Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Dan kini pemkab juga mengupayakan agar menerima bansos Program Keluarga Harapan (PKH). Keluarga lain juga akan kami cek segera,” kata Henik.  

    “Masih kita proses sebagai penerima PKH. Selama proses administrasi, bantuan intervensi terus diberikan agar kehidupan anak-anak tetap terjamin,” tegas Henik.

    Berdasarkan data sementara dari Posko Tim SAR Gabungan di Dermaga Penyeberangan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, hingga Kamis (3/7/2025) malam, tercatat 29 penumpang ditemukan selamat dan enam orang meninggal.

     

    (*)