Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • Niat Rayakan Hari Kemerdekaan Berujung Duka, 65 Pendaki Dievakuasi dari Bawakaraeng, 1 Nyawa Melayang

    Niat Rayakan Hari Kemerdekaan Berujung Duka, 65 Pendaki Dievakuasi dari Bawakaraeng, 1 Nyawa Melayang

    FAJAR.CO.ID, GOWA — Kepala Seksi Operasi Basarnas Makassar, Andi Sultan, menyebut bahwa jumlah korban yang dievakuasi Tim SAR gabungan terus bertambah seiring perjalanan waktu.

    Dikatakan Sultan, pihaknya akan terus memberikan informasi terkini mengenai perkembangan pendaki merah putih di Gunung Bawakaraeng.

    “Jumlah korban yang di tangani 65 orang, selamat 64 orang, meninggal satu orang,” kata Sultan kepada awak media, Senin (18/8/2025).

    Dikatakan Sultan, sebagian besar korban menderita hyportermia. Sementara yang lainnya menderita asam lambung.

    “Beberapa orang terpisah dari rombongan,” sebutnya.

    Adapun korban yang meninggal dunia, kata Sultan, diketahui bernama Irfan (24), warga kabupaten Bone.

    “Korban pengalami hypotermia berat saat berada di puncak. Dinyatakan meninggal oleh tim Dokpol Polda Sulsel yang ikut bersama tim evakuasi,” Sultan menuturkan.

    Dijelaskan Sultan, Irfan merupakan peserta kegiatan lintas alam yang melakukan perjalanan dari Bulu Baria menuju Gunung Bawakaraeng.

    “Korban bersama 16 rekannya memulai perjalanan pada 12 Agustus dan tiba di puncak Gunung Bawakaraeng pada sabtu 16 Agustus,” terangnya.

    “Namun pada Minggu pagi ditemukan oleh tim siaga merah putih dalam keadaan hypotermia,” tambah Sultan.

    Sultan bilang, setelah ditangani oleh tim siaga, keadaan korban tidak kunjung membaik, maka tim mengevakuasi korban dengan cara ditandu menuju kaki gunung guna mendapatkan perawatan yang lebih intensif.

    “Korban tiba di posko Bulu ballea sekitar pukul 19.05 Wita, kemudian dibawa ke Puskesmas Tinggi Moncong untuk dilakukan pemeriksaan,” tandasnya.

  • SAR Temukan Jasad Korban Hanyut Diterjang Air Bah di Pasaman Barat, 1 Masih Hilang

    SAR Temukan Jasad Korban Hanyut Diterjang Air Bah di Pasaman Barat, 1 Masih Hilang

    GELORA.CO  – Tim SAR gabungan menemukan satu korban meninggal dunia dalam operasi pencarian orang hanyut terseret air bah di Sungai Batang Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat Minggu (17/8/2025). 

    Jasad jorban bernama Aldi (25) ditemukan sekitar pukul 10.00 WIB dalam keadaan meninggal dunia, berjarak sekitar 500 meter dari titik kejadian.

    Sedangkan seorang korban lain bernama Eman (35) masih dalam pencarian. Dua korban lainnya, yakni Asba (31) dan Reza (25), berhasil selamat.

    Koordinator Pos Sar pasaman Novi Yurandi menyebutkan, musibah itu terjadi pada Kamis (14/8) sekitar pukul 18.00 WIB, ketika keempat korban berusaha menyeberangi Sungai Batang Pasaman. 

    “Tiba-tiba air bah datang dan menyeret mereka. Warga yang mengetahui kejadian tersebut kemudian meminta bantuan Basarnas,” ungkapnya. 

    Pada pencarian hari ketiga, Minggu (17/8/2025), operasi SAR dilakukan dengan membagi tiga tim: penyisiran menggunakan rafting, LCR, serta jalur darat. Selain Basarnas, pencarian juga melibatkan unsur Polsek Talamau, Koramil 03 Talu, Local Hero Rescue, dan masyarakat sekitar dengan total lebih dari 40 personel.

    “Korban Aldi yang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia telah dievakuasi ke Puskesmas Talamau sekitar pukul 13.30 WIB. Tim gabungan masih melanjutkan pencarian terhadap korban yang belum ditemukan,” katanya

  • Pendaki Dievakuasi saat Memperingati HUT ke-80 RI di Puncak Gunung Bawakaraeng Sulsel, Ini Sebabnya

    Pendaki Dievakuasi saat Memperingati HUT ke-80 RI di Puncak Gunung Bawakaraeng Sulsel, Ini Sebabnya

    GELORA.CO  – Puluhan pendaki dievakuasi tim Search and Rescue (SAR) gabungan saat memperingati HUT ke-80 RI.

    Para pendaki itu semula berencana merayakan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di puncak Gunung Bawakaraeng, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

    Tercatat, ada 4.068 pendaki yang akan memperingati HUT Kemerdekaan RI di puncak Gunung Bawakaraeng.

    Namun, puluhan pendaki di antaranya harus dievakuasi tim SAR gabungan lantaran mengalami hipotermia.

    Ada pula yang tersesat di hutan belantara pada Minggu (17/8/2025).

    Tim SAR gabungan yang menggelar siaga Merah Putih di kaki Gunung Bawakaraeng telah mengevakuasi 25 pendaki yang sebelumnya hendak merayakan HUT Kemerdekaan RI di puncak gunung.

    Umumnya, para pendaki mengalami hipotermia, masalah kesehatan, dan tersesat, hingga terpisah dari rombongan.

    “Hingga (Minggu) pagi ini kami mencatat ada 25 pendaki yang mengalami masalah saat melakukan pendakian,” kata Andi Sultan, Kepala Seksi Operasi Basarnas Makassar, dikonfirmasi Kompas.com, Minggu.

    “Sementara jumlah pendaki yang kami data telah mencapai 4.068 orang,” lanjutnya. 

    Setiap tahun, ribuan pendaki melakukan pendakian ke puncak Gunung Bawakaraeng yang memiliki ketinggian 2.830 meter di atas permukaan laut.

    Diatas pendakian, mereka akan menikmati suhu udara hingga 10 derajat Celsius hingga 25 derajat Celsius, serta panorama yang menakjubkan menjadi pilihan utama para pendaki.

     

  • Pendaki Asal Magetan Meninggal di Gunung Lawu, Diduga Hipotermia
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        16 Agustus 2025

    Pendaki Asal Magetan Meninggal di Gunung Lawu, Diduga Hipotermia Regional 16 Agustus 2025

    Pendaki Asal Magetan Meninggal di Gunung Lawu, Diduga Hipotermia
    Tim Redaksi
    KARANGANYAR, KOMPAS.com
    – Seorang pendaki laki-laki dikabarkan meninggal dunia di Gunung Lawu, Jawa Tengah, Sabtu (16/8/2025). Korban diketahui bernama Paul, asal Magetan, Jawa Timur.
    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Hendro Prayitno mengatakan, Paul melakukan pendakian ke puncak Gunung Lawu via jalur Cetho sekitar pukul 08.15 WIB.
    Saat itu, korban mendaki bersama empat orang temannya yang berasal dari Sragen.
    “Mereka naik, sekira pukul 14.00 WIB salah satu pendaki (korban) muntah-muntah, diduga hipotermia,” kata Hendro saat dihubungi, Sabtu (16/8/2025).
    Paul mengalami kedinginan saat melintasi pos 3. Teman-temannya sempat membantu melakukan pertolongan, tetapi nyawa korban tidak tertolong.
    Hendro mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan sekitar pukul 16.00 WIB. Tim SAR gabungan kemudian mendatangi Pos Candi Cetho untuk persiapan melakukan evakuasi terhadap korban.
    “Sempat dilakukan pertolongan pertama oleh teman-teman relawan dan porter sekira pukul 14.00, tapi kemudian dinyatakan meninggal dunia,” ucapnya.
    Hendro menambahkan, selama proses evakuasi, jalur pendakian Lawu Via Cetho ditutup. Pihak keluarga korban juga sudah dihubungi, agar jenazah korban bisa langsung diserahkan kepada pihak keluarga setelah dibawa ke puskesmas terdekat.
    “Pendakian sementara ditutup. Diperkirakan korban sampai lokasi (Pos Cetho) pukul 19.00-20.00 WIB,” ucapnya.
    Hendro juga mengimbau agar para pendaki mempersiapkan perlengkapan dan fisik yang mumpuni. Meski saat ini musim kemarau, pendakian gunung Lawu cukup dingin.
    “Kami mengimbau kepada masyarakat yang ingin mendaki untuk tetap berhati-hati, karena cuaca di Lawu kondisinya masih cukup dingin. Meski musim kemarau, sesuai prediksi BMKG saat ini kemarau basah,” tutup dia.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korban Tenggelam di Air Terjun Mangampa Maros Ditemukan Tewas

    Korban Tenggelam di Air Terjun Mangampa Maros Ditemukan Tewas

    Setelah 3 hari pencarian, Tim SAR akhirnya berhasil menemukan wisatawan yang hilang di Sungai Mangapa, Kabupaten Maros, Sulsel. Korban ditemukan tewas di dasar sungai yang memiliki kedalaman 3 meter.

    Setelah dievakuasi, jasad korban langsung dibawa ke rumah duka di wilayah Minasa Upa, Kota Makassar.

    Klik di sini untuk melihat video lainnya!

  • Menhub tunggu hasil investigasi KNKT soal kapal terbalik di Sanur

    Menhub tunggu hasil investigasi KNKT soal kapal terbalik di Sanur

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyatakan pihaknya masih menunggu hasil investigasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terkait insiden kapal Fastboat Beli Dolphin Cruise 2 yang terbalik di alur masuk Pelabuhan Sanur, Bali, Selasa (5/8) sore.

    “Nanti, kita tunggu hasil KNKT karena sebenarnya kapal sudah mendekati alur pelabuhan,” ujar Dudy saat dimintai keterangan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.

    Mengenai evaluasi soal keamanan, Dudy menekankan bahwa prosesnya akan menyesuaikan temuan investigasi kejadian di lapangan.

    “Kita lihat dulu alasannya kenapa. Karena terjadinya kecelakaan tersebut termasuk dugaan dan sudah dilakukan ramp check dan sebagainya,” katanya.

    Laman resmi Kemenhub menginformasikan Kapal Fastboat Bali Dolphin Cruise 2 bertolak dari Pelabuhan Nusa Penida menuju Pelabuhan Sanur sekitar pukul 14.30 WITA dengan 75 penumpang dan lima ABK.

    Saat memasuki alur Pelabuhan Sanur pukul 15.10 WITA, kapal terbalik akibat hantaman ombak. Sebanyak 73 penumpang dan empat ABK selamat, dua penumpang meninggal, dan satu ABK masih dalam pencarian.

    Tim SAR gabungan dari KSOP, Basarnas, TNI AL, Polairud, dan BNPB dikerahkan untuk evakuasi.

    Pewarta: Andi Firdaus, Genta Tenri Mawangi
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Detik-Detik Gelombang Tinggi Terjang Pantai Selatan Gunungkidul, Puluhan Kapal Nelayan dan Warung Rusak

    Detik-Detik Gelombang Tinggi Terjang Pantai Selatan Gunungkidul, Puluhan Kapal Nelayan dan Warung Rusak

    Liputan6.com, Gunungkidul – Gelombang tinggi menerjang sejumlah pantai di pesisir selatan Kabupaten Gunungkidul pada Selasa (5/8/2025) malam, mengakibatkan kerusakan puluhan kapal nelayan, warung makan, hingga kendaraan bermotor yang terparkir di bibir pantai.

    Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 21.00 WIB. Di Pantai Ngandong, Kalurahan Sidoharjo, Kapanewon Tepus, suasana malam awalnya tenang. Para nelayan dan warga pantai yang sejak sore beraktivitas mulai bersiap pulang. Namun, di tengah persiapan tersebut, ombak di kejauhan tampak meninggi dan bergulung cepat menuju daratan.

    Rujiman (52), warga setempat sekaligus pemilik warung makan di pantai itu, menceritakan detik-detik kejadian gelombang tinggi meluluhlantakan pesisir selatan Gunungkidul.

    “Kami sebenarnya sudah mendapat imbauan dari tim SAR untuk waspada gelombang tinggi. Jadi, sebagian nelayan mulai mengevakuasi perahu ke tempat yang lebih aman. Tapi saat proses evakuasi, ombak sudah terlanjur sampai dan menghantam. Satu perahu bahkan langsung pecah, tidak bisa diselamatkan,” ujarnya.

    Tak hanya kapal, warung makan milik Rujiman yang biasa ramai dikunjungi wisatawan juga terkena dampak. Meja kursi berantakan, peralatan dapur terendam air asin, dan sebagian barang dagangan hanyut terbawa arus.

    “Airnya masuk deras sekali. Tidak ada waktu untuk menyelamatkan barang-barang. Kursi dan meja semua roboh, alat masak penuh pasir,” imbuhnya.

    Kondisi serupa terjadi di Pantai Siung, yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Ngandong. Sulis, pemilik warung di sana, mengatakan malam itu awalnya seperti biasa. Beberapa warga dan pemilik warung memilih bermalam di pantai sambil menjaga barang dagangan. Namun, suasana berubah saat gelombang tinggi datang tiba-tiba.

    “Kami sedang ngobrol di area parkir. Tiba-tiba air laut sudah sampai kaki, padahal jaraknya lumayan dari bibir pantai. Motor-motor yang terparkir langsung terendam, bahkan ada yang jatuh dan rusak parah,” kata Sulis.

    Bu Anis, pedagang lainnya, mengaku kaget karena selama beberapa hari sebelumnya kondisi laut terlihat normal. Namun, malam itu ombak menerjang hingga merendam warung-warung.

    “Kami sudah biasa menghadapi musim gelombang, tapi ini rasanya lebih besar dari biasanya,” ungkapnya.

     

  • Kakak Azka Korban Hilang di Watu Togok: Saya Masih Ingin di Sini, Kalau-Kalau Tuhan Memberi Tanda – Page 3

    Kakak Azka Korban Hilang di Watu Togok: Saya Masih Ingin di Sini, Kalau-Kalau Tuhan Memberi Tanda – Page 3

    Liputan6.com, Yogyakarta – Tim SAR akhirnya menghentikan operasi pencarian terhadap Azka Nurfadilah (28), wisatawan asal Pondok Ranggon, Jakarta Timur, yang dilaporkan hilang di Pantai Siung, Tepus, Gunungkidul. Sudah delapan hari mencari, Azka tak kunjung ditemukan.

    Kakak kandung Azka, Wilda, memutuskan tetap bertahan di sekitar lokasi. Meskipun, Tim SAR telah menghentikan pencarian secara resmi.

    Wilda bersama anggota keluarga lain berada di Panti Siung, tak jauh dari posko pencarian. Wilda mengaku telah mengikhlaskan jika adiknya memang telah pergi, namun masih berharap ada keajaiban.

    “Secara hati, saya sudah mencoba ikhlas. Tapi saya belum bisa meninggalkan tempat ini. Saya masih ingin berada di sini kalau-kalau Tuhan memberi tanda,” ucap Wilda kepada Tim Sar.

    Wilda hanya ingin tahu keberadaan Azka. Apapun yang terjadi dia menerima. “Kalau memang tidak kembali, saya cuma ingin tahu dia di mana. Saya cuma ingin tahu kabarnya. Itu saja,” tambahnya.

    Ia bercerita, Azka pernah ke Pantai Siung ini bersama rekan kerjanya waktu masih di Yogyakarta dulu. Namun, setelah pindah ke Jakarta, Azka menunjukkan ada perubahan sifat yang tadinya ceria menjadi pendiam dan sering mengurung diri.

     

  • Dramatisnya Evakuasi Mahasiswa UGM Jatuh ke Sumur Sedalam 12 Meter

    Dramatisnya Evakuasi Mahasiswa UGM Jatuh ke Sumur Sedalam 12 Meter

    Tim SAR gabungan bersama petugas Damkar, relawan, dan warga setempat segera melakukan evakuasi. Peralatan lengkap diturunkan untuk menaklukkan sumur sedalam 12 meter dengan kedalaman air mencapai 8 meter. Evakuasi sempat mengalami kendala karena korban tidak terlihat dari atas permukaan.

    “Kami menurunkan jangkar sebagai salah satu upaya pencarian. Ternyata tersangkut di kaos korban dan terangkat sedikit ke permukaan, baru bisa dipastikan keberadaannya,” kata Deni, petugas Damkar yang memimpin proses evakuasi.

    Setelah posisi korban diketahui, tim menurunkan tali. Salah seorang personel menjangkau dasar sumur. Butuh waktu sekitar 1,5 jam hingga akhirnya tubuh Yahya berhasil diangkat dan dievakuasi.

    Saat diperiksa, korban masih memiliki denyut nadi meski sangat lemah. Dia segera dilarikan ke rumah sakit. Namun takdir berkata lain, nyawanya tak tertolong.

    Yahya dikenal sebagai sosok pemuda yang cerdas dan religius. Dia lulusan pesantren dan Madrasah Aliyah Negeri sebelum akhirnya diterima di Universitas Gadjah Mada melalui jalur bidik misi. Kehidupan ekonominya yang sederhana tak menghalangi semangatnya menempuh pendidikan tinggi.

    “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Yahya anak yang baik, pendiam, dan sangat sopan. Kami semua merasa kehilangan,” ungkap salah satu tetangga dengan mata berkaca-kaca.

    Peristiwa tragis ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat sekitar. Yahya yang selama ini menjadi kebanggaan keluarganya, pulang ke pangkuan Ilahi dalam cara yang tak terduga.

     

  • Cerita Tim SAR Sebelum Azka Hilang, Duduk Sendiri Hadap Laut di Sekitar Watu Togok

    Cerita Tim SAR Sebelum Azka Hilang, Duduk Sendiri Hadap Laut di Sekitar Watu Togok

    Liputan6.com, Jakarta Keberadaan wisatawan asal Jakarta Timur, Azka Nurfadillah masih menjadi misteri. Memasuki hari keenam pencarian, pengunjung Pantai Siung, Gunungkidul tersebut belum ditemukan.

    Sebelum dinyatakan hilang, anggota Tim SAR Satlinmas DIY Korwil 1 Sadeng, Catur Rahmanto mengaku sempat berinteraksi langsung dengan Azka di area tebing Watu Togok, yang sebenarnya termasuk zona terlarang untuk wisatawan karena medan curam dan membahayakan.

    “Saya waktu itu habis salat Jumat dan ngopi, lalu dapat laporan dari warga kalau ada pengunjung perempuan sendirian di sekitar Watu Togok. Saya langsung menuju lokasi bersama dua warga, dan benar saya temukan saudari Azka duduk menghadap laut,” ujar Catur, Jumat (1/8).

    Saat ditemukan, Azka duduk membawa kantong kresek besar, namun menolak ketika diminta untuk membuka isinya. Saat diajak bicara, ia tampak tidak fokus dan menghindari komunikasi. Ia mengaku datang sendiri dan menyatakan sudah ‘izin’, meski tak menyebut pihak mana yang diberi tahu.

    Setelah proses bujuk membujuk yang cukup lama, Azka akhirnya bersedia ikut turun menuju Pantai Siung, meski dengan langkah lambat dan sering berhenti bermain air.

    Sesampainya di pantai, ia tetap enggan diajak bicara. KTP tidak dibawa, dan saat diminta nomor keluarga, ia menolak. Karena ada keperluan pribadi, Catur menitipkan Azka kepada personel SAR lain. Namun sejak malam harinya, Azka tidak lagi terlihat hingga akhirnya dilaporkan hilang.

    Kesaksian juga datang dari Saido, warga sekitar Pantai Siung yang akrab disapa Ido, pemilik warung dekat lokasi tenda Azka. Menurut Ido, sejak Kamis (24/7), Azka terlihat beberapa kali mondar-mandir di jalan setapak dan bahkan sempat berbicara sendiri. Saat disapa, Azka tidak menjawab.

    “Pas saya sapa dia cuma jalan saja. Saya sempat heran juga, tapi saya pikir mungkin sedang ingin menyendiri,” kata Ido.

    Pada Jumat pagi, Ido melihat Azka salat subuh di depan tenda, tepat di depan pos SAR. Setelah itu, ia sibuk beraktivitas di warung. Menjelang siang sekitar pukul 08.00 WIB, ia mendapati tenda Azka sudah tampak sepi, seperti tidak berpenghuni.

    Belakangan, penjaga parkir mencurigai sebuah sepeda motor yang terparkir sejak Kamis hingga Sabtu di lokasi yang sama. Setelah diperiksa polisi dari Polsek Tepus, ditemukan SIM C atas nama Azka di tas yang tergantung di motor. Sejak itu, status Azka resmi dinyatakan hilang.