Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • 3 Jenazah Korban Jatuhnya Helikopter PK-RGH Sudah Diidentifikasi, Seluruhnya WNA
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        6 September 2025

    3 Jenazah Korban Jatuhnya Helikopter PK-RGH Sudah Diidentifikasi, Seluruhnya WNA Regional 6 September 2025

    3 Jenazah Korban Jatuhnya Helikopter PK-RGH Sudah Diidentifikasi, Seluruhnya WNA
    Tim Redaksi
    BANJARMASIN, KOMPAS.com
    – Tim Disaster Victim Identification (DVI) dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Bidokkes) Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Selatan (Kalsel) berhasil mengidentifikasi tiga jasad korban jatuhnya helikopter PK-RGH.
    Kepala Bidokkes Polda Kalsel, Kombes Pol Muhamad El Yandiko, menjelaskan bahwa ketiga jasad tersebut telah dilakukan post mortem di Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin, dan hasilnya menunjukkan kecocokan dengan data yang diterima oleh Tim DVI.
    Semua jasad yang teridentifikasi merupakan Warga Negara Asing (WNA).
    “Masing-masing MW berjenis kelamin laki-laki warga negara Australia berusia 68 tahun. Kemudian CQ sebagai laki-laki usia 67 tahun warga negara Brazil, dan SKP berjenis laki-laki warga negara India usia 56 tahun,” ujar El Yandiko dalam konferensi pers di RS Bhayangkara, Sabtu (6/9/2025) malam.
    Identitas ketiga jasad WNA tersebut diketahui berdasarkan catatan medis gigi yang dicocokkan dengan data keluarga.
    Selain itu, pencocokan properti yang dikenakan korban saat kejadian juga membantu dalam proses identifikasi.
    “Properti itu semua benda yang melekat di tubuh, itu juga menjadi petunjuk yang sangat penting. Termasuk dompet, jadi kita bisa langsung mencocokkan dengan identitasnya,” ungkap Yandiko.
    Yandiko menambahkan, masih terdapat lima jasad yang belum teridentifikasi, dan kelimanya dipastikan merupakan warga negara Indonesia.
    Belum teridentifikasinya lima korban disebabkan oleh kondisi yang cukup berat akibat terbakar.
    “Jadi ada satu kantong yang kita curigai sebagai gabungan dari tiga jenazah, sehingga kita membutuhkan pemeriksaan DNA. Ini kondisi tingkat kerusakan akibat terbakarnya itu berat sekali,” jelas Yandiko.
    Ia juga meminta doa dari semua pihak, terutama keluarga korban, agar sisa jasad bisa segera teridentifikasi.

    “Saat ini masih terdapat lima jenazah, kami mohon doanya agar segera dapat teridentifikasi,” pungkas Yandiko.
    Sebelumnya, helikopter PK-RGH milik Eastindo Air dilaporkan hilang kontak di wilayah Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel, pada Senin (1/9/2025).
    Helikopter dengan kode BK 117-D3 tersebut berangkat dari Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam di Kabupaten Kotabaru, Kalsel, dengan tujuan Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng).
    Dari data manifest penumpang yang dirilis oleh Basarnas Banjarmasin, terdapat delapan orang di dalam helikopter, termasuk dua orang pilot dan teknisi mesin, serta enam penumpang, di mana tiga di antaranya adalah WNA.
    Helikopter PK-RGH hanya mengudara selama delapan menit sebelum dinyatakan hilang kontak.
    Setelah dinyatakan hilang kontak, tim SAR menemukan puing-puing helikopter PK-RGH di tengah hutan Tanah Bumbu dalam keadaan hangus diduga terbakar pada Rabu (3/9/2025).
    Pada pencarian hari ketiga, Tim SAR gabungan juga menemukan kotak hitam tidak jauh dari badan helikopter.
    Seluruh jasad korban telah berhasil dievakuasi dan saat ini berada di RS Bhayangkara Banjarmasin untuk keperluan proses identifikasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Misteri Sungai Kapuas Menelan Kru Kapal, Pencarian Penuh Harap

    Misteri Sungai Kapuas Menelan Kru Kapal, Pencarian Penuh Harap

    Tim SAR Gabungan tak tinggal diam. Sejak Selasa, 2 September 2025, pukul 10.00 pagi, ketika Imanuel terakhir terlihat menyelam, operasi pencarian digelar tanpa henti.

    Memasuki hari ketiga, Sabtu, 6 September 2025, upaya pencarian semakin intensif. Kepala Kantor SAR Pontianak, I Made Junetra, dengan suara yang berat namun penuh tekad, mengungkapkan detail operasi.

    “Aqua Eye dan Echomap Livescope kami kerahkan,” ujarnya. Dua teknologi mutakhir yang biasanya dipakai untuk survei bawah air kini jadi senjata utama dalam misi kemanusiaan.

    Aqua Eye, perangkat pemindai permukaan air berbasis drone dan sensor optik. Echomap Livescope, sonar real-time yang bisa memetakan dasar sungai hingga kedalaman ekstrem. Teknologi canggih, ya. Tapi tetap tak cukup melawan keganasan alam.

    Arus Sungai Kapuas, kata Junetra, tak main-main. Deras. Tak terduga. Dan terus bergerak.

    “Kami perluas area pencarian hingga enam nautical mile ke hilir,” tambahnya. Enam mil laut itu sekitar 11 kilometer dari titik tenggelam.

    Bayangkan mencari satu tubuh manusia di sungai selebar ratusan meter, dengan arus yang terus menghanyutkan, di antara akar, batang kayu, dan endapan lumpur abadi.

    Tapi tim SAR tak menyerah. Mereka tahu, setiap detik berharga. Setiap gelombang bisa membawa petunjuk. Atau justru mengubur harapan.

    “Kami optimalkan hingga hari ketujuh,” tegas Junetra. Regulasi SAR memang memberi batas waktu. Tapi hati manusia? Tak mengenal batas.

    Di balik seragam oranye, di balik peralatan canggih, ada manusia-manusia biasa yang berjuang melawan waktu, cuaca, dan kelelahan.

    Mereka yang tak tidur demi secercah harapan. Mereka yang berdoa sambil memegang sonar. Mereka yang tahu, teknologi bisa gagal tapi tekad tak boleh padam.

  • 6 Remaja Terjebak di Air Terjun Sarasah Barasok Dievakuasi Tim SAR

    6 Remaja Terjebak di Air Terjun Sarasah Barasok Dievakuasi Tim SAR

    GELORA.CO – Insiden menimpa enam remaja yang tengah berwisata di kawasan Air Terjun Sarasah Barasok, Bukit Barisan, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, Jumat (5/9/2025). Salah satu dari mereka, Monica Putri (19), cedera serius setelah berenang, sehingga harus dievakuasi oleh tim SAR gabungan.

    Kejadian bermula saat keenam remaja tersebut menikmati liburan dengan berenang dan bermain air di lokasi wisata alam yang terpencil. Menjelang sore, Monica mengalami cedera yang membuatnya tidak mampu berjalan pulang. 

    Lokasi yang berada di tengah hutan dengan jalur licin serta minimnya sinyal komunikasi memperumit situasi. Ketiadaan jaringan seluler membuat para remaja kesulitan menghubungi keluarga maupun petugas. 

    Salah satu dari mereka berhasil mendapatkan sinyal dan segera menghubungi keluarga, yang kemudian meneruskan laporan ke Basarnas.

    Tim SAR gabungan langsung bergerak ke lokasi dan berhasil menemukan korban sekitar satu setengah jam setelah laporan diterima. 

    Koordinator Pos Basarnas Kabupaten Limapuluh Kota, Roni Nur mengatakan, proses evakuasi cukup menantang karena medan yang sulit dan kondisi korban yang lemah.

    Korban cedera segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Suliki untuk mendapatkan perawatan intensif. Sementara lima rekan lainnya dipulangkan dalam kondisi sehat.

    “Satu orang cedera yang lima lainnya kelelahan dan luka-luka ringan. Kami dari tim SAR gabungan membawa ke RSUD Suliki,” ujar Roni di lokasi

  • Kotak Hitam Helikopter PK-RGH yang Jatuh di Kalsel Ditemukan di Bagian Ekor, Kondisi Hangus
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        5 September 2025

    Kotak Hitam Helikopter PK-RGH yang Jatuh di Kalsel Ditemukan di Bagian Ekor, Kondisi Hangus Regional 5 September 2025

    Kotak Hitam Helikopter PK-RGH yang Jatuh di Kalsel Ditemukan di Bagian Ekor, Kondisi Hangus
    Tim Redaksi
    BANJARMASIN, KOMPAS.com
    – Tim Search and Rescue (SAR) gabungan menemukan kotak hitam helikopter PK-RGH yang jatuh di hutan Kecamatan Meratus, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel).
    Penemuan tersebut terjadi pada hari keempat pencarian, di mana kotak hitam ditemukan menempel pada bagian ekor helikopter.
    Direktur Operasi Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, mengungkapkan bahwa kotak hitam tersebut ditemukan di antara patahan ekor dan badan helikopter pada Kamis siang.
    “Jadi black box itu ditemukan di antara patahan ekor dan badan heli. Masih menempel di situ jadi masih bisa dilepas,” ujar Yudhi dalam konferensi pers di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Banjarmasin, Jumat (5/9/2025).
    Saat ditemukan, kondisi kotak hitam tersebut hangus, diduga akibat kebakaran setelah helikopter jatuh dan menghantam pepohonan.
    “Kita berhasil lepas black box itu pada pukul 15:10. Memang sebagian komponennya terbakar,” ungkap Yudhi.
    Setelah berhasil dilepas dari ekor helikopter, kotak hitam tersebut kemudian dikemas dan dibawa bersamaan dengan jasad korban ke posko lapangan di Mantewe.
    Yudhi menambahkan bahwa kotak hitam telah diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
    Setelah melakukan koordinasi, KNKT memastikan bahwa komponen inti pada kotak hitam masih berfungsi dengan baik.
    “Komponen intinya, tempat data itu masih utuh. Tadi pagi KNKT bilang 99 persen masih bisa dibaca,” pungkas Yudhi.

    Sebelumnya, helikopter PK-RGH milik Eastindo Air dilaporkan hilang kontak di wilayah Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel, pada Senin (1/9/2025).
    Helikopter dengan kode BK 117-D3 tersebut berangkat dari Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam yang terletak di Kabupaten Kotabaru, Kalsel, dengan tujuan Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng).
    Dari waktu keberangkatan hingga dinyatakan hilang kontak, helikopter PK-RGH baru mengudara selama delapan menit.
    Setelah dinyatakan hilang kontak, tim SAR menemukan puing-puing helikopter PK-RGH di tengah hutan Tanah Bumbu dalam keadaan hangus, diduga akibat kebakaran, pada Rabu (3/9/2025).
    Pada pencarian hari ketiga, tim SAR gabungan juga menemukan kotak hitam tak jauh dari badan helikopter.
    Seluruh jasad korban telah berhasil dievakuasi dan saat ini berada di RS Bhayangkara Banjarmasin untuk proses identifikasi lebih lanjut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tragedi Helikopter Jatuh di Hutan Kalsel: Black Box Ditemukan, Operasi SAR Ditutup

    Tragedi Helikopter Jatuh di Hutan Kalsel: Black Box Ditemukan, Operasi SAR Ditutup

    Sebelumnya, Tim SAR mengumpulkan delapan jasad korban kecelakaan Helikopter BK117 D3 milik Estindo Air di hutan Desa Emil Baru, Mentewe, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Kondisi jasad korban beragam, ada yang sudah tidak utuh.

    “Sejak pagi tadi semua jasad sudah terkumpul, semua sudah dibersihkan. Namun ada beberapa jasad yang tidak utuh lagi, bagian tubuh terpotong-potong,” kata Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo di sela operasi pencarian di Desa Emil Baru. Dikutip dari Antara, Kamis (04/09/2025).

    Jasad yang dikumpulkan hari ini sebanyak tujuh orang, sedangkan satu jasad lain telah berhasil dievakuasi kemarin.

    “Kenapa semua jasad belum sampai di posko, tim kesulitan di lapangan karena medan terjal dan cuaca hujan. Tidak bisa cepat-cepat,” ujar Yudhi.

    Kondisi lapangan menjadi tantangan utama bagi tim SAR, sehingga seluruh jasad belum tiba di Posko 3 Desa Emil Baru.

    Tim SAR menargetkan bahwa hari ini semua jasad akan selesai dievakuasi untuk segera dikirim ke RS Bhayangkara Polda Kalsel di Banjarmasin, guna proses identifikasi lebih lanjut.

  • Kapal Pemancing Tenggelam di Sungai Sempayau Kaltim, 3 Orang Ditemukan Tewas 2 Masih Hilang

    Kapal Pemancing Tenggelam di Sungai Sempayau Kaltim, 3 Orang Ditemukan Tewas 2 Masih Hilang

     

    Liputan6.com, Kutai Timur – Kapal pemancing berisi tujuh orang penumpang tenggelam di Sungai Sempayau, Desa Sempayau, Kecamatan Sangkulirang, Kabupaten Kutai Timur, Kaltim. Dari jumlah tersebut, tiga orang ditemukan tewas, dua masih hilang, dan dua orang lainnya selamat. 

    Hingga Kamis (4/9/2025) sore, proses pencarian tim SAR gabungan baru menemukan tiga korban kapal tenggelam dalam kondisi tidak bernyawa.

    Kepala Tim Rescue Pos SAR Sangatta, Iwan Agus, mengungkapkan kapal yang ditumpangi tujuh orang itu karam pada Rabu (3/9/2025) sekitar pukul 18.30 Wita. Diduga kuat kapal tenggelam akibat kebocoran yang terjadi di badan kapal.

    “Pada hari pertama pencarian, tim menemukan tiga korban, yaitu Dernier Dwi Putra (40), Setiawan Palimar (35), dan Ivan Fernanda (24). Sayangnya, ketiganya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” ujar Iwan Agus.

    Jenazah para korban kemudian dievakuasi ke RS Pratama Sangkulirang untuk penanganan lebih lanjut.

    Sementara itu, dua orang lainnya yang masih hilang, yakni Asad Nawawi (24) dan Benekdiktus Rino Renwaren (28), hingga kini masih dalam pencarian.

    Menurut Iwan, proses pencarian korban kapal pemancing tenggelam itu tidak berjalan mudah karena arus sungai yang deras selain juga ditemukan buaya di sekitar lokasi, membuat tim harus ekstra waspada dalam proses pencarian.

    “Situasi di lapangan cukup berisiko, sehingga penyisiran dilakukan dengan hati-hati,” tambahnya.

    Operasi SAR dihentikan sementara pada Kamis pukul 18.00 Wita dan dijadwalkan dilanjutkan pada Jumat (5/9/2025) pagi pukul 07.00 Wita. Hingga saat ini, tim masih berfokus untuk menemukan dua korban yang belum berhasil dievakuasi.

  • Identifikasi 8 Jasad Korban Helikopter PK-RGH Dilakukan di RS Bhayangkara Banjarmasin
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        4 September 2025

    Identifikasi 8 Jasad Korban Helikopter PK-RGH Dilakukan di RS Bhayangkara Banjarmasin Regional 4 September 2025

    Identifikasi 8 Jasad Korban Helikopter PK-RGH Dilakukan di RS Bhayangkara Banjarmasin
    Tim Redaksi
    BANJARMASIN, KOMPAS.com –
    Evakuasi jasad korban jatuhnya helikopter PK-RGH sementara dilakukan oleh tim Search and Rescue (SAR) gabungan di Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel).
    Seluruh jasad korban yang berjumlah 8 orang akan dibawa ke Banjarmasin melalui jalur darat.
    Setibanya di Banjarmasin, seluruh jasad korban akan dilakukan identifikasi di Rumah Sakit Bhayangkara TK III Banjarmasin, Hoegeng Imam Santoso.
    Kepala Bidang Dokter dan Kesehatan (Dokkes) Polda Kalsel, Kombes dr. Muhammad El Yandiko mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan tim identifikasi dengan melalui proses ante mortem dan post mortem.
    Tim terlebih dahulu mengacu pada data ante mortem, yaitu pengumpulan data dari keluarga korban yang meliputi rekam medis, sidik jari, ciri-ciri fisik, serta foto-foto korban semasa hidup.

    Sementara pemeriksaan post mortem akan dilakukan jika kondisi jasad tidak memungkinkan dikenali dari ciri fisik, sehingga harus dilakukan autopsi, sidik jari, sampai pengambilan sampel DNA.
    “Kita di sini memiliki tim
    ante mortem
    yang bertugas mengumpulkan data korban dan ciri khas petunjuk yang nantinya kita butuhkan pada saat korban kita terima dan kita lakukan pemeriksaan post mortem,” ujar El Yandiko kepada wartawan, Kamis (4/9/2025).
    Menurut Yandiko, ante mortem dan post mortem sangat penting untuk mengungkap identitas para korban.
    “Kedua data itu akan digabungkan, dicocokkan oleh tim rekonsiliasi. Kemudian baru kita bisa memberikan hasil identifikasi dari masing-masing korban,” ungkap Yandiko.
    Yandiko menambahkan, lama waktu untuk mengungkap identitas korban tergantung dari kondisi jasad.
    Jika kondisi jasad rusak dan sulit dikenali maka, untuk mengungkap identitasnya diperlukan pemeriksaan sampel DNA.
    “Semakin cepat kita mencocokkan, dan kecocokan itu cepat ditemukan, itu semakin cepat kita menentukan,” pungkasnya.
    Sebelumnya, pada hari ketiga pencarian, helikopter milik Eastindo Air itu ditemukan jatuh di hutan Mantewe dalam kondisi rusak dan terbakar, Rabu (3/9/2025) sore.
    Direktur Operasi Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, menyebut bangkai heli ditemukan tim darat pukul 14.45 Wita di koordinat 03° 5’6” S – 115° 37’39.07” E, sekitar 700 meter dari titik yang diberikan KNKT.
    Tim SAR juga menemukan jasad para korban.
     
    Basarnas menyebut tidak ada tanda-tanda korban selamat dalam peristiwa tersebut.
    Helikopter PK-RGH dilaporkan hilang kontak pada Senin (1/9/2025), sekitar delapan menit setelah lepas landas dari Bandara Gusti Sjamsir Alam, Kotabaru, menuju Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
    Helikopter itu mengangkut delapan orang, terdiri dari pilot, teknisi, serta enam penumpang, termasuk tiga warga negara asing asal Amerika Serikat, India, dan Brasil.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bangkai Helikopter Ditemukan di Hutan Kalsel, 8 Korban Langsung Dibawa ke RS Bhayangkara

    Bangkai Helikopter Ditemukan di Hutan Kalsel, 8 Korban Langsung Dibawa ke RS Bhayangkara

    Liputan6.com, Jakarta – Sebanyak delapan korban jatuhnya helikopter di kawasan hutan sekitar Air Terjun Mandin Damar, Kecamatan Mentewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, telah dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Hoegeng Imam Santoso Polda Kalsel.

    “Diperkirakan korban dievakuasi dan dibawa ke RS Bhayangkara melalui jalur darat dari Kabupaten Tanah Bumbu,” ucap Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Banjarmasin, I Putu Sudayana, saat dikonfirmasi di Banjarmasin, dikutip dari Antara, Kamis (4/9/2025).

    Ia mengatakan korban delapan orang langsung dievakuasi dan dibawa ke RS Bhayangkara melalui jalur darat. “Ia benar dari informasi semua korban dibawa ke Banjarmasin melalui jalur darat dan dibawa ke RS Bhayangkara Polda Kalsel,” kata dia. 

    Sebelumnya, Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo mengatakan tim SAR gabungan menemukan bangkai helikopter di titik 03° 5’6” S – 115° 37’39.07” E, kawasan hutan sekitar Air Terjun Mandin Damar, Kecamatan Mentewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel, Rabu (3/9) siang.

    On Scene Commander (OSC) telah mengerahkan seluruh Search and Rescue Unit (SRU) darat menuju lokasi penemuan untuk memperkuat proses evakuasi.

     

  • Penemuan Bangkai Helikopter Jatuh di Hutan Kalsel: 6 Jasad Terdeteksi, Sisanya Hangus Terbakar

    Penemuan Bangkai Helikopter Jatuh di Hutan Kalsel: 6 Jasad Terdeteksi, Sisanya Hangus Terbakar

    Sebelumnya, helikopter Tipe BK117 D3 milik Estindo Air yang mengangkut delapan penumpang termasuk pilot, mengalami hilang kontak saat terbang di sekitar Mentewe, Tanah Bumbu, Kalsel pada Senin (1/9/2025) sekitar pukul 08.54 Wita.

    Helikopter tersebut membawa delapan orang, terdiri atas seorang pilot, seorang engineer, dan enam penumpang, terdiri dari Capt. Haryanto, Eng Hendra, Mark Werren, Yudi Febrian, Andys Rissa Pasulu, Santha Kumar, Claudine Quito, dan Iboy Irfan Rosa.

    Helikopter dengan rute penerbangan dari Kotabaru (Kalimantan Selatan) menuju Palangka Raya (Kalimantan Tengah) itu sebelumnya dilaporkan Kantor SAR Banjarmasin diperkirakan jatuh di sekitaran Air Terjun Mandin Damar, Kecamatan Mentewe, Kabupaten Tanah Bumbu.

    Tim SAR menyatakan bahwa helikopter tipe BK117 D3 yang hilang kontak di sekitar Air Terjun Mandin Damar, Mantewe, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel), sempat mengeluarkan asap putih dan terbang rendah sebelum akhirnya jatuh di kawasan pegunungan.

      

  • Bangkai Helikopter Ditemukan di Hutan Kalsel, 8 Korban Langsung Dibawa ke RS Bhayangkara

    Kesaksian Warga Saat Pertama Kali Temukan Bangkai Helikopter Jatuh di Hutan Kalsel

    Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo dalam konferensi pers di Banjarbaru, Rabu malam, mengatakan bangkai helikopter ditemukan Tim SAR darat sekitar pukul 14.45 Wita.

    “Satu jasad ditemukan sekitar pukul 15.53 Wita, berjarak 100 meter dari bangkai helikopter. Sedangkan tujuh jasad lain masih dilakukan pencarian,” ujar dia.

    SRU Darat Alpha Team yang dipimpin oleh Adi Maulana (Koordinator Pos SAR Kotabaru) berhasil menemukan reruntuhan badan helikopter di koordinat 03° 5’6” S – 115° 37’39.07” E, sekitar 700 meter dari titik koordinat yang sebelumnya diberikan oleh KNKT.

    “Korban telah dilakukan proses body packing dan siap dievakuasi ke Posko Lapangan,” tutur Yudhi. 

    Helikopter Tipe BK117 D3 milik Estindo Air sebelumnya mengalami hilang kontak saat terbang di sekitar Mentewe, Tanah Bumbu, Provinsi Kalsel pada Senin (1/9) sekitar pukul 08.54 Wita.

    Helikopter tersebut membawa delapan orang, terdiri atas seorang pilot, seorang engineer, dan enam penumpang, yakni Capt. Haryanto, Eng Hendra, Mark Werren, Yudi Febrian, Andys Rissa Pasulu, Santha Kumar, Claudine Quito, dan Iboy Irfan Rosa.