Kementrian Lembaga: Tim SAR

  • 79 Santri Jadi Korban Musala Ambruk di Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, 1 Meninggal Dunia

    79 Santri Jadi Korban Musala Ambruk di Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, 1 Meninggal Dunia

    Sebelumnya, bangunan empat lantai Pondok Pesanteren Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk sekitar pukul 15.35 WIB, Senin (29/09). Sejumlah orang termasuk para santri diduga menjadi korban, terjebak dalam reruntuhan.

    Nanang Sigit P. H, Kepala Kantor SAR Surabaya selaku SAR Mission Coordinator (SMC) mengatakan, kejadian ini bermula saat dilakukan pengecoran di lantai empat sejak  pagi tadi.

    “Diduga pondasi tidak kuat sehingga bangunan dari lantai empat runtuh hingga lantai dasar,” ujarnya.

    Sebanyak 2 Tim Rescue Kantor Basarnas Surabaya yang terdiri dari 13 personil dikerahkan menuju Pondok Pesanteren Al-Khoziny.

    Tim pertama yang tiba segera melakukan assessment awal di lokasi kejadian. Setelah melakukan asessment, tim SAR gabungan mendapati adanya tanda tanda dua korban dalam keadaan selamat dibawah reruntuhan.

    “Jumlah korban semuanya belum diketahui secara pasti,” tegasnya.

    Tim kedua tiba dengan bantuan peralatan tambahan dan tim SAR gabungan langsung melakukan pembukaan akses dengan menggunakan peralatan ekstrikasi. 

    Hingga saat ini tim SAR gabungan masih berupaya untuk membuka akses ke lokasi santri yang tertimpa reruntuhan saat melakukan salat di lantai bawah.

     

  • Bencana di Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo, Musala Ambruk Saat Santri Salat Asar

    Bencana di Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo, Musala Ambruk Saat Santri Salat Asar

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Senin (29/9/2025) menjadi hari yang kelam bagi keluarga besar Lembaga Pesantren Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo. Sebuah tragedi besar terjadi saat musala yang sedang dalam tahap pembangunan ambruk, menimpa ratusan santri yang tengah melaksanakan salat asar berjamaah.

    Petaka ini terjadi di lantai dua musalla, yang dipenuhi oleh santri Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Khoziny, yang tengah beribadah pada waktu kejadian.

    Saat bangunan tersebut ambruk, sejumlah santri yang berada di dalam musala mengalami luka ringan hingga berat, sementara yang lain tertimbun reruntuhan bangunan. Menurut salah satu santri yang selamat, “Memasuki rakaat kedua bagian ujung musala ambruk, lalu merembet ke bagian lain gedung.”

    Beruntung, ia berhasil menyelamatkan diri dan membantu santri lainnya untuk keluar dari reruntuhan. Proses evakuasi segera dilakukan, dengan puluhan santri berhasil dievakuasi menggunakan ambulans dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RT Notopuro Sidoarjo dan RSI Siti Hajar Sidoarjo.

    Petugas kepolisian, BPBD Kabupaten Sidoarjo, dan tim SAR terus berusaha keras untuk menyelamatkan para santri yang masih terjebak di dalam reruntuhan bangunan.

    Belasan mobil ambulans siaga di lokasi kejadian untuk memberikan bantuan medis kepada para korban. Suasana di lokasi sangat haru, dengan keluarga dan pihak terkait yang terus berdatangan, termasuk Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Christian Tobing, dan Bupati Sidoarjo H. Subandi, bersama pejabat lainnya.

    Tragedi ini menyisakan duka mendalam bagi pengasuh Pesantren Al-Khoziny, KH R. Abdussalam Mujib, serta keluarga besar pesantren dan masyarakat Sidoarjo. Sampai saat ini, proses identifikasi dan evakuasi masih berlangsung, dan upaya untuk menyelamatkan korban terus dilakukan. [isa/suf]

  • Mabes Polri Serahkan 2 Anjing K9 untuk Perkuat Tim SAR Polda NTT

    Mabes Polri Serahkan 2 Anjing K9 untuk Perkuat Tim SAR Polda NTT

    Jakarta

    Direktorat Polisi Satwa Korsabhara Baharkam Polri menyerahkan dua ekor K9 dengan spesifikasi Search and Rescue (SAR) kepada Polda Nusa Tenggara Timur (NTT). Penyerahan dua ekor K9 dalam rangka memberi tambahan kekuatan baru dalam upaya penanggulangan bencana.

    Dilansir MediaHub Polri, Senin (29/9/2025), penyerahan dua ekor k9 ini berlangsung di Halaman Mako Ditsabhara Polda NTT pada Senin (29/9/2025). Kabid Humas Polda NTT Kombes Henry Novika hal ini memberi penguatan signifikan bagi tim SAR Polda NTT.

    “Karel dan Felicia akan memperkuat kesiapsiagaan kami dalam menghadapi potensi bencana. Dengan kemampuan SAR, K9 ini akan sangat membantu pencarian dan penyelamatan korban secara cepat,” ujar Henry.

    Di sela acara penyerahan, digelar simulasi singkat pencarian korban tanah longsor oleh tim K9, yang disaksikan oleh Kapolda NTT Irjen Rudi Darmoko bersama para pejabat utama Polda NTT. Dalam simulasi tersebut, dua anjing pelacak K9 bernama Karel dan Felicia memperlihatkan keterampilan mendeteksi keberadaan korban di bawah reruntuhan.

    “Polri hadir bukan saja menjaga keamanan, tetapi juga memberi pertolongan saat bencana. Kehadiran K9 adalah wujud nyata kepedulian itu,” jelas Henry.

    Dengan penambahan dua K9 SAR ini, Polda NTT optimistis dapat lebih cepat, tepat, dan tanggap dalam setiap upaya penyelamatan korban bencana di wilayah Nusa Tenggara Timur.

    Iptu Erasnus Hermi Talaperuw menuturkan, warga bahkan menggelar acara perpisahan khusus bagi tim K9. “Selama bertugas, warga begitu menghargai kehadiran tim K9. Mereka bahkan membuat acara perpisahan, sesuatu yang belum pernah kami alami sebelumnya. Itu bukti betapa besar apresiasi masyarakat terhadap Polri,” ungkapnya.

    (aud/idn)

  • Dua Perempuan Ditemukan Tewas Tenggelam di Pantai Belitung Timur, 1 Masih Dicari
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        29 September 2025

    Dua Perempuan Ditemukan Tewas Tenggelam di Pantai Belitung Timur, 1 Masih Dicari Regional 29 September 2025

    Dua Perempuan Ditemukan Tewas Tenggelam di Pantai Belitung Timur, 1 Masih Dicari
    Tim Redaksi
    BELITUNG, KOMPAS.com
    – Dua remaja perempuan tewas tenggelam dan satu lainnya masih dalam pencarian di Pantai Menara Manggar, Belitung Timur, Bangka Belitung, Minggu (28/9/2025).
    Kepala Kantor SAR Pangkalpinang I Made Oka Astawa mengonfirmasi bahwa dua remaja, MR (17) dan SH (11), meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit.
    “Satu lainnya yang juga perempuan, ZA (11), diduga terseret ombak dan masih dalam pencarian,” kata Oka Minggu malam.
    Oka menjelaskan, peristiwa bermula saat empat remaja perempuan berenang di Pantai Menara Manggar sekitar pukul 17.00 WIB.
    Mereka merupakan warga lokal yang diketahui berdomisili di Desa Baru, Manggar.
    “Pada saat berenang, mereka terseret arus. Satu atas nama AR (17) berhasil selamat ke pantai. Dua ditemukan warga, tetapi akhirnya meninggal, dan satu masih dicari,” jelas Oka.
    Saat kejadian, kondisi ombak disertai arus yang kuat dan angin kencang.
    Tim gabungan melanjutkan pencarian pada Senin (29/9/2025) pagi menggunakan sejumlah speed boat.
    Tim SAR gabungan didukung oleh Rescuer Pos SAR Beltim, TNI AL, Ditpolairud, Satpolair Polres Beltim, Polsek Manggar, BPBD, dan Tagana.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tersesat Berjam-jam di Gunung Gede, Dua Pendaki Remaja Ditemukan Tertidur di Bawah Pohon Puspa

    Tersesat Berjam-jam di Gunung Gede, Dua Pendaki Remaja Ditemukan Tertidur di Bawah Pohon Puspa

    Liputan6.com, Jakarta – Drama pencarian dua pendaki remaja, Darel dan Amar (15 tahun), berakhir setelah keduanya berhasil ditemukan tim SAR gabungan usai tersesat selama berjam-jam di Gunung Gede, Sukabumi.

    Keduanya mulai mendaki pada Sabtu (27/9/2025) dini hari melalui Jalur Selabintana dan nekat masuk melalui jalur terlarang (ilegal), yang disinyalir menjadi penyebab utama mereka kehilangan arah.

    Kedua pelajar SMK ini memulai pendakian pada pukul 00.00 WIB. Pihak keluarga yang khawatir karena tidak kunjung mendapat kabar, segera melapor ke Kantor Resort Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Selabintana pada sore harinya. 

    Laporan ini didapat setelah kekasih Darel sempat berkomunikasi dengan korban saat sinyal masih ada.

    Menurut Adji, relawan dari Volunteer Panthera, tim gabungan yang terdiri dari relawan, petugas TNGGP, dan keluarga, langsung memulai operasi pencarian sekitar pukul 19.00 WIB.

    Setelah melakukan penyisiran intensif selama beberapa jam, Darel dan Amar akhirnya ditemukan sekitar pukul 22.30 WIB. 

    Keduanya ditemukan dalam kondisi tertidur pulas di bawah satu-satunya pohon puspa terbesar di area sebelum Simpang Gondrong. 

    “Ketemu dalam kondisi tidur dengan kondisi aman,” jelas Adji, dalam keterangannya Minggu (28/9/2025).

     

  • Basarnas Kerahkan Helikopter dan Jet Ski Cari WNA Inggris yang Tenggelam di Pantai Legian Bali
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        25 September 2025

    Basarnas Kerahkan Helikopter dan Jet Ski Cari WNA Inggris yang Tenggelam di Pantai Legian Bali Surabaya 25 September 2025

    Basarnas Kerahkan Helikopter dan Jet Ski Cari WNA Inggris yang Tenggelam di Pantai Legian Bali
    Editor
    MANGUPURA, KOMPAS.com
    – Basarnas mengerahkan tim dengan helikopter dan jet ski untuk mencari seorang Warga Negara Asing (WNA) asal Inggris yang terseret arus saat berenang di Pantai Legian, Bali, Rabu (24/9/2025).
    Mulanya korban bersama dua rekan lainnya berenang di sekitar bendera merah.
    Sempat diberikan peringatan oleh petugas penjaga pantai agar keluar dari laut.
    Dua orang berhasil keluar, namun nahas Harrison Edward Nada Kontounas (23) terhantam gelombang hingga terseret arus dan tenggelam.
    “Kami terima laporan pada pukul 18.40 Wita, adanya WNA yang tenggelam dari Bapak Ipel, Balawista Kuta. Selanjutnya diberangkatkan lima personel ke lokasi,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, I Nyoman Sidakarya.
    Ia menambahkan bahwa pencarian malam ini dilakukan dengan menyisiri sepanjang bibir pantai dan tidak memungkinkan menurunkan Alut SAR untuk penyisiran di perairan.
    “Langkah awal kita koordinasi dengan saksi dan unsur SAR lainnya, apabila besok pagi tidak ditemukan maka sudah bisa menentukan rencana pergerakan selanjutnya,” imbuhnya.
    Sesuai dengan data yang tercatat dari BMKG perkiraan cuaca malam ini cerah berawan dengan kecepatan angin 5 hingga 36 Km/jam, arahnya dari timur ke selatan.
    “Kecepatan angin di atas 30 sampai 39 Km/jam bisa dikategorikan kencang, itu berpengaruh pada kondisi di perairan, maka diimbau agar berhati-hati apabila beraktivitas di luar ruang, termasuk wisata di Pantai,” jelas Sidakarya.
    Penyisiran darat dilakukan ke arah selatan dan utara hingga pukul 22.00 Wita dengan hasil masih nihil.
    Sementara itu, pencarian pada hari kedua terhadap WNA yang terseret arus di Pantai Legian, Kamis (25/9).
    Tim SAR (Basarnas Bali) kembali menurunkan dua tim.
    Tim Search Rescue Unit (SRU) 1 diarahkan menuju Pantai Legian lokasi di mana korban tenggelam, sementara tim SRU lainnya menyisir Pantai Kelan dengan menggunakan Rubber Boat.
    Tim SRU juga mengerahan jetski dan SRU udara.
    “Peralatan laut yg kita kerahkan rubber boat, jetski balawista, Basarnas dan Polair dan unsur udara dari SGI Air Bali,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, I Nyoman Sidakarya.
    Ia juga mengutarakan kendala yang dihadapi di lokasi selama proses pencarian di antaranya gelombang di seputaran lokasi setinggi 1 hingga 2,5 meter.
    SRU laut rubber boat menyisir seluas 15 NM2 dan SRU jetski mencari di area berbeda seluas 15 NM2.
    Sementara itu pemantauan di udara dengan menggunakan drone thermal dan penyisiran SRU darat di seputaran pantai.
    Sejak pagi rubber boat telah bergerak dari Pantai Kelan pada pukul 07.15 Wita dan menyusul jetski sekitar pukul 07.45 Wita dari Pantai Legian (lokasi korban temggelam).
    Dari hasil koordinasi dengan pihak SGI Air Bali, selanjutnya diterbangkan 1 heli tipe Bell 407 GXP Registration PK-ZGI.
    Pada pukul 12.15 Wita take off dari hanggar di Benoa, dengan Crew on Board 1 pilot, Kasi Operasi dan Siaga Basarnas Bali, dan 2 orang rescuer.
    Sampai dengan saat ini tim SAR gabungan belum berhasil menemukan tanda-tanda keberadaan korban.
    Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul
    Basarnas Kerahkan 2 Tim SRU, Jet Ski dan Helikopter Cari WNA Inggris Tenggelam di Pantai Legian Bali
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3 Hari Pencarian, Wisatawan Asal Jakarta Ditemukan Meninggal Tenggelam di Pantai Wisata Sukabumi

    3 Hari Pencarian, Wisatawan Asal Jakarta Ditemukan Meninggal Tenggelam di Pantai Wisata Sukabumi

    Liputan6.com, Sukabumi – Upaya pencarian terhadap Awwal Salas Al Faruq (20), seorang wisatawan asal Jakarta yang tenggelam di Pantai Wisata Kebon Kalapa Sukabumi, Jawa Barat (Jabar) akhirnya membuahkan hasil.

    Jasad korban wisatawan itu ditemukan dalam kondisi meninggal dunia oleh tim SAR gabungan pada Selasa 23 September 2025.

    Korban dilaporkan terseret arus ke tengah laut saat berenang pada Minggu 21 September 2025 sekitar pukul 10.30 WIB. Kejadian tragis ini terjadi di Pantai Wisata Kebon Kalapa, yang terletak di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

    Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Jakarta, Akhmad Rizkiansah, menjelaskan kronologi diterimanya laporan mengenai insiden ini.

    “Pada hari Minggu 21 September 2025 pukul 12.30 WIB, kami mendapatkan info dari anggota Polair Polres Sukabumi,” ujar Akhmad, Selasa 23 September 2025.

    Mendapat laporan tersebut, tim langsung bergerak cepat melakukan pencarian korban. Setelah pencarian intensif selama tiga hari, jasad Awwal Salas Al Faruq akhirnya ditemukan.

    “Alhamdulillah, di hari ketiga tadi pagi pukul 06.43 WIB, kami menemukan korban dalam kondisi meninggal dunia,” tutur Akhmad.

    Jasad korban ditemukan pada pukul 06.43 WIB di sekitar perairan Pantai Cimaja. Korban ditemukan dalam kondisi terapung dan tertelungkup di atas permukaan air, dengan radius 3 mil laut (Nautical Miles) dari lokasi kejadian awal. Setelah ditemukan, jasad korban segera dievakuasi.

    “Korban langsung dibawa dan dievakuasi menuju ke RSUD Palabuhanratu untuk kemudian kita serahkan kepada pihak keluarga,” kata Akhmad.

     

    Jasad Nelayan Korban Perahu Terbalik di Laut Selatan Kebumen Ditemukan Mengapung

  • Dua Penjala Ikan Terseret Arus di Sungai Rolag Surabaya, Satu Ditemukan Tewas

    Dua Penjala Ikan Terseret Arus di Sungai Rolag Surabaya, Satu Ditemukan Tewas

    Surabaya (beritajatim.com) – Dua orang pria penjala ikan bernama Sumarno (25) dan Galang (35), dilaporkan hilang tenggelam terseret arus saat hendak menebar jala di Sungai Rolag Gunungsari, Surabaya, pada Senin (22/9/2025) siang.

    Kejadian tenggelamnya para penjala ikan ini dilaporkan oleh rekan mereka, Suedy Rahayu (30), yang menunggu di daratan. Peristiwa terjadi sekitar pukul 11.00 WIB.

    “Mereka berdua bermaksud memeriksa kedalaman sungai ke titik tengah area pondasi kolong jembatan Tol Gunungsari (dengan berenang). Di situ nanti rencananya akan dilempar jaring, namun mereka tiba-tiba hilang,” kata Suedy, Senin (22/9/2025).

    Laporan peristiwa orang tenggelam ini kemudian direspon oleh Tim SAR Gabungan, BPBD dan Kantor Basarnas Surabaya dengan dilakukan pencarian.

    Setelah dilakukan pencarian hingga pukul 13.30 WIB, satu korban bernama Sumarno (25) ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia.

    Kapolsek Wiyung, Kompol Slamet Agus Sumbono mengatakan bahwa identifikasi korban tenggelam dan yang ditemukan meninggal dunia adalah Sumarno (25). Ia merupakan warga Blora, Jawa Tengah, yang baru pertama kali mencari ikan di sungai Rolag Gunungsari. “Penemuan dari Tim SAR tidak jauh dari lokasi kejadian (sekitar 5 meter dari tempat tenggelam),” kata Kompol Slamet.

    Slamet menjelaskan, korban meninggal dunia kemudian dievakuasi ke kamar jenazah RS Bhayangkara. Sementara untuk satu korban tenggelam lain, Galang (35), masih dilakukan pencarian. “Korban meninggal dibawa ke Rumah Sakit (Bhayangkara) Polda Jatim. Untuk korban satunya, pencarian masih berlanjut,” ucapnya. (rma/kun)

  • Dua Wisatawan Tenggelam di Danau Toba Ditemukan Tewas di Kedalaman 7 Meter
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        22 September 2025

    Dua Wisatawan Tenggelam di Danau Toba Ditemukan Tewas di Kedalaman 7 Meter Medan 22 September 2025

    Dua Wisatawan Tenggelam di Danau Toba Ditemukan Tewas di Kedalaman 7 Meter
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Dua wisatawan Danau Toba yang tenggelam di area Tano Ponggol, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, telah ditemukan pada Senin (22/9/2025) pukul 09.40 WIB.
    Namun, keduanya sudah meninggal dunia.
    Jenazah pertama ditemukan, yaitu Owen Siregar (21), warga Garoga, Kabupaten Tapanuli Utara, pada pukul 09.40 WIB, dan jenazah kedua, Jenry Pardede (26), warga Lumban Julu, Balige, Kabupaten Toba, pada pukul 09.50 WIB.
    “Keduanya ditemukan di kedalaman 5 sampai 7 meter,” kata Koordinator Basarnas Pos Parapat, Erikson Gultom, kepada Kompas.com saat dihubungi melalui telepon seluler, Senin (22/9/2025).
    Dia mengatakan, jenazah sudah diserahkan kepada keluarga masing-masing setelah dibawa ke rumah sakit terdekat di Kecamatan Pangururan.
    Sebelumnya diberitakan, kedua wisatawan itu tenggelam pada Sabtu (20/9/2025).
    Tim SAR Pos Parapat melakukan pencarian hingga hari Minggu (21/9/2025), tetapi belum berhasil ditemukan.
    Sehari kemudian, tim baru dapat mengevakuasi Owen dan Jenry.
    Erikson Gultom menjelaskan, tim melakukan pencarian menggunakan sonar yang ada di kapal dan drone thermal.
    Saat ini, kata dia, proses pencarian di dasar air dilakukan dengan penyelaman.
    Posisi korban terakhir terlihat oleh saksi sekitar 4-8 meter dari bibir pantai.
    “Korban merupakan wisatawan dari Balige dan Tapanuli Utara,” tutur Erikson.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2 Pelajar Tenggelam di Sungai Cisadane Ditemukan Tewas Berpelukan

    2 Pelajar Tenggelam di Sungai Cisadane Ditemukan Tewas Berpelukan

    Jakarta

    Dua pelajar FI (14) dan RA (14) tewas tenggelam dan ditemukan dalam kondisi berpelukan di Sungai Cisadane, Kota Bogor. Kejadian berawal ketika kedua korban berenang dan disaksikan tiga temannya.

    “Untuk kronologisnya seperti disampaikan di awal, awalnya ada lima sekawan sedang bermain. Nah dua ananda kita ini (FI dan RA) berenang, mulai dari ujung ke ujung lagi, kembali lagi, kembali lagi, tapi pas mau kembali lagi dari ujung, ya qodarullah mungkin kondisinya lemas (kemudian tenggelam),” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor Dimas Tiko, Jumat (19/9/2025) malam.

    Satu dari tiga teman kedua korban, kata Dimas, sempat menceburkan diri untuk menolong FI dan RA yang tenggelam. Akan tetapi kedua korban terus tenggelam, karena teman yang menolongnya tidak kuat mengangkat akibat lemas.

    “Satu orang temannya sempat berenang menolong korban, tetapi terlepas karena tidak kuat. Kemudian dua teman lainnya mengambil batang bambu untuk menolong, tetapi kedua korban sudah tidak terlihat (tenggelam,red),” kata Dimas.

    “Akhirnya mereka bertiga meminta tolong kepada warga,” lanjutnya.

    Tim BPBD Kota Bogor, kata Dimas, menerima laporan sekitar pukul 17.00 WIB. Tim SAR gabungan langsung melakukan pencarian, mulai dari pemantauan visual, pemasangan jaring, hingga penyelaman meskipun kondisi gelap karena malam hari.

    “Sementara malam ini kita coba lakukan penyelaman terbatas karena memang kondisi di lokasi tidak terlalu memungkinkan, tetapi yang pasti selain kita lakukan visualisasi kita juga pasang jaring di lokasi lokasi terdekat,” kata Dimas.

    Ditemukan Tewas Berpelukan

    Sekitar pukul 20.20 WIB atau sekitar 4 jam setelah kejadian, tim penyelam dari SAR gabunga menemukan kedua korban dalam kondisi meninggal dunia pada kedalaman tiga meter. Kedua korban ditemukan sedang berpelukan di dasar sungai.

    “Pada pukul 20.20 WIB dua korban ananda Raja (RA) dan Fikar (FI) berhasil dievakuasi oleh tim penyelamatan dukungan, baik potensi SAR dari Kota dan Kabupaten Bogor. Saat ini kedua korban diantarkan ke rumahnya masing-masing,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor Dimas Tiko, Jumat (19/9/2025) malam.

    Jasad FI dan RA ditemukan tim yang melakukan penyelaman pada kedalaman 3 meter di tengah aliran Sungai Cisadane. Kedua korban ditemukan sedang berpelukan di dasar sungai.

    “Kedua korban ditemukan penyelam dalam kondisi berpelukan, kedalamannya tiga meter. Kondisinya sedang (berpelukan), ya mungkin saat kejadian sedang saling tolong menolong, mereka berpelukan. Tim evakuasi mengangkat mereka bersamaan,” kata Dimas.

    (sol/azh)